Share

Status baru

Penulis: Ketikan jari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Meski kesulitan membuka matanya, Aluna masih tetap dalam kesadarannya. Dia juga mendengar dengan jelas, percakapan orang-orang di sekelilingnya.

"Cih! Hanya karena diracuni saja membuatnya sekarat. Dia tidak cocok menjadi istrimu, Kakak."

"Heh! Apa katanya?! Hanya diracuni? Apa kau mau aku suapkan dengan apel beracun hah?! Lalu kau akan menjadi pangeran tidur, seperti film Putri Salju! Dasar bocil!" . Aluna membatin kesal.

"Jaga ucapanmu, Mickhe! Dia iparmu sekarang. Anggaplah dia kakak perempuanmu dan selalu jaga dia."

"Siapa pun dirimu, aku mencintaimu! Terimakasih telah memarahi bocil bermulut pedas itu."

Lagi-lagi Aluna membatin, tapi kali ini, dirinya senang.

"Tsk. Ibu, mengertilah, kakak adalah orang yang disegani dan ditakuti. Orang-orang menjulukinya sebagai 'dewa perang'. Dia seharusnya menikah dengan wanita kuat dan cerdas. Seperti Nona Leonor."

"KAU MENANTANGKU BOCIL?! TUNGGU AKU BISA BANGKIT, AKAN AKU PERLIHATKAN PADAMU SEPERTI APA ITU DEWI KEMATIAN!."

"Lagi pula, siapa itu Nona Leonor, akan aku pastikan dia menjadi anak buahku. Cih, beraninya bocil ini meremehkanku," kesal Aluna.

"Tapi aku sudah menikahinya. Buang jauh-jauh keluhanmu itu, Adik."

"A-apa?! Menikah? Dengan siapa? AKU? MAKSUD DIA AKU? OH, NO! AKU AKAN MENCERAIKANMU JIKA KAU BURUK RUPA!"

"Tapi ...kenapa aku bisa menikah? Maksudku—ARGHH! SIALAN, KENAPA KEPALAKU SAKIT LAGI!"

"Aih, kenapa pula dia yang harus menjadi iparku."

"Aku juga tidak berharap memiliki adik ipar yang bermulut pedas sepertimu, Bocil!" sentak Aluna kasar. Iya, kalian tidak salah baca. Itu Aluna.

Dengan penuh perjuangan, akhirnya dia bisa bangun setelah mendapatkan 'serangan' mendadak dari sebuah ingatan asing. Akhirnya aku bisa membalas ucapan bocil satu ini secara langsung, pikir Aluna.

Semua yang ada di kamar itu terkejut mendengar suara keras Aluna.

"Kau sudah bangun, Aluna?!" pekik wanita paruh baya itu spontan. Tersadar, dia langsung membekap mulutnya.

"E-e. Maaf, maksudku, kau sudah bangun, Aluna?" Ujar wanita tadi tak enak hati, suaranya berubah menjadi lebih lembut.

Remaja lelaki yang disapa 'bocil' oleh Aluna tadi, mendengus dan memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.

"Ah, i-iya ...eum?" jawab Aluna dan menatap 'bingung' wanita cantik di depannya.

"Namaku Ameera Elvisrron, ibu suamimu. Kau bisa panggil aku ibu juga. Aku ibumu mulai sekarang," jelas wanita cantik itu. Ternyata dia ibu mertua Aluna.

"Boleh Aku panggil Ibu Mei Mei? Ehe," cengir Aluna, menampilkan deretan gigi putihnya. Entah kenapa Aluna terpikir Meimei di film kartun Upin & Ipin.

Ibu Meimei tersenyum gembira, dengan senang dia menjawab, "Ah, tentu saja! Nama itu sangat—"

"Jelek!"

Semua mata beralih ke seorang remaja lelaki yang sedang menampilkan wajah kesal.

"Mickhe!" tegur ibu Meimei. Mickhe hanya diam membuang muka, tak ingin bertatapan dengan sang ibunda.

Ibu Meimei kembali mengalihkan perhatiannya pada Aluna. "Nama itu sangat bagus. Ibu sangat menyukainya, abaikan saja remaja pencemburu itu."

"Baik, Ibu Meimei," jawab Aluna.

"Ibu, boleh aku bertanya?" ucap Aluna.

"Itu kau sudah bertanya, bodoh!" ketua Mickhe. Ibu Mei Mei mencubit perut Mickhe pelan, membuatnya berjengit kaget.

