Aku terkejut karena tiba-tiba dia sudah berada di belakangku. "Benarkah Om?" Aida langsung berdiri dan menatap Dave dengan mata yang berbinar bahagia. Tampak sekali anakku itu gembira dengan apa yang di Dave ucapkan. Sementara Dave menunduk lalu kemudian mensejajarkan tubuh dengan Aida."Tentu saja benar sayang. Om kan sudah bilang, Om akan menyayangi kamu Karena Om akan menggantikan peran ayah kamu. Jika ayah kamu tidak pernah menyayangi kamu maka Om akan menyayangi kamu dengan sepenuh hati apa yang tidak dapat dari ayah kamu Om akan memberikannya," ucap Dave dengan suara yang lembut lalu kemudian membelai rambut Aida dengan lembut dan penuh kasih."Serius. Om janji?" Aida menunjukkan jari kelingkingnya lalu Dave pun melakukan hal yang sama sehingga kedua jari itu pun saling berpaut."Janji. Mulai saat ini Om akan melindungi kamu dan juga ibu kamu. Takkan membiarkan satu orang pun menyakiti kalian,"ucap Dev yang membuat Aida berteriak riang."Sekarang kamu pergi ke kamar dulu karena
Jangan bilang kamu merusakkan hp-ku. Aku baru saja membelinya,"jawabku kesal."Bahkan aku bisa menggantinya 10 kali lipat dari itu."Aku menarik nafas dalam rasanya aku tidak suka dengan laki-laki itu yang selalu saja memaksakan kehendaknya padaku. "Sebenarnya apa mau kamu Dave? Kenapa kamu mengurung aku di sini? Memang selama ini pintu rumahmu selalu terbuka untukku tapi setiap kali aku ingin keluar dari rumah ini kamu selalu mengejarku.""Aku ingin menyelamatkan kamu. Aku tidak rela laki-laki itu menyakiti hati kamu." Dave menatapku lekat lalu kemudian mendekat padaku,"lupakan masa lalu , kita mulai dari sekarang. Kita bisa menikah dan bisa memulai hidup baru. Aku akan membesarkan Aida seperti membesarkan anakku sendiri.""Kamu pikirkan segampang itu? Aku sudah baikan dengan papaku. Papaku tidak akan membiarkan kamu mendekati aku. Bahkan mungkin sebentar lagi pun Papaku pasti akan menemukan aku," jawabku. Namun, Dave bukannya gentar malah tersenyum."Mungkin beberapa tahun yang lal
ya, tadi karena susah membujuk anakku aku pun terpaksa berbohong dengan mengatakan bahwa kami akan pergi menjemput Dave di Bandara.Aku diam otaku segera berpikir untuk mencari alasan," tadi Om menelpon katanya dia tidak jadi pulang hari ini. Jadi Dia menyuruh kita untuk jalan-jalan,"ucapku cari alasan."Kalau begitu Aida pulang aja Aida nggak mau ikut ibu." Aida mulai merajuk dia sepertinya tahu kalau aku membohonginya. "Sayang, kita akan bersenang-senang. Besok baru kita ketemu sama Om ."Aku berusaha membujuk, bagaimanapun akan sangat susah Kalau anakku merajuk. "Kalau begitu Aida pengen ngomong sama Om."Aku diam, bagaimana ini? Sedangkan aku tidak mungkin menelpon Dave. Akhirnya aku punya akal. "Sayang, sepertinya Om sibuk," ucapku setelah pura-pura menelpon nomor Dave."Sini biar Aida yang telepon."'Aduh, mati aku kalau Aida telepon bisa bisa daftar Kalau kami mau kabur,' batinku."Ibu cepetan berikan hp-nya."Aida merebut ponselku dengan paksa dan aku tidak bisa mencegahnya
Aku merasakan sebuah tangan kekar merangkulku dari belakang dan setelah itu dia mendekap mulutku. Aku berusaha meronta. Tapi, semakin lama aku semakin merasa lemas dan tak bertenaga, setelah itu semua menjadi gelap.________Suasana sangat sunyi, yang terdengar hanyalah suara jangkrik yang berbunyi di luar. Kepalaku terasa pusing dan berdenyut mataku juga terasa berat Tapi aku berusaha membukanya. "Ini dimana?" gumamku. Aku berusaha menggerakkan tanganku yang terasa pegal tapi tidak bisa hingga aku sadar ternyata tanganku telah diikat Begitu juga dengan kakiku. Perlahan aku mulai mengingat-ingat kejadian apa yang menimpa diriku. Kepala belakangku terasa pusing dan pegal aku sendiri bingung apa mungkin kepalaku terkena pukulan benda tumpul hingga rasanya sungguh sakit Tapi kalau aku mengingat kembali sepertinya tadi tidak ada adegan itu. Aku ingat aku kabur dari rumah Dave lalu kemudian menginap di hotel dan setelah itu kami pergi ke pasar malam."Aida, kemana Aida," ucapku saatnya
