Beranda / CEO / Anak Jenius Milik Sang Presdir / Bab 52. Menginap saja di sini.

Share

Bab 52. Menginap saja di sini.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat ingin melangkah, Amala menahan kakinya. "Nath, aku takut. Apa yang ingin dibicarakan Kakek padaku?" Dia menoleh kembali pada Nathan.

"Tidak apa-apa. Pergilah, pasti ada sesuatu yang penting yang ingin Kakek bicarakan. Tidak perlu takut. Kakek itu menyukaimu."

Amala merengut, "Mana ada. Kakek itu tidak menyukaiku. Dia hanya menyukai Glen saja."

Nathan menghela nafas, menepuk lembut lengan Amala kemudian membawanya melangkah menuju ruangan Kakek. Dia berhenti di depan pintu.

"Masuklah. Semua akan baik-baik saja." Nathan berdiri disana, Amala dengan pelan mengetuk pintu dan masuk setelah mendengar jawaban dari dalam.

Dia bisa melihat, punggung Tuan Besar yang sedang duduk membelakangi Meja.

"Tuan Besar." Dengan nada ragu-ragu, Amala menyapa.

Nampak Kakek memutar kursinya dan kini menghadap ke arah Amala yang menundukkan wajahnya.

"Duduklah." Kakek memberi perintah. Tapi Amala masih belum bergerak.

"Hei.. Kamu tidak mendengarku?"

Amala semakin gugup, kemudian cepat mengangguk dan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 53. Jangan-jangan Amala menjebak Nathan.

    Nathan ingin tertawa, dia tahu jika Amala saat ini sangat gugup. Meskipun kepalanya mengangguk, tapi hatinya belum sepenuh hati. Itu terbukti saat Nathan mulai meraba pinggangnya. Suhu badan Amala tiba-tiba menjadi sangat dingin dan dia gemetaran.Nathan tersenyum melihat itu, kemudian mengecup singkat bibir mungil Amala."Aku sudah berjanji tidak akan melakukannya jika kamu belum sepenuhnya siap. Jadi jangan khawatir. Kita tidak akan melakukannya sekarang."Amala mendongak, menatap wajah Nathan. Dia sungguh merasa bersalah. "Tapi bagaimana dengan Kakek?""Hanya ada satu cara." Nathan langsung menarik tubuh Amala hingga terjatuh ke kasur. Nathan segera berada di atasnya.Kedua pasang mata mereka kita saling menatap. Jantung Amala kali ini benar benar berdegup sangat kencang."Aku mencintaimu, Amala. Tidak peduli bagaimana cara kita bertemu. Dan suatu saat, aku ingin kamu juga mengatakan itu padaku." Tangan Nathan merambat ke leher Amala dan menyikap rambutmya.Nathan mendaratkan bibir

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 54. Kehilangan muka.

    Di dalam kamar, terdengar dua orang sedang bertengkar kecil dengan diselingi tawa kecil yang menandakan jika pasangan yang sedang bertengkar karena bahagia."Nath, jangan seperti ini. Aku malu." Amala menarik rambut panjang yang telah diikat oleh Nathan dengan sebuat ikat rambut kupu-kupu. Amala juga melebarkan rambutnya ke depan, sengaja untuk menutupi bagian lehernya yang punya banyak bekas kecupan Nathan semalam.Nathan malah berusaha menahan tawanya sampai bahunya terlihat berguncang."Biarkan saja diikat. Jika begitu, bagaimana Kakek akan melihat bukti dari kita?" Amala memajukan bibirnya, "Iya Kakek, lalu jika Glen melihat bagaimana? Dia tidak mungkin tidak akan bertanya. Anak itu sangat peka." Protes Amala.Nathan kembali tertawa. Kali ini dia tidak bisa menahannya. "Aku akan menjelaskan padanya."Amala melotot, "Menjelaskan apa?""Ayo, sudahlah. Kakek sudah menunggu kita untuk sarapan. Aku harus segera berangkat ke kantor.""Iya aku tahu. Tapi aku malu Nath," balas Amala deng

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 55. Nathalie akan segera berakhir

    Kantor Group Dexon.Nathalie sudah pergi dari ruangan tamu. Wilan menatap punggung bekas sahabat Amala itu. Pada saat ini dia mulai curiga pada Amala. Tetapi tiba-tiba dia teringat bagaimana pertamanya dia tahu jika Glen adalah anak kandung Nathan. Bukan Amala yang memberitahunya, tetapi Nathan sendiri yang langsung memberitahunya. Bahkan Nathan mengatakan jika mengetahui jika Glen adalah putranya karena sebuah tes DNA.Wilan mendadak terkejut sendiri dengan ingatan ini. Dia hampir berburuk sangka pada Amala. Dia tidak bisa seperti ini. Tidak boleh mencurigai Amala. Meskipun ada kekecewaan dalam hatinya. Semua itu bukan salah Amala. Amala tidak tahu apa-apa.Dia memang merasa sedih, karena Nathan telah menikahi Amala. Tapi itu semua sudah ia anggap sebagai takdir mereka. Wilan memang menyukai Nathan, dia pernah berharap. Tapi dia tidak ambisi. Jadi baginya ini bukan lah suatu masalah yang harus dianggap membuatnya kecewa.Pada akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Amala. Berniat m

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 56. Cinta pertamaku adalah Suamiku

    Saat ini Khale sudah mengendarai mobilnya untuk kembali ke Grup Larw. Sepanjang perjalanan pikirannya sungguh sangat runyam.Sampai detik ini Khale masih seperti bermimpi, seperti belum percaya jika selama ini dia telah hidup dengan orang-orang yang begitu kejam.Ibu yang ia sangat hormati, Nathalie yang dianggapnya sebagai wanita terbaik dalam hidupnya. Yang datang tepat waktu mengobati luka hatinya dan bahkan sanggup setia menunggu hingga ia bisa jatuh cinta padanya.Semua itu ternyata hanyalah omong kosong!'Amala.' mulutnya mendesis menyebut nama Amala. Dia merasa sangat berdosa. Amala disini adalah korban kejahatan Nathalie dan kedua orang tuanya. Lalu dirinya? Dia justru menjadi salah satu orang jahat yang ikut andil dalam menindas Amala. Memikirkan ini Khale seperti tidak dapat menatap dunia rasanya. Hatinya terasa hancur berkeping-keping.Khale menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia meninju stir mobil, membenturkan kepalanya beberapa kali sambil berteriak.Setelah sekian

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 57. Nathalie hamil

    Saat Amala sedang menimbang, Wilan datang menghampiri mereka. Dia melirik Khale yang berdiri disamping meja.Melihat Wilan datang Amala berdiri untuk menyambut. "Wilan. Kamu sudah datang? Mari duduk." Amala menarik kursi untuk Wilan."Maaf, aku terlambat." Wilan menjawab sambil duduk."Tidak apa, aku juga baru saja datang."Wilan melihat Khale dan bertanya. "Ada Tuan Khale juga disini. Apakah kalian juga ada janji makan siang?" Amala merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Wilan. Khale juga merasa seperti itu, dia langsung menjawab."Tidak. Aku sengaja yang mengikuti Amala. Tadi ada hal yang terlupa untuk ku bahas. Jadi aku menyusulnya kemari. Tetapi berhubung sepertinya kalian ada janji ketemuan, jadi aku akan permisi saja." Selesai bicara Khale memutar badannya. Tapi Wilan memanggilnya."Tuan Khale, tunggu sebentar. Sepertinya aku juga perlu mengajak anda bicara. Kebetulan anda disini, jadi mari kita duduk dan bicara bertiga."Pada akhirnya, Khale menarik kursi dan duduk.Amala memes

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 58. Khale tidak bisa mengendalikan diri.

    Melihat pesan chat dari ibunya, Khale langsung melakukan panggilan suara dengan ibunya."Ibu, jadi Nathalie hamil?" Dia bertanya."Benar Khale, kandungan Nathalie sudah jalan dua bulan. Dan kandungannya lemah. Kamu bisa ke rumah sakit kan? Nathalie membutuhkanmu."Khale terdiam cukup lama, kemudian berkata dengan pelan. "Aku masih banyak pekerjaan. Ibu saja yang menemaninya. Nanti aku usahakan pulang lebih awal." Lalu tanpa menunggu Sabrina menjawab, Khale sudah mematikan panggilan dengan sepihak.Khale melempar ponselnya di atas meja kerja. Dia melangkah, membanting tubuhnya di sofa dan meremas rambutnya. Mendengar kabar kehamilan Nathalie, entah kenapa dia sama sekali tidak senang. Dia tidak bisa untuk tidak mengingat bagaimana dia bisa menikahi Nathalie. Dia sama sekali belum bisa mencintai Nathalie sampai sekarang. Dia hanya sedang patah hati dan dorongan dari kedua orang tuanya.Tetapi, seberapa pun dia menyesali Pernikahan ini, semua tidak akan berguna. Nathalie telah hamil. M

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 59. Mereka harus menerima balasan.

    "Khale, ini juga demi kebaikan kita. Aku tidak ingin ada pihak yang terus salah paham! Aku lelah jika suamiku maupun Nathalie akan selalu salah paham dengan kita! Kamu juga harus fokus pada istrimu. Dia sudah mengandung. Dia butuh perhatianmu!""Tidak Amala. Aku tidak pernah bisa mencintai Nathalie! Aku masih mencintai kamu!"Amala tersenyum. "Kamu ini keterlaluan. Kamu bilang tidak mencintainya, tapi menikahinya. Dan dia sekarang hamil. Kamu malah berkata seperti itu.""Tidak. Itu bukan salahku. Mereka telah mempermainkan aku, mempermainkan kita. Membuat kita berpisah. Amala, aku mencintaimu. Tidak yang lain." Khale tiba-tiba mendorong tubuh Amala hingga punggung Amala membentur tembok. Dia langsung mengunci tubuh Amala.Amala terkejut dan berteriak. "Khale, apa yang kamu lakukan?"Dia bisa mencium aroma alkohol yang kuat dari seru nafas Khale yang sangat kuat. "Kamu sedang mabuk! Jangan gila kamu! Lepas, atau aku akan berteriak!""Amala, aku merindukanmu. Aku sangat tersiksa. Beri a

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 60. Temaram senja menjadi saksi.

    Nathan sekali lagi memperhatikan foto itu, melihat Khale mencium bibir Amala hatinya sangat kesal. Dia langsung berdiri lalu menghubungi Kenzi."Aku ingin pulang sekarang." "Baik." Tanpa bertanya Kenzi langsung mengiyakan. Dia seperti sudah tahu jika bosnya dalam suasana hati yang sedang tidak baik-baik saja. Kenzi sudah bisa menebak jika semua ini pasti karena ulah wanita ular tadi.Dalam perjalanan pulang Kenzi melirik Nathan yang berwajah murung. Dia membuka suara dengan pelan. "Tuan, segera tingkatkan hubungan kalian. Agar tidak ada suatu hal yang menghalangi kalian lagi."Nathan mengangkat kedua alisnya. "Tingkatkan seperti apa lagi? Hubungan kami semakin dekat. Apa kamu tahu jika Amala juga sudah mengatakan jika mencintaiku. Lalu harus bagaimana lagi?"Kenzi tersenyum kecil, melirik Nathan dari kaca spion di depannya. "Ungkapan cinta bukan sekedar dari perkataan, tapi bahasa tubuh itu lebih baik. Seperti hubungan di atas tempat tidur contohnya."Setelah Nathan berpikir sejenak,

Bab terbaru

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 271. Epilog

    Fic tidak menyadari perasaan yang tumbuh di antara mereka. Orang lain juga sama, tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam hati Ellena. Namun, suatu saat Ellena tidak mampu menahan lagi dan mulai mengekspresikan perasaannya dengan lebih jelas. Fic hanya menganggap bahwa Ellena begitu karena belum dewasa dan belum mengerti perasaannya. Suatu hari, Ellena yang sudah bukan remaja lagi, mengungkapkan perasaan cinta yang selama ini terpendam.Fic merasa seolah tersambar petir dan sulit memahami apa yang sedang terjadi. "Mana mungkin?" batin Fic. "Aku hanya seorang kepala pelayan, dan usia kita terpaut jauh. Aku bahkan bisa jadi pamanmu, nona!" Namun, Ellena sama sekali tidak peduli dengan alasan tersebut. Ia nekad melakukan apapun untuk bisa bersama Fic. Perasaan Ellena semakin memuncak dan menghempas rasa ragu di hatinya. Fic kini terjebak dalam dilema, antara menerima perasaan Ellena atau tetap pada prinsipnya. Ketika akhirnya ia mulai merasakan getaran yang sama dalam hatinya, ia

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 270. Tuan Fic

    "Diam!" Ellena bersikukuh, masih saja melanjutkan pekerjaannya. Lalu mengambil celana Fic dan meminta Fic untuk mengenakannya dengan sabar.Fic hanya bisa menurut. Ellena memakaikan kemeja putih pada Fic, mengancingkan baju itu."Ellena, aku bisa sendiri." menarik tangan Ellena hingga tubuh Ellena menabrak dadanya."Aku ingin melakukannya Fic. Dengan begitu, aku semakin bahagia." Ellena melepaskan tangan Fic, sekarang memasangkan dasi untuk Fic."Nona."Ellena masih belum selesai merapikan rambut, baju dan dasi Suaminya."Sudah rapi. Tinggal jas nya saja. Dipakai sekarang apa nanti saja?"Fic tak menjawab pertanyaan Ellena. Masih senantiasa menatap wajah Ellena."Fic.""Bisa menikahimu saja, sudah membuatku tak berhenti bersyukur. Jangan melakukan ini lagi. Itu membuatku merasa bersalah."Ellena dengan lembut menarik tengkuk Fic, menciumi wajahnya dengan penuh kasih sayang. "Aku ingin melakukan ini setiap pagi. Kau tidak boleh melarangku, atau aku akan mengadu pada Ayah. Kau sudah men

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 269. Aku ini istrimu, bukan lah Nonamu.

