Share

Bab 5

Penulis: Puspita
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-16 23:08:50

Jangan bersikap seolah-olah anda menjadi tritagonis, jika pada ujungnya anda sepenuhnya menjadi antagonis.

----------:---------

Alice membuka matanya, ia mengambil handphone di nakas yang sudah menunjukkan pukul 07.00.

Ia membuang handphonenya ke samping, ia menatap langit-langit kamar. Alice memejamkam matanya sejenak.

"Ma El kangen ma" lirih Alice.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Alice harus bangun. Ia berjalan mendekati pintu dengan malasnya, jarak antara kasur dan pintu sangatlah jauh, karena kamarnya juga sangat luas.

Cekelk!

"Apa?" tanya Alice ketika melihat seorang wanita berdiri di depannya.

"Kamu belum mandi? Mandi dulu habis tu sarapan di bawah bareng-bareng" ucap wanita itu.

Alice sedikit keluar kamar, ia melihat ke bawah yang sangat ramai sekali membuat dirinya malas.

"Gak minat"

Brak!

Alice membanting pintu, ia berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan badannya. Untuk wanita yang tadi adalah Dewi—adik dari Papa Alice.

***

Markas Diamond nampak ramai, karena hampir seluruh anggota berada di sana. Untung markas sangat luas, jadi tidak mumpek jika 150 orang datang secara berjamaah.

Anggota inti berada di suatu ruangan, yang tidak boleh ada yang masuk terkecuali anggota inti.

"Main TOD yok" ajak Satria sambil mendudukan bokongnya di atas kasur.

Abi yang semula bermain handphone kini menatap ke arah Satria. "Gaskan! Dir lo ikut yok! Biar seru" ajak Abi.

Dirga menatap mereka sekilas, kemudian menaikkan bajunya acuh.

"Gw ikut deh" ucap Devan sambil berjalan mendekati mereka.

Mata abi berbinar. "Nah gitu dong, Dir lo yakin gak ikut?" tanya Abi sekali lagi.

Dirga menghembuskan nafasnya kasar, ia memasukkan handphonenya ke saku celananya dan mendekati mereka.

"Vino, sama Vano mana?" tanya Satria.

"Belum datang"

"udah ni kan? Gw puter" ucap Abi dan di balas anggukan oleh anak-anak. Abi mulai memutar botolnya dan botol pertama beralih kepada Devan.

"Nah lo Van, lu mau apa?" tanya Satria.

"Truth" jawab Devan santai.

Abi mengangkat tangannya. "Biar gw yang kasih pertanyaan" ucap Abi dengan semangat.

"Lo jujur, lo suka sama siapa? Dan kalau lo bohong, lo kasih kita uang" ucap Abi sambil menarik turunkan alisnya sebelah.

Devan melotot tajam menatap Abi. "Apa-apaan dah!" sarkas Devan tak terima.

"Wah biasanya kayak gini tuh dia ada yang dia sukai" sambung Satria dan di balas Anggukan oleh Abi Dan Dirga.

Devan menghembuskan nafasnya. "Oke fine, ada" jawab Devan membuat mereka melotot.

"Siapa?" tanya mereka serempak.

"Kepo! Dah lanjut, kan tadi lo gak suruh nyebutim nama" JAWAB Devan.

"Nyesel gw gak suruh sebutin nama" ucap Abi pasrah.

Kini giliran Devan yang memutar botol ya, dan beralih kepada Dirga.

"Nah pak ketu, lo mau apa?" tanya Satria sambil menatap ke arah Dirga.

Dirga diam sejenak nampak berfikir. "Dare" jawab Dirga membuat mereka tersenyum miring.

"Lo jarang - jarang kan ikut main TOD trus sekalinya main langsung milih Dare. Gimana gw bakal taruhan" ucap Devan.

Abi tersenyum menatap Devan. "10 jt" ucap Abi.

"Oke deal!" jawab Dirga santai dan membuat mereka bertiga tertawa di dalam hati.

"Jadi Dare nya, lo deketin Alice gw kasih waktu 7 bulan" ucap Satria membuat Dirga melotot tajam.

Dirga menggeleng. "Ogah! Gak minat gw" jawabnya ketus.

Abi merubah raut wajahnya menjadi datar. "Lo tadi udah deal! Ya harus mau" ucap Abi.

"Betul tu! Lo kan ganteng, pasti gampang deketin Alice" sambung Satria tajam.

Dirga menatap Satria. "Berarti lo mengakui kalau gw ganteng?" tanya Dirga.

Satria memutar bola matanya malas, di balik Dirga yang dingin terdapat Dirga yang sangat ambruk.

