Share

Kedatangan Bibi Asih

"Ma, ada tamu, tuh. Gimana ini?" tanya Vasya sembari menaikkan salah satu alisnya. Ia buru-buru menghapus tangisannya. Ariana seketika memegangi dadanya, berusaha mengatur nafasnya.

"Astaghfirullah, Nak. Mama lupa, gimana sama keadaan dapur? Bau amis, nggak? Terus, di mana mereka sekarang?" Ariana memberi pertanyaan sembari menatap sekitar dengan wajah cemas.

"Mereka semua udah pergi, Ma. Vasya udah kasih mereka pelajaran. Dapurnya juga udah Vasya bersihin, kok," ucap Vasya, gadis itu masih bisa tersenyum di hadapan sang ibu setelah apa yang dilaluinya.

Yah, begitulah ciri khas Vasya. Dia bisa terlihat begitu tenang, sekalipun di dalam titik terendah dalam hidupnya. Tidak ada kata terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan di dalam kamus hidupnya. Entah apa yang menjadikannya begitu. Tapi, itulah hal spesial yang diberikan Tuhan kepadanya. Dia sangat berbeda dari anak-anak seusianya.

"Vasya, kamu kenapa bisa senyum di hadapan Mama, Nak? Kamu nggak ketakutan setelah kejadian tadi?"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status