Fandy membeli banyak kebutuhan sehari-hari dari supermarket dan mulai mendekorasi vila. Sebenarnya tidak begitu merepotkan. Bagaimanapun, dia satu-satunya yang tinggal di sana.Dia juga membeli minyak, garam, saus dan cuka, serta bahan-bahan segar. Pada siang hari, dia berencana untuk memasak.Saat ini Rijunta tiba."Kamu duduk dulu dan aku akan mulai memasak."Tuan Rijunta begitu bersemangat hingga air mata mengalir. Dia merasa tidak akan menyesal dalam hidup ini kalau harus mati dalam waktu dekat. Ternyata dia bisa mencicipi makanan yang dimasak oleh Tuan Drag sendiri. Takutnya bahkan wakil penguasa Tim Drag pun tidak akan mendapatkan perlakuan seperti ini, 'kan?Tuan Rijunta memiliki sesuatu untuk dilaporkan, jadi Fandy menyuruhnya untuk datang ke rumah.Setelah makanan disajikan, Fandy tersenyum."Cobalah."Keterampilan memasak Fandy bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan. Saat berada di Desa Persik, dia dipaksa oleh para kakak untuk makan tiga kali sehari."Enak sekali! Tuan Drag,
Fandy mengedipkan mata dan agak linglung. Menurut Chaesa, dia membeli vila ini adalah karena dia menjual teko tanah liat ungu?"Apa yang pikirkan itu urusanmu."Menghadapi wanita ini, Fandy terlalu malas untuk menjelaskan dan juga tidak bisa menjelaskannya. Kalau tidak, kemungkinan besar terlibat masalah dengannya sangat tinggi.Setelah berputar satu kali, Wildan sangat senang, tetapi tiba-tiba perutnya terasa agak tidak nyaman."Saat itu emas yang kamu berikan kepada keluarga kami cuma bernilai 20 miliar. Sekarang vila ini bernilai 50 miliar. Uang tambahannya adalah bunga. Mungkin kamu sendiri nggak akan percaya! Tapi bagaimanapun juga, sekarang keluarga kami dan kamu sudah benar-benar nggak ada hubungan apa pun lagi. Ada pertanyaan?"Fandy terkesan dengan ide Wanda seolah teko tanah liat ungu itu miliknya."Yah, terserah apa yang kamu katakan."Melihat Fandy setuju, orang tersebut benar-benar mengeluarkan selembar kertas yang sudah dicetak."Aku tahu kamu pasti nggak bawa surat utang
Fandy menoleh ke belakang dan melihat beberapa satpam menarik seseorang kemari dan suara tadi datang dari orang yang ditarik."Nggak masalah siapa yang kamu kenal! Bungkam mulutnya. Beraninya membuat masalah di sini, besar sekali nyalimu!"Sambil mengerutkan kening, Fandy mengenali orang itu. Dia adalah sepupu Chaesa yang bernama Michael dan cukup mengganggunya pada pesta ulang tahun Wildan telah, tetapi apa maksud bocah ini dengan memanggil namanya?Mengabaikan orang tersebut dan hendak pergi, Michael tiba-tiba melihat Fandy seolah melihat penyelamat."Fandy! Dia Fandy! Dia benar-benar mengenal bos kalian!"Beberapa satpam menatap Fandy dan seseorang langsung bertanya."Tuan, kamu kenal bos kami?"Fandy menggelengkan kepalanya."Itu nggak ada hubungannya denganku!"Meskipun entah mengapa Michael diperlakukan seperti ini oleh satpam, dia pantas mendapatkannya. Pria ini sama saja dengan Chaesa dan Wanda."Nggak, nggak! Fandy, tolong selamatkan aku. Kakakku sudah bilang cuma kamu yang bi
Fandy sangat mengenal Wildan. Orang ini tidak akan pernah berbohong dalam hidupnya, jadi pasti Chaesa yang memberitahunya. Akan tetapi, tidak maslah. Selama tidak keterlaluan, Fandy bisa menolerirnya.Selain itu, Fandy telah berjanji pada Claire kalau dia pasti akan pergi. Tidak peduli bagaimana prosesnya, yang penting hasilnya benar.Perjamuan makan malam Keluarga Kintana diadakan secara besar-besaran, diadakan di Vila Hether dekat pinggiran kota. Dari berbagai mobil mewah di jalan, bisa dilihat orang yang hadir, semuanya adalah orang kaya di Kota Valencia.Setibanya di pintu masuk dan keluar dari mobil, Chaesa tiba-tiba teringat sesuatu dan menatap Fandy."Tasku tertinggal di mobil, tolong bantu aku mengambilnya.""Kamu sendiri nggak punya tangan dan kaki?"Chaesa tercengang. Dia tidak menyangka Fandy akan mengatakan hal seperti itu."Kamu mau kita kami berdiri di sini berdebat dan membiarkan orang lain tertawa karena masalah ini atau mau kuberitahu ayahku kalau kamu nggak punya sopa
