Home / Romansa / Alice / Bab 4

Share

Bab 4

Author: Puspita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jangan merendahkan, jika anda tidak ingin di rendahkan

--------:--------

ALICE dkk kini tengah berada di toilet sekolah, karena kejadian tadi di kantin membuat mood Alice menjadi kacau abruk. Hingga Teman-temannya untuk bertanya saja rasanya tidak berani, jangankan bertanya, ngomong aja sudah salah.

"Gw bakal bales lo, cowok alay!" Bentak Alice setelah selesai menguyur wajahnya dengan air.

Auri yang bersedekap dada dan bersender di dinding toilet, menatap Alice lekat. "Mereka ga—"

"Ri gw lagi ngomong, jangan potong - potong!" bentak Alice sambil menatap Auri lewat pantulan cerminnya.

Auri dkk diam tak ingin banyak bicara, Alice mengambil lap di tangan Gatha, ia mengelap seluruh wajahnya dan langsung mengembalikan lagi kepada Gatha.

Alice membalikkan badannya, kini ia menatap para teman-temannya. "Kalian ada rencana buat balas dendam ke cowok itu?" tanya Alice sambil menatap mereka satu persatu.

Hening!

Tidak ada yang Menjawab membuat Alice geram sendiri. "Kalau ada yang tanya jawab!" bentak Alice.

Nia mengusap wajahnya kasar. "El, tadi ngomong salah, gak ngomong juga salah, kayak gak pernah bener aja kita di mata lo" ucap Nia dengan nada ketusnya.

"Ya emang kalian gak bener" jawab Alice santai membuat mereka memutar bola matanya malas.

Flasback On!

Byurrr

Dirga menumpahkan minumannya ke kepala Alice, membuat Alice kesal dan teman-temannya melongo tak percaya.

Begitu juga hal siswa-siswi yang berada di kantin, mereka kaget melihat kelakuan dari Dirga.

Alice menatap Dirga dengan tatapan sinis. "Maksud lo apa ha?" tanya Alice dengan nada ketusnya.

Dirga dengan santainya menaruh gelas di meja Angle Wing. "Maksud gw ya gini, nyirem lo" jawab Dirga santai.

Alice hendak melayangkan pukulan, namun Devan dengan cepat menangisnya. "Lo jadi cewek kasar amat" ucap Devan sambil mengempaskan tangan Alice, ia juga mati-matian menahan tawa saat ini.

"Lo harus bikin perhitungan sama gw!" bentak Alice sebelum teman-temannya menarik dirinya pergi dari kantin sekolah.

Flasback off!

***

"Haha Kasian gw liat cewek tadi lo sirem" ucap Satria di sela-selat tawanya, mengingat wajah Alice yang lucu baginya.

"Bodo!" jawab Dirga ketus.

Abi menepuk pundak Dirga. "Dir, tu cewek jalan noh kesini" ucap Abi membuat Dirga menatap ke depan.

Benar saja, ia melihat Alice dkk berjalan mendekati mereka. Dirga dkk menatap mereka dengan pandangan bingung.

Devan menatap pakaian Alice. "Lo beli baju dimana? Perasaan disekolah gak ada mal deh" ucap Devan.

Alice berkacak pinggang. "Heh, lo wakil dia kan. Mending lo diem! Gw gak ada urusan sama lo!" bentak Alice membuat mereka diam.

Alice kini kembali beralih kepada Dirga yang diam dari tadi. "Gw mau bikin perhitungan sama lo!" bentak Alice sambil menunjuk Dirga dengan jari telunjuknya.

"Eh, cewek galak! Si Dirga gak bisa matematika, dia bisa nya biologi" ucap Satria dan langsung mendapat tatapan tajam dari Alice.

"Eh kuda lumping, mending lo diem deh, bacotan lo gak bermutu" jawab Auri dengan nada sinisnya.

"Yahh emang bacotan lo bermutu?" Abi balik bertanya.

"Ya bermutu lah! Emang kayak kalian, berani di ucapan doang aslinya kayak cewek!" ucap Alice santai dan langsung mendapat tatapan tajam oleh Dirga.

"Maksud lo apa bilang kita kayak cewek?" tanya Dirga sinis.

Alice menatap tajam ke arah Dirga. "Kalau lo, cowok One by one basket! Gw tunggu di lapangan indor" ucap Alice kemudian pergi meninggalkan mereka.

Mereka menatap kepergian Alice, sementara Dirga ia menatap dengan senyum smirk di bibirnya yang terlihat sangatlah tipis.

"Sok ae emang bisa basket?" celutuk Abi dan di balas anggukan oleh Satria.