"Kau ingin bertanya apa, Sayang?"

"Dia ...siapa?" Aluna menunjuk dua pria yang berada di dalam kamar itu dengan dagunya.

"Kau tidak tahu namaku? Oh, Tuhan, kau benar-benar bodoh! Aku ini pria tampan yang sangat populer, harusnya kau mengenalku! Cih! Terlalu sibuk dengan duniamu, sampai tidak memperdulikan orang-orang disekitarmu," sahut Mickhe kesal.

"Hey! Kau, Bocil! Kenapa mulutmu tidak berhenti mengoceh?! Gendang telingaku bisa pecah karena mendengar suaramu terlalu lama! Dan lagi, kau tidak setampan itu untuk masuk ke dalam golongan pria tampan, kau tau! Lihat suamiku itu, wajahnya sangat tampan dan matang daripada bocah remaja sepertimu! Lihat bibirnya itu, sangat seksi, tidak seperti bibirmu! Bahkan otot-ototmu saja tidak sebanding dengan otot miliknya, cih!" balas Aluna frontal. Bahkan tanpa sadar dia sudah meninggikan nada suaranya dan memelototkan mata kucingnya.

Mickhe lantas bereaksi dengan meraba-raba bibir dan otot-otot tubuhnya, membanding-bandingkan dirinya dengan sang kakak, ibu Meimei sendiri terkikik geli melihat tontonan yang disajikan, apalagi melihat respon Mickhe dan anak pertamanya, sangat lucu.

Sedang orang yang di klaim Aluna sebagai suaminya sudah memerah malu. Bisa-bisanya Aluna memuji dirinya sefrontal itu, bahkan di depan dirinya langsung tanpa malu.

"Ibu~~ Aku tampan,'kan? Aku ini juga anakmu dan ayah, pasti tampan juga seperti Kak Zein!" ujar Mickhe merengek pada ibu Meimei.

"Oh, lihat ini? Siapa bocah baru besar yang merengek manja pada ibunya?" ujar Aluna menjadi.

"Entahlah, ibu juga tidak tahu, Aluna," jawab ibu Meimei sambil memasang raut bingung.

"IBUUU~ Jahat sekali! Huh!"

Brak!

Mickhe pergi dari kamar itu dengan membanting pintu kesal.

"HA-HA-HA-HA! lihat wajah dia, Ibu! Sangat lucu, Bwa-ha-ha!"

"Kau benar, Aluna! Ha-ha-ha, baru kali ini ada yang bisa membalas mulut tajamnya. Benar-benar lucu," sahut ibu Meimei dengan tawanya yang menggelegar.

"Kesyi! Bantu aku berlatih lebih keras dan berikan aku perawatan yang paling terbaik! Agar ketampananku diakui oleh gadis bermulut pedas itu!"

Kedua perempuan itu semakin tertawa lebar saat mendengar teriakan Mickhe yang memenuhi seisi kediaman. Sungguh, pria yang tertinggal di kamar itu seperti tidak dianggap ada.

"Ekhem! Ibu, sikapmu."

Sontak dua perempuan berbeda usia itu berhenti tertawa.

Ibu Meimei menetralkan kembali ekspresinya seperti biasa saat ditegur oleh anak laki-laki sulungnya, walau harus menahan tawa dan perutnya seperti ada yang menggelitiki.

"Baiklah, baik. Kalau begitu, ibu pergi dulu. Selamat bersenang-senang anak-anakku!" seru ibu Meimei langsung kabur dari kamar sepasang pengantin itu.

Eh, Pengantin? Sepertinya Aluna lupa menceritakannya. Saat dia kesakitan dalam tidurnya tadi, sebuah ingatan muncul begitu saja. Membuatnya pening.

Intinya, Dia, Aluna Chelonia, saat ini dia berada dalam tubuh Aluna Zeline Demetrios. Seorang yatim-piatu, orang tuanya adalah bangsawan Viscount dan Viscountess.

Nona Aluna Zeline Demetrios dinikahi oleh Duke Zein Viero Elvisrron karena amanah dari ibu mertuanya sebelum meninggal. Dan hari ini, adalah malam pertama mereka.

Ameera Elvisrron adalah Duchess terdahulu, sedangkan Duke terdahulu telah gugur dalam peperangan dulu. Dan Mickhe Elvisrron adalah anak kedua dari pasangan Duke Dan Duchess terdahulu.

