Share

Berpisah Sementara!

Author: repetition
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Akh! Ariana sialan! Goblok!" pekik Devan dengan nada tinggi. Pandangannya terfokus pada jalanan yang ada di hadapannya.

Lelaki itu sadar jika motornya hampir berdekatan dengan truk tangki minyak itu. Devan langsung membanting setir ke kanan. Sang supir truk yang mengetahuinya, langsung membunyikan bel mobilnya. Truk itu membanting setir ke arah kiri. Keduanya tidak bertabrakan.

Devan jatuh tersungkur dari motornya. Ia menabrak beberapa pengendara dan mengalami luka di bagian kaki dan juga tangannya. Tapi, luka yang dia dapat tidak parah.

"Sialan! Siapa yang tadi ngendarain motor?! Untung aja aku sadar?! Lek nggak?! Waduh, minyaknya bisa tumpah iki!" pekik supir truk itu. Ia mengedarkan pandangan ke arah sekitar sambil meninju setir mobilnya. Sementara itu, Devan merasa kesal.

"Kurang ajar Ariana!" pekik Devan, lelaki itu menatap tajam ke arah Ariana yang tengah digotong oleh warga menuju ke tepian. Laki-laki itu bersumpah akan membunuh istrinya jika sang istri berkata macam-macam t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Kembali Tertampar Kenyataan

    "Apa katamu?! Kamu mau pulang?! Oh-" "Assalamu'alaikum, Ariana. Ibu udah dateng, nih. Ayo, Nak. Ibu anterin ke terminal," ucap Bu Fira dari luar pintu. Ariana dan Devan spontan menoleh ke arah Bu Fira. Deg!"Sialan, jadi gini kamu mainnya. Suka banget cari gara-gara!" batin Devan dengan wajah kesal. Ia mengepalkan kedua tangan sembari membuang muka. Untuk sekilas, Bu Fira melihat ke arah Devan dengan tatapan kebencian. "Oh, jadi ini, orang yang udah main kekerasan sama Ariana?! Mukanya dekil aja sok nyakitin perempuan kaya Ariana. Gak berkelas banget," batin Bu Fira. Ariana tersenyum dan merasa lega setelah kehadiran Bu Fira. Ia segera menggandeng tangan kanan Vasya dan berjalan ke arahnya. Sebelum pergi, dia berkata lirih kepada sang suami. "Mas, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum." Ariana berjalan melewati Devan tanpa mau tahu apa yang akan terjadi dengan lelaki itu. Mereka berdua bergegas meninggalkan rumah. Di tengah perjalanan, Bu Fira mencoba mengajak ngobrol perempuan itu.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Kecewa Lagi

    "Loh, Mbak kok marah, sih?! Apa yang salah dari kita? Nggak ada kan, Mbak! Makanya, kalo mau apa-apa itu harusnya dipikir dulu! Jangan malah pulang seenaknya sendiri sambil bawa berita gak enak gitu! Jadi males makan aku!" pekik Dinda dengan wajah kesal. Ia mendobrak meja dan meninggalkan ruangan makan diikuti oleh saudaranya yang lain. Rian dan Lila saling melempar pandangan. "Ariana, nanti kita bicarakan lagi masalah kamu. Makan aja udah, jangan dengerin saudara kamu dulu. Mereka lagi marah, percuma," ucap Lila dengan wajah gelisah. Di malam itu, suasana menjadi kacau. Rian tiba-tiba meremas jantungnya. "Arrgh" rintih Rian sambil menahan kesakitan. Ariana dan Lila seketika panik. "Pak, Bapak kenapa, Pak?" tanya Ariana dengan suara lirih. Ia menghentikan makannya dan segera bergegas ke arah sang bapak. Rian tidak bisa menjawab pertanyaan Ariana. Ia masih memegangi dadanya dan mengatur nafasnya."Ariana, bawa Bapakmu ke kamar, Nak," titah Lila. Wanita itu segera membantu sang ayah