"Fandy, ikutlah denganku dan aku akan memperkenalkanmu kepada beberapa orang yang kelak akan menguntungkanmu."Setelah melihat Wildan, dia langsung ditarik pergi."Paman, terima kasih atas kebaikanmu, tapi aku punya gayaku sendiri. Aku benar-benar nggak terlalu tertarik dengan hal seperti ini."Setelah tersenyum, Wildan menepuk bahu Fandy."Oke, paman juga yang terlalu cemas, jadi kamu dan Chaesa carilah beberapa anak muda dulu.""Iya."Setelah Wildan pergi, Chaesa langsung memasang wajah dingin."Jangan harap aku akan membawamu bersamaku."Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Fandy berjalan menuju sudut, berencana untuk makan sebelum menelepon Claire.Tanpa instruksi sebelumnya, Claire akan menyambutnya sendiri di pintu. Dia tidak ingin Chaesa melihat sisi lain dari dirinya. Seharusnya tidak perlu menunggu waktu yang lama dengan cara seperti ini.Pada saat yang sama, Chaesa datang ke tempat Louis berada dan terlihat dia juga sangat gugup."Kak Louis, apa kamu masih ingat aku? Hari itu
Chaesa tercengang dan pikirannya menjadi kosong. Ini adalah Louis. Rasanya tidak hanya mengenal Fandy, tetapi juga sama sekali tidak mencari masalah dengannya. Senyuman juga tersungging di wajahnya. Mungkinkah itu karena Fandy sangat pandai bertarung seperti apa yang Yoshua katakan?Alasan ini ditepis olehnya begitu muncul, karena Keluarga Tirtayasa adalah keluarga kaya yang sangat berkuasa di Kota Valencia dan tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Carter."Dengan waktu ini, carilah sesuatu yang serius untuk dilakukan."Fandy pergi setelah mengucapkan beberapa patah kata. Sudah waktunya untuk mencari Claire.Menatap punggung pria itu dengan tatapan kosong, Chaesa tiba-tiba mendapatkan ide yang membuatnya merasa tidak enak, yaitu Fandy benar-benar pria yang sukses."Nggak! Mustahil!"Sambil menggertakkan gigi, Chaesa menghentakkan kakinya di tempat. Dia harus menemukan cara untuk mencari tahu mengapa Louis seperti ini. Kalau tidak, akan sulit baginya untuk tidur atau makan.Di ruangan
Setelah mengakhiri panggilan, Claire mengatakan sesuatu kepada Fandy dan buru-buru berlari keluar."Kak Fandy, aku harus pergi dulu! Dewi Perang Fitri tiba-tiba datang dan aku harus segera menyambutnya."Fandy mengangguk dan dia tidak berencana untuk pergi untuk saat ini. Dia tidak peduli mengapa Fitri si wanita jalang itu datang tiba-tiba, selama mereka tidak bertemu secara kebetulan sudah cukup.Beberapa menit kemudian, Claire dan Hugo sudah menyambutnya di pintu. Bahkan Tuan Besar Marko yang merupakan tokoh utama kali ini juga termasuk. Apa boleh buat, status Fitri terlalu tinggi, jadi mustahil bisa bersikap kasar dengannya."Ayah, kenapa Fitri tiba-tiba datang?"Hugo menggelengkan kepalanya."Aku nggak tahu, aku juga baru diberi tahu. Mungkinkah itu karena Tuan Fandy?"Setelah mendengar ini, Claire juga percaya ini adalah suatu kemungkinan dan Fitri jelas tidak menyerah."Kalian berdua dengarkan! Karena Tuan Fandy menolak mengungkapkan informasi pribadi, kita nggak boleh mengatakan
Setelah mobil tiba, keduanya turun dan tentu saja Keluarga Kintana langsung menyambut."Selamat datang di perjamuan makan malam, Dewi Perang."Fitri mengangguk."Nggak perlu terlalu formal. Aku cuma mendengar Tuan Besar Marko telah sembuh dari penyakit serius. Saat itu dia juga melakukan banyak perbuatan baik untuk Kota Valencia, jadi sudah sepantasnya aku datang berkunjung."Saat berbicara, dia mengulurkan tangan kanannya."Ini Jarvis, murid Yohan yang menempati peringkat kelima dalam sepuluh dokter genius terbaik saat ini."Wah, ternyata orang yang bisa datang bersama Dewi Perang bukanlah orang biasa."Selamat datang, Tuan Jarvis."Setelah rombongan orang tersebut memasuki halaman depan, seluruh tamu yang sudah menerima kabar tersebut terlihat heboh. Meskipun terlihat sangat bersemangat, mereka tidak akan berani mendekat dan hanya bisa melihat dari kejauhan."Ya ampun! Ternyata aku telah bertemu Dewi Perang Fitri yang asli, cantik sekali!"Wajah Chaesa memerah karena Fitri adalah ido
