Dave menarik nafas dalam dia sadar tak ada gunanya dia marah," pergilah!" ucapnya.Pria itu mengeluarkan permen min lalu menghisapnya, itu biasa dia lakukan jika sedang berpikir. Dave dulu seorang perokok tetapi ketika dia menjalin hubungan dengan Murni, wanita itu selalu melarangnya dan Dave tidak pernah mengingkari janjinya. Bertahun-tahun berpisah dari Murni dia selalu mengingat kata-kata kekasihnya itu untuk tidak merokok karena bisa membahayakan kesehatan. "Kamu jangan keseringan merokok Dave, Aku tak mau nanti kalau kamu tidak berumur panjang. Aku ingin hidup sampai ketua sama kamu." Itulah ucapan Murni yang masih terngiang di kepala Dave. Walaupun murni telah mengkhianatinya dengan menikahi Dirga, tapi Dave masih setia. Dia rela masih hidup single walau umurnya sudah hampir menginjak kepala 4. "Aku kehilangan istri dan anakku tolong cari dia!" Ucap Dave kepada anak buahnya yang berada di luar sana."Nanti aku kirimkan fotonya. Aku curiga dia diculik," lanjut lelaki tampan itu
"Aku tidak tahu. Aku memang ada masalah dengan Pak Prabu, tapi aku tidak memiliki keinginan seburuk itu dengan menculik anaknya," jawab lelaki yang wajahnya telah Bapak perlu dihajar oleh Dave."Kamu pikir aku akan percaya begitu saja. Manusia licik seperti kamu pasti hanya akan berbohong untuk keselamatan diri kamu." Dave memegang kerah baju orang itu," kalau sampai terbukti kamu terlibat dalam penculikan ini maka kamu jangan pernah bermimpi untuk bebas!" Dave melepaskan cengkraman bajunya dengan kasar lalu mendorong kursi itu hingga terjatuh. "Argh," orang itu berteriak karena saat kursi itu terjatuh kepalanya membentur lantai."Awasi orang ini lakukan apa saja agar dia buka mulut karena aku yakin dia terlibat dalam penculikan Murni," kesal Dave. Rasanya dia sudah hampir putus asa untuk mencari Murni tetapi rasa cinta dan kasih sayangnya membuat dia tidak ingin menyerah. Murni dan Aida harus dia temukan dalam keadaan selamat.Lelaki itu kemudian meninggalkan tempat yang digunakan u
Sebuah pukulan mendarat di wajahnya. Bug Pria itu terjungkal apalagi ditambah tendangan telak diperut oleh orang tadi. "Rasain! Emang enak."Pria itu tersenyum puas dengan cepat dia bergerak masuk ke dalam kamar dimana Murni di sekap."Cepat lepaskan ikatannya Bos mau dia tetap hidup." Pria itu mendekat ke arah Murni dengan lemah wanita itu bertanya," kalian siapa?"Lelaki itu segera masuk ke dalam kamar dan melepaskan ikatan Murni."Kalian siapa?"tanya Murni dengan suara yang lemah dan pucat karena sudah beberapa hari dia mogok makan. Dia senang sekaligus terkejut karena tak menyangka ada orang yang menyelamatkan dirinya."Nyonya, Nyonya tenang saja sebentar lagi Nyonya akan kami bawa ke tempat yang aman," ucap salah seorang preman itu dengan nada sopan. Sementara murni hanya mampu mengangguk lemah, tenaganya sudah habis.Pria itu segera melepaskan ikatan Murni dan tepat saat ikatannya dilepas Murni pun pingsan. "Murni."Dave yang tadi mendapat kabar dari anak buahnya bahwa Murn
"Tuan Dave."Prabu menatap anak buahnya sebentar walaupun dia sedang menduga bahwa Dave yang membebaskan murni tetapi itu cukup membuat dia terkejut. "Rupanya dia masih mencintai Murni," gumam Prabu," andai saja Dia tidak memiliki bisnis yang berseberangan denganku tentunya aku akan pertimbangkan kembali untuk menerima dia sebagai menantuku. Sayangnya mungkin itu tidak akan pernah terjadi," lanjut pria itu sambil menarik napas dalam. Dia ingin sekali menjenguk murni tetapi dia tahu kalau itu hanya akan memancing musuh-musuhnya. Keberadaan murni akan semakin terancam jika dirinya menjenguk anak perempuannya itu. "Awasi putriku setiap saat. Aku ingin mengetahui perkembangannya terutama perkembangan kesehatannya," ucap Prabu tegas. "Tapi Tuan Saya membawa kabar duka untuk anda."Prabu menatap anak buahnya,"kabar duka apa?""Cucu perempuan Tuan kabarnya telah dibunuh dan organnya telah dijual ke luar negeri."BrakPrabu menendang kursi yang ada di hadapannya hingga kursi itu terpelanti