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Solusi Janggal

    Ariana menelan ludahnya sendiri, dia berkali-kali tersakiti dengan ucapan kedua adiknya. Ariana sesegera mungkin mengambil obat dan berjalan ke arah sang bapak. Tak lupa, dia mengambil air minum. "Pak, Ariana izin masuk, ya," ucap wanita itu dengan tatapan lesu. Rian menganggukkan kepala sembari mengelus dadanya. Ariana meletakkan obat beserta air putih di meja. "Pak, ini obatnya. Bapak bisa duduk sebentar? Ayo diminum dulu obatnya," kata Ariana sembari tersenyum tipis. Wanita itu memaksakan senyumannya. "I--iya, Nak," Rian seketika duduk dan meminum obatnya. Sesekali, ia menatap kedua mata Ariana dengan perasaan cemas. "Ariana, soal suamimu itu. Bapak-""Hssst, nggak usah dibahas sekarang, Pak. Ariana nggak mau buat Bapak kepikiran," Ariana segera memotong ucapannya. Dia tidak ingin membahas hal yang bisa membuat penyakit lelaki itu kambuh. Namun, Rian sama sekali tidak tenang. Alhasil, dia kembali membicarakannya. "Nggak bisa gitu, Ariana. Kamu harus nyelesaiin masalahnya. Seb

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Terpaksa Pulang

    Ariana bisa mendengar perkataan adiknya dengan jelas. Namun, dia tak menggubrisnya sama sekali. Ariana lebih memilih untuk mendapatkan ketenangannya sendiri. "Ariana, sebelum kamu masuk ke kamar. Jangan lupa bawa rantangnya ke dapur, ya," ucap sang ibu sembari tersenyum. Ia mengangguk dan segera membawa rantang itu ke dapur. Sesampainya di dapur, Ariana bertemu dengan Dinda dan Tita. Salah satu dari mereka hendak membawa senter untuk mengecek ayam mereka. Ariana hanya melihat mereka sekilas, sebelum akhirnya pergi ke kamar dan kembali tidur.Di dalam kamarnya, Ariana menangis sambil memeluk sang anak yang tengah tertidur pulas."Nak, maafin Mama, ya," batinnya. Ia merasa tersiksa dengan perkataan adik-adiknya dan kondisi ayahnya. Keesokan harinya, Ariana bangun pagi untuk membantu kedua orang tuanya menyiapkan sarapan. "Ariana, duduk sini sama Ibu," kata Lila dengan wajah cemas. Ariana menurut, ia duduk berdampingan dengan sang ibu. "Iya, Buk? Ada apa?" tanya Ariana dengan wajah k

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Pengakuan Seorang Devan

    Deg!"I--itu, dia memang temenku, Bu, Pak. Tapi, dia baik, kok," balas Devan. Lelaki itu menjawabnya dengan perasaan cemas. Sesekali, ia melirik Ariana dengan tatapan sinis. "Mampus kamu, Mas!" batin Ariana, wanita itu tersenyum licik di hadapan Devan. Rian dan Lila saling menoleh satu sama lain. Mereka berdua tidak habis pikir dengan perlakuan Devan. "Masa, sih? Kamu sebaiknya nggak usah main lagi sama temen kamu. Mereka itu orangnya nggak baik. Bapak bisa nilai dari penampilannya," tegur Rian dengan nada tegas. Ariana melirik ke arah Devan. Jelas sekali bahwa Devan terlihat ketakutan."I--iya, Pak," jawab Devan dengan terbata-bata. Lelaki itu terpaksa berbohong agar semuanya cepat selesai. Ingin sekali dia menampar pipi Ariana. Namun, dia harus menahannya. "Jangan iya-iya aja, Devan. Ingat, Bapak ini orangnya nggak bisa kamu bohongin, lo. Selama ini kamu kerja apa?! Kenapa di jam siang kamu malah tidur?! Temenmu juga kamu biarin nginep di rumah kamu! Kamu nggak mikirin Istri sama

