"Kami telah mengidentifikasi beberapa bahan dari ramuan ini, Alpha. Beberapa bahan ini ditemukan di hutan perbatasan, dekat dimana istana Golden Pack dulu berdiri." Adam meletakan botol kecil itu di atas meja, yang dimana Dedrick telah duduk untuk mendengarkan laporan dari sang Beta.
Mereka tidak berdua, di sana telah ada Era yang merupakan tabib dan juga seorang laki-laki ahli ramuan di istana ini. Merekalah yang melakukan indentifikasi dan juga melakukan survei terhadap dimana tumbuhan itu tumbuh.
"Golden Pack?" Dedrick mengernyitkan dahinya. Golden Pack adalah daerah yang sekarang menjadi hutan belantara, dulunya itu adalah sebuah Pack, tapi karena perprangan Pack itu runtuh. Pemimpin dan keturunannya tewas menyisakan daerah yang sekarang menjadi hutan.
"Ya, Alpha. Sekarang kami tinggal mencari siapa pembuatnya, agak sulit karena beberapa hari terakhir kami telah memata-matai di sana, tapi tidak ada siapapun yang berkun
Diana nyaris saja terjungkal saat melihat mereka berubah menjadi serigala, tapi yang membuat Diana ngeri adalah kurang serigala sang Alpha yang sangat besar. Diana yakin jika ia dimakan oleh Dedrick, mungkin itu hanya dengan satu lahapan. Oke, Diana berlebihan."Astaga, besar sekali." Diana mengikuti arah lari para Werewolf itu yang terlihat mengejar seekor rusa, ternyata ini yang mereka maksud dengan berburu. Benar-benar berburu seperti hewan.Di sini Diana tidak sendirian, ia bersama satu warrior yang menjaganya. Yah, termasuk menjaga barang-barang yang ada di sini. Tidak ada pembicaraan di antara mereka karena sang warrior Hana mengikuti perintah sang Alpha untuk diam di sini dan menjaga Diana.Tidak lama kemudian, Adam dan beberapa warrior lain datang seraya membawa seekor rusa yang telah terluka di lehernya. Rusa itu sekarat karena terus saja mengeluarkan darah di lehernya, Diana tidak melihat Dedrick di antara mereka
Hujan masih turun dengan deras, Diana dan Dedrick masih berada di bawah pohon yang sama sekali tidak bisa digunakan untuk berteduh. Dibuktikan dengan pakaian Diana yang perlahan lembab karena rembesan air hujan di sela-sela daun. Diana hanya bisa menggigit bibir bawahnya seraya memeluk erat kelinci kecil yang berada di pangkuannya."Dingin sekali." Entah kenapa hujan di dalam hutan ini terasa lebih dingin, mungkin karena disini memiliki udara yang sejuk ditambah dengan hujan yang cukup deras itu. Bibir Diana juga perlahan pucat.Dedrick bersandar di batang pohon itu, sebenarnya ia bisa saja berlari pulang ke istana dan menempuh hujan ini, hanya saja jika ia mengajak Diana maka sudah pasti gadis itu akan sakit. Sekarang saja Diana sudah terlihat mulai bersin-bersin. Dedrick pernah membaca jika manusia tidak tahan kehujanan karena mereka akan sakit.Hachim!Diana bersin. Ia mengusap hidungnya yang terasa gat
Diana yakin jika ia berada dalam hutan bersama Alpha Dedrick, tapi ketika ia bangun ia mendapati dirinya berada di atas ranjangnya. "Sial, apa yang telah aku lakukan?" Diana memegangi kepalanya ketika ia ingat dirinya dan sang Alpha berpelukan dalam hutan.Diana merasa dirinya kembali melakukan hal yang memalukan, apalagi ketika ia ingat dirinya juga memeluk tubuh hangat sang Alpha. Sialan, bahkan ia masih merasakan kehangatan dari tubuh sang Alpha yang ia peluk itu. "T-tapi dialah yang memelukku duluan." Diana berujar. "Aku hanya kedinginan, tidak ada apa-apa di antara kami."Diana terus mensugesti dirinya.Puas berkecamuk dengan pikirannya, Diana bangkit dari ranjang lalu mendorong jendela di kamarnya, di luar ternyata sudah gelap dan Diana melihat beberapa warrior yang lewat. Mereka tengah berpatroli. Pemandangan itu sudah biasanya bagi Diana, bahkan ketika ia bangun pagi dan membuka jendela itu ia juga menemukan hal yang sama. Warrior yang bolak-balik.
