Beranda / CEO / Anak Jenius Milik Sang Presdir / Bab 46. Semua orang terkejut.

Share

Bab 46. Semua orang terkejut.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bukan hanya Nathalie saja yang terkejut. Tapi Sabrina, Kenan dan juga Khale.

Jika Khale, dia sudah menduga kalau Nathan akan membawa Amala, meskipun belum terlalu yakin. Tapi nyatanya Nathan benar-benar membawa Amala. Khale menoleh pada Nathalie saat Istrinya itu menyenggol lengannya.

"Tuan Nathan membawa Amala?" Bisik Nathalie. Khale hanya mengangguk.

Pemikiran mereka berdua sama, sempat heran dengan keberanian Nathan menunjukan hubungan mereka pada publik. Benarkah Nathan telah siap, jika publik mengetahui hubungan mereka? Nathalie maupun Khale sempat meragukan itu, apalagi mengingat status Amala yang hanya seorang wanita beranak satu.

Tapi Sabrina dan Kenan yang belum tahu apa-apa nampak terkejut dan bertanya-tanya, kenapa Presiden Alazka datang dengan mesra bersama Amala? Apa hubungan Mereka?

Sementara orang-orang juga terkejut. Tapi mereka menyambut dengan tepuk tangan yang gegap gempita.

"Oh, presiden Alazka datang dengan seorang wanita?"

"Wah, wah, wah! Sepertinya mereka adala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Debby Buhanda
ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 47. Kalung Giok

    Saat sudah sampai di rumah, Amala masuk terlebih dahulu ke kamar, sementara Nathan ke ruangan kerja sebentar. Setelah dia kembali ke kamar, dia melihat Amala murung di atas tempat tidur. Pakaiannya sudah berganti. Tadi saat di pesta wajahnya terlihat puas karena bisa melihat wajah pucat dari Sabrina dan Kenan. Tapi kenapa sekarang menjadi murung?Nathan pemasaran apa yang membuat Amala menjadi seperti itu. Tapi dia tidak langsung bertanya. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dahulu dan berganti. Kemudian dia melangkah dan naik ke atas ranjang."Apa yang kamu pikirkan? Apakah masih memikirkan tentang mereka?"Amala menoleh, dia menatap wajah tampan milik pria di sampingnya itu."Nath, kenapa kamu memberi tahu orang lain tentang Pernikahan kita? Apa kamu tidak takut itu akan mempengaruhi nama baikmu? Jika orang lain tau, kalau aku hanya wanita buangan dari keluarga Anderson,"Nathan menutup mulut Amala dengan jari telunjuknya agar dia tidak melanjutkan ucapannya."Kamu me

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 48. Kamu terus menjadi yang pertama.

    Amala menatap Nathan, dia meneliti dari ujung kaki hingga rambut."Jadi, kamu pria remaja itu?"Nathan mendekat, "Kamu, adalah gadis kecil yang aku jaga itu?"Dua orang ini kini saling menatap dengan jarak begitu dekat. Nathan mengulurkan tangannya, memegangi kedua pipi Amala. Tangannya gemetaran menahan sesuatu yang rasanya ingin meledak di dalam dadanya.Dia kemudian tertawa kecil, lalu tersenyum, dan tertawa kecil kembali. Menggeleng-gelengkan kepalanya tanda seperti tidak percaya dengan kenyataan ini."Ya Tuhan, Amala. Jadi kamu,"Sesaat Amala seperti linglung, kedua matanya nampak berkaca-kaca, kemudian dia memeluk Nathan dengan sangat cepat. Tangisnya pecah di dada pria itu."Nathan! Kamu, kamu pria remaja yang telah menyelamatkan aku dari sekapan para penculik itu? Kamu pemilik kalung giok yang terus aku cari selama ini. Hiks.. hiks.. huhu.."Amala menangis keras, tubuhnya sampai terguncang karena kerasnya menangis. Selama bersama wanita ini bahkan Nathan belum pernah mendengar

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 49. Nathalie menemui Nathan.