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Lebih Baik Aku ke Kamar

    "Terus, uang itu asalnya dari mana, Mas?!" tanya Ariana dengan nada ketus. Devan menoleh ke arah Udin dan Jarot. "Mbak, mohon maaf, ya. Uang itu kemarin kita dapetin bertiga setelah bantuin orang buat angkut barang. Jangan asal fitnah ya, Mbak," ucap Udin dengan suara lembut. Ariana seketika membuang mukanya. Dia terkejut dengan perkataan Devan. Namun, dia merasa lega karena uang yang dihasilkan oleh Devan memang berasal dari cara yang halal. "Oh, bagus, deh. Oh, iya. Aku mau tanya lagi. Aku pernah denger kalo kalian berdua itu preman. Aku bisa ngomong kaya gini soalnya dikasih tahu sama orang-orang di sini. Apa itu bener?" tanya Ariana dengan nada ketus. Devan, Jarot dan Udin seketika terdiam untuk beberapa saat. Yah, memang benar bahwa Jarot dan Udin adalah preman pasar yang suka membuat onar. Biasanya, mereka menghajar siapa pun yang akan melaporkan mereka ke RT atau RW. Devan yang melihatnya seketika mencari cara untuk menghentikan perbincangan itu. "Udah, Ma. Mama tadi tuh ud

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Perubahan Devan

    Setelah kejadian itu, Ariana kembali memikirkan perkataan ibu dan ayahnya. Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kedua orang tua Ariana tinggal di rumah Ariana selama tiga hari. Dan selama kedua orang tua Ariana berada di rumah. Devan bertindak layaknya suami terajin di dunia. Ia lebih sering bangun pagi, mandi, dan berangkat kerja tepat pukul tujuh pagi. Ia juga membantu Ariana membersihkan rumah dan mengantar anak mereka ke sekolah. Tapi, Ariana dan Devan tidak banyak berbicara selama kedua orang tua mereka ada di rumah. Sampai tiba di mana kedua orang tua Ariana kembali pulang. Di situlah Devan sedikit lega. Sebelum pulang, kedua orang tua Ariana memberikan uang lima juta kepada wanita itu. Devan membantu kedua orang tua Ariana untuk mengangkat barang dan mengantar mereka hingga ke terminal. Sesampainya di terminal, Rian memberikan pesan kepada Devan. "Devan, aku harap, setelah ini kamu bisa berubah menjadi suami yang baik. Ariana itu dari kecil sudah jarang menghabiskan waktu sa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Titik Terang Devan

    Setelah makan, dia mengantar anaknya ke sekolah dan bekerja. Ketika dia sampai di rumah Bu Fira, Ariana mengetuk pintu. "Assalamu'alaikum," ucap Ariana. Dari dalam, seorang wanita paruh baya keluar dan menghampirinya. "Wa'alaikumussalam. Loh, ini Ariana?" tanya Bu Fira. Wanita itu sungguh terkejut dengan perempuan yang dilihatnya. "Iya, Bu. Ini saya, saya udah pulang dari rumah orang tua saya. Dan sekarang, saya mau kerja lagi," jawab wanita itu sembari tersenyum. Bu Fira spontan mengerutkan dahi. "Ya udah, ayo masuk dulu, Nak. Ibu mau ngobrol sama kamu sebelum mulai kerja," ajak Bu Fira. Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam.Bu Fira memberikan teh hangat kepada Fira. Mereka berdua duduk di sofa ruang tamu. "Nak, gimana sama kasusmu itu? Kamu udah bicara sama kedua orang tua kamu?" tanya Bu Fira dengan wajah gelisah. "Su--sudah, Bu," jawabnya singkat. "Terus, hasilnya gimana? Kedua orang tua kamu setuju nggak, kalo misalkan kamu cerai?" Bu Fira membuat perasaan perempuan itu ta