Sang Alpha berdiri membelakangi seseorang yang berlutut hormat padanya, ia menatap bulan yang bersinar terang di malam ini melalui jendela. Wajahnya yang memiliki bekas cakaran itu terlihat lebih jelas karena cahaya bulan yang menimpanya."Maafkan saya Alpha, saya baru bisa menemui anda sekarang." Orang yang berlutut itu menundukkan kepalanya, menunjukkan betapa ia menghormati sosok yang ia panggil Alpha itu.Fulton de Amero. Seorang ketua dari Rogue yang ia kumpulkan, ia menyebut dirinya Alpha karena ia adalah ketua dari Rogue-rogue yang tidak mempunyai Pack. Ia terlihat menyeramkan, tapi juga tampan di saat yang bersamaan meski ada bekas luka di wajahnya. "Tidak apa-apa, pasti sulit untuk keluar dari sana. Jadi, apa kau yakin untuk bergabung dengan kami?""Benar, saya telah mantap untuk bergabung dengan Anda, Alpha."Fulton menyeringai, memang sangat sulit untuk meyakinkan seorang warrior ini untuk bergabung dengan dirinya. Tapi setelah melakukan bebera
Dedrick terbangun dari tidurnya, kemudian mengacak-acak kasar rambutnya. Mimpi di mana ia mencium Diana berputar-putar di kepalanya, apa ini efek karena dirinya yang terus-menerus memikirkan manusia itu? Ya, ia memikirkan Diana semenjak kejadian di hutan itu."Ah, sial." Bahkan Dedrick merasakan jantungnya berdebar kencang. "Apa ini rasanya memimpikan belahan jiwamu?" Dedrick berdiri, ia harus segera mandi karena ini sudah pagi.Dedrick sengaja pergi ke halaman belakang istana ini untuk menghirup udara segar sebelum mandi. Ketika ia pergi ke halaman belakang ini, sudah ada pelayan yang terlihat sibuk dengan aktivitasnya. Ada yang membersihkan taman, ada juga yang terlihat menjemur pakaian. Dedrick terus memperhatikan mereka hingga pandangan Dedrick terkunci pada seorang gadis yang mengeluarkan aroma bunga. Diana."Dia terlihat cantik bukan? Bahkan di pagi hari ini." David berkomentar di dalam kepalanya, entah kena
Adam pulang dengan tubuh yang penuh keringat karena berlari cukup jauh, gerbang dibuka oleh para warrior ketika ia dan rombongan tiba di depan istana. Adam masuk dan langsung menunju ke tempat pemandian prajurit. Ya, Adam terkadang mandi di sana.Pemadian prajurit terletak tidak jauh dari tempat mereka biasa latihan, itu akan memudahkan mereka untuk membersihkan badan setelah berlatih. Adam memilih untuk mandi di sana meski tempat mandi untuk dirinya sendiri juga sudah tersedia.Pakaian ganti telah tersampir di pundaknya, Adam berjalan melewati lorong sebelum akhirnya ia tiba di halaman tempat latihan. Adam menaikan alisnya ketika melihat gadis berambut hijau yang terlihat kerepotan membawa beberapa tumbuhan yang Adam yakini itu adalah obat-obatan. "Ya, ampun ini banyak sekali." Era mengumpulkan tumbuhan yang tercecer di atas rumput, kali ini ia mendapatkan banyak tumbuhan obat-obatan. Jadi, tanpa membuang kesempat
Pagi hari ini cerah, hanya ada beberapa awan di atas langit. Diana selesai membersihkan bagian dapur, kemudian ia pergi ke halaman belakang. Di sana terlihat Era yang tengah menjemur beberapa dedaunan. Diana tebak itu pasti digunakan untuk bahan membuat obat."Hai, Era. Kau tampak sibuk." Diana menyapa gadis yang berambut hijau itu, Era yang sedang berjongkok itu mendongak, ia menemukan Diana yang menatapnya dengan senyuman khasnya. Senyuman lembut yang Era yakin kenapa Adam menyukainya.Era balas senyum, Era memang tidak pernah pelit soal senyuman. Bahkan orang-orang di istana ini sudah hafal dengan senyuman Era. "Hai, Diana. Tidak juga, aku hanya menjemur ini." Era memperlihatkan beberapa daun yang telah ia cuci sebelumnya. Daun-daun ini sebelumnya dijemur memang harus di cuci terlebih dahulu agar bersih.Diana ikut berjongkok dan memperhatikan dengan seksama, hal-hal yang dilakukan Era memang membuatnya penasaran. "Ah,
Peluh membasahi tubuh Dedrick, hal serupa juga terjadi pada 7 warrior yang berada di depannya. Dedrick menghela nafas, lalu menginstruksikan para warrior untuk segera beristirahat setelah latihan yang mereka lakukan. "Kalian bisa beristirahat.""Baik, Alpha." Mereka serempak saat mengatakannya.Sesekali Dedrick memang turun tangan untuk latihan bersama para warrior, meski tidak sesering Adam yang nyaris setiap hari melakukannya. Seperti yang Dedrick rasa, kemampuan warriornya masih baik. Adam bagus dalam melakukan pelatihan dan Dedrick memberikan tes untuk mereka.Dedrick melangkahkan kakinya ke pinggir lapangan, ia menatap ke arah bawah pohon di mana tempo hari ia memeluk Diana. Tidak ada Diana di sana. Sudut bibirnya tertarik ketika ingat bagaimana reaksi Diana setelah ia peluk, gadis itu lari terbirit-birit masuk ke dalam istana."Ia memang lucu, aku sudah menyadarinya dari awal." Suara David m