"Iya lo ganteng puas!"

"Udah lah Dir, lo mau aja kali" ucap Devan sambil menaikkan kakinya satu.

Dirga menghembuskan nafasnya kasar. "Trus? Kalau dia baper gimana? Ya kali gw tinggalin pas baper-bapernya" jawab Dirga.

"Nah justru itu! Lo deketin dia, trus lkalau lo ngerasa dia udah baper sama lo, lo bisa tembak dia. Dan bila perlu, lo tinggalin" ucap Abi.

"O—"

"Gak nerima penolakan!" ucap Mereka serempak dengan tatapan tajamnya.

"Ya! Gw mulai besok"

***

Sementara di markas Angle Wing sangat ramai juga 50 anggota lengkap berada disana. Mereka menjalankan kegiatan mereka masing - masing, ada yang rebahan, makan dll.

Anggota inti duduk di meja yang khusus untuk mereka, Gatha, Auri, Nia dan Lia tengah nonton drakor, beda halnya dengan Alice yang lebih memilih menelusuri sosial media.

"Eh, kita kapan bagiin sembako?" tanya Auri tanpa menatap ke arah Alice, ia tetap menonton drakor.

"Besok pulang sekolah, jangan malem" jawab Alice.

Gatha menoleh. "Kok gak malem?" tanya nya heran.

"Kasian malem terus, gw juga ada urusan"

Mereka hanya menganguk, Alice berdiri dan menatap ke area sekitar. "Ada yang mau ikut gw gak?" tanya Alice dan mendapat tatapan tajam dari temannya.

"Mau kemana? Ikut" ucap Gatha dan langsung berdiri. Gatha memang tidak pernah lepas dari Alice, ia akan mengikuti kemana pun perginya Alice.

"Kesuatu tempat" jawab Alice dan langsung berjalan pergi meninggalkan mereka.

Gatha menoleh ke arah Teman-temannya. "Kalian ikut gak? Gw mau ikut bay" Gatha langsung berlari menyusul Alice yang sudah berada di luar markas.

Mereka hanya acuh tak acuh, dan kembali melanjutkan menonton drakor.

Sementara Alice dan Gatha kini sudah berada di dalam mobil, Alice mengendarai mobil sangat cepat dan santai. Gatha pun sudah terbiasa dengan kecepatan mobil Alice yang diatas rata-rata.

"Lo mau kemana, El?" tanya Gatha sambil melirik sekilas ke arah Alice.

Alice menaikkan bahunya. "Enggak tau, gw bosen aja di markas" ucap Alice membuat Gatha memutar bola matanya malas.

Gatha menatap ke arah luar jendela. "Geng Diamond mantan geng Bang Rey kan?" tanya Gatha membuat Alice menatapnya.

"Diamond? Hmm kayaknya si iya" jawab Alice.

Gatha kembali menatap Alice. "Lo gak ada niatan nyari abang lo kesana? Siapa tau dia disitu" saran Gatha namun di balas gelengan oleh Alice.

Alice tersenyum kecut. "Gw gak bakal kesana, gw aja udah enek lihat muka-muka mereka"

Gatha tertawa kecil. "Lo jangan benci amat lah sama mereka, nanti lo kepicut salah satu dari mereka gimana?"

Alice menepuk-nepuk stir mobilnya. "Amit-amit gw suka sama mereka, mending gw jomblo seumur hidup ketimbang jadian sama mereka" ucap Alice dengan ketusnya.

Gatha hanya menggeleng kan kepala melihat kelakuan Alice, kelakuannya tidak pernah berubah dari smp. Gatha dan Alice sudah bersahabat sejak kecil, dan sebelum mendirikan Angel Wing.

"Besok ada yang mau masuk geng kita" ucap Gatha kembali.

"Siapa?" tanya nya.

Gatha mendekatkan wajahnya ke Alice. "Katanya si cewek yang ngejar-ngejar Dirga."

Alice mengerutkan keningnya. "Dirga siapa lagi?"

Tak!

Gatha menyentil jidat Alice pelan. "Lo gak tau apa mendadak amnesia? Yang lo lawan basket, itu Dirga bege" ucap Gatha dengan raut wajah malasnya.

"Ya gw mana tau" jawab Alice santai.

"Kalau gak salah namanya ada ying gitu lah" Gatha kembali membawa ke topik yang tadi.

Alice melirik sekilas. "Ying - ying pemain boboboi?" ejek Alice.

Gatha tak sengaja menoleh ke arah luar jendela dan langsung membolakkan mata sempurna. "Lo ajak gw keluar kota ini?" tanya Gatha dan di balas kedipan sebelah mata oleh Alice.