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Segenggam Harapan (Tamat)

    Keesokan harinya, tepat di hari Senin pagi. Farel menyarankan bibinya untuk mendatangi Ariana. Tak hanya itu, Beliau juga diminta untuk menjelaskan pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan oleh Ariana. Alhasil, dirinya pun segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah Ariana. Di sana, Farel menyuruh Devan untuk meninggalkan keduanya. Sebelum itu, dia mengucapkannya melalui telepon yang dia miliki. Tak lama kemudian, ketika Farel berangkat dengan sang bibi, Beliau pun bertanya dengan sopan kepada keponakannya. "Farel, gimana kalo Bibi nanti nggak bisa bayar perempuan itu? Kamu kan tahu, Bibi memang baru aja pindah di sini. Sebenernya, kalo untuk makan dan biaya kehidupan sehari-hari, uangnya masih cukup. Tapi, kalo untuk bayarin perempuan itu, gimana? Bibi bingung loh, Farel." Wanita berkerudung hitam itu melihat ke arah Farel dengan wajah gelisahnya. Namun, tak lama kemudian, Farel menghembuskan nafas panjang. "Nggak papa, Bi. Nanti, Farel juga ikut bantuin Bibi untuk bayar gajinya. Lag

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Penjelasan Bermakna

    Farel dan Devan saling beradu dalam diam, keduanya hendak menimbang satu sama lain. Lalu, tak lama setelah itu, Devan kembali angkat bicara. "Ariana, Farel sama aku berusaha menyelamatkan kamu, tadi. Terus, pas itu, Farel nyamar jadi pemulung. Tapi, nggak taunya dia itu udah bawa temennya. Keduanya langsung nyergap orang yang udah jahatin kamu, kemarin. Makanya itu, hehehe," ucap Devan sambil tertawa. Lelaki itu hanya bisa diam ketika dirinya berusaha untuk tak mengerti apa-apa. "Hah?! Yang bener aja dong, Devan! Apa katamu tadi?! Beneran, nih?! Jadi, kalian berdua berusaha menangkap orang itu, ya?!" Ariana menaikkan salah satu alisnya. Lantas, keduanya mengangguk kan kepala. Ariana langsung menghembuskan nafas panjang, mengusap peluh di kepalanya, sambil menunggu momen yang tepat, untuknya berbicara. "Huh, untung aja kalo gitu," balas Ariana dengan perasaan ragu. Meski demikian, kedua matanya menoleh ke beberapa arah. Lantas, dirinya langsung memberi salam dan pergi ke dalam ruma

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Penangkapan Paksa

    "Siapa yang menyelamatkan siapa, Farel?! Jangan mengada-ngada! Kalo kamu membongkar kasus ini, bisa-bisa Istriku kenapa-napa lagi!" bentak Devan dari dalam mobil. Lelaki itu melirik Farel sekilas. Lantas, ia meneguk ludahnya sendiri. "Seratus! Aku nggak nyangka kamu sepintar itu. Tapi, kamu tenang aja. Aku ke sini untuk ngasih pilihan ke kamu. Yang penting, aku kan udah ngasih tahu kamu lokasinya di sini. Kalo urusan kamu mau ngehajar dia atau enggak, itu urusan kamu. Lagian, aku udah tahu satu korban yang berhasil kabur dari rumah itu," ucap Farel."Apa maksudmu, ha?!" pekik Devan dengan suara lantang. Lelaki itu merasa geram setengah mati. Ingin rasanya dia menghajar Farel, karena baginya, apa yang dia lakukan sama saja membuang waktu percuma."Enggak ada. Aku cuman mau kamu amati aja, siapa orang-orang mereka. Lihat, mereka semua sedang mengobrol di halaman depan rumah. Berpakaian seperti orang biasa. Terlihat seperti orang baik pada umumnya. Tidak ada yang aneh. Rumah mereka juga

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Pancingan Amarah!

