Ruangan remang-remang, satu-satunya sumberdaya cahayanya di sana hanyalah lilin yang diletakan di atas meja. Duan orang terlihat di sana, satunya berbaring sedangkan satunya lagi duduk di sebuah kursi seraya memandang lurus tubuh yang terbaring tidak berdaya itu.
"Sampai kapan kau akan tidur seperti ini? Kau tidak ada niat untuk bangun? Haruskah aku menguburkan dirimu saja?" Dedrick bersedekap memandang Diana geram, ini sudah satu minggu tapi tidak ada juga tanda-tanda Diana akan bangun.
Sebanyak apapun Dedrick mengajaknya berbicara, tapi tetap saja Diana tidak merespon. Diana tidak sadarkan diri dan itu mustahil untuk dilakukan oleh orang yang sedang terbaring koma. Luka-luka di tubuh Diana perlahan sudah membaik, hanya saja luka di perutnya itu belum sembuh. Diana mendapatkan jahitan di sana dan Dedrick sendiri sudah melihatnya.
"Kau kejam sekali, ia belum sadar." David menggerutu mendengar Dedrick yang menganca
Mata yang tertutup nyaris selama 10 hari itu terbuka, kepalanya terasa pusing. Ia bermimpi, ah lebih tepatnya mengingat kejadian di mana ia melawan seekor serigala yang nyaris saja membuat nyawanya melayang. Diana memandang langit ruangan dan menyadari jika ia bukan berada di kamarnya."Ah." Diana mencoba bersuara namun hanya erangan serak yang keluar dari mulutnya, ia tidak menyadari sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri. Diana memandangi sekitarnya, tatapannya terpaku pada lilin yang berada di ruangan ini."Ini pasti ruang pengobatan," batinnya. Diana mencium bau-bau herbal di sini dan ia mendesah lega ketika tahu ia masih hidup. Artinya apa yang ia lakukan terakhir kali untuk mempertahan diri ternyata berhasil meski sekarang ia terbaring tidak berdaya.Diana menatap tubuhnya yang hanya di tutupi oleh selembar kain, tangannya terulur untuk menyentuh perutnya yang ia ingat tertusuk oleh cakar serigala itu. "Shh, perih.
Dedrick sudah pergi beberapa menit yang lalu dan sekarang hanya Diana dan Adam yang berada di ruangan ini. "Aku tidak mengerti kenapa ia harus marah seperti itu?" Diana membuka suara seraya menatap Adam. Adam hanya tertawa lalu mengambil tempat duduk di samping ranjang Diana."Tidak ada yang lucu, aku baru bangun tapi sudah disemprot oleh kemarahan di Alpha itu." Diana cemberut ketika Adam malah menertawakannya.Adam menutup mulutnya dengan tangan. "Astaga, kau baru bangun tapi kau sudah mengomel. Aku yakin kau sudah merasa lebih baik." Adam memperhatikan wajah Diana, bahkan ketika ia pucat seperti ini ia masih cantik. Apalagi dengan rambut nyaris keemasan yang terurai di bantal itu. Adam selalu mengaguminya."Dia hanya khawatir karena kau lama bangun, ketika tahu kau telah bangun, Alpha sangat bersemangat datang ke sini." Meski tidak mengerti apa yang Alpha-nya pikiran, tapi Adam dapat melihat bagaimana Dedrick datang ke ruang pengobatan ini dengan cepat. Adam
Karena belum sembuh maka Diana tidak diizinkan untuk bekerja terlebih dahulu, Adam memberikannya waktu istirahat sampai Diana benar-benar pulih. Saat ini Diana duduk di bawah pohon, udara segar disiang hari berhembus membuat Diana tenang."Ah, segarnya ...." Sebenarnya Diana tidak diizinkan keluar dari kamar, tapi karena Diana bosan berada dalam ruang pengobatan itu akhirnya Adam mengizinkannya. Adam juga yang membantu dirinya agar bisa keluar dan duduk di sini.Suara warrior yang tengah berlatih juga memenuhi pendengaran Diana, tapi Diana tidak mempedulikannya karena Diana lebih memilih berbaring dan menatap langit di bawah pohon ini. Adam telah pergi, sepertinya ia ada urusan."Siapa yang mengizinkan mu keluar dari sana?" Spontan Diana menolehkan kepalanya, di sampingnya telah berdiri Dedrick seraya bersedekap menatapnya. Seperti biasa, tatapan Dedrick selalu tajam menusuknya.Diana mencoba duduk,
"Kami telah mengidentifikasi beberapa bahan dari ramuan ini, Alpha. Beberapa bahan ini ditemukan di hutan perbatasan, dekat dimana istana Golden Pack dulu berdiri." Adam meletakan botol kecil itu di atas meja, yang dimana Dedrick telah duduk untuk mendengarkan laporan dari sang Beta.Mereka tidak berdua, di sana telah ada Era yang merupakan tabib dan juga seorang laki-laki ahli ramuan di istana ini. Merekalah yang melakukan indentifikasi dan juga melakukan survei terhadap dimana tumbuhan itu tumbuh."Golden Pack?" Dedrick mengernyitkan dahinya. Golden Pack adalah daerah yang sekarang menjadi hutan belantara, dulunya itu adalah sebuah Pack, tapi karena perprangan Pack itu runtuh. Pemimpin dan keturunannya tewas menyisakan daerah yang sekarang menjadi hutan."Ya, Alpha. Sekarang kami tinggal mencari siapa pembuatnya, agak sulit karena beberapa hari terakhir kami telah memata-matai di sana, tapi tidak ada siapapun yang berkun
