"Khale, ini juga demi kebaikan kita. Aku tidak ingin ada pihak yang terus salah paham! Aku lelah jika suamiku maupun Nathalie akan selalu salah paham dengan kita! Kamu juga harus fokus pada istrimu. Dia sudah mengandung. Dia butuh perhatianmu!""Tidak Amala. Aku tidak pernah bisa mencintai Nathalie! Aku masih mencintai kamu!"Amala tersenyum. "Kamu ini keterlaluan. Kamu bilang tidak mencintainya, tapi menikahinya. Dan dia sekarang hamil. Kamu malah berkata seperti itu.""Tidak. Itu bukan salahku. Mereka telah mempermainkan aku, mempermainkan kita. Membuat kita berpisah. Amala, aku mencintaimu. Tidak yang lain." Khale tiba-tiba mendorong tubuh Amala hingga punggung Amala membentur tembok. Dia langsung mengunci tubuh Amala.Amala terkejut dan berteriak. "Khale, apa yang kamu lakukan?"Dia bisa mencium aroma alkohol yang kuat dari seru nafas Khale yang sangat kuat. "Kamu sedang mabuk! Jangan gila kamu! Lepas, atau aku akan berteriak!""Amala, aku merindukanmu. Aku sangat tersiksa. Beri a
Nathan sekali lagi memperhatikan foto itu, melihat Khale mencium bibir Amala hatinya sangat kesal. Dia langsung berdiri lalu menghubungi Kenzi."Aku ingin pulang sekarang." "Baik." Tanpa bertanya Kenzi langsung mengiyakan. Dia seperti sudah tahu jika bosnya dalam suasana hati yang sedang tidak baik-baik saja. Kenzi sudah bisa menebak jika semua ini pasti karena ulah wanita ular tadi.Dalam perjalanan pulang Kenzi melirik Nathan yang berwajah murung. Dia membuka suara dengan pelan. "Tuan, segera tingkatkan hubungan kalian. Agar tidak ada suatu hal yang menghalangi kalian lagi."Nathan mengangkat kedua alisnya. "Tingkatkan seperti apa lagi? Hubungan kami semakin dekat. Apa kamu tahu jika Amala juga sudah mengatakan jika mencintaiku. Lalu harus bagaimana lagi?"Kenzi tersenyum kecil, melirik Nathan dari kaca spion di depannya. "Ungkapan cinta bukan sekedar dari perkataan, tapi bahasa tubuh itu lebih baik. Seperti hubungan di atas tempat tidur contohnya."Setelah Nathan berpikir sejenak,
Ketika di pagi hari, Nathan terbangun lebih duluan. Dia tidak langsung beranjak dari tempat tidur melainkan menatap Wajah Amala yang masih terlelap. Wajah Amala memang sangat cantik menawan. Kulitnya yang lembut dan seputih salju. Tubuhnya terlihat sehat seperti seorang gadis dan tidak terlihat jika sudah pernah melahirkan seorang anak. Nathan sempat merasa heran. Tapi inilah Amala. Wanita yang telah melahirkan Putranya.Adegan semalam begitu jelas diingatnya. Bagaimana indahnya dia dan Amala menyatukan tubuh mereka dengan perasaan penuh cinta dan kasih.Nathan tersenyum membelai lembut wajah Amala dan kemudian menciumi seluruh wajahnya.Amala menggeliat merasakan sentuhan, kemudian membuka matanya. Dia seperti orang linglung sementara waktu, tetapi Ketika sudah tersadar sepenuhnya, Amala langsung terduduk dengan mendekap selimut."Nath, kitq semalam," "Kenapa dengan semalam? Apa kamu menyesal?"Wajah Amala benar benar memerah, dia sangat malu sampai menunduk dan tidak berani menata
Empat wanita itu kemudian masuk, mereka membawa sebuah koper besar dan beberapa kotak kosmetik.Mereka langsung menuju kamar tanpa diminta oleh Amala."Nyonya, silahkan masuk. Kami harus meriasmu." Satu dari mereka berkata demikian setelah mereka sampai di depan pintu kamar. Amala hanya mengangguk kemudian membuka pintu kamar.Semua orang masuk. Satu orang menarik Kursi dan mempersilahkan Amala untuk duduk, lalu mereka mulai merias Amala.Hampir dua jam berlalu, mereka telah selesai merias Amala dan memakaikan Gaun khusus yang mereka bawa pada Amala. Amala berdiri dan menatap cermin. Dia terkejut melihat bayangan dirinya sendiri. Ini benar-benar luar biasa! Dia begitu cantik bak peri. Seumur hidup bahkan saat menjadi Nona Muda di rumah Keluarga Knight pun dia belum pernah berdandan semewah dan secantik ini."Bagaimana Nona? Apakah masih ada yang kurang?" Salah satu orang salon bertanya."Tidak ada. Ini sungguh menakjubkan." Jawab Amala. Dia bukan kagum dengan kecantikannya tetapi k