Duke tiada saat Duchess mengandung Mickhe yang masih berusia 5 bulan di dalam kandungan, saat itu Duke masih anak-anak. Jadi, sikap ketus dan pencemburu Mickhe itu, karena dia tidak merasakan kasih sayang seorang ayah. Dia memang sering cemburu jika ibunya menyayangi orang lain selain dirinya dan kakaknya.

Aluna tau semuanya berkat ingatan pemilik tubuh lama. Dia hanya berpura-pura tidak tahu saja.

Dan ...pria tampan yang masih berada di kamar yang sama dengannya saat ini adalah Duke Zein Viero Elvisrron—suaminya.

"Ekhem!" dehem Zein keras.

Aluna tersadar dari lamunannya. Bibirnya langsung mengembang lebar. "Eh, Suami, he-he-he."

Percayalah, dibanding sebuah senyuman yang indah, Aluna saat ini lebih mirip seperti psikopat yang menyeringai kejam. Zein bergidik sendiri melihatnya.

"Apa masih ada yang terasa sakit?" tanya Zein.

"Suara suami dadakan gue candu banget ...," gumam Aluna pelan. Dia menatap Duke Zein dari atas sampai bawah. Kaki yang panjang, tangan berotot yang tersimpan rapi di balik Tuxedonya, bibirnya yang kecil tapi sedikit tebal, rahang yang tegas, hidung mancung yang sempurna, mata elang yang tajam dengan bola mata hitam kelam, alisnya juga tebal dan rapi.

Zein mengernyit melihat Aluna yang tercengang, dengan mulut yang berkomat-kamit tak jelas.

"Aluna," panggil Zein sekali.

"Aluna!" panggil Zein lagi dengan nada yang sedikit lebih keras.

Aluna mengerjap pelan, lalu mendengus karena kaget dengan bentakan Zein.

"Jangan membentakku!" ujarnya tak suka.

"Aku tidak membentakmu," balas Zein pelan.

"Tadi kau membentakku!" ucap Aluna sengit, matanya sudah melotot ke arah Zein.

"Baik-baik, maafkan aku, yah? Aku tidak sengaja," ujar Zein sabar. Padahal dia tidak membentaknya Loh?

Merasa menang, Aluna pun semakin tak tau diri. Ia langsung menghempas tubuhnya kasar dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Kau marah, istri?"

"Jawab aku," paksa Zein dengan sedikit menoel-noel lengan Aluna. Tapi Aluna langsung menepis kasar. Zein hanya bisa menghela nafas lelah. Padahal dia tidak membentak, hanya sedikit memanggil keras agar Aluna sadar dari lamunannya.

"Jangan panggil aku istri, itu menggelikan!" ketua Aluna. Zein hanya berdehem.

Zein ikut berbaring di samping istrinya. Tapi sang istri langsung beringsut menjauh, seolah menunjukkan jika dirinya sedang 'marah'.

"Jangan menutupi seluruh tubuhmu dengan selimut seperti itu. Nanti kau sesak," ujar Zein memperingati Aluna.

"Bukan urusanmu!" balas Aluna ketus. Zein kembali diam dan memilih memejamkan matanya.

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

10 menit

"Huah!!" Aluna menyibak selimutnya kasar. Badannya sudah penuh keringat, nafasnya sedikit terengah.

"Sudah kuperingatkan, tapi tak mau mendengar," celetuk Zein santai masih dengan mata yang terpejam.

"Terserah aku!" Lagi-lagi Aluna membalas ketus. Aluna kembali tidur dengan membelakangi Zein.

"Jangan dekat-dekat denganku!" peringatan Aluna ketus.

Diam-diam, Aluna tersenyum gembira. Sebenarnya dia hanya pura-pura marah. Hihihi. Dia tentu saja sadar, ini adalah malam pertama mereka berdua. Dan Aluna tidak ingin mereka melakukannya sekarang. Dia takut dan belum siap. Jadinya, dia pura-pura marah saja, ehehe.

Entah sampai kapan Aluna bisa menghindar. Malam ini dia berhasil, tapi untuk malam berikutnya? Apakah dia bisa mengelak? Sedangkan mereka tidur sekamar. Entahlah, tidak ada yang tahu.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Author Zee.

