"Ayah, aku pergi dulu. Seperti yang kamu tahu, Lucy dan kamu berulang tahun di hari yang sama."Di pesta ulang tahun, Chaesa merasa sudah cukup, jadi dia segera berdiri dan pergi untuk mencium ayahnya. Dia telah berjanji pada Lucy kalau dia harus berpartisipasi dalam sesi pesta ulang tahun kedua."Baiklah, bawalah Fandy bersamamu."Fandy merasa getir, Wildan benar-benar mencoba yang terbaik untuk menjodohkan mereka, tetapi sayangnya mungkin dia tidak tahu bagaimana perilaku putrinya di luar.Mengetahui dia tidak bisa berdebat dengan ayahnya, Chaesa tersenyum."Oke, Kak Fandy, ayo pergi."Entah apa yang terlintas dalam pikirannya, Wildan berbicara lagi."Nanti aku akan meneleponmu dan menyuruh Fandy menjemput."Mata Chaesa berkilat karena kesal. Dia benar-benar dicekik sampai mati oleh ayahnya. Awalnya dia ingin pergi sendiri-sendiri, tetapi sekarang malah harus membawanya.Sebenarnya Fandy juga memikirkan hal yang sama, jelas-jelas sudah gagal.Mereka berdua baru saja pergi beberapa sa
"Tahu apa kamu!? Ini barang antik asli dan dibuat oleh seniman terkenal. Mana mungkin orang seperti Charles akan berbohong padaku? Selama sekarang aku membawanya pergi, aku bisa segera mendapatkan 50 miliar!"Wanda langsung bersemangat."Lalu tunggu apa lagi? Suamiku, aku tahu kamu menyukai barang-barang ini, tapi 50 miliar sangat penting untuk keluarga kita."Kalau dibilang miliarder, yang diperhitungkan hanya ukuran perusahaan, pinjaman bank dan sebagainya adalah masalah lain. Pengusaha memang seperti ini. Itu sebabnya begitu perusahaan hancur, bosnya akan tamat dan ini adalah dua konsep yang berbeda dengan orang biasa.Ekspresi Michael rumit. Bagaimanapun, itu adalah 50 miliar. Siapa yang tidak akan iri?"Nggak bisa, Fandy memberikan ini kepadaku. Aku ingin mengembalikannya padanya. Nilainya terlalu tinggi dan aku nggak bisa menerimanya."Baru kemudian semua orang ingat teko tanah liat ungu adalah hadiah dari Fandy."Paman, Fandy juga membelinya dari pasar barang antik. Dia nggak ta
Tuan Rijunta!Semua orang di sekitar pucat pasi, benar-benar ketakutan.Selama berada di Kota Valencia, siapa yang belum pernah mendengar nama Tuan Rijunta? Kalau memprovokasi raja dunia bawah tanah ini, akibatnya akan sangat mengenaskan."Ka ... kami nggak memprovokasi Tuan Rijunta."Lucy dan Chaesa hampir menangis. Tuan Rijunta benar-benar terlalu menakutkan. Dia belum datang dan namanya saja sudah menimbulkan efek seperti itu terjadi."Benar, siapa yang berani memprovokasi Tuan Rijunta?""Aku juga nggak, aku berani bersumpah!"Semua orang membuka mulut mereka untuk bersumpah, Chaesa tiba-tiba menatap Fandy dan bergegas mendekatinya."Kamu, 'kan? Berkeliaran dan menipu orang sepanjang hari. Kamu pasti telah memprovokasi Tuan Rijunta."Fandy mengerutkan kening, dia bahkan belum pernah mendengar orang seperti itu."Nggak."Yang lain adalah teman baik dan saling mengenal dengan baik. Chaesa bahkan lebih yakin Fandy adalah pelakunya dan juga ingin menyingkirkan rasa bersalah itu, sehingg
Kalau menyinggung Tuan Rijunta, mereka tidak akan bisa muncul kembali. Dengar-dengar orang itu akan dikubur hidup-hidup atau dibuang ke sungai. Singkat kata, orang pasti akan mati dan tidak mungkin ada akhir kedua.Di ruang pribadi, Fandy perlahan berdiri dan berjalan."Aku sangat yakin aku nggak mengenalmu."Tuan Rijunta berbicara."Tentu saja kamu nggak layak untuk mengenalku, tapi kamu nggak akan melupakan Adriano, 'kan?"Kemunculan nama ini membuat Fandy tersenyum."Ternyata kamu pendukung Adriano. Seharusnya kamu memberitahuku lebih awal. Ini buang-buang waktu. Ayo mulai."Setelah mengatakan itu, Fandy masih menyilangkan tangannya tanpa rasa takut atau pamer apa pun, malah terlihat seolah ingin menonton keramaian.Tepat ketika Tuan Rijunta hendak mengangkat tangannya, dia tiba-tiba melihat cincin unik di tangan kiri Fandy dan seluruh ekspresinya langsung berubah."Ka ... kamu."Begitu panggilan ini terlontarkan, Fandy menjadi bingung."Apa maksudmu?"Setelah menelan ludah, Tuan Ri