Diana nyaris saja terjungkal saat melihat mereka berubah menjadi serigala, tapi yang membuat Diana ngeri adalah kurang serigala sang Alpha yang sangat besar. Diana yakin jika ia dimakan oleh Dedrick, mungkin itu hanya dengan satu lahapan. Oke, Diana berlebihan."Astaga, besar sekali." Diana mengikuti arah lari para Werewolf itu yang terlihat mengejar seekor rusa, ternyata ini yang mereka maksud dengan berburu. Benar-benar berburu seperti hewan.Di sini Diana tidak sendirian, ia bersama satu warrior yang menjaganya. Yah, termasuk menjaga barang-barang yang ada di sini. Tidak ada pembicaraan di antara mereka karena sang warrior Hana mengikuti perintah sang Alpha untuk diam di sini dan menjaga Diana.Tidak lama kemudian, Adam dan beberapa warrior lain datang seraya membawa seekor rusa yang telah terluka di lehernya. Rusa itu sekarat karena terus saja mengeluarkan darah di lehernya, Diana tidak melihat Dedrick di antara mereka
Hujan masih turun dengan deras, Diana dan Dedrick masih berada di bawah pohon yang sama sekali tidak bisa digunakan untuk berteduh. Dibuktikan dengan pakaian Diana yang perlahan lembab karena rembesan air hujan di sela-sela daun. Diana hanya bisa menggigit bibir bawahnya seraya memeluk erat kelinci kecil yang berada di pangkuannya."Dingin sekali." Entah kenapa hujan di dalam hutan ini terasa lebih dingin, mungkin karena disini memiliki udara yang sejuk ditambah dengan hujan yang cukup deras itu. Bibir Diana juga perlahan pucat.Dedrick bersandar di batang pohon itu, sebenarnya ia bisa saja berlari pulang ke istana dan menempuh hujan ini, hanya saja jika ia mengajak Diana maka sudah pasti gadis itu akan sakit. Sekarang saja Diana sudah terlihat mulai bersin-bersin. Dedrick pernah membaca jika manusia tidak tahan kehujanan karena mereka akan sakit.Hachim!Diana bersin. Ia mengusap hidungnya yang terasa gat
Diana yakin jika ia berada dalam hutan bersama Alpha Dedrick, tapi ketika ia bangun ia mendapati dirinya berada di atas ranjangnya. "Sial, apa yang telah aku lakukan?" Diana memegangi kepalanya ketika ia ingat dirinya dan sang Alpha berpelukan dalam hutan.Diana merasa dirinya kembali melakukan hal yang memalukan, apalagi ketika ia ingat dirinya juga memeluk tubuh hangat sang Alpha. Sialan, bahkan ia masih merasakan kehangatan dari tubuh sang Alpha yang ia peluk itu. "T-tapi dialah yang memelukku duluan." Diana berujar. "Aku hanya kedinginan, tidak ada apa-apa di antara kami."Diana terus mensugesti dirinya.Puas berkecamuk dengan pikirannya, Diana bangkit dari ranjang lalu mendorong jendela di kamarnya, di luar ternyata sudah gelap dan Diana melihat beberapa warrior yang lewat. Mereka tengah berpatroli. Pemandangan itu sudah biasanya bagi Diana, bahkan ketika ia bangun pagi dan membuka jendela itu ia juga menemukan hal yang sama. Warrior yang bolak-balik.
Sang Alpha berdiri membelakangi seseorang yang berlutut hormat padanya, ia menatap bulan yang bersinar terang di malam ini melalui jendela. Wajahnya yang memiliki bekas cakaran itu terlihat lebih jelas karena cahaya bulan yang menimpanya."Maafkan saya Alpha, saya baru bisa menemui anda sekarang." Orang yang berlutut itu menundukkan kepalanya, menunjukkan betapa ia menghormati sosok yang ia panggil Alpha itu.Fulton de Amero. Seorang ketua dari Rogue yang ia kumpulkan, ia menyebut dirinya Alpha karena ia adalah ketua dari Rogue-rogue yang tidak mempunyai Pack. Ia terlihat menyeramkan, tapi juga tampan di saat yang bersamaan meski ada bekas luka di wajahnya. "Tidak apa-apa, pasti sulit untuk keluar dari sana. Jadi, apa kau yakin untuk bergabung dengan kami?""Benar, saya telah mantap untuk bergabung dengan Anda, Alpha."Fulton menyeringai, memang sangat sulit untuk meyakinkan seorang warrior ini untuk bergabung dengan dirinya. Tapi setelah melakukan bebera