Bab terkait

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Nyaman

    /Kediaman Elvisrron/-Pukul 9 pagi-Aluna mengerjap pelan untuk menetralkan sinar matahari yang membuat silau matanya. Dia sedikit meregangkan badannya yang terasa kaku. Lalu menoleh pada sosok pria yang saat ini telah duduk di sampingnya. "Kenapa kau membuka jendelanya?" seru Aluna kesal pada Zein. "Ini sudah menjelang siang. Kau belum sarapan. Aku harus segera pergi ke kerajaan untuk menemui Raja," jelas Zein tenang. Aluna menatap Zein bingung, dia masih belum menangkap maksud kalimat suaminya itu. "Lalu kenapa tidak segera pergi?" tanya Aluna lagi. Zein diam, tak menjawab. Tangannya sibuk memeras sebuah kain kecil berwarna putih. Setelahnya langsung menahan wajah Aluna dan mengusap kain basah itu ke wajah Aluna. "Apa yang kau lakukan?!" pekik Aluna kaget. Ia tak menyangka Zein akan melakukan hal ini. "Suami," koreksi Zein. "Hah?" Zein berdecak pelan, memilih abai tak ingin menjelaskan. Aluna sendiri diam terpaku, baru kali ini ia diperlakukan seperti ini, seperti anak baru

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   #7

    "KAU PUNYA SIHIR, MICKHE! GUNAKAN SIHIRMU!"Mickhe kaku. Baru ingat dengan kemampuannya, terlalu panik sampai lupa. Tapi sepertinya dia terlambat?"A-aku lupa, Bu. Apa gadis itu selamat?"Dua manusia berbeda gender itu luruh ke lantai. Mendadak kedua kaki mereka seperti jeli. "Bodoh.""I-ibu, apa yang harus kita katakan pada kak Zein?" tanya Mickhe lirih. Melihat sang ibu hanya diam dengan pandangan kosong, Mickhe segera bangkit dari duduknya. "Ayo, Bu. Kita harus melihat keadaan kakak ipar," ujar Mickhe tegas. Ibu Mei Mei mengangguk lesu. Yah, tentu saja lesu. Bagaimana mungkin anaknya menjadi duda secepat ini? Bahkan mereka baru sah menjadi sepasang suami istri kemarin sore. Dan sekarang, ini masih pagi? Belum siang. Sesampainya mereka di bawah, tepatnya di halaman samping tempat kemungkinan Aluna jatuh. Mereka lagi-lagi dibuat terkejut melihat keadaan Aluna yang baik-baik saja. Bukan, maksudnya, mereka menyaksikan sendiri Aluna terjatuh dari jendela kamarnya, yang berada di lant

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Drama keluarga

    "Aku benar-benar takut saat melihat duchess jatuh dari jendela kamarnya. Untungnya—""Apa kau bilang?!" "D-duke?"Mendengar pembicaraan para penjaganya, tanpa basa-basi lagi, Zein bergegas pergi ke tempat istrinya berasal. Berbekal info dari seorang penjaga, Zein dapat menemukan keberadaan Aluna dengan cepat. Zein terpaku sesaat, Aluna, gadis yang ia khawatirkan, sedang tertawa ruang bersama ibu dan adiknya. Ralat, hanya ibunya dan Aluna yang tertawa, sedangkan adiknya merengut kesal. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi pemandangan ini adalah hal yang jarang ia temukan. "Ekhem." Zein berdehem keras, meraih seluruh atensi tiga manusia itu tertuju padanya. "Kakak?!! Mereka merisakku!" adu Mickhe pada Zein. "Apa yang mereka lakukan padamu?" tanya Zein pelan. Pelan sekali, sampai terdengar seperti geraman."I-ibu mengatakan pada kakak ipar kalau aku masih mengompol saat berusia 10 tahun," cicit Mickhe malu. Zein terkekeh kecil, mengusap kepala adiknya pelan. "Bukankah itu benar?"