    Dari kejadian itu, Devan semakin gencar melindungi Ariana. Dirinya tak segan-segan menelepon wanitanya, sekalipun dia berada di hari yang sibuk. Beberapa jam sekali, Devan menyempatkan diri untuk ke kamar mandi dan menelpon istrinya. Ketika jam kerja selesai, dirinya juga tak segan-segan untuk langsung pulang. Sementara itu, Farel langsung bergegas mencari tahu. Tentu saja, dia tidak melakukannya sendiri. Karena, setelah lima hari lamanya, dia menghubungi Devan dan mengajaknya ke suatu tempat. "Van, kamu ada waktu luang, nggak? Kayaknya, aku udah menemukan pelakunya. Dan berita baiknya, aku tahu siapa orang ini. Kamu mau ngasih dia pelajaran?" tanya Farel sembari tersenyum sinis, di balik teleponnya. Deg!Devan menghembuskan nafas panjang. Mulanya, ia kebingungan dengan kalimat Farel yang agak dominan mengarah ke perkelahian. "Tunggu dulu, apa dia adalah seorang wanita? Atau laki-laki? Ariana sebelumnya sudah pernah bercerita denganku. Hanya saja, aku tidak tahu apakah yang meneror

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Trauma

    Devan yang di hari itu bekerja, sama sekali tak bisa konsen terhadap pekerjaannya. Ia kebingungan memikirkan sang istri yang bertahan di rumah. "Ya Allah, tolong lindungi Istriku," batinnya meraung keras. Sementara itu, Ariana yang sedari tadi di rumah, menghela napas panjang. Dia merasa sedikit tenang ketika seorang wanita yang merupakan tetangga sebelah rumahnya datang dan menghampirinya. "Assalamu'alaikum, Mbak Ariana." Wanita bernama Yunita itu, memanggil nama Ariana dengan suara lantang. Tak lama kemudian, Ariana berlari kecil ke depan rumah. "Wa'alaikumussalam, Mbak Yunita," balas wanita itu dengan suara lirih. "Ya Allah, Mbak. Untung Mbak Ariana nggak kenapa-napa. Saya tuh cemas loh, Mbak. Dari tadi, saya lihat kalo Mbak didatengin sama dua orang itu. Orang yang biasa nyari perempuan buat dijadiin pekerja kayak gitu," ucap wanita itu dengan suara lirih. Kedua matanya melihat ke kanan dan kiri, mengawasi daerah sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun yang ada di

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Menyelamatkan Ariana

    Ariana yang masih berada di dalam kamar, mencoba untuk menenangkan diri. Alhasil, dia benar-benar menghubungi suaminya melalui sebuah pesan. Devan yang saat itu masih berada di jam kerja, tidak sempat melihatnya. Namun, karena hp Devan diletakkan di sebuah meja yang letaknya berdekatan dengan kursi milik ayah Farel. Beliau langsung memberitahukan hal itu kepada Devan. "Van, ada SMS dari Istri kamu," ucap sang ayah dengan wajah gelisah. Beliau menoleh ke arah Devan. Lelaki itu spontan menoleh ke arah ayah Farel. Lalu, dia berjalan ke meja dan mengambil hpnya. "Iya, Pak. Makasih, saya lihat dulu, ya," balas Devan sembari tersenyum. Devan mengambil hp dan kemudian membaca isi pesannya. "Astaghfirullah, Ariana? Kenapa ini?" batin Devan dengan wajah gelisah. Ayah Farel yang mengetahuinya, langsung menoleh ke arah Devan. "Ada masalah apa, Van? Kenapa mukanya ditekuk gitu?" tanya lelaki itu dengan suara lirih. Devan segera menoleh, menceritakan apa yang terjadi. "Ini, Istri saya lagi a

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Kabur, Tapi?