"Betul! Emang bisa?" Satria ikut menimpali.

Dirga berdiri dan memasukkan tangannya ke saku celana "Lihat saja nanti"

***

Alice dan Dirga kini sudah berada di lapangan basket, mereka sudah sama memakai pakaian anak basket.

Alice mendrible bola sambil menatap kearah Dirga, Alice kemudian memantulkan bola dan ditangkap oleh Dirga hal itu di lakukan sebanyak tiga kali hingga akhirnya mereka berperang merebutkan bola.

"Dirggaaa! Keep strong! Kalahin tu cewek bar-bar!"

"Ayo Alice! Buktikan kamu bisa!"

"STREAMING SEKARANG! MOMEN SEJARAH NIH!"

"Ayo Alice malahan!"

Terdengar sorakan-sorakan meriah dari siswa-siswa, 80% memihak ke Alice dan 85% memihak ke Dirga.

Alice berhasil merebut bola dan langsung memasukkan kedalam ring, namun hal hasil meleset.

Dirga menjulurkan lidahnya ke arah Alice, ia kemudian kembali merebut bola dari Alice.

Plung!

Bola masuk ke ring lawan membuat seluruh siswa berteriak histeris.

"Nah kalah lo! Uwwwuwu sok-sokan nantang!" teriak Satria sambil menunjuk-numpuk Alice.

"Eh! Jangan asal jelekin ketua gw! Lo gak tau kemampuan dia? Siapa tau dia lagi pemanasan" ucap Auri dengan nada ketusnya.

"Ya kali pemanasan kayak gitu" celutuk Devan.

"Tembok berjalan mendibg lo diem!" bentak Gatha dan langsung mereka diam.

Kini mereka langsung menatap ke arah Alice dan Dirga yang masih melakukan pertandingan, nampak Alice sudah hafal celah Dirga.

Plung!

Alice berhasil memasukkan bola ke keranjang lawan dan di balas sorakan oleh Teman-temannya, begitu juga siswa lain yang mendukung.

"satu-satu, wle!" ucap Alice sambil menunjukkan jari telunjuk kanan dan jari telunjuk kiri, ia juga sempat menjulurkan lidahkan ke Dirga sebelum kembali hendak mengambil bola.

"uuuu!gw bilang apa! Ketua gw lagi olahraga, ketua lo tuh cupu!" cibir Auri sambil berkacak pinggang menatap Satria dkk.

"Kalau ketua gw cupu, ngapain dia jadi ketua?" tanya Vino yang dari awal tidak pernah membuka suara.

"Lo bisa ngomong? Gw kira bisu" ucap Gatha kaget sambil menatap ke arah Vino.

"Tolol" lirih Vano pelan.

"Ta, dia juga gak bisu" ucap Lia dengan polosnya sambil menunjuk Vano.

"Lo y—"

Plung!

Brak!

"DIRGA!"

"ALICE!"

Mereka kini menjadi bahan tontonan, yang dimana ketika Alice memasukkan bola ke keranjang lawan ia tidak sengaja tersandung kaki Dirga.

Hingga ia terjatuh dan Dirga pun sama akibat tarikan Alice, posisi mereka Alice di bawah Dirga di atas banyak sekali yang mengabadikan momen tersebut.

"Cieee!" sorak siswa-siswi membuat mereka yang tadinya saling pandang kini mengalihkan pandangannya.

Alice mendorong Dirga agar menjauh dari tubuhnya,ia berdiri dan menatap Dirga tajam.

"Modus banget si lo!" bentak Alice.

Dirga menatap Alice dengan raut wajah malasnya. "Siapa juga modus, gw juga ogah kali modusin cewek kayak lo!" jawab Dirga ketus.

Alice menentang kaki Dirga. "1-2, lo kalah!" ejek Alice kemudian pergi dari area lapangan basket.

"GUYSS ANTERIN GW GANTI BAJU YOKK!" teriak Alice kepada para Teman-temannya yang setia menunggu.

Angle Wing sudah tidak berada di lapangan, hanya saja terdapat Anggota para Diamond.

"Cieee. Gimana enak gak?" tanya Satria ketika ia sudah mendekat ke Dirga.

Abi merangkul Devan. "Kayaknya lo harus latihan lagi deh" ucap Abi.

Dirga memutar bola matanya malas. "Kalau gak jatuh, gw bisa menang!" sarkas Dirga tajam.

Vino memutar bola matanya malas. "Ya kalau gak beruntung gimana?" tanya Vino.

Dirga tak menjawab, ia berdiri dan pergi meninggalkan lapangan basket. Teman-temannya memandang kepergian Dirga.

