"Lancang sekali tangan anda menyentuh Nyonya kami! Atau ingin tangan anda aku patahkan?"Nathalie terkejut, dia menoleh dan melihat seorang wanita dengan seragam pelayan melotot padanya. Tapi belum sempat Nathalie mengatakan apapun, tangannya sudah ditarik oleh pelayan wanita itu."Jaga sikap anda atau tangan anda akan segera patah!" Pelayan wanita itu membentak Nathalie."He, kamu! Berani ya? Memang kamu belum kenal siapa aku?" Nathalie dengan angkuh mengenalkan dirinya pada pelayan wanita itu."Tidak peduli siapa anda, selama anda kurang ajar pada Nyonya kami, maka kami tidak akan tinggal diam!"Nathalie menoleh pada Amala, dia merasa heran. Siapa para pelayan ini, kenapa terus menyebutkan Amala sebagai Nyonya Mereka?"Memang dia siapa?" Nathalie tidak tahan dan bertanya."Sudah ku katakan, dia Nyonya kami!" Nathalie tertawa cukup keras. Dia menoleh pada Amala. "Tidak kusangka, kamu menyewa mereka dan berpura-pura menjadi Nyonya hanya untuk mengelabui orang lain. Amala, kamu benar-
Bukan hanya Nathalie saja yang terkejut. Tapi Sabrina, Kenan dan juga Khale. Jika Khale, dia sudah menduga kalau Nathan akan membawa Amala, meskipun belum terlalu yakin. Tapi nyatanya Nathan benar-benar membawa Amala. Khale menoleh pada Nathalie saat Istrinya itu menyenggol lengannya."Tuan Nathan membawa Amala?" Bisik Nathalie. Khale hanya mengangguk.Pemikiran mereka berdua sama, sempat heran dengan keberanian Nathan menunjukan hubungan mereka pada publik. Benarkah Nathan telah siap, jika publik mengetahui hubungan mereka? Nathalie maupun Khale sempat meragukan itu, apalagi mengingat status Amala yang hanya seorang wanita beranak satu.Tapi Sabrina dan Kenan yang belum tahu apa-apa nampak terkejut dan bertanya-tanya, kenapa Presiden Alazka datang dengan mesra bersama Amala? Apa hubungan Mereka?Sementara orang-orang juga terkejut. Tapi mereka menyambut dengan tepuk tangan yang gegap gempita."Oh, presiden Alazka datang dengan seorang wanita?""Wah, wah, wah! Sepertinya mereka adala
Saat sudah sampai di rumah, Amala masuk terlebih dahulu ke kamar, sementara Nathan ke ruangan kerja sebentar. Setelah dia kembali ke kamar, dia melihat Amala murung di atas tempat tidur. Pakaiannya sudah berganti. Tadi saat di pesta wajahnya terlihat puas karena bisa melihat wajah pucat dari Sabrina dan Kenan. Tapi kenapa sekarang menjadi murung?Nathan pemasaran apa yang membuat Amala menjadi seperti itu. Tapi dia tidak langsung bertanya. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dahulu dan berganti. Kemudian dia melangkah dan naik ke atas ranjang."Apa yang kamu pikirkan? Apakah masih memikirkan tentang mereka?"Amala menoleh, dia menatap wajah tampan milik pria di sampingnya itu."Nath, kenapa kamu memberi tahu orang lain tentang Pernikahan kita? Apa kamu tidak takut itu akan mempengaruhi nama baikmu? Jika orang lain tau, kalau aku hanya wanita buangan dari keluarga Anderson,"Nathan menutup mulut Amala dengan jari telunjuknya agar dia tidak melanjutkan ucapannya."Kamu me
Amala menatap Nathan, dia meneliti dari ujung kaki hingga rambut."Jadi, kamu pria remaja itu?"Nathan mendekat, "Kamu, adalah gadis kecil yang aku jaga itu?"Dua orang ini kini saling menatap dengan jarak begitu dekat. Nathan mengulurkan tangannya, memegangi kedua pipi Amala. Tangannya gemetaran menahan sesuatu yang rasanya ingin meledak di dalam dadanya.Dia kemudian tertawa kecil, lalu tersenyum, dan tertawa kecil kembali. Menggeleng-gelengkan kepalanya tanda seperti tidak percaya dengan kenyataan ini."Ya Tuhan, Amala. Jadi kamu,"Sesaat Amala seperti linglung, kedua matanya nampak berkaca-kaca, kemudian dia memeluk Nathan dengan sangat cepat. Tangisnya pecah di dada pria itu."Nathan! Kamu, kamu pria remaja yang telah menyelamatkan aku dari sekapan para penculik itu? Kamu pemilik kalung giok yang terus aku cari selama ini. Hiks.. hiks.. huhu.."Amala menangis keras, tubuhnya sampai terguncang karena kerasnya menangis. Selama bersama wanita ini bahkan Nathan belum pernah mendengar
Saat ini Kenzi masih menjadi pendengar yang baik untuk Nathan. Mendengar cerita tentang Gadis kecil pemilik jepit rambut kupu-kupu itu. Hati Kenzi merasa tidak nyaman, pikirannya malah khawatir pada Amala."Kamu tahu Kenzi, siapa gadis kecil itu?" Nathan berkata dengan pelan pada Kenzi, tapi kedua matanya dipenuhi dengan senyuman.Kenzi hanya menggeleng. Rasanya dia sangat berat untuk mendengar kalimat lanjutan tentang gadis kecil itu dari mulut bosnya."Kamu tidak akan percaya jika mengetahuinya."Kenzi semakin malas untuk mendengar lanjutan cerita Nathan, tapi hatinya juga sedikit penasaran. "Siapa memangnya? Apakah Erin?" Nathan langsung memukul kepala Kenzi. "Kenapa bisa Erin? Dia sejak kecil bersama kita, bagaimana bisa dia disekap bersamaku oleh penculik?"Kenzi tertawa lucu dengan menggaruk kepalanya. "Lalu siapa?"Saat ini Nathan menatap serius Kenzi, "Dia adalah Amala."Mata Kenzi membulat sempurna. "A,Apa?""Iya, Gadis kecil pemilik jepit rambut kupu-kupu itu adalah Amala.
