Ketika Dedrick dan pasukannya tiba di Istana, keadaan sangat kacau seperti yang di katakan oleh Adam. Di depan gerbang istana, terlihat Adam yang tengah bertarung. Dedrick langsung masuk ke kawasan istana dan ia bisa mencium bau-bau aneh di sana, bau Rogue. Dedrick menemukan beberapa warriornya yang berbau seperti itu dan pastinya itu bukanlah warrior istana ini, itu adalah Rogue yang sedang menyamar.
Dedrick langsung membunuh mereka, hal itu cukup membuat mereka kaget. Adam yang di sana pun mengalihkan perhatiannya melihat sang Alpha datang bersama beberapa pasukan yang Adam abu itu adalah penduduk. Ya, hanya Dedrick yang dapat melakukan mindlink dengan koneksi banyak. Adam tidak sanggup melakukannya. "Alpha."
Dedrick mendekat kepada Adam. "Kau tidak mencium bau berbeda dengan para Rogue itu yang memakai seragam prajurit kita?" tanya Dedrick ketika berhasil membersihkan halaman depan ini.
Adam menggeleng, ia tidak mencium
Dedrick keluar dari ruangan pengobatan setelah memastikan Diana aman di sana, Dedrick menyusuri lorong-lorong hingga ia tiba di aula depan. Di sana terdapat banyak warrior yang terluka dan beberapa dari mereka terlihat tengah diobati, ada juga beberapa warrior yang tengah mengumpulkan mayat.Adam juga ada di sana, ia terlihat memberikan arahan kepada beberapa warrior. Penyerangan ini memang singkat, tapi tetap saja ada warrior yang tewas. Dedrick marah sekali ketika tahu ini adalah ulah para Rogue.Ketika tahu ada sang Alpha datang, Adam langsung menunduk hormat. "Alpha," ujarnya. "Saya menemukan botol kecil di dalam seragam Rogue yang menyamar ini Alpha." Adam memberikan sebuah botol kecil kepada Dedrick. Dedrick language mengambilnya dan memperhatikan botol itu, botol itu berisi cairan warna hijau.Dahi Dedrick mengernyit. "Sebuah ramuan?" ujarnya? Ia mendekatkan botol itu ke hidungnya dan mengendusnya. "Baunya seperti warrior kita."Adam juga heran. "A
"Dia belum juga bangun, ini sudah dua hari." David berujar di dalam kepala Dedrick, membuat Dedrick yang tengah duduk itu mengangguk kecil. Memang sudah dua hari semenjak penyerangan itu, tapi gadis itu tidak kunjung bangun. Diana dalam keadaan koma.Dedrick menghela nafas, ia duduk bersandar di bawah pohon itu untuk menenangkan pikirannya. Pohon yang sering Diana gunakan untuk memandangi matahari terbenam di sore hari. "Tidak ada banyak yang dapat kita lakukan." Suara Dedrick terdengar lesu, ia hanya kaget ketika ia sudah memastikan gadis itu adalah belahan jiwanya, gadis itu malah dalam keadaan yang buruk.Jujur saja kebencian Dedrick perlahan menguap setelah ia mendengar cerita dari serei tua yang tinggal di gunung itu, meski berbeda dari apa yang ia ketahui, Dedrick yakin ada kesalahpahaman Antara hubungan manusia dan Werewolf dulu."Kau tidak membencinya lagi." Perkataan David barusan adalah pe
Ruangan remang-remang, satu-satunya sumberdaya cahayanya di sana hanyalah lilin yang diletakan di atas meja. Duan orang terlihat di sana, satunya berbaring sedangkan satunya lagi duduk di sebuah kursi seraya memandang lurus tubuh yang terbaring tidak berdaya itu."Sampai kapan kau akan tidur seperti ini? Kau tidak ada niat untuk bangun? Haruskah aku menguburkan dirimu saja?" Dedrick bersedekap memandang Diana geram, ini sudah satu minggu tapi tidak ada juga tanda-tanda Diana akan bangun.Sebanyak apapun Dedrick mengajaknya berbicara, tapi tetap saja Diana tidak merespon. Diana tidak sadarkan diri dan itu mustahil untuk dilakukan oleh orang yang sedang terbaring koma. Luka-luka di tubuh Diana perlahan sudah membaik, hanya saja luka di perutnya itu belum sembuh. Diana mendapatkan jahitan di sana dan Dedrick sendiri sudah melihatnya."Kau kejam sekali, ia belum sadar." David menggerutu mendengar Dedrick yang menganca
Mata yang tertutup nyaris selama 10 hari itu terbuka, kepalanya terasa pusing. Ia bermimpi, ah lebih tepatnya mengingat kejadian di mana ia melawan seekor serigala yang nyaris saja membuat nyawanya melayang. Diana memandang langit ruangan dan menyadari jika ia bukan berada di kamarnya."Ah." Diana mencoba bersuara namun hanya erangan serak yang keluar dari mulutnya, ia tidak menyadari sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri. Diana memandangi sekitarnya, tatapannya terpaku pada lilin yang berada di ruangan ini."Ini pasti ruang pengobatan," batinnya. Diana mencium bau-bau herbal di sini dan ia mendesah lega ketika tahu ia masih hidup. Artinya apa yang ia lakukan terakhir kali untuk mempertahan diri ternyata berhasil meski sekarang ia terbaring tidak berdaya.Diana menatap tubuhnya yang hanya di tutupi oleh selembar kain, tangannya terulur untuk menyentuh perutnya yang ia ingat tertusuk oleh cakar serigala itu. "Shh, perih.