    Saat ini Kenzi masih menjadi pendengar yang baik untuk Nathan. Mendengar cerita tentang Gadis kecil pemilik jepit rambut kupu-kupu itu. Hati Kenzi merasa tidak nyaman, pikirannya malah khawatir pada Amala."Kamu tahu Kenzi, siapa gadis kecil itu?" Nathan berkata dengan pelan pada Kenzi, tapi kedua matanya dipenuhi dengan senyuman.Kenzi hanya menggeleng. Rasanya dia sangat berat untuk mendengar kalimat lanjutan tentang gadis kecil itu dari mulut bosnya."Kamu tidak akan percaya jika mengetahuinya."Kenzi semakin malas untuk mendengar lanjutan cerita Nathan, tapi hatinya juga sedikit penasaran. "Siapa memangnya? Apakah Erin?" Nathan langsung memukul kepala Kenzi. "Kenapa bisa Erin? Dia sejak kecil bersama kita, bagaimana bisa dia disekap bersamaku oleh penculik?"Kenzi tertawa lucu dengan menggaruk kepalanya. "Lalu siapa?"Saat ini Nathan menatap serius Kenzi, "Dia adalah Amala."Mata Kenzi membulat sempurna. "A,Apa?""Iya, Gadis kecil pemilik jepit rambut kupu-kupu itu adalah Amala.

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 50. Anak kandung Tuan Nathan.

    Saat ini Tuan Besar Lazka muncul dan tertawa terbahak."Putramu sangat nakal, dia memaksa untuk datang kemari. Oh, ya, mana Amala? Coba telpon dia untuk datang kemari. Katakan jika putranya sedang ada disini."Nathalie membeku, melihat pemandangan di depannya itu. Anak laki-laki kecil yang ada di gendongan Nathan Alazka saat ini, Nathalie bukan tidak dapat mengingat, jelas anak kecil ini adalah putra Amala. Lalu kenapa Tuan Besar Lazka berkata demikian? Dia gemetaran sekarang, saat paham jika Tuan Besar mengatakan Putramu pada Nathan barusan. Jadi?Tapi dia belum sepenuhnya percaya. Masa iya putra Amala adalah anak dari Nathan Alazka? Tiba-tiba Glen menoleh padanya dan kemudian bertanya pada ayahnya."Ayah, bukankah Bibi ini adalah orang yang pernah membuat Mama bersedih? Kenapa dia ada disini? Apa Ayah sekarang berteman dengannya?""Oh, Bibi ini bukan teman ayah. Bibi ini kemari karena ada urusan penting dengan ayah." Nathan menjawab."Oh, urusan? Tapi bukan untuk berbuat jahat p

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 51. Dipanggil oleh Tuan Besar

    .Sore ini, Nathan dan Amala akan pulang terlebih dahulu ke rumah utama keluarga Alazka karena permintaan Tuan Besar. Mereka tidak bisa menolak, apalagi Glen terus menggelayut di lengan Nathan. Amala juga masih sangat merindukan Glen."Baiklah, aku akan menelpon Nura dahulu untuk mengatakan jika aku pulang lebih awal." Amala berkata. Tadi dia bahkan belum sempat berpamitan pada Nura karena terburu-buru kemari.Amala kemudian berdiri dan menjauh dari sana. Tuan besar menatap punggung Amala dan bertanya pada Nathan. "Apakah dia masih bekerja pada Wilan? Apa tidak seharusnya kamu menyuruhnya berhenti saja, dia pasti sangat canggung bekerja disana. Apalagi Wilan sudah mendengar tentang pernikahan kalian."Nathan mendesah kasar, "Saat ini Amala mewakili Perusahaan Dexon untuk menjadi Desainer sementara di Perusahaan Larw."Mendengar ucapan Nathan Tuan Besar Lazka mendelik seketika. "Larw?""Iya, ada apa?" Nathan sempat aneh saat melihat ekspresi terkejut dari sang Kakek. Lalu wajah terkejut

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 52. Menginap saja di sini.