Gatha merebahkan tubuhnya di sandaran kursi. "Punya temen hoby banget bikin sengsara"

Bab terkait

  • Alice   Bab 6

    Jika anda suka memainkan hati perempuan, maka sama dengan anda memainkan hati ibumu sendiri. --------------:-------------- Alice dkk baru saja memasuki area sekolah, banyak tatapan kagum dan iri kepada mereka, ketika mereka keluar dari mobil. Alice menggunakan earphone nya, Rambut di gerai jaket angle wong melekat di tubuh mereka. Membuat mereka makin cool. Disisi lain, Diamond melihat mereka dari kejauhan. Terutama Dirga yang sangat memperhatikan gerak-gerik seorang Alice. Satria menyenggol Abi, sambil matanya mengode untuk melihat Dirga. Abi menatap Dirga, ia tersenyum kecut. "Lo berani dekatin dia?" tanya Abi dengan senyum smriknya. "Kalau lo gak bisa, lo cemen jadi ketua" balas Devan sontak membuat Dirga menatap dirinya tajam - tajam. Dirga berdiri dari motornya. "Gw bisa, pega

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Alice   Bab 7

    Jangan merasa diri paling hebat, ingat petarung handal memakai kekuatan dan kemampuan bukan menggunakan pisau tajam untuk melimpahkan lawan ----------------:-------------- Alice kini berada di sebuah ruangan, bukan sendirian melainkan dengan seorang laki-laki di depannya. Mereka saling tatap dengan tatapan saling benci, Alice membuka buku dan menyerahkan ke depan laki itu. "Baca dan pahami, kalau lo gak tau baru nanya" ucap Alice ketus. Dirga tak mengumbris, ia membaca buku dengan malasnya. Angka-angka yang membuat matanya rusak membuat dirinya sangat tak suka.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-18
  • Alice   Bab 8

    Tidak ada di dunia ini sepenuhnya bahagia, namun tak juga sepenuhnya luka. Hanya saja tuhan lagi memberikan ujian dan menyuruh kita untk bersabar. ----------------------:---------------------- Bugh! Alice menendang perut laki itu yang memegang tangannya, ketika Alice menoleh alangkah terkejutnya melihat laki itu. "Eh V-vino?" Tanya Alice dengan nada gelagapannya. Vino memegang perutnya kesakitan, ia berusaha tersenyum dan menatap Alice. "Kenal gw lo?" Alice menganguk. "Lo kenapa bisa di sini?" tanya Alice dengan nada kembali sinis.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Alice   Bab 9

    "Jangan terlalu gengsi, walau itu memperjuangkan hati,” *** ALICE yang sudah mengenakan pakaian sekolahnya, baru saja turun tangga. Objek yang pertama ia lihat adalah seorang ayahnya duduk bersama seorang gadis, yang tak ia kenal. Alice tak menghiraukan keberadaan mereka, ia hanya menganggap mereka adalah angin lalu. "Alice kamu sarapan dulu" ucap Sang ayah namun dibalas gelengan oleh Alice. Alice terus melangkah menuju keluar rumah, ia tak m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • Alice   Bab 10

    “Lawan Ego dan Gengsi jika ingin memperbaiki diri dan juga harmonis kekeluargaan” --—--------:--------—---- Alice kini berada di uks, akibat kecerobohannya tadi membuat lututnya menjadi luka. Alice meringis ketika Dirga mengobatinya bahkan luka nya sengaja di tekan. "Makannya kalau jalan pakai kaki dan juga mata," ucap Dirga ketika dia sudah selesai mengobati luka Alice. Alice tersenyum kecut. "Terimakasih saran nya tuan Dirga yang terhormat, tapi saya tidak butuh saran dari lo!" ucap Alice sembari turun dari bankar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Alice   Bab 11

    Sehebat-hebat nya manusia terlihat mandiri, tapi di belakang dia akan rindu sosok yang dia kagumi. -------:----- Dirga Setan! |Babi lo kan yang bocorin ban motor gue?***Dirga kini masih berada di sekolah, bukan sendirian melainkan para temannya yang setia ikut di sana menunggu kedatangan montir untuk mengganti ban motor Dirga.Dirga menatap ponselnya geram, Alice hanya membaca pesan nya tanpa menjawab. Dia memasukkan ponselnya ke saku dengan kasar."Besok gue bakal bikin perhitungan sama tuh bocah," ucap Dirga ketus membuat teman nya menatap dirinya."Emang yakin, Alice yang kempesin? Bukan orang usil gitu?" tanya Abi meyakinkan."Orang usil itu dah Alice," jawab Dirga ketus.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Alice   Bab 12