Dedrick sudah pergi beberapa menit yang lalu dan sekarang hanya Diana dan Adam yang berada di ruangan ini. "Aku tidak mengerti kenapa ia harus marah seperti itu?" Diana membuka suara seraya menatap Adam. Adam hanya tertawa lalu mengambil tempat duduk di samping ranjang Diana."Tidak ada yang lucu, aku baru bangun tapi sudah disemprot oleh kemarahan di Alpha itu." Diana cemberut ketika Adam malah menertawakannya.Adam menutup mulutnya dengan tangan. "Astaga, kau baru bangun tapi kau sudah mengomel. Aku yakin kau sudah merasa lebih baik." Adam memperhatikan wajah Diana, bahkan ketika ia pucat seperti ini ia masih cantik. Apalagi dengan rambut nyaris keemasan yang terurai di bantal itu. Adam selalu mengaguminya."Dia hanya khawatir karena kau lama bangun, ketika tahu kau telah bangun, Alpha sangat bersemangat datang ke sini." Meski tidak mengerti apa yang Alpha-nya pikiran, tapi Adam dapat melihat bagaimana Dedrick datang ke ruang pengobatan ini dengan cepat. Adam
Karena belum sembuh maka Diana tidak diizinkan untuk bekerja terlebih dahulu, Adam memberikannya waktu istirahat sampai Diana benar-benar pulih. Saat ini Diana duduk di bawah pohon, udara segar disiang hari berhembus membuat Diana tenang."Ah, segarnya ...." Sebenarnya Diana tidak diizinkan keluar dari kamar, tapi karena Diana bosan berada dalam ruang pengobatan itu akhirnya Adam mengizinkannya. Adam juga yang membantu dirinya agar bisa keluar dan duduk di sini.Suara warrior yang tengah berlatih juga memenuhi pendengaran Diana, tapi Diana tidak mempedulikannya karena Diana lebih memilih berbaring dan menatap langit di bawah pohon ini. Adam telah pergi, sepertinya ia ada urusan."Siapa yang mengizinkan mu keluar dari sana?" Spontan Diana menolehkan kepalanya, di sampingnya telah berdiri Dedrick seraya bersedekap menatapnya. Seperti biasa, tatapan Dedrick selalu tajam menusuknya.Diana mencoba duduk,
"Kami telah mengidentifikasi beberapa bahan dari ramuan ini, Alpha. Beberapa bahan ini ditemukan di hutan perbatasan, dekat dimana istana Golden Pack dulu berdiri." Adam meletakan botol kecil itu di atas meja, yang dimana Dedrick telah duduk untuk mendengarkan laporan dari sang Beta.Mereka tidak berdua, di sana telah ada Era yang merupakan tabib dan juga seorang laki-laki ahli ramuan di istana ini. Merekalah yang melakukan indentifikasi dan juga melakukan survei terhadap dimana tumbuhan itu tumbuh."Golden Pack?" Dedrick mengernyitkan dahinya. Golden Pack adalah daerah yang sekarang menjadi hutan belantara, dulunya itu adalah sebuah Pack, tapi karena perprangan Pack itu runtuh. Pemimpin dan keturunannya tewas menyisakan daerah yang sekarang menjadi hutan."Ya, Alpha. Sekarang kami tinggal mencari siapa pembuatnya, agak sulit karena beberapa hari terakhir kami telah memata-matai di sana, tapi tidak ada siapapun yang berkun
Diana nyaris saja terjungkal saat melihat mereka berubah menjadi serigala, tapi yang membuat Diana ngeri adalah kurang serigala sang Alpha yang sangat besar. Diana yakin jika ia dimakan oleh Dedrick, mungkin itu hanya dengan satu lahapan. Oke, Diana berlebihan."Astaga, besar sekali." Diana mengikuti arah lari para Werewolf itu yang terlihat mengejar seekor rusa, ternyata ini yang mereka maksud dengan berburu. Benar-benar berburu seperti hewan.Di sini Diana tidak sendirian, ia bersama satu warrior yang menjaganya. Yah, termasuk menjaga barang-barang yang ada di sini. Tidak ada pembicaraan di antara mereka karena sang warrior Hana mengikuti perintah sang Alpha untuk diam di sini dan menjaga Diana.Tidak lama kemudian, Adam dan beberapa warrior lain datang seraya membawa seekor rusa yang telah terluka di lehernya. Rusa itu sekarat karena terus saja mengeluarkan darah di lehernya, Diana tidak melihat Dedrick di antara mereka