"Asal pergi aja lo!" teriak Abi dan langsung menyusul Dirga, di ikuti oleh Teman-temannya

Related chapters

  • Alice   Bab 5

    Jangan bersikap seolah-olah anda menjadi tritagonis, jika pada ujungnya anda sepenuhnya menjadi antagonis.----------:--------- Alice membuka matanya, ia mengambil handphone di nakas yang sudah menunjukkan pukul 07.00. Ia membuang handphonenya ke samping, ia menatap langit-langit kamar. Alice memejamkam matanya sejenak. "Ma El kangen ma" lirih Alice. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu membuat Alice harus bangun. Ia berjalan mendekati pintu dengan malasnya, jarak antara kasur dan pintu sangatlah jauh, karena kamarnya juga sangat luas

  • Alice   Bab 6

    Jika anda suka memainkan hati perempuan, maka sama dengan anda memainkan hati ibumu sendiri. --------------:-------------- Alice dkk baru saja memasuki area sekolah, banyak tatapan kagum dan iri kepada mereka, ketika mereka keluar dari mobil. Alice menggunakan earphone nya, Rambut di gerai jaket angle wong melekat di tubuh mereka. Membuat mereka makin cool. Disisi lain, Diamond melihat mereka dari kejauhan. Terutama Dirga yang sangat memperhatikan gerak-gerik seorang Alice. Satria menyenggol Abi, sambil matanya mengode untuk melihat Dirga. Abi menatap Dirga, ia tersenyum kecut. "Lo berani dekatin dia?" tanya Abi dengan senyum smriknya. "Kalau lo gak bisa, lo cemen jadi ketua" balas Devan sontak membuat Dirga menatap dirinya tajam - tajam. Dirga berdiri dari motornya. "Gw bisa, pega

  • Alice   Bab 7

    Jangan merasa diri paling hebat, ingat petarung handal memakai kekuatan dan kemampuan bukan menggunakan pisau tajam untuk melimpahkan lawan ----------------:-------------- Alice kini berada di sebuah ruangan, bukan sendirian melainkan dengan seorang laki-laki di depannya. Mereka saling tatap dengan tatapan saling benci, Alice membuka buku dan menyerahkan ke depan laki itu. "Baca dan pahami, kalau lo gak tau baru nanya" ucap Alice ketus. Dirga tak mengumbris, ia membaca buku dengan malasnya. Angka-angka yang membuat matanya rusak membuat dirinya sangat tak suka.

  • Alice   Bab 8

    Tidak ada di dunia ini sepenuhnya bahagia, namun tak juga sepenuhnya luka. Hanya saja tuhan lagi memberikan ujian dan menyuruh kita untk bersabar. ----------------------:---------------------- Bugh! Alice menendang perut laki itu yang memegang tangannya, ketika Alice menoleh alangkah terkejutnya melihat laki itu. "Eh V-vino?" Tanya Alice dengan nada gelagapannya. Vino memegang perutnya kesakitan, ia berusaha tersenyum dan menatap Alice. "Kenal gw lo?" Alice menganguk. "Lo kenapa bisa di sini?" tanya Alice dengan nada kembali sinis.

  • Alice   Bab 9

    "Jangan terlalu gengsi, walau itu memperjuangkan hati,” *** ALICE yang sudah mengenakan pakaian sekolahnya, baru saja turun tangga. Objek yang pertama ia lihat adalah seorang ayahnya duduk bersama seorang gadis, yang tak ia kenal. Alice tak menghiraukan keberadaan mereka, ia hanya menganggap mereka adalah angin lalu. "Alice kamu sarapan dulu" ucap Sang ayah namun dibalas gelengan oleh Alice. Alice terus melangkah menuju keluar rumah, ia tak m

  • Alice   Bab 10

    “Lawan Ego dan Gengsi jika ingin memperbaiki diri dan juga harmonis kekeluargaan” --—--------:--------—---- Alice kini berada di uks, akibat kecerobohannya tadi membuat lututnya menjadi luka. Alice meringis ketika Dirga mengobatinya bahkan luka nya sengaja di tekan. "Makannya kalau jalan pakai kaki dan juga mata," ucap Dirga ketika dia sudah selesai mengobati luka Alice. Alice tersenyum kecut. "Terimakasih saran nya tuan Dirga yang terhormat, tapi saya tidak butuh saran dari lo!" ucap Alice sembari turun dari bankar.