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Lady Liana

    "Nona Liana! Jangan berlari! Nanti Anda bisa terjatuh!" Dua wanita berbeda generasi itu menoleh ke arah seorang pelayanan yang sedang mengejar seorang gadis remaja. Pakaiannya yang mewah jelas menggambarkan bahwa dia adalah seorang bangsawan. Usia gadis remaja itu sekitar 16 tahun, berbeda 5 tahun dengan Aluna yg asli. Iyaps, usia Aluna Zeline Demetrios adalah 21 tahun, masih muda jika di dunia modern. Namun, di dunia ini, usia 15 tahun sudah pantas untuk menikah. "Salam Nyonya Ameera dan Duchess Aluna," ujar Liana membungkuk hormat. "Hah-hah-hah! Nona—" "Cepat beri salam pada Nyonya Ameera dan Duchess, Layla!" sentak Liana pada Layla–pelayannya yang baru saja tiba. Layla pun segera tersadar, bahwa ada dua orang berjabatan tinggi di hadapannya. Segera ia memberikan salam dengan hormat, tak lupa dengan doa-doa baik yang ia berikan untuk ibu Mei Mei dan Aluna. Aluna dan ibu Mei Mei hanya mengangguk sebagai jawaban, tak lupa berterima kasih atas doa dari pelayanan tersebut. "Duduklah

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Penghianat

    Di dunia ini siapa yang tidak menginginkan kekuasaan yang kuat? Tidak ada, semua orang menginginkannya. Hanya orang berhati suci yang menganggap itu tidak penting dan hanya titipan sementara. Tapi bagi mereka yang berambisi kuat, akan melakukan segala cara untuk memiliki kekuasaan. Bahkan mereka tidak segan menghianati keluarganya sendiri demi kekuasaan yang semu.Aluna Chelonia. Gadis berusia 22 tahun. Berprofesi sebagai seorang penulis. Putri satu-satunya yang dimiliki seorang Jenderal Besar di negara B dan anak dari wanita yang penuh kasih sayang. Saudara perempuan dari dua pria kaya raya, dan tunangan dari pria tampan dan mapan.Hidup Aluna adalah impian bagi setiap gadis. Hidup berlimpah harta, keluarga yang harmonis, diratukan oleh kedua saudara laki-lakinya, dan memiliki kekasih yang tampan. Oh, jangan lupakan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Siapa yang tidak menginginkan itu?Tapi sayang, kebahagiaan seorang Aluna harus lenyap dalam satu malam. Penghianatan yang dila

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Kisah anak kandung & anak tiri

    "Paman? Carel? " ujar Aluna bingung. "Apa yang kalian lakukan?!" geram Rafel menatap paman dan calon iparnya—yang akan berubah menjadi mantan calon iparnya—tajam.Sang paman hanya terkekeh mendengar pertanyaan ponakannya. Sedang Carel hanya berekspresi meremehkan. Aluna sendiri terdiam kaku."Tidakkah kau lihat apa yang kulakukan, Ponakan?" tanya Alejandro menatap cemooh. Kemudian tatapan Alejandro beralih pada Aluna."Hay, Ponakan manisku, tidak ingin menyapa paman dan kekasihmu? Atau kau ingin bergabung pada kami? Mengingat kekasih tercintamu bersamaku, mungkin Kau ingin bergabung? Jika kau mau, aku akan menerimamu dengan senang hati. Ha-ha-ha!" kata Alejandro dengan mengerlingkan matanya.Aluna tak bereaksi sedikit pun, hanya Rafel yang tampak menggeram marah. Dia memang orang yang tempramen. Berbeda dengan Elan yang tenang, dan Aluna yang tak dapat ditebak, dia tipe yang terbuka tapi juga tertutup secara bersamaan."Jangan dengarkan dia Aluna! Keluarga lebih berarti dibanding cin

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Akhir yang menyakitkan

    Rafel sontak menatap Aluna. Sedang orang yang dipanggil Edgar hanya tertawa terbahak. Gila! Itulah pikiran orang yang disana."Kau masih mengenalku ternyata, kupikir setelah penghianatanmu, kau lupa denganku," tukas Edgar sinis."Apa kau ada urusan di sini?" tanya Aluna mengabaikan pernyataan Edgar."Yah, menyelamatkan mereka. Dan ...membunuh kalian, terutama, kau, Aluna. Oh, atau Lulu?" balas Edgar dingin. Tidak ada lagi suara tawa. Hanya senyum miring.Lulu, adalah nama Aluna dulu di dunia gelap. Yap, Aluna dulu juga bagian dari dunia gelap, tujuannya untuk memudahkan dia untuk menyelesaikan misi dari kakeknya yang saat itu menjabat sebagai kapten. Oh, apa saya sudah menceritakan jika dulu Aluna bergabung di dunia kemiliteran atas rekomendasi kakeknya?Yah, Aluna sempat bergabung menjadi anggota kemiliteran di usia yang masih sangat muda, dan keluar dari sana saat umur 21 tahun. Itu pun karena bantuan dari pamannya, Alejandro.Saat usia 7 tahun, Aluna sudah tinggal bersama kakek dan