Saat ini Tuan Besar Lazka muncul dan tertawa terbahak."Putramu sangat nakal, dia memaksa untuk datang kemari. Oh, ya, mana Amala? Coba telpon dia untuk datang kemari. Katakan jika putranya sedang ada disini."Nathalie membeku, melihat pemandangan di depannya itu. Anak laki-laki kecil yang ada di gendongan Nathan Alazka saat ini, Nathalie bukan tidak dapat mengingat, jelas anak kecil ini adalah putra Amala. Lalu kenapa Tuan Besar Lazka berkata demikian? Dia gemetaran sekarang, saat paham jika Tuan Besar mengatakan Putramu pada Nathan barusan. Jadi?Tapi dia belum sepenuhnya percaya. Masa iya putra Amala adalah anak dari Nathan Alazka? Tiba-tiba Glen menoleh padanya dan kemudian bertanya pada ayahnya."Ayah, bukankah Bibi ini adalah orang yang pernah membuat Mama bersedih? Kenapa dia ada disini? Apa Ayah sekarang berteman dengannya?""Oh, Bibi ini bukan teman ayah. Bibi ini kemari karena ada urusan penting dengan ayah." Nathan menjawab."Oh, urusan? Tapi bukan untuk berbuat jahat p
.Sore ini, Nathan dan Amala akan pulang terlebih dahulu ke rumah utama keluarga Alazka karena permintaan Tuan Besar. Mereka tidak bisa menolak, apalagi Glen terus menggelayut di lengan Nathan. Amala juga masih sangat merindukan Glen."Baiklah, aku akan menelpon Nura dahulu untuk mengatakan jika aku pulang lebih awal." Amala berkata. Tadi dia bahkan belum sempat berpamitan pada Nura karena terburu-buru kemari.Amala kemudian berdiri dan menjauh dari sana. Tuan besar menatap punggung Amala dan bertanya pada Nathan. "Apakah dia masih bekerja pada Wilan? Apa tidak seharusnya kamu menyuruhnya berhenti saja, dia pasti sangat canggung bekerja disana. Apalagi Wilan sudah mendengar tentang pernikahan kalian."Nathan mendesah kasar, "Saat ini Amala mewakili Perusahaan Dexon untuk menjadi Desainer sementara di Perusahaan Larw."Mendengar ucapan Nathan Tuan Besar Lazka mendelik seketika. "Larw?""Iya, ada apa?" Nathan sempat aneh saat melihat ekspresi terkejut dari sang Kakek. Lalu wajah terkejut
Saat ingin melangkah, Amala menahan kakinya. "Nath, aku takut. Apa yang ingin dibicarakan Kakek padaku?" Dia menoleh kembali pada Nathan. "Tidak apa-apa. Pergilah, pasti ada sesuatu yang penting yang ingin Kakek bicarakan. Tidak perlu takut. Kakek itu menyukaimu."Amala merengut, "Mana ada. Kakek itu tidak menyukaiku. Dia hanya menyukai Glen saja."Nathan menghela nafas, menepuk lembut lengan Amala kemudian membawanya melangkah menuju ruangan Kakek. Dia berhenti di depan pintu."Masuklah. Semua akan baik-baik saja." Nathan berdiri disana, Amala dengan pelan mengetuk pintu dan masuk setelah mendengar jawaban dari dalam.Dia bisa melihat, punggung Tuan Besar yang sedang duduk membelakangi Meja."Tuan Besar." Dengan nada ragu-ragu, Amala menyapa.Nampak Kakek memutar kursinya dan kini menghadap ke arah Amala yang menundukkan wajahnya."Duduklah." Kakek memberi perintah. Tapi Amala masih belum bergerak."Hei.. Kamu tidak mendengarku?" Amala semakin gugup, kemudian cepat mengangguk dan m