Share

Bab 36

Kalau menyinggung Tuan Rijunta, mereka tidak akan bisa muncul kembali. Dengar-dengar orang itu akan dikubur hidup-hidup atau dibuang ke sungai. Singkat kata, orang pasti akan mati dan tidak mungkin ada akhir kedua.

Di ruang pribadi, Fandy perlahan berdiri dan berjalan.

"Aku sangat yakin aku nggak mengenalmu."

Tuan Rijunta berbicara.

"Tentu saja kamu nggak layak untuk mengenalku, tapi kamu nggak akan melupakan Adriano, 'kan?"

Kemunculan nama ini membuat Fandy tersenyum.

"Ternyata kamu pendukung Adriano. Seharusnya kamu memberitahuku lebih awal. Ini buang-buang waktu. Ayo mulai."

Setelah mengatakan itu, Fandy masih menyilangkan tangannya tanpa rasa takut atau pamer apa pun, malah terlihat seolah ingin menonton keramaian.

Tepat ketika Tuan Rijunta hendak mengangkat tangannya, dia tiba-tiba melihat cincin unik di tangan kiri Fandy dan seluruh ekspresinya langsung berubah.

"Ka ... kamu."

Begitu panggilan ini terlontarkan, Fandy menjadi bingung.

"Apa maksudmu?"

Setelah menelan ludah, Tuan Ri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status