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   kehidupan baru

    Di dimensi lain ....Seorang gadis cantik, berusia sekitar 20 tahun, mengenakan sebuah gaun putih yang indah. Gaun tanpa lengan, dengan belahan dada yang tak terlalu terbuka. Mutiara-mutiara indah ikut menghiasi gaun itu. Sangat cocok dengan kulit gadis itu yang putih seperti salju.Seorang pelayan datang memberinya minuman. Dia menerimanya dan sedikit tersenyum tipis kepada pelayanan tersebut. Meneguk air itu dengan perlahan dan elegan, sangat terlihat seperti putri bangsawan.Niatnya untuk menghilangkan dahaga, tapi malah rasa pusing yang menyerangnya."Ada apa?" tanya pria di sampingnya."Tidak," jawab gadis itu singkat dan datar. Sang pria hanya berdehem, tak lagi peduli.Rasa sakit di kepalanya tak dapat ditahan lagi. Gadis itu pamit undur diri kepada pria di sampingnya. Tapi sang pria hanya berdehem saja. Sepertinya kesal kepada gadis itu.Gadis itu pergi ke kamarnya. Di perjalanan, otaknya tak henti berpikir. Kenapa kepalanya sangat pusing?"Apa ini waktunya?" . Batinnya sendu.

Bab terbaru

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Lady Liana

    "Nona Liana! Jangan berlari! Nanti Anda bisa terjatuh!" Dua wanita berbeda generasi itu menoleh ke arah seorang pelayanan yang sedang mengejar seorang gadis remaja. Pakaiannya yang mewah jelas menggambarkan bahwa dia adalah seorang bangsawan. Usia gadis remaja itu sekitar 16 tahun, berbeda 5 tahun dengan Aluna yg asli. Iyaps, usia Aluna Zeline Demetrios adalah 21 tahun, masih muda jika di dunia modern. Namun, di dunia ini, usia 15 tahun sudah pantas untuk menikah. "Salam Nyonya Ameera dan Duchess Aluna," ujar Liana membungkuk hormat. "Hah-hah-hah! Nona—" "Cepat beri salam pada Nyonya Ameera dan Duchess, Layla!" sentak Liana pada Layla–pelayannya yang baru saja tiba. Layla pun segera tersadar, bahwa ada dua orang berjabatan tinggi di hadapannya. Segera ia memberikan salam dengan hormat, tak lupa dengan doa-doa baik yang ia berikan untuk ibu Mei Mei dan Aluna. Aluna dan ibu Mei Mei hanya mengangguk sebagai jawaban, tak lupa berterima kasih atas doa dari pelayanan tersebut. "Duduklah

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Drama keluarga

    "Aku benar-benar takut saat melihat duchess jatuh dari jendela kamarnya. Untungnya—""Apa kau bilang?!" "D-duke?"Mendengar pembicaraan para penjaganya, tanpa basa-basi lagi, Zein bergegas pergi ke tempat istrinya berasal. Berbekal info dari seorang penjaga, Zein dapat menemukan keberadaan Aluna dengan cepat. Zein terpaku sesaat, Aluna, gadis yang ia khawatirkan, sedang tertawa ruang bersama ibu dan adiknya. Ralat, hanya ibunya dan Aluna yang tertawa, sedangkan adiknya merengut kesal. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi pemandangan ini adalah hal yang jarang ia temukan. "Ekhem." Zein berdehem keras, meraih seluruh atensi tiga manusia itu tertuju padanya. "Kakak?!! Mereka merisakku!" adu Mickhe pada Zein. "Apa yang mereka lakukan padamu?" tanya Zein pelan. Pelan sekali, sampai terdengar seperti geraman."I-ibu mengatakan pada kakak ipar kalau aku masih mengompol saat berusia 10 tahun," cicit Mickhe malu. Zein terkekeh kecil, mengusap kepala adiknya pelan. "Bukankah itu benar?"