    Saat ingin melangkah, Amala menahan kakinya. "Nath, aku takut. Apa yang ingin dibicarakan Kakek padaku?" Dia menoleh kembali pada Nathan. "Tidak apa-apa. Pergilah, pasti ada sesuatu yang penting yang ingin Kakek bicarakan. Tidak perlu takut. Kakek itu menyukaimu."Amala merengut, "Mana ada. Kakek itu tidak menyukaiku. Dia hanya menyukai Glen saja."Nathan menghela nafas, menepuk lembut lengan Amala kemudian membawanya melangkah menuju ruangan Kakek. Dia berhenti di depan pintu."Masuklah. Semua akan baik-baik saja." Nathan berdiri disana, Amala dengan pelan mengetuk pintu dan masuk setelah mendengar jawaban dari dalam.Dia bisa melihat, punggung Tuan Besar yang sedang duduk membelakangi Meja."Tuan Besar." Dengan nada ragu-ragu, Amala menyapa.Nampak Kakek memutar kursinya dan kini menghadap ke arah Amala yang menundukkan wajahnya."Duduklah." Kakek memberi perintah. Tapi Amala masih belum bergerak."Hei.. Kamu tidak mendengarku?" Amala semakin gugup, kemudian cepat mengangguk dan m

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 53. Jangan-jangan Amala menjebak Nathan.

    Nathan ingin tertawa, dia tahu jika Amala saat ini sangat gugup. Meskipun kepalanya mengangguk, tapi hatinya belum sepenuh hati. Itu terbukti saat Nathan mulai meraba pinggangnya. Suhu badan Amala tiba-tiba menjadi sangat dingin dan dia gemetaran.Nathan tersenyum melihat itu, kemudian mengecup singkat bibir mungil Amala."Aku sudah berjanji tidak akan melakukannya jika kamu belum sepenuhnya siap. Jadi jangan khawatir. Kita tidak akan melakukannya sekarang."Amala mendongak, menatap wajah Nathan. Dia sungguh merasa bersalah. "Tapi bagaimana dengan Kakek?""Hanya ada satu cara." Nathan langsung menarik tubuh Amala hingga terjatuh ke kasur. Nathan segera berada di atasnya.Kedua pasang mata mereka kita saling menatap. Jantung Amala kali ini benar benar berdegup sangat kencang."Aku mencintaimu, Amala. Tidak peduli bagaimana cara kita bertemu. Dan suatu saat, aku ingin kamu juga mengatakan itu padaku." Tangan Nathan merambat ke leher Amala dan menyikap rambutmya.Nathan mendaratkan bibir

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 54. Kehilangan muka.

    Di dalam kamar, terdengar dua orang sedang bertengkar kecil dengan diselingi tawa kecil yang menandakan jika pasangan yang sedang bertengkar karena bahagia."Nath, jangan seperti ini. Aku malu." Amala menarik rambut panjang yang telah diikat oleh Nathan dengan sebuat ikat rambut kupu-kupu. Amala juga melebarkan rambutnya ke depan, sengaja untuk menutupi bagian lehernya yang punya banyak bekas kecupan Nathan semalam.Nathan malah berusaha menahan tawanya sampai bahunya terlihat berguncang."Biarkan saja diikat. Jika begitu, bagaimana Kakek akan melihat bukti dari kita?" Amala memajukan bibirnya, "Iya Kakek, lalu jika Glen melihat bagaimana? Dia tidak mungkin tidak akan bertanya. Anak itu sangat peka." Protes Amala.Nathan kembali tertawa. Kali ini dia tidak bisa menahannya. "Aku akan menjelaskan padanya."Amala melotot, "Menjelaskan apa?""Ayo, sudahlah. Kakek sudah menunggu kita untuk sarapan. Aku harus segera berangkat ke kantor.""Iya aku tahu. Tapi aku malu Nath," balas Amala deng

