Setelah apa yang terjadi semalam, Lucy sangat membenci Fandy. Pesta ulang tahun yang awalnya bagus tiba-tiba hancur karena Fandy dan dia bahkan menerima guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.Kebetulan aku menerima pesan WhatsApp dari Chaesa tadi malam yang mengatakan Fandy baik-baik saja. Ternyata itu adalah kesalahpahaman yang disebabkan oleh kesalahan identitas, tentu saja dia semakin kesal.Jadi sekarang ternyata yang disebut sebagai pelanggan besar Cecil adalah Fandy, bagaimana dia bisa diam saja?"Kak Lucy, kamu mengenalnya?"Cecil agak terkejut, tetapi dia tidak bisa merasa senang karena apa yang baru saja Lucy katakan tidak terdengar seperti seorang teman, melainkan musuh."Lebih dari sekedar mengenalnya, kemarin malam kamu nggak datang. Aku sudah pernah menceritakannya padamu. Pelakunya adalah orang yang bernama Fandy ini!"Fandy yang sedang duduk di sana mengerutkan kening."Kalau nggak mau aku menamparmu di depan semua orang, jaga mulutmu."Dia mengkhawatirkan Chaes
"Ma ... maksudmu, vila yang terjual itu dibeli oleh klien yang kuberikan padamu?""Benar, Tuan Fandy. Malam ini kamu harus datang."Dalam sekejap, Cecil merasa seolah disambar petir dan pikirannya dipenuhi dengan kata-kata langsung melunasi 50 miliar. Matanya memerah dan nyaris menangis.Setelah sadar, dia bergegas ke departemen penjualan dan menelepon Lucy."Cecil, ada masalah lain?"Sebenarnya Cecil dia benar-benar ingin membentaknya. Komisinya lebih dari 2 miliar. Hanya karena kemunculan Lucy, dia benar-benar membuatnya menjadi lelucon bagi seluruh departemen.Akan tetapi, Lucy berasal dari keluarga kaya dan telah banyak membantunya sebelumnya, jadi bagaimana dia bisa memarahinya?"Kak Lucy, o ... orang yang bernama Fandy itu benar-benar membeli vila yang dihias dengan indah dari rekanku seharga 50 miliar dan langsung melunasinya.""Mustahil!"Terdengar suara Lucy agak pecah yang menunjukkan seberapa syok dirinya."Itu benar, Kak Lucy, apa kamu salah paham tentang Fandy?"Bagaimana
Fandy membeli banyak kebutuhan sehari-hari dari supermarket dan mulai mendekorasi vila. Sebenarnya tidak begitu merepotkan. Bagaimanapun, dia satu-satunya yang tinggal di sana.Dia juga membeli minyak, garam, saus dan cuka, serta bahan-bahan segar. Pada siang hari, dia berencana untuk memasak.Saat ini Rijunta tiba."Kamu duduk dulu dan aku akan mulai memasak."Tuan Rijunta begitu bersemangat hingga air mata mengalir. Dia merasa tidak akan menyesal dalam hidup ini kalau harus mati dalam waktu dekat. Ternyata dia bisa mencicipi makanan yang dimasak oleh Tuan Drag sendiri. Takutnya bahkan wakil penguasa Tim Drag pun tidak akan mendapatkan perlakuan seperti ini, 'kan?Tuan Rijunta memiliki sesuatu untuk dilaporkan, jadi Fandy menyuruhnya untuk datang ke rumah.Setelah makanan disajikan, Fandy tersenyum."Cobalah."Keterampilan memasak Fandy bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Saat berada di Desa Persik, dia dipaksa oleh para kakak untuk makan tiga kali sehari."Enak sekali! Tuan Drag,
Fandy mengedipkan mata dan agak linglung. Menurut Chaesa, dia membeli vila ini adalah karena dia menjual teko tanah liat ungu?"Apa yang pikirkan itu urusanmu."Menghadapi wanita ini, Fandy terlalu malas untuk menjelaskan dan juga tidak bisa menjelaskannya. Kalau tidak, kemungkinan besar terlibat masalah dengannya sangat tinggi.Setelah berputar satu kali, Wildan sangat senang, tetapi tiba-tiba perutnya terasa agak tidak nyaman."Saat itu emas yang kamu berikan kepada keluarga kami cuma bernilai 20 miliar. Sekarang vila ini bernilai 50 miliar. Uang tambahannya adalah bunga. Mungkin kamu sendiri nggak akan percaya! Tapi bagaimanapun juga, sekarang keluarga kami dan kamu sudah benar-benar nggak ada hubungan apa pun lagi. Ada pertanyaan?"Fandy terkesan dengan ide Wanda seolah teko tanah liat ungu itu miliknya."Yah, terserah apa yang kamu katakan."Melihat Fandy setuju, orang tersebut benar-benar mengeluarkan selembar kertas yang sudah dicetak."Aku tahu kamu pasti nggak bawa surat utang