Nathan terlihat begitu tenang, kemudian dia berkata pelan namun terdengar oleh semua orang."Nama Perusahaan ini aku beri nama, Knight Alazka."Wow! Semua orang berdiri dan bertepuk tangan dengan gegap gempita.Knight Alazka?Amala seketika terbengong. Bukankah itu nama marganya? Kenapa Nathan memberi nama perusahaan barunya dengan gabungan dua marga milik mereka berdua? Apa maksudnya?Pantas saja Nathan pernah mengatakan akan memberinya kejutan. Rupanya ini adalah kejutan untuk dirinya. Namanya dipakai untuk nama Perusahaan barunya. Hati Amala tiba-tiba terharu dan bergerak lembut. Nathan begitu mencintainya dengan sangat dalam.Tapi, kenapa sebelumnya Nathan tidak pernah mengatakan sedikit pun padanya? Dia sungguh pandai menyimpan rahasia.Apakah identitasnya juga akan dibocorkan? Tapi, Amala juga belum tahu alasan Nathan yang sebenarnya Kenapa memakai nama itu.Ternyata benar saja, di bawah panggung ada seorang Wartawan yang tidak dapat menahan diri dan pada akhirnya bertanya."Pr
Ketika Nathan menghampirinya dan berhenti di hadapannya, Amala tercengang sekali. Apalagi saat Nathan mengulurkan tangannya, jantungnya langsung berdebar tak karuan. "Nath, apa yang kamu lakukan?" Dia berdiri. Tapi dia masih ragu menyambut tangan Nathan. Dia malah berpikir apakah Nathan akan membawanya naik ke atas panggung juga? Jika itu terjadi apakah Nathan tidak akan malu?"Sayang, ayolah." Nathan kembali menyodorkan tangannya. Amala menoleh ke kiri ke kanan, tak sengaja melihat rombongan Nathalie yang menatapnya cukup sinis. Tapi dia merasa jika ini adalah kesempatan untuk dia bisa membuktikan jika setelah dia dibuang oleh mereka, dia tidak semenderita seperti yang diinginkan mereka.Baiklah, Amala ingin menunjukan pada mereka, agar mereka melihat jika sekarang dia bukanlah dia yang dulu lemah dan hina. Dia yang sekarang adalah istri dari Presiden Alazka, wanita yang telah melahirkan Putra Mahkota Keluarga yang disegani ini.Meskipun dengan ragu-ragu, dia akhirnya menyambut ulu
Nathan masih menggenggam tangan Amala dengan erat. Dia kemudian menoleh dan bertanya pada istrinya. Dia sengaja menggunakan mic agar semua orang dapat mendengar suaranya."Sayang, apakah kamu mau sedikit saja bercerita kepada kami tentang apa yang terjadi pada Perusahaan Keluargamu?"Pada saat ini Amala melirik wajah pucat Kenan dan Sabrina. Dia juga melirik wajah Khale. Dia sebenarnya ingin sekali meluapkan segala sakit hatinya pada mereka di sini hari ini. Tapi melihat wajah Khale dia masih punya perasaan tidak tega. Biar bagaimanapun juga, Khale pernah menjadi orang yang sangat peduli dan tulus padanya.Amala menarik nafas panjang, mengambil mic dari uluran tangan Nathan."Mengenai Perusahaan ayahku, aku tidak tahu banyak hal yang terjadi. Pada saat aku terpaksa keluar dari rumah peninggalan orang tuaku itu, Perusahaan itu masih bernama Grup Knight. Tapi saat aku kembali kekota ini, tiba-tiba saja sudah berubah. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tapi apapun yang terjadi seharusnya a
Dua orang itu sekarang saling menatap. Sabrina kemudian mengangkat wajahnya dan menatap Khale. "Apapun yang kami lakukan itu semua demi kamu Khale. Jadi tidak sewajarnya jika kamu marah atau membentak orang tuamu!" Sabrina marah."Demi kebaikanku? Kebaikan yang mana?" Khale berteriak marah. Dia melangkah maju untuk lebih mendekat pada kedua orang tuanya."Ibu tidak pernah memikirkan perasaanku. Bagaimana perasaan bersalahku pada Amala setelah tahu apa yang terjadi padanya. Kalian sudah menghancurkan kebahagiaan anak kalian sendiri! Puas kalian?" "Khale! Apa kamu tahu justru karena kami memikirkanmu makanya kami melakukan ini. Ibu tidak mau jika selamanya kita hanya menumpang pada keluarga Amala! Apa kamu tahu Khale, ayah kamu sudah terlalu lama mengabdi pada keluarga Amala. Ibu Amala itu dulu adalah kekasih Ayahmu, dan aku adalah kekasih ayahnya. Tapi mereka malah mengkhianati kami dan menikah. Kami menaruh dendam dan memang ingin membalas sakit hati kami pada mereka. Sengaja mendek