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   #7

    "KAU PUNYA SIHIR, MICKHE! GUNAKAN SIHIRMU!"Mickhe kaku. Baru ingat dengan kemampuannya, terlalu panik sampai lupa. Tapi sepertinya dia terlambat?"A-aku lupa, Bu. Apa gadis itu selamat?"Dua manusia berbeda gender itu luruh ke lantai. Mendadak kedua kaki mereka seperti jeli. "Bodoh.""I-ibu, apa yang harus kita katakan pada kak Zein?" tanya Mickhe lirih. Melihat sang ibu hanya diam dengan pandangan kosong, Mickhe segera bangkit dari duduknya. "Ayo, Bu. Kita harus melihat keadaan kakak ipar," ujar Mickhe tegas. Ibu Mei Mei mengangguk lesu. Yah, tentu saja lesu. Bagaimana mungkin anaknya menjadi duda secepat ini? Bahkan mereka baru sah menjadi sepasang suami istri kemarin sore. Dan sekarang, ini masih pagi? Belum siang. Sesampainya mereka di bawah, tepatnya di halaman samping tempat kemungkinan Aluna jatuh. Mereka lagi-lagi dibuat terkejut melihat keadaan Aluna yang baik-baik saja. Bukan, maksudnya, mereka menyaksikan sendiri Aluna terjatuh dari jendela kamarnya, yang berada di lant

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Nyaman

    /Kediaman Elvisrron/-Pukul 9 pagi-Aluna mengerjap pelan untuk menetralkan sinar matahari yang membuat silau matanya. Dia sedikit meregangkan badannya yang terasa kaku. Lalu menoleh pada sosok pria yang saat ini telah duduk di sampingnya. "Kenapa kau membuka jendelanya?" seru Aluna kesal pada Zein. "Ini sudah menjelang siang. Kau belum sarapan. Aku harus segera pergi ke kerajaan untuk menemui Raja," jelas Zein tenang. Aluna menatap Zein bingung, dia masih belum menangkap maksud kalimat suaminya itu. "Lalu kenapa tidak segera pergi?" tanya Aluna lagi. Zein diam, tak menjawab. Tangannya sibuk memeras sebuah kain kecil berwarna putih. Setelahnya langsung menahan wajah Aluna dan mengusap kain basah itu ke wajah Aluna. "Apa yang kau lakukan?!" pekik Aluna kaget. Ia tak menyangka Zein akan melakukan hal ini. "Suami," koreksi Zein. "Hah?" Zein berdecak pelan, memilih abai tak ingin menjelaskan. Aluna sendiri diam terpaku, baru kali ini ia diperlakukan seperti ini, seperti anak baru

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Status baru

    Meski kesulitan membuka matanya, Aluna masih tetap dalam kesadarannya. Dia juga mendengar dengan jelas, percakapan orang-orang di sekelilingnya."Cih! Hanya karena diracuni saja membuatnya sekarat. Dia tidak cocok menjadi istrimu, Kakak.""Heh! Apa katanya?! Hanya diracuni? Apa kau mau aku suapkan dengan apel beracun hah?! Lalu kau akan menjadi pangeran tidur, seperti film Putri Salju! Dasar bocil!" . Aluna membatin kesal."Jaga ucapanmu, Mickhe! Dia iparmu sekarang. Anggaplah dia kakak perempuanmu dan selalu jaga dia.""Siapa pun dirimu, aku mencintaimu! Terimakasih telah memarahi bocil bermulut pedas itu."Lagi-lagi Aluna membatin, tapi kali ini, dirinya senang."Tsk. Ibu, mengertilah, kakak adalah orang yang disegani dan ditakuti. Orang-orang menjulukinya sebagai 'dewa perang'. Dia seharusnya menikah dengan wanita kuat dan cerdas. Seperti Nona Leonor.""KAU MENANTANGKU BOCIL?! TUNGGU AKU BISA BANGKIT, AKAN AKU PERLIHATKAN PADAMU SEPERTI APA ITU DEWI KEMATIAN!.""Lagi pula, siapa it

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   kehidupan baru

    Di dimensi lain ....Seorang gadis cantik, berusia sekitar 20 tahun, mengenakan sebuah gaun putih yang indah. Gaun tanpa lengan, dengan belahan dada yang tak terlalu terbuka. Mutiara-mutiara indah ikut menghiasi gaun itu. Sangat cocok dengan kulit gadis itu yang putih seperti salju.Seorang pelayan datang memberinya minuman. Dia menerimanya dan sedikit tersenyum tipis kepada pelayanan tersebut. Meneguk air itu dengan perlahan dan elegan, sangat terlihat seperti putri bangsawan.Niatnya untuk menghilangkan dahaga, tapi malah rasa pusing yang menyerangnya."Ada apa?" tanya pria di sampingnya."Tidak," jawab gadis itu singkat dan datar. Sang pria hanya berdehem, tak lagi peduli.Rasa sakit di kepalanya tak dapat ditahan lagi. Gadis itu pamit undur diri kepada pria di sampingnya. Tapi sang pria hanya berdehem saja. Sepertinya kesal kepada gadis itu.Gadis itu pergi ke kamarnya. Di perjalanan, otaknya tak henti berpikir. Kenapa kepalanya sangat pusing?"Apa ini waktunya?" . Batinnya sendu.