Bab terbaru

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 271. Epilog

    Fic tidak menyadari perasaan yang tumbuh di antara mereka. Orang lain juga sama, tidak ada yang tahu apa yang tersimpan di dalam hati Ellena. Namun, suatu saat Ellena tidak mampu menahan lagi dan mulai mengekspresikan perasaannya dengan lebih jelas. Fic hanya menganggap bahwa Ellena begitu karena belum dewasa dan belum mengerti perasaannya. Suatu hari, Ellena yang sudah bukan remaja lagi, mengungkapkan perasaan cinta yang selama ini terpendam.Fic merasa seolah tersambar petir dan sulit memahami apa yang sedang terjadi. "Mana mungkin?" batin Fic. "Aku hanya seorang kepala pelayan, dan usia kita terpaut jauh. Aku bahkan bisa jadi pamanmu, nona!" Namun, Ellena sama sekali tidak peduli dengan alasan tersebut. Ia nekad melakukan apapun untuk bisa bersama Fic. Perasaan Ellena semakin memuncak dan menghempas rasa ragu di hatinya. Fic kini terjebak dalam dilema, antara menerima perasaan Ellena atau tetap pada prinsipnya. Ketika akhirnya ia mulai merasakan getaran yang sama dalam hatinya, ia

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 270. Tuan Fic

    "Diam!" Ellena bersikukuh, masih saja melanjutkan pekerjaannya. Lalu mengambil celana Fic dan meminta Fic untuk mengenakannya dengan sabar.Fic hanya bisa menurut. Ellena memakaikan kemeja putih pada Fic, mengancingkan baju itu."Ellena, aku bisa sendiri." menarik tangan Ellena hingga tubuh Ellena menabrak dadanya."Aku ingin melakukannya Fic. Dengan begitu, aku semakin bahagia." Ellena melepaskan tangan Fic, sekarang memasangkan dasi untuk Fic."Nona."Ellena masih belum selesai merapikan rambut, baju dan dasi Suaminya."Sudah rapi. Tinggal jas nya saja. Dipakai sekarang apa nanti saja?"Fic tak menjawab pertanyaan Ellena. Masih senantiasa menatap wajah Ellena."Fic.""Bisa menikahimu saja, sudah membuatku tak berhenti bersyukur. Jangan melakukan ini lagi. Itu membuatku merasa bersalah."Ellena dengan lembut menarik tengkuk Fic, menciumi wajahnya dengan penuh kasih sayang. "Aku ingin melakukan ini setiap pagi. Kau tidak boleh melarangku, atau aku akan mengadu pada Ayah. Kau sudah men

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 269. Aku ini istrimu, bukan lah Nonamu.

    Fic menarik nafas dalam-dalam dan tersenyum, "Baiklah, Tuan. Jika Anda telah mempercayai saya, saya tidak ingin mengecewakan Anda. Tapi, bolehkah saya mencari pengganti diri saya sebagai Kepala Pelayan?""Ya. Tentu saja. Semua itu ku serahkan padamu. Siapapun yang kau pilih, aku yakin kau sudah memikirkannya dengan baik," jawab Glen dengan mata yang bersinar penuh keyakinan. Fic mengangguk mantap, memperkuat pernyataannya.Mereka kembali ke kamar masing-masing setelah obrolan itu selesai. Langkah mereka terasa lebih ringan, seolah sebuah keputusan besar telah berhasil dilewati bersama. Di balik pintu kamar, Fic tersenyum tipis, merasa yakin akan kebijaksanaan pilihan yang telah dipertimbangkan matang-matang.Malam mulai menggantikan siang. Fic melangkah perlahan, merangkak ke atas ranjang mengikuti Ellena yang sudah lebih dulu berbaring. Mata Fic tak henti memandangi wajah Ellena, tersenyum padanya dengan penuh kebahagiaan. Sejenak Fic merasa puas, menikmati momen itu. Setelah itu, p

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 268. Fic, Pria Multitalenta.

    "Ellena, ayo kemari, Nak." ajak Daniah ramah. Glen juga menoleh ke arah Fic dengan tatapan yang sama hangatnya, "Ayo Fic, ajak istrimu makan bersama kami."Fic mengangguk, menarik kursi untuk Ellena dan kemudian duduk di sebelahnya. Meskipun bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi ini, bahkan seringkali dia makan bersama mereka di masa lalu, namun suasana kali ini terasa berbeda. Fic merasa canggung, jantungnya berdebar kencang. Dahulu, dia hanya duduk di sini sebagai kepala pelayan yang setia. Namun sekarang, perannya telah berganti. Menjadi seorang menantu keluarga ini.Dua orang di hadapannya adalah sosok yang ia segani dan hormati selama ini, tuan dan nyonyanya. Dan tak disangka, kini mereka telah menjadi mertuanya. Fic menelan ludah, mencoba menyembunyikan kegugupan yang menjalar di seluruh tubuhnya.Daniah bergerak mengambil piring untuk Glen dan dirinya, lalu mengayunkan tangan ke arah piring Ellena dan Fic. Namun, tiba-tiba Fic menahan tangan Daniah. "Nyonya, biar saya

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 267. Mau panggil apa coba?

    Lebih dari dua minggu sudah, Fic dan Ellena tinggal di villa puncak ini. Dan Pagi ini, Fic terlihat sibuk berkemas. Ellena duduk di samping tempat tidur dengan wajah murung dan bahunya yang terkulai. Semalam, Fic mencoba meyakinkan Ellena untuk pulang, bukan karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Ellena untuk berlama-lama di sini, melainkan karena kekhawatiran terhadap rumah yang ditinggalkannya. Fic tak bisa menepis rasa cemas, terutama tentang kesepian yang pasti dirasakan Daniah tanpa Ellena sang putri.Setelah berbagai usaha Fic untuk merasuk, akhirnya Ellena mau pulang dengan imbalan janji berbulan madu ke Kampung halaman Ilham. Walaupun tampak masih belum sepenuhnya ikhlas, Ellena bertanya, "Jadi, setelah ini kita akan pergi ke Lampung, ya Fic?"Fic hanya mengangguk sambil mencium pucuk kepala Ellena, mengekspresikan rasa sayangnya padanya. Mereka berdua duduk di belakang mobil yang melaju perlahan meninggalkan Villa Puncak, tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan manis

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 266. Niat curang Fic.

    "Dasar sialan! Arg..!" bentak Keyan kesal, lalu meninju lengan Kimmy dan Khale bergantian. Tapi, perlahan ia ikut tertawa juga. Mereka masih terdengar tertawa bahagia, saling bercanda, sampai melangkah ke kamar masing-masing. "Besok, aku tidak mau lagi satu mobil dengan kalian! Mulai besok, kita akan membawa mobil masing-masing!" seru Keyan, wajahnya merah padam, sebelum menutup pintu kamarnya dengan keras.Sementara di sisi lain.Menuju Villa Puncak,Fic dengan lembut menuntun Ellena, melewati batu-batu hitam kecil yang tersusun apik di jalan setapak. Mereka berada di taman, tepat di luar Villa Puncak. Fic mengajak Ellena menuju bangku khusus yang lengkap dengan meja bundar berisi buah-buahan segar dan minuman yang menggoda. Fic mempersilahkan Ellena duduk, layaknya mempersilahkan seorang putri kerajaan. "Silahkan Tuan Putri," ucapnya sambil membungkukkan tubuh.Ellena tergelak dan menutup mulutnya dengan tangan. Ia duduk dan melihat sekitarnya, merasakan keindahan sore itu. "Ah Fic