  • Alice   Bab 11

    Sehebat-hebat nya manusia terlihat mandiri, tapi di belakang dia akan rindu sosok yang dia kagumi. -------:----- Dirga Setan! |Babi lo kan yang bocorin ban motor gue?***Dirga kini masih berada di sekolah, bukan sendirian melainkan para temannya yang setia ikut di sana menunggu kedatangan montir untuk mengganti ban motor Dirga.Dirga menatap ponselnya geram, Alice hanya membaca pesan nya tanpa menjawab. Dia memasukkan ponselnya ke saku dengan kasar."Besok gue bakal bikin perhitungan sama tuh bocah," ucap Dirga ketus membuat teman nya menatap dirinya."Emang yakin, Alice yang kempesin? Bukan orang usil gitu?" tanya Abi meyakinkan."Orang usil itu dah Alice," jawab Dirga ketus.

  • Alice   Bab 12

    “minta bantuan bukan berarti gak bisa, hanya saja biar cepat selesai,” -Alice. *** "Aduhh pak, kok bisa bocor si? Jangan-jangan bapak sengaja lagi biar bisa modus sama saya!" Bentak seorang gadis kepada supir taxi karna ban mobil taxi bocor. "Yah mana saya tau neng," ujar Sopir santai. Gadis itu mendengus kesal, ia melihat kearah jalanan. Ia melihat seorang yang tak asing baginya. Ya itu adalah Devan wakil geng Diamond. "WOY ANGGOTA DIAMOND!! BERHENTI LO!" Teriak gadis itu, dia adalah Gatha. Ya Gatha

Latest chapter

  • Alice   Bab 33

    "Udah, kenyang." Alice menutup mulutnya, dan menggelengkan kepalanya. Makanan yang ada dihadapannya itu , sangatlah tidak enak. Hambar.Dion menganguk, dia menaruh nampan berisi makanan dan menyondorkan segelas air putih."Temen-temen kamu, nanti malem datang ke sini," ujar Dion, agar Alice tidak bertanya lagi dimana Teman-temannya berada.Karena semenjak dia bangun, tidak ada Teman-temannya disamping dirinya. Hanya Dion seorang diri berada disampingnya."Anda ngapain disini? Saya bisa sendirian," ujar Alice.Dion menghembuskan nafasnya. "Papa Minta maaf."Sedetik...Dua detik...Tiga detik...Alice masih diam, dia tak menatap dan menghiraukan ucapan Dion."Papa minta maaf, papa terlalu tegas buat kamu bahkan papa cuman ngur—""Kenapa baru nyadar sekarang?" Potong Alice cepat, yang kini sudah menatap Dion dengan mata berkaca-kaca. Sebisa mungkin dia menahan air matanya agar tidak jatuh."Kemana papa yang dulu? Kemana papa yang selalu ada buat aku?" Alice menggelengkan kepalanya. "bahk

  • Alice   Bab. 32

    Jangan pernah harap, saya akan menyatukan kamu dengan kakak kamu-—---:-—---Di ruangan serba putih, Alice berbaring dengan lemah di bankar rumah sakit. Setelah 3 jam di larikan ke rumah sakit, tak ada tanda-tanda Alice sadar.Teman-teman Alice, sudah berada di kamar vip Alice. Terkecuali keluarga Alice, mereka masih merahasiakannya terkecuali Sendy."Serius Dir, Devan yang nyelakain Alice?" tanya Abi setelah mendengarkan cerita Dirga.Dirga Mendesah. "Gue gak tau, tapi pas gue datang Devan bawa tongkat Base Ball, trus berdiri di hadapan Alice yang udah kayak gini," jawab Dirga.Mereka semua bimbang, harus percaya yang mana dan siapa."Kalau bener Devan, apa maksud dia? Piala diamond udah dia yang ambil, ya kali dia nyelakain Alice juga," imbuh Satria."Jadi, Dirga jauhin Devan karena dia ngambil piala diamond?" tanya Gatha cepat, membuat mereka menatap dirinya."Lo kenapa kayak, sok perhatian gitu baru bahas Devan?" tanya Sendy dengan nada, yang mungkin tak pernah Gatha dengar."Gue

  • Alice   Bab 31

    Gue udah percaya sama lo, tapi kenapa lo bertindak lebih? -Dirgantara putra Alvaska Drt... Dirga membuka matanya, mendengar handponenya berbunyi. Dia menatap jam dinding yang baru menunjukkan pukul 12 malam.Dirga mengambil handpone dengan mata tertutup sebelah, dia mengucek matanya dan membaca nama yang tertera.Alice memanggil.. Dirga tersenyum simpul, ketika membaca nama yang tertera dilayar ponselnya."Jam segini udah kangen," monolognya dan menekan tombol hijau."Ha—""JANGAN TELFON DIA!" "Bisa diem gak sih lo?" Deg! Nyawa Dirga dengan otomatis begitu saja langsung terkumpul, hati nya w