    “minta bantuan bukan berarti gak bisa, hanya saja biar cepat selesai,” -Alice. *** "Aduhh pak, kok bisa bocor si? Jangan-jangan bapak sengaja lagi biar bisa modus sama saya!" Bentak seorang gadis kepada supir taxi karna ban mobil taxi bocor. "Yah mana saya tau neng," ujar Sopir santai. Gadis itu mendengus kesal, ia melihat kearah jalanan. Ia melihat seorang yang tak asing baginya. Ya itu adalah Devan wakil geng Diamond. "WOY ANGGOTA DIAMOND!! BERHENTI LO!" Teriak gadis itu, dia adalah Gatha. Ya Gatha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23
  • Alice   Bab 13

    “Mungkin besok kamu akan menjadi tokoh favorite di sebuah cerita ini” ***" "Lo sekarang harus gerak cepat deh," ucap Satria sambil menyeruput minuman nya. Dirga memberhentikan makannya dan menatap Satria penuh tanda tanya. "Maksud lo?" "Ck! Lo ketua tapi pikiran nya lemot banget," sinis Satria. "Aidan bakal jadi guru IPA nya Alice, ya siapa tau Aidan naksir sama Alice," sambung nya membuat Dirga memutar bola matanya malas. "Trus, gue harus gimana?" tanya Dirga.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24

Bab terbaru

  • Alice   Bab 33

    "Udah, kenyang." Alice menutup mulutnya, dan menggelengkan kepalanya. Makanan yang ada dihadapannya itu , sangatlah tidak enak. Hambar.Dion menganguk, dia menaruh nampan berisi makanan dan menyondorkan segelas air putih."Temen-temen kamu, nanti malem datang ke sini," ujar Dion, agar Alice tidak bertanya lagi dimana Teman-temannya berada.Karena semenjak dia bangun, tidak ada Teman-temannya disamping dirinya. Hanya Dion seorang diri berada disampingnya."Anda ngapain disini? Saya bisa sendirian," ujar Alice.Dion menghembuskan nafasnya. "Papa Minta maaf."Sedetik...Dua detik...Tiga detik...Alice masih diam, dia tak menatap dan menghiraukan ucapan Dion."Papa minta maaf, papa terlalu tegas buat kamu bahkan papa cuman ngur—""Kenapa baru nyadar sekarang?" Potong Alice cepat, yang kini sudah menatap Dion dengan mata berkaca-kaca. Sebisa mungkin dia menahan air matanya agar tidak jatuh."Kemana papa yang dulu? Kemana papa yang selalu ada buat aku?" Alice menggelengkan kepalanya. "bahk

  • Alice   Bab. 32

    Jangan pernah harap, saya akan menyatukan kamu dengan kakak kamu-—---:-—---Di ruangan serba putih, Alice berbaring dengan lemah di bankar rumah sakit. Setelah 3 jam di larikan ke rumah sakit, tak ada tanda-tanda Alice sadar.Teman-teman Alice, sudah berada di kamar vip Alice. Terkecuali keluarga Alice, mereka masih merahasiakannya terkecuali Sendy."Serius Dir, Devan yang nyelakain Alice?" tanya Abi setelah mendengarkan cerita Dirga.Dirga Mendesah. "Gue gak tau, tapi pas gue datang Devan bawa tongkat Base Ball, trus berdiri di hadapan Alice yang udah kayak gini," jawab Dirga.Mereka semua bimbang, harus percaya yang mana dan siapa."Kalau bener Devan, apa maksud dia? Piala diamond udah dia yang ambil, ya kali dia nyelakain Alice juga," imbuh Satria."Jadi, Dirga jauhin Devan karena dia ngambil piala diamond?" tanya Gatha cepat, membuat mereka menatap dirinya."Lo kenapa kayak, sok perhatian gitu baru bahas Devan?" tanya Sendy dengan nada, yang mungkin tak pernah Gatha dengar."Gue

  • Alice   Bab 31

    Gue udah percaya sama lo, tapi kenapa lo bertindak lebih? -Dirgantara putra Alvaska Drt... Dirga membuka matanya, mendengar handponenya berbunyi. Dia menatap jam dinding yang baru menunjukkan pukul 12 malam.Dirga mengambil handpone dengan mata tertutup sebelah, dia mengucek matanya dan membaca nama yang tertera.Alice memanggil.. Dirga tersenyum simpul, ketika membaca nama yang tertera dilayar ponselnya."Jam segini udah kangen," monolognya dan menekan tombol hijau."Ha—""JANGAN TELFON DIA!" "Bisa diem gak sih lo?" Deg! Nyawa Dirga dengan otomatis begitu saja langsung terkumpul, hati nya w