    Fic menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum, "Baiklah, Tuan. Jika Anda telah mempercayai saya, saya tidak ingin mengecewakan Anda. Tapi, bolehkah saya mencari pengganti diri saya sebagai Kepala Pelayan?""Ya. Tentu saja. Semua itu ku serahkan padamu. Siapapun yang kau pilih, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan baik," jawab Glen dengan mata yang bersinar penuh keyakinan. Fic mengangguk mantap, memperkuat pernyataannya.Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah obrolan itu selesai. Langkah mereka terasa lebih ringan, seolah sebuah keputusan besar telah berhasil dilewati bersama. Di balik pintu kamar, Fic tersenyum tipis, merasa yakin akan kebijaksanaan pilihan yang telah dipertimbangkan matang-matang.Malam mulai menggantikan siang. Fic melangkah perlahan, merangkak ke atas ranjang mengikuti Ellena yang sudah lebih dulu berbaring. Mata Fic tak henti memandangi wajah Ellena, tersenyum padanya dengan penuh kebahagiaan. Sejenak Fic merasa puas, menikmati momen itu. Setelah itu, p

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 268. Fic, Pria Multitalenta.

    "Ellena, ayo kemari, Nak." ajak Daniah ramah. Glen juga menoleh ke arah Fic dengan tatapan yang sama hangatnya, "Ayo Fic, ajak istrimu makan bersama kami."Fic mengangguk, menarik kursi untuk Ellena dan kemudian duduk di sebelahnya. Meskipun bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi ini, bahkan seringkali dia makan bersama mereka di masa lalu, namun suasana kali ini terasa berbeda. Fic merasa canggung, jantungnya berdebar kencang. Dahulu, dia hanya duduk di sini sebagai kepala pelayan yang setia. Namun sekarang, perannya telah berganti. Menjadi seorang menantu keluarga ini.Dua orang di hadapannya adalah sosok yang ia segani dan hormati selama ini, tuan dan nyonyanya. Dan tak disangka, kini mereka telah menjadi mertuanya. Fic menelan ludah, mencoba menyembunyikan kegugupan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Daniah bergerak mengambil piring untuk Glen dan dirinya, lalu mengayunkan tangan ke arah piring Ellena dan Fic. Namun, tiba-tiba Fic menahan tangan Daniah. "Nyonya, biar saya

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 267. Mau panggil apa coba?

    Lebih dari dua minggu sudah, Fic dan Ellena tinggal di villa puncak ini. Dan Pagi ini, Fic terlihat sibuk berkemas. Ellena duduk di samping tempat tidur dengan wajah murung dan bahunya yang terkulai. Semalam, Fic mencoba meyakinkan Ellena untuk pulang, bukan karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Ellena untuk berlama-lama di sini, melainkan karena kekhawatiran terhadap rumah yang ditinggalkannya. Fic tak bisa menepis rasa cemas, terutama tentang kesepian yang pasti dirasakan Daniah tanpa Ellena sang putri.Setelah berbagai usaha Fic untuk merasuk, akhirnya Ellena mau pulang dengan imbalan janji berbulan madu ke Kampung halaman Ilham. Walaupun tampak masih belum sepenuhnya ikhlas, Ellena bertanya, "Jadi, setelah ini kita akan pergi ke Lampung, ya Fic?"Fic hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Ellena, mengekspresikan rasa sayangnya padanya. Mereka berdua duduk di belakang mobil yang melaju perlahan meninggalkan Villa Puncak, tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan manis

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 266. Niat curang Fic.