Bau obat tercium dengan jelas, suasana juga sangat dingin saat Murni membuka mata. Dinding bercak putih khas rumah sakit itulah yang pertama kali dilihat oleh Murni. Wanita itu menoleh sebentar dilihatnya Dave sedang tertidur di tepi ranjang. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi. "Aida!" teriak Murni saat teringat nasib tragis yang menimpa anaknya membuat Dave terjaga dari tidurnya. Pria itu segera mendekati Murni. "Murni, tenanglah, tenang." Dave membawa Murni kedelapannya saat melihat air mata wanita itu mengalir deras. "Aida Dave," ucap wanita itu disela tangisnya."Tenanglah. Sabar," ucap Dave pelan. Jujur hati wanita lelaki itu juga hancur mengingat nasib tragis yang menimpa Aina. Dia pun merasakan kesedihan yang Murni rasakan. Terbayang di benak Dave saat-saat terakhir Aida. Wajah ceria anak itu yang melambaikan tangan kepadanya membuat Dave merasa sedih. Lelaki itu pun ingin menangis seperti Murni, akan tetapi dia tahan dan menguatkan hati. "Kenapa bukan aku saja yang di
Si kakek tua melihat tubuh anak kecil yang tersangkut di ranting kering yang hanyut di sungai. Diapun segera menolong dan membawa ke gubuk tua miliknya. Beberapa bulan yang lalu dia baru saja kehilangan cucu tercintanya karena sakit. Kini dia merasa mendapatkan penggantinya. Pria itu kemudian mengundang bidan desa yang tinggalnya tidak begitu jauh dari rumahnya untuk memeriksa keadaan anak kecil itu. Dia bersyukur karena menurut bidan dan juga dokter Puskesmas yang kebetulan dia undang keadaan anak kecil itu tidak terlalu parah. Hanya beberapa air masuk ke tubuhnya tapi tidak berbahaya. Namun, demi keselamatan. Si kakek membawa anak kecil itu untuk periksa ke Puskesmas dan setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan ternyata keadaannya sehat. Saat sadar anak itu seperti orang linglung dia bahkan tidak tahu siapa namanya dan apa yang terjadi kepadanya, kenapa sampai hanyut di sungai. Sejak saat itu si kakek memberikan nama sama persis dengan nama cucunya yang telah tiada. "Kenapa kakek
Kamu menyiapkan apa Dave?"tanya wanita itu lembut. Sekarang setiap kali dia menatap Dave dia merasakan getaran itu. Getaran yang dulu selalu ada setiap kali dia bersama dengan Dave. Pria dengan wajah lembut itu tersenyum," nanti juga kamu akan tahu," jawabnya yang membuat Murni mengkerucutkan bibirnya."Pakai rahasia segala," ucap Rumi.Dave mendekatkan wajahnya membuat Murni sedikit mundur kebelakang. Walau bagaimanapun dia tahu Dave bukan mahramnya. "I love you Murni," Dave menarik napas dalam dan memejamkan mata sesaat demi menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Setelah sekian lama kata itu tersimpan. Dave kembali bisa mengucapkankanya."Dave, kita bukan ABG lagi," jawab Murni."Cinta tidak mengenal usia Murni. Bahkan seorang kakek dan nenek pun tidak dilarang untuk mengucapkan kata cinta karena cinta itu dari sini." Dave meraih tangan Murni dan mendekatkannya ke dadanya serta menekan lembut bagian jantungnya hingga Murni bisa merasakan getaran itu. Hampir saja Dave tidak bisa men
"Baik buruknya seorang anak itu tergantung bagaimana didikan orang tuanya Jadi siapa yang harus aku salahkan?" Prabu menatap Dave dengan tatapan mata tajam. "Tidak ada yang salah dengan orang tua saya, Tuan. Karena sebagai orang tua mereka telah memberikan terbaik kepada saya hanya saja mungkin sikap saya terlalu cuek kepada orang lain. Itu semua karena tak pernah mendapatkan sikap ramah dari orang-orang di sekitar saya. Waktu kecil ketika Saya hendak bermain dengan mereka pun orang tua mereka selalu melarang padahal saya tidak memiliki niat jahat buruk sekalipun pada mereka. Sejak saat itu saya tak pernah peduli dengan orang lain, hati saya kosong dan dingin kepada siapapun," Dave menatap Murni ya sekarang berdiri di samping Papanya," Tapi semenjak mengenal Putri Anda saya mengerti. Saya mengubah pandangan saya dan saya mulai peduli kepada orang lain terutama kepada putri anda. Walaupun dia telah mengkhianati saya dengan menikah dengan laki-laki lain tetapi saya tetap peduli padanya