    Ariana menelan ludah ketika dia berada di posisi terdesak. Dia benar-benar tidak ingin berada di tempat itu sebetulnya. Tapi dia harus mencari cara agar bisa kabur dengan cara yang mulus. Alhasil, dia berusaha untuk tetap tenang. “Oh, ya udah kalo gitu. Mbak Jihan bisa ikut sama saya ke toilet, kok,” ucap perempuan itu dengan suara lirih. Ariana dan jihan langsung pergi ke toilet bersama-sama. Ariana segera melesat ke toilet. Lalu, di sana dia mencoba untuk mencari cara. “Heum, gimana, ya? Apa aku minta tolong temenku aja biar bisa anterin aku ke sini? Kayaknya, aku masih inget kalo Mbak Arum tinggal di sekitar sini,” batin Ariana. Wanita itu mengambil hp dari saku dan memberikan sebuah pesan untuk Mbak Arum. Dia langsung meminta agar Mbak Arum datang dan menjemutnya. Pada akhirnya, dia menungu sampai Mbak Arum tiba. Selang beberapa saat setelahnya, Mbak Arum datang dengan seorang lelaki yang memakai pakaian seperti polisi. Di satu sisi, Ariana masih saja bertahan di dalam kamar m

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Lowongan Pekerjaan yang Aneh

    Devan menghabiskan waktunya sembari menangis di pelukan sang istri. Di hari itu, mereka seakan merasa dekat satu sama lain. "Mas, janji sama aku kalo kamu nggak bakalan aneh-aneh lagi," ucap Ariana, wanita itu mencoba melakukan kompromi dengan suaminya. Devan menganggukkan kepala, bilang bahwa dia berjanji akan melakukannya. "Ma, ini nggak papa kan, kalo perhiasannya kita gadaikan?" tanya Devan sekali lagi, wanita itu menoleh ke arah sang suami dengan wajah gelisah."Iya, Mas. Nggak papa, kok. Masalahnya, emang uangnya cukup apa kalo dibuat bayar kos-kosan? Biasanya, kan. Ada kos yang maunya dibayar setahun untuk di tahun awal," balas Ariana dengan wajah cemas. Wanita itu sungguh penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Iya juga ya, Ma. Nanti aku bicarakan lagi sama Farel ya," ucap Devan dengan suara lirih. Lelaki itu kembali terpenjara dengan masalahnya sendiri. Entah kenapa, apa yang dikatakan oleh Ariana memang selalu benar. Alhasil, ketika Devan pergi rumahnya. Ari

  • Anak-Istri Kalah dengan Teman Suami   Maaf, Ariana

    Devan mengenal napas, mengiyakan perkataan sang kakak. Lalu, diam-diam dia keluar dari rumah. Mengerjakan hal lain tanpa sibuk membahas hal tadi. ******"Van, kamu salah naruh itu, loh. Kenapa kamu?" tanya Farel dengan suara lirih. Lelaki itu mendaratkan debrakan di meja. Lalu setelahnya, orang itu menggelengkan kepala. "Aku nggak kenapa-napa, kok. Kamu ngapain di sini? Mau ketemu sama Bapak, Rel?" Farel melontarkan pertanyaan yang membuat lelaki itu menghela napas panjang. "Iya, aku mau ketemu Bapak, sekalian mau ketemu kamu. Denger-denger, kamu lagi ada masalah, ya? Kenapa? Mau ngobrol sama aku?" Farel menaikkan alisnya ke atas. "Heum, enggak juga, sih. Cuman aku bingung aja, nggak ngerti harus gimana lagi. Kemarin, aku udah nyoba ngomong sama orang tuaku, tapi mereka nggak ada yang mau bantu buat ngasih modal. Jadi, kayaknya aku nggak ada uang buat pindah kos," Devan mengatakannya dengan frontal. Tidak ingin basa-basi. Lalu, Farel menganggukkan kepala."Aku paham, tapi kamu ngg

DMCA.com Protection Status