  • Alice   30

    Halo semua, maaf ya baru bisa update! Ini adalah hasil cerita revisi nya ya, buat kalian yang belum baca versi revisi bisa baca ulangAku udh lama gak update karena lagi revisi dari awal sampai bab ini heheSemoga suka dengan versi revisinya Thnks you HAPPY READING Entah apa salah diriku, hingga aku dilibatkan dalam masalah mereka

  • Alice   Bab 29

    "DIR KALI LO, BERDARAH!" *** "Ciee, lo khawatir ya sama gue," Ledek Dirga ketika Alice yang sudah selesai mengobati luka dikaki Dirga. Luka di kaki Dirga tidak terlalu parah, hanya terdapat luka di bagian tumit dan telapak kakinya saja. Alice menutup p3k dengan ketus, dia berdiri dan hendak pergi tanpa mengucapkan satu kata apapun namun Dirga menariknya dengan keras, membuat Alice menunbruk dada bidang milik Dirga. Dirga tersenyum, dia mendekatkan bibirnya di telinga Alice. "Makasih," bisiknya membuat Alice berngidik ngeri..

  • Alice   Bab 28

    Cari dimana piala Diamond berada, kalau lo bisa nemuin kita bakal maafin lo. Salah gak salah, lo harus temui itu, paham?"*** Terkadang teman baik bisa saja berubah menjadi teman bangsat----:----- Pritt! Suara peluit memberhentikan seluruh siswa yang tengah berlari di pinggir lapangan, mereka mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Beda hal nya dengan seorang gadis yang bukannya berlari, tapi malah berjalan dengan santainya di tengah lapangan. "ALICE CHARLOTTE!" teriak pak Sanjaya, selain sebagai penjaga perpustakaan, kini dia dijabat sebagai guru olehara, te

  • Alice   Bab 27

    Terkadang apa yang kita lakukan, hanya untuk membela dirikita sendiri adalah hal yang salah dimata orang lain -Alice Charlotte. Bugh! Tubuh Ying terlempar keras tanah lapangan, dia menerima tantangan by one bersama Alice dilapangan. Walau temannya juga sudah mewanti-wanti agar tidak menerima tantangan tersebut. "Segini doang mampu lo?" tanya Alice dengan senyum smrik di wajahnya. Seorang gadis cantik, rambut nya tergerai panjang berlari mendekat

  • Alice   Bab 26

    Kantin sudah di penuhi oleh siswa-siswi di sma Habang. Mereka saling berdesak-desak ingin membeli makanan terlebih dahulu.Berbeda halnya dengan Angle Wing yang dengan gampangnya mendapat makanan, tanpa mengantri dan baru minta langsung dapat. Siapa lagi bukan kerjaan Alice Charlotte?.Alice yang baru saja menyelesaikan nya memakan bakso dengan garangnya, walau bukan dia yang melakukannya jutsstru dia disini yang salah.Prank!"Uhuk!""Sial! Kesedat!""Uhuk-uhuk! Air!!"Alice memukul mangkuknya dengan sendok dengan keras, membuat siswa sedikit tertuju kepadanya sementara Angle Wing sudah kaget akibat suara tersebut."Gue mau bales dendam, mau ikut gak?" tanya Alice sambil menatap temannya satu persatu dengan ekspresi tajamnya.Mau tak

  • Alice    Bab 25

    "Terkadang ketika kita yang sering melakukan kejahatan, akan terus-terusan di cap sebagai penjahat, walau bukan kita yang melakukannya" ------------:---— Tringg!!! Bel masuk kelas baru saja berbunyi seluruh siswa yang datang sekolah mepet dengan bel, segera berbondong-bondong menuju kelas mereka. Berbeda dengan Alice dkk, yang baru saja memasuki gerbang sekolah dengan mobil Alice. Satpam hanya menggelengkan kepala ketika mobil Alice melintasi di hadapan dirinya. "Suka banget telat," gumam Satpam tersebut. Sebelum turun dari mobil, Alice membenarkan jempolan dirambutnya. Memang hari ini dia nampak tampil berbeda, rambut yang di jempol asal, rambut-rambut kecil yang sedikit di keluarkan membuat aura kecantikannya bertambah. "Udah cantik, gak usah ngaca," ujar Auri membuat Alice menghentikan Aksinya dalam membenarkan rambutnya. Alice berdecak d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status