  • Alice   30

    Halo semua, maaf ya baru bisa update! Ini adalah hasil cerita revisi nya ya, buat kalian yang belum baca versi revisi bisa baca ulangAku udh lama gak update karena lagi revisi dari awal sampai bab ini heheSemoga suka dengan versi revisinya Thnks you HAPPY READING Entah apa salah diriku, hingga aku dilibatkan dalam masalah mereka

  • Alice   Bab 29

    "DIR KALI LO, BERDARAH!" *** "Ciee, lo khawatir ya sama gue," Ledek Dirga ketika Alice yang sudah selesai mengobati luka dikaki Dirga. Luka di kaki Dirga tidak terlalu parah, hanya terdapat luka di bagian tumit dan telapak kakinya saja. Alice menutup p3k dengan ketus, dia berdiri dan hendak pergi tanpa mengucapkan satu kata apapun namun Dirga menariknya dengan keras, membuat Alice menunbruk dada bidang milik Dirga. Dirga tersenyum, dia mendekatkan bibirnya di telinga Alice. "Makasih," bisiknya membuat Alice berngidik ngeri..

  • Alice   Bab 28

    Cari dimana piala Diamond berada, kalau lo bisa nemuin kita bakal maafin lo. Salah gak salah, lo harus temui itu, paham?"*** Terkadang teman baik bisa saja berubah menjadi teman bangsat----:----- Pritt! Suara peluit memberhentikan seluruh siswa yang tengah berlari di pinggir lapangan, mereka mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Beda hal nya dengan seorang gadis yang bukannya berlari, tapi malah berjalan dengan santainya di tengah lapangan. "ALICE CHARLOTTE!" teriak pak Sanjaya, selain sebagai penjaga perpustakaan, kini dia dijabat sebagai guru olehara, te

  • Alice   Bab 27

    Terkadang apa yang kita lakukan, hanya untuk membela dirikita sendiri adalah hal yang salah dimata orang lain -Alice Charlotte. Bugh! Tubuh Ying terlempar keras tanah lapangan, dia menerima tantangan by one bersama Alice dilapangan. Walau temannya juga sudah mewanti-wanti agar tidak menerima tantangan tersebut. "Segini doang mampu lo?" tanya Alice dengan senyum smrik di wajahnya. Seorang gadis cantik, rambut nya tergerai panjang berlari mendekat

  • Alice   Bab 26

    Kantin sudah di penuhi oleh siswa-siswi di sma Habang. Mereka saling berdesak-desak ingin membeli makanan terlebih dahulu.Berbeda halnya dengan Angle Wing yang dengan gampangnya mendapat makanan, tanpa mengantri dan baru minta langsung dapat. Siapa lagi bukan kerjaan Alice Charlotte?.Alice yang baru saja menyelesaikan nya memakan bakso dengan garangnya, walau bukan dia yang melakukannya jutsstru dia disini yang salah.Prank!"Uhuk!""Sial! Kesedat!""Uhuk-uhuk! Air!!"Alice memukul mangkuknya dengan sendok dengan keras, membuat siswa sedikit tertuju kepadanya sementara Angle Wing sudah kaget akibat suara tersebut."Gue mau bales dendam, mau ikut gak?" tanya Alice sambil menatap temannya satu persatu dengan ekspresi tajamnya.Mau tak

  • Alice    Bab 25

    "Terkadang ketika kita yang sering melakukan kejahatan, akan terus-terusan di cap sebagai penjahat, walau bukan kita yang melakukannya" ------------:---— Tringg!!! Bel masuk kelas baru saja berbunyi seluruh siswa yang datang sekolah mepet dengan bel, segera berbondong-bondong menuju kelas mereka. Berbeda dengan Alice dkk, yang baru saja memasuki gerbang sekolah dengan mobil Alice. Satpam hanya menggelengkan kepala ketika mobil Alice melintasi di hadapan dirinya. "Suka banget telat," gumam Satpam tersebut. Sebelum turun dari mobil, Alice membenarkan jempolan dirambutnya. Memang hari ini dia nampak tampil berbeda, rambut yang di jempol asal, rambut-rambut kecil yang sedikit di keluarkan membuat aura kecantikannya bertambah. "Udah cantik, gak usah ngaca," ujar Auri membuat Alice menghentikan Aksinya dalam membenarkan rambutnya. Alice berdecak d

DMCA.com Protection Status