    "Dasar sialan! Arg..!" bentak Keyan kesal, lalu meninju lengan Kimmy dan Khale bergantian. Tapi, perlahan ia ikut tertawa juga. Mereka masih terdengar tertawa bahagia, saling bercanda, sampai melangkah ke kamar masing-masing. "Besok, aku tidak mau lagi satu mobil dengan kalian! Mulai besok, kita akan membawa mobil masing-masing!" seru Keyan, wajahnya merah padam, sebelum menutup pintu kamarnya dengan keras.Sementara di sisi lain.Menuju Villa Puncak,Fic dengan lembut menuntun Ellena, melewati batu-batu hitam kecil yang tersusun apik di jalan setapak. Mereka berada di taman, tepat di luar Villa Puncak. Fic mengajak Ellena menuju bangku khusus yang lengkap dengan meja bundar berisi buah-buahan segar dan minuman yang menggoda. Fic mempersilahkan Ellena duduk, layaknya mempersilahkan seorang putri kerajaan. "Silahkan Tuan Putri," ucapnya sambil membungkukkan tubuh.Ellena tergelak dan menutup mulutnya dengan tangan. Ia duduk dan melihat sekitarnya, merasakan keindahan sore itu. "Ah Fic

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 265. Keyan Merana

    Saat ini di kediaman Ken, Khale dan Kimmy melangkahkan kaki mereka ke dalam rumah dengan langkah gontai. Keyan menyusul dari belakang, tetapi mulutnya tak berhenti mengomel, mengumpat dua kakaknya yang sama sekali tidak menggubrisnya. Ketiga pemuda itu menghempaskan bokong mereka ke sofa dengan kasar, tak peduli dengan tas yang belum mereka taruh. "Aku kesal!! Hari ini aku kesal dengan kalian berdua!" ujar Keyan kesal sambil menunjuk kedua kakaknya."Apa sih anak ini?" balas Khale sambil melotot."Tau tuh!" Kimmy ikut melotot dengan wajah tidak senang.Keyan sudah berdiri, marah, dan menggerakkan tangannya hendak memukul kepala Kimmy, namun ditangkap oleh Kimmy. "Haha.. Keyan rupanya iri kepada kita, Khal. Dia tidak bisa mendekati wanita incarannya, berbeda dengan kita." ejek Kimmy sambil melepaskan tangannya dari Keyan. Khale hanya menanggapi dengan senyuman sinis, menambah rasa kesal Keyan semakin mendalam."Siapa bilang iri? Aku cuma ngerasa tidak dianggap oleh kalian. Kalian s

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 264. Masih bulan madu.

    Mereka baru saja selesai menikmati hidangan makan malam. Fic duduk bersandar di sofa sambil menggelar lengannya ke arah Ellena yang duduk didepannya tanpa jarak. Ellena menyandarkan punggungnya di dada Fic yang hangat. Kedua tangan Fic membelai perut Ellena seolah memberikan rasa nyaman pada istrinya ini, sementara lehernya dielusnya dengan lembut. "Fic, kenapa saat yang tadi itu kamu mendadak menjadi cerewet sih?" Ellena bertanya dengan nada iseng, sambil tangannya asyik mengutak-atik ponselnya.Fic tersenyum kecil. "Siapa yang cerewet? Aku?" dia menanggapi dengan nada bercanda."Padahal kamu sedang kesulitan bernafas, aku hanya peduli dan mencoba mengetahui penyebabnya." Jawab Ellena."Susah bernafas? Memang kenapa, ya? Apa aku menekan tubuhmu terlalu keras? Sepertinya tidak." Fic berkata sambil melanjutkan elusan lembutnya di leher Ellena, tangannya kadang bergerak meraba-raba sekilas membuat Ellena menggelinjang. "Ya... aku tidak tahu. Rasanya sesak saja," jawab Ellena, sambil ter

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 263. Bulan madu versi Ellena.

    Fic melucuti pakaian Ellena. Sekali lagi mengamati tubuh indah itu sambil tangannya bergerak aktif. Menyentuh semua itu tanpa terlewat.Fic menyisir setiap bagian tubuh Ellena dengan bibirnya. Hingga sampai pada Area sensitif. Fic merenggangkan kedua paha Ellena. Dan memposisikan wajahnya. Ellena menggeliat bak cacing kepanasan karena ulah Fic. Meremas kuat rambut Fic hingga berantakan."Fic, berhenti." nafasnya tersengal sengal.Fic mendongak, menatap wajah Ellena yang sudah memerah. Fic tersenyum, menyambar bibir itu. Hanya sebentar, lagi lagi turun perlahan dan kembali lagi ke area sensitif.Ellena menegang, Fic belum berhenti. Masih berada disitu. Fic benar benar ingin membuat Ellena menggelinjang tak karuan. Hingga Ellena menggoyahkan tubuhnya tanda tak sanggup lagi."Ah, Fic. Berhentilah. Ku mohon." Mendorong kepala Fic.Fic akhirnya berhenti , memandangi tubuh yang terus menggeliat itu."Fic. Kamu menyiksaku!"Fic hanya tersenyum, kembali menyerang wajah leher dan dada Ellena,

DMCA.com Protection Status