Ekspresi Fandy menjadi muram. Dia sangat terkesan dengan bagaimana dia bisa berhubungan dengan wanita itu setelah berputar-putar sekian lama, benar-benar tidak tertolong."Aku mengerti, silakan kembali."Setelah ragu sejenak, Tuan Rijunta bertanya."Tuan Drag, apa yang harus kulakukan dengan Adriano itu? Haruskah aku langsung membunuhnya atau ...."Fandy mengerutkan kening dan berpikir dengan hati-hati sebelum berbicara."Nggak perlu pedulikan lagi. Cukup usir mereka dan jangan beri tahu mereka identitasku."Awalnya menurut tabiatnya, Adriano pasti akan diberi pelajaran yang lebih serius hingga duduk di kursi roda selama seumur hidup. Akan tetapi setelah memikirkannya, dia adalah kerabat Fitri. Meskipun wanita itu angkuh, Tuan Besar Rick telah sadar. Kalau dia benar-benar tidak berencana mengakhiri pertunangan, mereka harus menjadi sebuah keluarga sesuai dengan instruksi gurunya, jadi kali ini lupakan saja."Tuan Drag, bolehkah aku menyimpan informasi kontakmu? Aku nggak bisa melakukan
Setelah duduk seperti ini selama setengah jam, Wanda baru membujuk."Sudahlah, suamiku. Fandy adalah pemuda yang baik, tapi sayang sekali dia nggak terlalu berpengalaman di dunia ini dan telah memprovokasi orang seperti Tuan Rijunta. Bagaimanapun, kita harus menunggu sampai besok untuk melihat apa yang terjadi."Wildan tidak mengatakan sepatah kata pun, dia benar-benar sedih. Bagaimana dia bisa memohon pengampunan dari saudaranya yang ada di atas langit.Tit, tit, tit!Pada saat ini suara yang tidak asing terdengar dan mereka bertiga melihat ke pintu karena itu adalah suara kunci kata sandi. Hanya mereka bertiga yang mengetahui kombinasi tersebut, jadi bagaimana saat ini bisa berbunyi?Saat pintu terbuka, Fandy masuk.Mata Chaesa membelalak."K ... kok kamu!?"Chaesa benar-benar panik. Tidak ada satu pun orang yang memprovokasi Tuan Rijunta muncul lagi.Hanya Wildan yang bergegas mendekat dan memeluk Fandy."Anak nakal! Tahukah kamu betapa khawatirnya aku?"Fandy merasa tersentuh dan t
Tuan Rijunta menyipitkan matanya dan menatap Arjuna yang juga sedang berdiri."Benarkah? Lalu kamu bisa meminta Dewi Perang untuk datang kepadaku."Tangan kanan menunjuk dan mengatakan satu kata."Enyahlah!"Pada titik ini, Arjuna hanya bisa membawa Adriano pergi terlebih dahulu.Buk, buk, buk!Begitu masuk ke dalam mobil, Adriano memukul bagian belakang kursi dengan gila-gilaan."Aku nggak terima! Ayah, kenapa Fandy begitu beruntung dan ternyata dia adalah kerabat jauh Tuan Rijunta? Apakah kita akan menyerah seperti ini?"Melihat lengannya yang lumpuh, amarahnya tidak pernah mereda.Sorot mata Arjuna juga dingin dan dia menggertakkan gigi."Jangan panik dulu, aku masih harus mencari kesempatan untuk menyelidiki kakak sepupumu! Kalau kita bertindak dengan gegabah dan sepupumu nggak mengakuiku sebagai paman lagi, semua yang dibangun keluarga kita dengan susah payah akan berakhir."Siapa yang menjadi tokoh besar ketika Kamar Dagang Forin yang dia dirikan bisa mencapai titik ini hari ini?
Buah Akasia? Itu juga bahan obat yang dibutuhkan untuk mengobati Tuan Besar Marko. Mana mungkin Fandy akan menolak?"Oke, kirimkan aku alamat dan waktunya."Menemukan sesuatu hanya bergantung pada keberuntungan. Perluasan koneksi dan uang hanya meningkatkan peluang.Misalnya, Tuan Rijunta. Meskipun baru satu malam, dia berasal dari Tim Drag dan berbagai sumber dayanya tidak sebanding dengan yang dimiliki Keluarga Kintana.Akan tetapi melalui Keluarga Kintana, kini Fandy baik secara langsung maupun tidak langsung telah mendapatkan Daun Lobelia dan ada kabar tentang Buah Akasia. Benar-benar murni keberuntungan yang bisa menciptakan peluang ini.Di Departemen Penjualan Dansel, Lucy sedang merokok dengan seorang gadis di suatu tempat di luar."Kak Lucy, terima kasih telah memperkenalkan dua klien kepadaku."Nama gadis itu adalah Cecil dan dia berkenalan dengan Lucy di sebuah bar. Ini juga merupakan pertemanan dalam pandangan sekilas. Meskipun Cecil hanya seorang penjual di sebuah perusahaa
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.