Dave menarik nafas dalam dia sadar tak ada gunanya dia marah," pergilah!" ucapnya.Pria itu mengeluarkan permen min lalu menghisapnya, itu biasa dia lakukan jika sedang berpikir. Dave dulu seorang perokok tetapi ketika dia menjalin hubungan dengan Murni, wanita itu selalu melarangnya dan Dave tidak pernah mengingkari janjinya. Bertahun-tahun berpisah dari Murni dia selalu mengingat kata-kata kekasihnya itu untuk tidak merokok karena bisa membahayakan kesehatan. "Kamu jangan keseringan merokok Dave, Aku tak mau nanti kalau kamu tidak berumur panjang. Aku ingin hidup sampai ketua sama kamu." Itulah ucapan Murni yang masih terngiang di kepala Dave. Walaupun murni telah mengkhianatinya dengan menikahi Dirga, tapi Dave masih setia. Dia rela masih hidup single walau umurnya sudah hampir menginjak kepala 4. "Aku kehilangan istri dan anakku tolong cari dia!" Ucap Dave kepada anak buahnya yang berada di luar sana."Nanti aku kirimkan fotonya. Aku curiga dia diculik," lanjut lelaki tampan itu
"Aku tidak tahu. Aku memang ada masalah dengan Pak Prabu, tapi aku tidak memiliki keinginan seburuk itu dengan menculik anaknya," jawab lelaki yang wajahnya telah Bapak perlu dihajar oleh Dave."Kamu pikir aku akan percaya begitu saja. Manusia licik seperti kamu pasti hanya akan berbohong untuk keselamatan diri kamu." Dave memegang kerah baju orang itu," kalau sampai terbukti kamu terlibat dalam penculikan ini maka kamu jangan pernah bermimpi untuk bebas!" Dave melepaskan cengkraman bajunya dengan kasar lalu mendorong kursi itu hingga terjatuh. "Argh," orang itu berteriak karena saat kursi itu terjatuh kepalanya membentur lantai."Awasi orang ini lakukan apa saja agar dia buka mulut karena aku yakin dia terlibat dalam penculikan Murni," kesal Dave. Rasanya dia sudah hampir putus asa untuk mencari Murni tetapi rasa cinta dan kasih sayangnya membuat dia tidak ingin menyerah. Murni dan Aida harus dia temukan dalam keadaan selamat.Lelaki itu kemudian meninggalkan tempat yang digunakan u
Sebuah pukulan mendarat di wajahnya. Bug Pria itu terjungkal apalagi ditambah tendangan telak diperut oleh orang tadi. "Rasain! Emang enak."Pria itu tersenyum puas dengan cepat dia bergerak masuk ke dalam kamar dimana Murni di sekap."Cepat lepaskan ikatannya Bos mau dia tetap hidup." Pria itu mendekat ke arah Murni dengan lemah wanita itu bertanya," kalian siapa?"Lelaki itu segera masuk ke dalam kamar dan melepaskan ikatan Murni."Kalian siapa?"tanya Murni dengan suara yang lemah dan pucat karena sudah beberapa hari dia mogok makan. Dia senang sekaligus terkejut karena tak menyangka ada orang yang menyelamatkan dirinya."Nyonya, Nyonya tenang saja sebentar lagi Nyonya akan kami bawa ke tempat yang aman," ucap salah seorang preman itu dengan nada sopan. Sementara murni hanya mampu mengangguk lemah, tenaganya sudah habis.Pria itu segera melepaskan ikatan Murni dan tepat saat ikatannya dilepas Murni pun pingsan. "Murni."Dave yang tadi mendapat kabar dari anak buahnya bahwa Murn
"Tuan Dave."Prabu menatap anak buahnya sebentar walaupun dia sedang menduga bahwa Dave yang membebaskan murni tetapi itu cukup membuat dia terkejut. "Rupanya dia masih mencintai Murni," gumam Prabu," andai saja Dia tidak memiliki bisnis yang berseberangan denganku tentunya aku akan pertimbangkan kembali untuk menerima dia sebagai menantuku. Sayangnya mungkin itu tidak akan pernah terjadi," lanjut pria itu sambil menarik napas dalam. Dia ingin sekali menjenguk murni tetapi dia tahu kalau itu hanya akan memancing musuh-musuhnya. Keberadaan murni akan semakin terancam jika dirinya menjenguk anak perempuannya itu. "Awasi putriku setiap saat. Aku ingin mengetahui perkembangannya terutama perkembangan kesehatannya," ucap Prabu tegas. "Tapi Tuan Saya membawa kabar duka untuk anda."Prabu menatap anak buahnya,"kabar duka apa?""Cucu perempuan Tuan kabarnya telah dibunuh dan organnya telah dijual ke luar negeri."BrakPrabu menendang kursi yang ada di hadapannya hingga kursi itu terpelanti