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 265. Keyan Merana

    Saat ini di kediaman Ken, Khale dan Kimmy melangkahkan kaki mereka ke dalam rumah dengan langkah gontai. Keyan menyusul dari belakang, tetapi mulutnya tak berhenti mengomel, mengumpat dua kakaknya yang sama sekali tidak menggubrisnya. Ketiga pemuda itu menghempaskan bokong mereka ke sofa dengan kasar, tak peduli dengan tas yang belum mereka taruh. "Aku kesal!! Hari ini aku kesal dengan kalian berdua!" ujar Keyan kesal sambil menunjuk kedua kakaknya."Apa sih anak ini?" balas Khale sambil melotot."Tau tuh!" Kimmy ikut melotot dengan wajah tidak senang.Keyan sudah berdiri, marah, dan menggerakkan tangannya hendak memukul kepala Kimmy, namun ditangkap oleh Kimmy. "Haha.. Keyan rupanya iri kepada kita, Khal. Dia tidak bisa mendekati wanita incarannya, berbeda dengan kita." ejek Kimmy sambil melepaskan tangannya dari Keyan. Khale hanya menanggapi dengan senyuman sinis, menambah rasa kesal Keyan semakin mendalam."Siapa bilang iri? Aku cuma ngerasa tidak dianggap oleh kalian. Kalian s

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 264. Masih bulan madu.

    Mereka baru saja selesai menikmati hidangan makan malam. Fic duduk bersandar di sofa sambil menggelar lengannya ke arah Ellena yang duduk didepannya tanpa jarak. Ellena menyandarkan punggungnya di dada Fic yang hangat. Kedua tangan Fic membelai perut Ellena seolah memberikan rasa nyaman pada istrinya ini, sementara lehernya dielusnya dengan lembut. "Fic, kenapa saat yang tadi itu kamu mendadak menjadi cerewet sih?" Ellena bertanya dengan nada iseng, sambil tangannya asyik mengutak-atik ponselnya.Fic tersenyum kecil. "Siapa yang cerewet? Aku?" dia menanggapi dengan nada bercanda."Padahal kamu sedang kesulitan bernafas, aku hanya peduli dan mencoba mengetahui penyebabnya." Jawab Ellena."Susah bernafas? Memang kenapa, ya? Apa aku menekan tubuhmu terlalu keras? Sepertinya tidak." Fic berkata sambil melanjutkan elusan lembutnya di leher Ellena, tangannya kadang bergerak meraba-raba sekilas membuat Ellena menggelinjang. "Ya... aku tidak tahu. Rasanya sesak saja," jawab Ellena, sambil ter

  • Anak Jenius Milik Sang Presdir   Bab 263. Bulan madu versi Ellena.

    Fic melucuti pakaian Ellena. Sekali lagi mengamati tubuh indah itu sambil tangannya bergerak aktif. Menyentuh semua itu tanpa terlewat.Fic menyisir setiap bagian tubuh Ellena dengan bibirnya. Hingga sampai pada Area sensitif. Fic merenggangkan kedua paha Ellena. Dan memposisikan wajahnya. Ellena menggeliat bak cacing kepanasan karena ulah Fic. Meremas kuat rambut Fic hingga berantakan."Fic, berhenti." nafasnya tersengal sengal.Fic mendongak, menatap wajah Ellena yang sudah memerah. Fic tersenyum, menyambar bibir itu. Hanya sebentar, lagi lagi turun perlahan dan kembali lagi ke area sensitif.Ellena menegang, Fic belum berhenti. Masih berada disitu. Fic benar benar ingin membuat Ellena menggelinjang tak karuan. Hingga Ellena menggoyahkan tubuhnya tanda tak sanggup lagi."Ah, Fic. Berhentilah. Ku mohon." Mendorong kepala Fic.Fic akhirnya berhenti , memandangi tubuh yang terus menggeliat itu."Fic. Kamu menyiksaku!"Fic hanya tersenyum, kembali menyerang wajah leher dan dada Ellena,

DMCA.com Protection Status