"Cepat biarkan dia masuk!"Setelah memastikan ingatannya, Dante buru-buru memberi perintah dan mengejutkan semua orang, orang lain muncul di aula setelah kalimat itu terlontarkan.Mereka yang hadir tidak menyadari bagaimana orang ini bisa masuk.Dia terlihat muda, cukup tampan dan tabiatnya sangat unik. Meskipun berdiri di tengah kerumunan ratusan atau ribuan orang, dia adalah tipe orang yang langsung terlihat sekilas."Ketua Dante, Tetua Kesembilan dari Sekte Benji memberi salam."Heijo tersenyum dan menangkupkan tangannya.Ini jelas masalah besar dalam senioritas, tetapi Dante tidak berpikir demikian. Sebaliknya, dia bergegas mendekat dengan penuh semangat tanpa berani untuk terus duduk di ujung meja."Sungguh suatu kehormatan bagi kami bisa menerimamu di sekte kami."Setelah keduanya duduk bersama, Heijo berkata."Hari ini aku datang untuk Fitri, murid Ketua Dante. Kamu pasti sudah ingat apa yang guruku katakan delapan tahun lalu, 'kan?"Dante mengangguk."Kukira saat itu cuma canda
Irana bertanya setelah mengedipkan matanya yang besar beberapa kali."Cuma itu? Apa kamu yakin bukan karena belakangan ini terlalu tertekan dan butuh aku untuk menghiburmu?"Fandy tersenyum getir."Benar cuma ini. Kuharap kakak bisa membantu.""Oke, aku mengerti. Benar-benar membosankan. Kalau tahu lebih awal, aku nggak akan membantumu memancing Kak Gina pergi."Pada saat yang sama, Sekte Yukaro sangat muram. Bagaimanapun, Tetua Tertinggi yang dianggap sebagai pelindung sekte tersebut telah meninggal. Siapa yang bisa merasa senang?"Ketua! Benarkah itu?"Beberapa hari telah berlalu. Mereka berkumpul di aula dewan setiap hari, tetapi tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun sepanjang waktu. Saat ini wakil ketua memelototi mereka dan yang lain jelas tidak bisa menahan napas.Dante melihat ke sekeliling dan berkata dengan nada dingin."Kalau nggak, bagaimana? Bahkan Tetua Tertinggi pun tewas tersambar petir. Mungkinkah kita masih bisa membunuh Fandy?"Semua orang diam. Benar, meskipun
Raut wajah Fandy berubah. Kak Gina juga datang? Satu Kak Irana sudah cukup memusingkan. Kalau Kak Gina juga muncul, dia benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi."Tapi aku sudah mengalihkan perhatian Kak Gina. Kalau nanti kamu bekerja sama denganku dan nggak melawan, aku nggak cuma akan membantumu, tapi kujamin Kak Gina nggak akan datang kepadamu untuk sementara waktu."Meskipun ucapan selanjutnya membuat Fandy lega, mungkin apa yang disebut kerja sama Kak Irana tidak sesederhana itu.Benar saja. Setelah Irana mendekat, Arnold yang memasang wajah berseri-seri melihatnya duduk tepat di samping Fandy, lalu mencium pipi Fandy."Sayang, maaf terlambat."Apa!?Arnold memegang kursi dengan tangan kanannya dan tubuhnya menggigil sampai nyaris jatuh.Akan tetapi, semua pria biasa yang melihat adegan ini seolah mendengar suara hati mereka hancur. Ternyata ada pria kampungan yang begitu disayangi wanita cantik seperti ini?Jujur saja, Fandy sangat kesal dan menertawakan reaksi s
"Benar, ada apa?"Setelah mendapatkan kepastian, Arnold memasang raut wajah aneh."Dua jam yang lalu, Wildan mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari rencana pengembangan Grup Bintang. Menurut kontrak, dia harus membayar ganti rugi yang tinggi yang nggak akan bisa dia bayar meskipun menjual perusahaannya. Pada akhirnya, Wildan cuma mengatakan satu hal padaku. Kalau ada pertanyaan, carilah Fandy."Berhenti? Fandy menghela napas tanpa berkata apa-apa, kemudian mengambil cangkir teh dan menghabiskan semuanya dalam satu tegukan. Mana mungkin dia tidak tahu alasan Wildan mengundurkan diri? Takutnya keluarga yang terdiri dari tiga orang itu harus meninggalkan Kota Valencia.Meski Fandy diam saja, Arnold melanjutkan."Hal semacam ini, toh aku baru menjabat dan ini masalah besar, jadi aku bertanya kepada presdir. Nggak disangka dia setuju. Nggak cuma nggak perlu bayar ganti rugi, tapi kuota kerja sama juga akan disediakan untukmu."Karena sudah bertemu dengan Catherine, Arnold tentu