Fandy menoleh ke belakang dan melihat beberapa satpam menarik seseorang kemari dan suara tadi datang dari orang yang ditarik."Nggak masalah siapa yang kamu kenal! Bungkam mulutnya. Beraninya membuat masalah di sini, besar sekali nyalimu!"Sambil mengerutkan kening, Fandy mengenali orang itu. Dia adalah sepupu Chaesa yang bernama Michael dan cukup mengganggunya pada pesta ulang tahun Wildan telah, tetapi apa maksud bocah ini dengan memanggil namanya?Mengabaikan orang tersebut dan hendak pergi, Michael tiba-tiba melihat Fandy seolah melihat penyelamat."Fandy! Dia Fandy! Dia benar-benar mengenal bos kalian!"Beberapa satpam menatap Fandy dan seseorang langsung bertanya."Tuan, kamu kenal bos kami?"Fandy menggelengkan kepalanya."Itu nggak ada hubungannya denganku!"Meskipun entah mengapa Michael diperlakukan seperti ini oleh satpam, dia pantas mendapatkannya. Pria ini sama saja dengan Chaesa dan Wanda."Nggak, nggak! Fandy, tolong selamatkan aku. Kakakku sudah bilang cuma kamu yang bi
Fandy sangat mengenal Wildan. Orang ini tidak akan pernah berbohong dalam hidupnya, jadi pasti Chaesa yang memberitahunya. Akan tetapi, tidak maslah. Selama tidak keterlaluan, Fandy bisa menolerirnya.Selain itu, Fandy telah berjanji pada Claire kalau dia pasti akan pergi. Tidak peduli bagaimana prosesnya, yang penting hasilnya benar.Perjamuan makan malam Keluarga Kintana diadakan secara besar-besaran, diadakan di Vila Hether dekat pinggiran kota. Dari berbagai mobil mewah di jalan, bisa dilihat orang yang hadir, semuanya adalah orang kaya di Kota Valencia.Setibanya di pintu masuk dan keluar dari mobil, Chaesa tiba-tiba teringat sesuatu dan menatap Fandy."Tasku tertinggal di mobil, tolong bantu aku mengambilnya.""Kamu sendiri nggak punya tangan dan kaki?"Chaesa tercengang. Dia tidak menyangka Fandy akan mengatakan hal seperti itu."Kamu mau kita kami berdiri di sini berdebat dan membiarkan orang lain tertawa karena masalah ini atau mau kuberitahu ayahku kalau kamu nggak punya sopa
"Fandy, ikutlah denganku dan aku akan memperkenalkanmu kepada beberapa orang yang kelak akan menguntungkanmu."Setelah melihat Wildan, dia langsung ditarik pergi."Paman, terima kasih atas kebaikanmu, tapi aku punya gayaku sendiri. Aku benar-benar nggak terlalu tertarik dengan hal seperti ini."Setelah tersenyum, Wildan menepuk bahu Fandy."Oke, paman juga yang terlalu cemas, jadi kamu dan Chaesa carilah beberapa anak muda dulu.""Iya."Setelah Wildan pergi, Chaesa langsung memasang wajah dingin."Jangan harap aku akan membawamu bersamaku."Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Fandy berjalan menuju sudut, berencana untuk makan sebelum menelepon Claire.Tanpa instruksi sebelumnya, Claire akan menyambutnya sendiri di pintu. Dia tidak ingin Chaesa melihat sisi lain dari dirinya. Seharusnya tidak perlu menunggu waktu yang lama dengan cara seperti ini.Pada saat yang sama, Chaesa datang ke tempat Louis berada dan terlihat dia juga sangat gugup."Kak Louis, apa kamu masih ingat aku? Hari itu
Chaesa tercengang dan pikirannya menjadi kosong. Ini adalah Louis. Rasanya tidak hanya mengenal Fandy, tetapi juga sama sekali tidak mencari masalah dengannya. Senyuman juga tersungging di wajahnya. Mungkinkah itu karena Fandy sangat pandai bertarung seperti apa yang Yoshua katakan?Alasan ini ditepis olehnya begitu muncul, karena Keluarga Tirtayasa adalah keluarga kaya yang sangat berkuasa di Kota Valencia dan tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Carter."Dengan waktu ini, carilah sesuatu yang serius untuk dilakukan."Fandy pergi setelah mengucapkan beberapa patah kata. Sudah waktunya untuk mencari Claire.Menatap punggung pria itu dengan tatapan kosong, Chaesa tiba-tiba mendapatkan ide yang membuatnya merasa tidak enak, yaitu Fandy benar-benar pria yang sukses."Nggak! Mustahil!"Sambil menggertakkan gigi, Chaesa menghentakkan kakinya di tempat. Dia harus menemukan cara untuk mencari tahu mengapa Louis seperti ini. Kalau tidak, akan sulit baginya untuk tidur atau makan.Di ruangan