“Nilai gue bergantung kepada guru, sementara nilai lo tergantung kepada gue!”
- Dirgantara***
Sesuai ucapannya Dirga kemarin, kini Dirga kini sudah berada di depan rumah Alice menatap Alice sambil bersedekap dada.
"Ngapain sih lo?" tanya Alice ketus
"Jemput lo," jawab Dirga santai.
Alice menghembuskan nafasnya kasar, dia mengadakan tangan nya membuat Dirga menaikkan alisnya satu. "Mau di cium tangan nya?" tanya Dirga membuat Alice melotot tajam.
“Berani macam-macam, pulang hanya nama dan tulang?” -Alice Charlotte Byur! Seisi kantin menjadi hening, ketika Ying menumpahi segelas jus di kepala Alice. Ying dengan santai nya menaruh gelas di depan Alice, yang tengah menahan marah. "Lo apa-apaann sih?" tanya Gatha dengan ketus. "Apaan gimana?" Brak! Auri mengprak meja, dia lant
Sibuk dengan dunia mu, hingga lupa jika kau masih memiliki anak yang memerlukan kasih sayang. ----—-:------- 08.00 Malam hari yang indah, suasana malam yang hanya di sinari oleh sang rembulan. Bintang-bintang bertebaran di langit-langit, membuat indah nampak sangat indah. Seorang gadis duduk sendirian di sebuah taman, yang terletak di ujung kota. Dengan nafas tercengat dia melihat hal yang tak seharusnya dia lihat. Kesal? Yeah! Dia sangat kesal pulang kerumah. Dia menatap kosong kedepan, kunci mobil dia putar-putar di tan
Jika di rumah tempat untuk berpulang paling indah, tapi apa kabar buat orang yang menganggap rumah adalah neraka paling berbahaya? -------—-----:--------------- "Lo gak mau pulang?" tanya Alaska kepada Alice yang masih setia memakan martabak yang dia sempat beli sebelum datang ke markas. Alice menggeleng. "Ngapain juga gue pulang, kalau gue bakal ngeliat drama?" ujar Alice santai. "Mending liat di bioskop banyak drama yang kece-kece," Anggota Bima sakti menggelengkan kepala mendengar jawaban Alice, mereka sangat tau tentang keluarga dan masalah pribadi Alice.
TRINGG!Bel masuk kelas sudah berbunyi, seluruh siswa berada di lapangan upacara mendengarkan himbauan dari kepsek.Seluruh siswa mengeluh, akibat panas yang menerpa mereka dan kepala sekolah tak kunjung bicara."Baik saya akan mulai, ja—""Permisi pak, ini ada siswa yang telat," ujar Bu Sandi dengan seorang siswa yang berada di belakang dirinya.Mata Angle Wing berbinar, ketika dia melihat Alice yang sudah berada di lingkungan sekolah."Nahh, tau dia bakal sekolah, gak usah nyari juga," ujar Auri kepada Gatha."Diem, ah lu!""Ini adalah siswa yang tidak patut di contoh!" ujar kepala sekolah lewat mic dengan Alice yang berdiri dengan santai nya di samping nya."
"Kekayaan belum menjamin kebahagiaan seseorang-Alice Charlotte "Sialan lo Dir!”***" Kali ini gue yang sama Alice!"" Eh enggak, enak aja siapa lo? ""Kemarin gue gak sama dia!""Sama gue juga enggak!""Pokok nya gue,""Enggak!""STOPP!" teriak Alice membuat Dirga dan Aidan menghentikan perdebatannya. Selepas dari kantin tadi, Alice hendak bersantai-santai di dalam kelas namun kedatangan kedua curut ini membuat pikiran nya kacau."Gue tau, gue cantik gak usah di rebutin," imbuh Alice membuat mereka memutar bola matanya malas, Alice menatap mereka satu persatu."Gue sama Aidan kan batas nya satu minggu, ini udah 5 hari lo," ujar Alice membuat
Terkadang kita memang egois, menginginkan semua nya menjadi milik kita tanpa memikirkan orang lain. ---------:------—- "Lo kenapa kemarin gak ke rumah gue? Lo lupa?"Alice yang baru keluar dari mobil nya dikagetkan dengan suara Dirga yang nyaring di telinga nya. Alice menggososng telinga nya pelan."Bisa ngomong baik-baik gak sih?" ketus Alice. "Suara lo kayak toa tau gak!""Bodoamat, suara lo lebih jelek dari suara gue!"Alice tak mengumbris, dia berlalu meninggalkan Dirga yang masih diam disana."Eh Alice!" Dirga berlari menyusul Alic, sementara teman nya hanya menonton drama mereka.Satria menggelengkan kepala nya melihat kelakuan mereka berdua. "Perjuangan yang sia-sia," ujar Satria membuat mereka menoleh pad
Kebahagian sangat gampang di cari, jika peka terhadap lingkungan sekitar. Berfikir jernih, dan tidak menganggap semua itu.. Jahat. ------:------ Auri mendongakkan kepalanya, mendapati seseorang yang dia tunggu ternyata sudah menghampiri dirinya bahkan berdiri di depan dirinya. "Vito." *** Alice kini tengah berdiam diri di markas Angle Wing. Suasana sangat lah sepi, seluruh anggotanya sibuk di rumah dan hidup nya masing-masing. Inilah yang di harapkan Alice, tempat yang sepi, nyaman dan tidak ada gangguan apapun. Alice memandang layar ponselnya, yang memperlihatkan sebuah foto keluarga yang sudah sangat lama dan mengelus nya secara perlahan. "Mam
"Sedalam-dalam nya lo berbohong, kalau ke bongkar gak akan bisa bertahan!" -----:--— Suasana pagi hari ini sangat lah dingin, gerimis hujan, suara angin, dan merdu ya kicauan burung membuat dunia sangat lah ramai. Jalanan nampak sepi hanya ada beberapa manusia yang berlalu lalang tak lupa dengan payung di tangan nya.Alice yang masih bergulat di selimut tebal nya, membuka mata ketika merasakan hawa dingin masuk ke dalam tubuh nya. Dia menatap pintu kamar nya yang terbuka, dan Ac yang menyala menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam kamar nya.Namun siapa? Siapa yang berani masuk ke kamar Alice Charlotte tanpa izin? Tidak ketuk pintu? Itu justru akan membuat Alice tambah marah besar.Tanpa pikir apa lagi, Alice beranjak dari ranjang nya dan mematikan Ac tak lupa menutup pin