Jika anda suka memainkan hati perempuan, maka sama dengan anda memainkan hati ibumu sendiri.
--------------:--------------
Alice dkk baru saja memasuki area sekolah, banyak tatapan kagum dan iri kepada mereka, ketika mereka keluar dari mobil.
Alice menggunakan earphone nya, Rambut di gerai jaket angle wong melekat di tubuh mereka. Membuat mereka makin cool.
Disisi lain, Diamond melihat mereka dari kejauhan. Terutama Dirga yang sangat memperhatikan gerak-gerik seorang Alice.
Satria menyenggol Abi, sambil matanya mengode untuk melihat Dirga. Abi menatap Dirga, ia tersenyum kecut.
"Lo berani dekatin dia?" tanya Abi dengan senyum smriknya.
"Kalau lo gak bisa, lo cemen jadi ketua" balas Devan sontak membuat Dirga menatap dirinya tajam - tajam.
Dirga berdiri dari motornya. "Gw bisa, pega
Jangan merasa diri paling hebat, ingat petarung handal memakai kekuatan dan kemampuan bukan menggunakan pisau tajam untuk melimpahkan lawan ----------------:-------------- Alice kini berada di sebuah ruangan, bukan sendirian melainkan dengan seorang laki-laki di depannya. Mereka saling tatap dengan tatapan saling benci, Alice membuka buku dan menyerahkan ke depan laki itu. "Baca dan pahami, kalau lo gak tau baru nanya" ucap Alice ketus. Dirga tak mengumbris, ia membaca buku dengan malasnya. Angka-angka yang membuat matanya rusak membuat dirinya sangat tak suka.
Tidak ada di dunia ini sepenuhnya bahagia, namun tak juga sepenuhnya luka. Hanya saja tuhan lagi memberikan ujian dan menyuruh kita untk bersabar. ----------------------:---------------------- Bugh! Alice menendang perut laki itu yang memegang tangannya, ketika Alice menoleh alangkah terkejutnya melihat laki itu. "Eh V-vino?" Tanya Alice dengan nada gelagapannya. Vino memegang perutnya kesakitan, ia berusaha tersenyum dan menatap Alice. "Kenal gw lo?" Alice menganguk. "Lo kenapa bisa di sini?" tanya Alice dengan nada kembali sinis.
"Jangan terlalu gengsi, walau itu memperjuangkan hati,” *** ALICE yang sudah mengenakan pakaian sekolahnya, baru saja turun tangga. Objek yang pertama ia lihat adalah seorang ayahnya duduk bersama seorang gadis, yang tak ia kenal. Alice tak menghiraukan keberadaan mereka, ia hanya menganggap mereka adalah angin lalu. "Alice kamu sarapan dulu" ucap Sang ayah namun dibalas gelengan oleh Alice. Alice terus melangkah menuju keluar rumah, ia tak m
“Lawan Ego dan Gengsi jika ingin memperbaiki diri dan juga harmonis kekeluargaan” --—--------:--------—---- Alice kini berada di uks, akibat kecerobohannya tadi membuat lututnya menjadi luka. Alice meringis ketika Dirga mengobatinya bahkan luka nya sengaja di tekan. "Makannya kalau jalan pakai kaki dan juga mata," ucap Dirga ketika dia sudah selesai mengobati luka Alice. Alice tersenyum kecut. "Terimakasih saran nya tuan Dirga yang terhormat, tapi saya tidak butuh saran dari lo!" ucap Alice sembari turun dari bankar.
Sehebat-hebat nya manusia terlihat mandiri, tapi di belakang dia akan rindu sosok yang dia kagumi. -------:----- Dirga Setan! |Babi lo kan yang bocorin ban motor gue?***Dirga kini masih berada di sekolah, bukan sendirian melainkan para temannya yang setia ikut di sana menunggu kedatangan montir untuk mengganti ban motor Dirga.Dirga menatap ponselnya geram, Alice hanya membaca pesan nya tanpa menjawab. Dia memasukkan ponselnya ke saku dengan kasar."Besok gue bakal bikin perhitungan sama tuh bocah," ucap Dirga ketus membuat teman nya menatap dirinya."Emang yakin, Alice yang kempesin? Bukan orang usil gitu?" tanya Abi meyakinkan."Orang usil itu dah Alice," jawab Dirga ketus.
“minta bantuan bukan berarti gak bisa, hanya saja biar cepat selesai,” -Alice. *** "Aduhh pak, kok bisa bocor si? Jangan-jangan bapak sengaja lagi biar bisa modus sama saya!" Bentak seorang gadis kepada supir taxi karna ban mobil taxi bocor. "Yah mana saya tau neng," ujar Sopir santai. Gadis itu mendengus kesal, ia melihat kearah jalanan. Ia melihat seorang yang tak asing baginya. Ya itu adalah Devan wakil geng Diamond. "WOY ANGGOTA DIAMOND!! BERHENTI LO!" Teriak gadis itu, dia adalah Gatha. Ya Gatha
“Mungkin besok kamu akan menjadi tokoh favorite di sebuah cerita ini” ***" "Lo sekarang harus gerak cepat deh," ucap Satria sambil menyeruput minuman nya. Dirga memberhentikan makannya dan menatap Satria penuh tanda tanya. "Maksud lo?" "Ck! Lo ketua tapi pikiran nya lemot banget," sinis Satria. "Aidan bakal jadi guru IPA nya Alice, ya siapa tau Aidan naksir sama Alice," sambung nya membuat Dirga memutar bola matanya malas. "Trus, gue harus gimana?" tanya Dirga.
“Nilai gue bergantung kepada guru, sementara nilai lo tergantung kepada gue!” - Dirgantara *** Sesuai ucapannya Dirga kemarin, kini Dirga kini sudah berada di depan rumah Alice menatap Alice sambil bersedekap dada. "Ngapain sih lo?" tanya Alice ketus "Jemput lo," jawab Dirga santai. Alice menghembuskan nafasnya kasar, dia mengadakan tangan nya membuat Dirga menaikkan alisnya satu. "Mau di cium tangan nya?" tanya Dirga membuat Alice melotot tajam.