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Akhir yang menyakitkan

    Rafel sontak menatap Aluna. Sedang orang yang dipanggil Edgar hanya tertawa terbahak. Gila! Itulah pikiran orang yang disana."Kau masih mengenalku ternyata, kupikir setelah penghianatanmu, kau lupa denganku," tukas Edgar sinis."Apa kau ada urusan di sini?" tanya Aluna mengabaikan pernyataan Edgar."Yah, menyelamatkan mereka. Dan ...membunuh kalian, terutama, kau, Aluna. Oh, atau Lulu?" balas Edgar dingin. Tidak ada lagi suara tawa. Hanya senyum miring.Lulu, adalah nama Aluna dulu di dunia gelap. Yap, Aluna dulu juga bagian dari dunia gelap, tujuannya untuk memudahkan dia untuk menyelesaikan misi dari kakeknya yang saat itu menjabat sebagai kapten. Oh, apa saya sudah menceritakan jika dulu Aluna bergabung di dunia kemiliteran atas rekomendasi kakeknya?Yah, Aluna sempat bergabung menjadi anggota kemiliteran di usia yang masih sangat muda, dan keluar dari sana saat umur 21 tahun. Itu pun karena bantuan dari pamannya, Alejandro.Saat usia 7 tahun, Aluna sudah tinggal bersama kakek dan

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Kisah anak kandung & anak tiri

    "Paman? Carel? " ujar Aluna bingung. "Apa yang kalian lakukan?!" geram Rafel menatap paman dan calon iparnya—yang akan berubah menjadi mantan calon iparnya—tajam.Sang paman hanya terkekeh mendengar pertanyaan ponakannya. Sedang Carel hanya berekspresi meremehkan. Aluna sendiri terdiam kaku."Tidakkah kau lihat apa yang kulakukan, Ponakan?" tanya Alejandro menatap cemooh. Kemudian tatapan Alejandro beralih pada Aluna."Hay, Ponakan manisku, tidak ingin menyapa paman dan kekasihmu? Atau kau ingin bergabung pada kami? Mengingat kekasih tercintamu bersamaku, mungkin Kau ingin bergabung? Jika kau mau, aku akan menerimamu dengan senang hati. Ha-ha-ha!" kata Alejandro dengan mengerlingkan matanya.Aluna tak bereaksi sedikit pun, hanya Rafel yang tampak menggeram marah. Dia memang orang yang tempramen. Berbeda dengan Elan yang tenang, dan Aluna yang tak dapat ditebak, dia tipe yang terbuka tapi juga tertutup secara bersamaan."Jangan dengarkan dia Aluna! Keluarga lebih berarti dibanding cin

  • Aluna's Story: Transmigration to Become Duke's Wife   Penghianat

    Di dunia ini siapa yang tidak menginginkan kekuasaan yang kuat? Tidak ada, semua orang menginginkannya. Hanya orang berhati suci yang menganggap itu tidak penting dan hanya titipan sementara. Tapi bagi mereka yang berambisi kuat, akan melakukan segala cara untuk memiliki kekuasaan. Bahkan mereka tidak segan menghianati keluarganya sendiri demi kekuasaan yang semu.Aluna Chelonia. Gadis berusia 22 tahun. Berprofesi sebagai seorang penulis. Putri satu-satunya yang dimiliki seorang Jenderal Besar di negara B dan anak dari wanita yang penuh kasih sayang. Saudara perempuan dari dua pria kaya raya, dan tunangan dari pria tampan dan mapan.Hidup Aluna adalah impian bagi setiap gadis. Hidup berlimpah harta, keluarga yang harmonis, diratukan oleh kedua saudara laki-lakinya, dan memiliki kekasih yang tampan. Oh, jangan lupakan kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Siapa yang tidak menginginkan itu?Tapi sayang, kebahagiaan seorang Aluna harus lenyap dalam satu malam. Penghianatan yang dila

DMCA.com Protection Status