Kebahagian sangat gampang di cari, jika peka terhadap lingkungan sekitar. Berfikir jernih, dan tidak menganggap semua itu.. Jahat.
------:------
"Vito."
***
Alice kini tengah berdiam diri di markas Angle Wing. Suasana sangat lah sepi, seluruh anggotanya sibuk di rumah dan hidup nya masing-masing. Inilah yang di harapkan Alice, tempat yang sepi, nyaman dan tidak ada gangguan apapun.
Alice memandang layar ponselnya, yang memperlihatkan sebuah foto keluarga yang sudah sangat lama dan mengelus nya secara perlahan.
"Mam
"Sedalam-dalam nya lo berbohong, kalau ke bongkar gak akan bisa bertahan!" -----:--— Suasana pagi hari ini sangat lah dingin, gerimis hujan, suara angin, dan merdu ya kicauan burung membuat dunia sangat lah ramai. Jalanan nampak sepi hanya ada beberapa manusia yang berlalu lalang tak lupa dengan payung di tangan nya.Alice yang masih bergulat di selimut tebal nya, membuka mata ketika merasakan hawa dingin masuk ke dalam tubuh nya. Dia menatap pintu kamar nya yang terbuka, dan Ac yang menyala menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam kamar nya.Namun siapa? Siapa yang berani masuk ke kamar Alice Charlotte tanpa izin? Tidak ketuk pintu? Itu justru akan membuat Alice tambah marah besar.Tanpa pikir apa lagi, Alice beranjak dari ranjang nya dan mematikan Ac tak lupa menutup pin
Memberi pelajaran demi yang terbaik, itu sangat lah bagus. Tapi bila memberi pelajaran membuat orang salah paham, akan menjadi masalah+ "Tunggu pembalasan kita Diamond!" *** Informasi keluar nya Vino dan Vano dari Diamond justru sudah melebar luas di sekolah mereka, bahkan foto terakhir yang Diamond posting ketika selesai tauran di banjiri oleh komen-komen Fans mereka dan Fans Vino dan Vano. Diamond inti kini hanya berempat, namun tidak membuat kekuatan nya akan lemah. Apalagi Vino dan Vano yang jarang sekali ikut membantu mereka setiap ada mas
"Terkadang emosi memang mengubah semuanya." "Jangan lupa sabotase cctv nya, dan kita akan menang di awal" ***"Udah dapat semua kan? Gak ada yang gak kebagian?" tanya Alice kepada anggotanya satu persatu yang tengah membagikan sembako di sebuah kota kecil.Auri yang sudah nampak lelah mengacungkan jari jempolnya. "Aman, damai dan tentram," ujarnya membuat Alice terkekeh."Minum dulu," Alice melemparkan minuman kepada anggotanya satu persatu dan ditangakap dengan sigap oleh mereka."VITOO!" teriak Auri sambil melambaikan tangan kearah seseorang, membuat Alice dan anggota yang masih berada di sana ikut menoleh ke sana.Deg! Detak jantung Alice berdetak tak karuan,
"Terkadang ketika kita yang sering melakukan kejahatan, akan terus-terusan di cap sebagai penjahat, walau bukan kita yang melakukannya" ------------:---— Tringg!!! Bel masuk kelas baru saja berbunyi seluruh siswa yang datang sekolah mepet dengan bel, segera berbondong-bondong menuju kelas mereka. Berbeda dengan Alice dkk, yang baru saja memasuki gerbang sekolah dengan mobil Alice. Satpam hanya menggelengkan kepala ketika mobil Alice melintasi di hadapan dirinya. "Suka banget telat," gumam Satpam tersebut. Sebelum turun dari mobil, Alice membenarkan jempolan dirambutnya. Memang hari ini dia nampak tampil berbeda, rambut yang di jempol asal, rambut-rambut kecil yang sedikit di keluarkan membuat aura kecantikannya bertambah. "Udah cantik, gak usah ngaca," ujar Auri membuat Alice menghentikan Aksinya dalam membenarkan rambutnya. Alice berdecak d
Kantin sudah di penuhi oleh siswa-siswi di sma Habang. Mereka saling berdesak-desak ingin membeli makanan terlebih dahulu.Berbeda halnya dengan Angle Wing yang dengan gampangnya mendapat makanan, tanpa mengantri dan baru minta langsung dapat. Siapa lagi bukan kerjaan Alice Charlotte?.Alice yang baru saja menyelesaikan nya memakan bakso dengan garangnya, walau bukan dia yang melakukannya jutsstru dia disini yang salah.Prank!"Uhuk!""Sial! Kesedat!""Uhuk-uhuk! Air!!"Alice memukul mangkuknya dengan sendok dengan keras, membuat siswa sedikit tertuju kepadanya sementara Angle Wing sudah kaget akibat suara tersebut."Gue mau bales dendam, mau ikut gak?" tanya Alice sambil menatap temannya satu persatu dengan ekspresi tajamnya.Mau tak
Terkadang apa yang kita lakukan, hanya untuk membela dirikita sendiri adalah hal yang salah dimata orang lain -Alice Charlotte. Bugh! Tubuh Ying terlempar keras tanah lapangan, dia menerima tantangan by one bersama Alice dilapangan. Walau temannya juga sudah mewanti-wanti agar tidak menerima tantangan tersebut. "Segini doang mampu lo?" tanya Alice dengan senyum smrik di wajahnya. Seorang gadis cantik, rambut nya tergerai panjang berlari mendekat
Cari dimana piala Diamond berada, kalau lo bisa nemuin kita bakal maafin lo. Salah gak salah, lo harus temui itu, paham?"*** Terkadang teman baik bisa saja berubah menjadi teman bangsat----:----- Pritt! Suara peluit memberhentikan seluruh siswa yang tengah berlari di pinggir lapangan, mereka mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Beda hal nya dengan seorang gadis yang bukannya berlari, tapi malah berjalan dengan santainya di tengah lapangan. "ALICE CHARLOTTE!" teriak pak Sanjaya, selain sebagai penjaga perpustakaan, kini dia dijabat sebagai guru olehara, te
"DIR KALI LO, BERDARAH!" *** "Ciee, lo khawatir ya sama gue," Ledek Dirga ketika Alice yang sudah selesai mengobati luka dikaki Dirga. Luka di kaki Dirga tidak terlalu parah, hanya terdapat luka di bagian tumit dan telapak kakinya saja. Alice menutup p3k dengan ketus, dia berdiri dan hendak pergi tanpa mengucapkan satu kata apapun namun Dirga menariknya dengan keras, membuat Alice menunbruk dada bidang milik Dirga. Dirga tersenyum, dia mendekatkan bibirnya di telinga Alice. "Makasih," bisiknya membuat Alice berngidik ngeri..