Saat ini siapa yang tidak terpikat dengan aura yang Fandy tunjukkan, apalagi saat sedang berbicara dengan seorang wanita?Catherine juga sama, tetapi dia tidak melupakan beberapa fakta yang ada."Fandy, dengarkan baik-baik! Kalau kamu berani muncul di hari pernikahanku, kamu akan menjadi orang yang paling kubenci dalam hidupku."Catherine pergi setelah mengatakan ini. Hatinya sangat sedih, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaannya sendiri? Tidak semua orang memiliki hak itu.Meskipun sepertinya ucapan berani Fandy datang dari hati, jangankan Ratu. Keluarga Hubert dari Kota Taro saja bukanlah sesuatu yang bisa dilawan oleh Fandy saat ini.Daripada pergi ke ujung dunia bersama-sama, dia lebih suka melihat orang yang dia cintai menjalani hidup ini dengan damai.Setelah mengatakan semua yang harus dikatakan, Fandy tidak mengejarnya. Pada hari pernikahan Catherine, dia akan memenuhi janjinya.Tidak lama setelah keluar, Fandy dihentikan oleh seseorang. Ternyata itu adalah Jessica dan Alex
"Fandy!"Alhasil saat membalikkan tubuh, kebetulan saja Burhan melihat Fandy dan langsung memanggilnya.Karena tidak ada pilihan lain, Fandy terpaksa menahan diri dan menghampiri.Benar saja, Fitri mengerutkan kening dan segera berkata."Pak Burhan, aku akan pergi ke tempat lain dulu."Fandy dan Pak Burhan adalah tetangga saat berada di Kota Valencia. Setelah mengetahui keterampilan medis Fandy, Fitri juga bisa menebak malam ini pria itu pasti akan hadir di pesta ulang tahun.Burhan tidak terlalu memusingkannya dan menatap Fandy yang baru saja menghampiri sambil tersenyum."Fandy, biar kuperkenalkan padamu. Dia adalah putraku, ayah Lusiana."Rega berada di puncak karirnya dan wajahnya agung. Meskipun dia berbicara kepada Burhan dengan hormat, sorot matanya langsung menjadi sangat tajam saat menoleh untuk melihat Fandy."Dasar bajingan, apa kamu menginterogasi tahanan?"Saat berikutnya, Burhan menghardiknya yang membuat mata Rega berkilat dengan pasrah.Anak ini telah membuat putriku te
Akhirnya Fandy tiba di markas Pasukan Serigala Ganas. Dia memang agak ragu dan bahkan tidak tahu alasannya.Mengikuti Stira sampai ke ruangan tertentu di bawah tanah, ternyata Fitri sudah ada di sana, sementara Kenzo dikurung di dalam sangkar. Dari penampilannya yang menyedihkan itu, bisa dilihat kalau dia sudah sangat menderita. Akan tetapi, semua itu bukanlah apa-apa bagi seorang master seperti Kenzo."Kenzo, aku sudah datang. Sekarang kamu bisa bicara."Hati Fitri menjadi rumit karena akan segera mengetahui kebenarannya. Akhirnya apakah ada rencana tersembunyi atau Fandy hanya takut mati akan terungkap.Sambil tersenyum, Kenzo berdiri dan perlahan menghampiri pagar besi sambil menatap Fandy."Sudah datang, ya."Seketika tawa histeris Kenzo menyebar ke seluruh ruang bawah tanah ini."Haha! Ternyata kamu datang, wanita ini memang sangat penting bagimu! Tapi terus kenapa kalau kamu datang? Aku cuma mempermainkanmu. Kamu pernah mempermainkanku sekali, jadi sekarang kita dianggap impas."
Setelah menatap Fandy dengan aneh, Arnold tertawa dan mengumpat."Apa lagi yang bisa kupikirkan? Kamu membuat hubunganku dengan manajer sampai ke titik beku. Karena sekarang ada kesempatan, aku pasti akan melarikan diri."Jevinca yang ada di samping tidak bisa berkata-kata. Dia tahu Fandy jelas bukan orang biasa, mungkin hanya Arnold yang berani bicara seperti itu."Jangan lupa dengan pesta pertunangan Nana besok lusa, dia menyuruhku untuk mengingatkanmu lagi.""Aku sudah berjanji padanya, jadi aku pasti akan pergi."Memurnikan Tulang Naga Sejati adalah prioritas utama, masalah lainnya harus dikesampingkan. Akan tetapi, perjalanan ke Kota Yujino tidak menunda banyak hal. Pergi pada pukul empat pagi dan mulai pemurnian pada malam hari, kemudian kembali keesokan harinya juga tidak masalah.Setelah kembali dari kamar mandi, tiba-tiba Arnold menarik Jevinca."Fandy, maaf, kami harus pergi dulu."Fandy bingung."Perlu kubantu?"Setelah sepakat untuk datang dan minum bersama, lalu tiba-tiba
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu