Keesokan paginya, Fandy menerima panggilan dari Tuan Rijunta."Kak Fandy, kematian Ketua Aula sudah diselidiki. Itu disebabkan oleh kesalahan teknik, bukan ulah manusia.""Karena ini bukan ulah manusia, kamu juga nggak perlu khawatir lagi dan fokus saja pada masalah Tuan Besar Rick.""Bagaimana denganmu?""Aku sudah dipromosikan menjadi Ketua Aula Urusan Eksternal, jadi aku nggak bisa kembali ke Kota Valencia. Kak Fandy, orang yang kucarikan untukmu akan tiba di sana paling lambat lusa. Namanya adalah Sinta, dia bisa dianggap sebagai keponakanku. Masih ada tiga orang yang telah bergabung dengan Balai Tim Drag. Dia telah menjadi seniman bela diri selama empat tahun dan sekarang menjadi Wakil Ketua Aula Anora."Aula Anora? Fandy agak terkejut. Aula Anora juga menduduki peringkat teratas Balai Tim Drag. Semua misi pembunuhan dilakukan oleh Aula Anora, jadi kalau ingin bergabung dengan aula itu, kekuatan adalah hal yang sangat penting.Keponakan Tuan Rijunta telah menjadi wakil ketua hanya
"Kak Fandy, terima kasih banyak. Tanpamu, nasib keluarga kami nggak akan berubah."Fandy tersenyum."Ini adalah takdir, kalian pantas mendapatkannya. untuk apa berterima kasih padaku? Kamu juga sudah banyak membantuku dengan bahan obat."Seolah ingin menghibur dirinya sendiri, akhirnya Claire berkata."Kak Fandy, a ... apa aku punya kesempatan untuk bersamamu? Aku tahu aku sama sekali nggak layak dengan bakatmu! Tapi meskipun cuma jadi kekasihmu, aku bersedia."Takutnya siapa pun yang mendengar perkataan orang terkaya di Kota Valencia akan terkejut karena dia begitu rendah hati kepada seorang pria.Fandy menggelengkan kepalanya."Kamu layak untuk mendapatkan yang lebih baik. Yang kamu lihat itu cuma satu sisi dariku, oke?"Meskipun sudah lama menebaknya, Claire masih merasa kecewa."Oke, aku mengerti, Kak Fandy. Aku akan datang untuk menemuimu saat ada waktu luang. Aku nggak berani berharap terlalu banyak, cukup jawab saja teleponku dan pergi makan bersamaku.""Kita berteman, bukankah
Saat kata-kata itu terlontarkan, seorang pria paruh baya muncul dengan aura samar terpancar, membuat Tetua Keenam mengernyitkan dahi.Karena dilihat dari auranya saja, kekuatan pria paruh baya ini setara dengan miliknya. Adapun siapa yang lebih kuat, tentu saja harus bertarung untuk mengetahuinya. Akan tetapi, saat ini jelas Fandy adalah tokoh utamanya."Kamu melihat muridku dibunuh olehnya?"Sudut bibir pria paruh baya itu agak terangkat."Aku nggak melihatnya, tapi bawahanku melihatnya. Muridmu dibunuh dalam hitungan detik olehnya. Jadi apa kamu yakin bisa mengalahkannya seorang diri?"Fandy menoleh dan kilatan dingin melintas."Organisasi Murka! Aku sudah memberi kalian kesempatan, tapi kalian masih berani mengutus orang ke sini? Kalau begitu, tunggu saja maut datang!"Saat ini Fandy sedang sibuk dan tidak mau membuang waktu untuk itu. Sebenarnya masih ada satu hal yaitu Organisasi Murka ini sangat tersembunyi dan akan sangat merepotkan untuk mencarinya.Akan tetapi, sekarang sudah
Meskipun Tetua Keenam dan pria paruh baya dari Organisasi Murka masih berdiri di tempat yang sama, tatapan mereka penuh dengan ketidakpercayaan dan pada saat berikutnya, darah mengalir dari sudut bibir mereka."Ka ... kamu."Setelah berkata 'kamu' untuk waktu yang lama, Tetua Keenam tidak mengucapkan sepatah kata pun dan tumbang bersamaan dengan pria paruh baya itu.Fandy tidak punya pilihan selain tersenyum getir dan menggelengkan kepalanya."Kak Irana, aku bisa mengatasinya sendiri."Benar sekali, wanita yang muncul di akhir adalah kakak seperguruan kesembilannya, Irana. Bahkan Fitri saja merasa malu pada dirinya sendiri, jadi bisa dilihat betapa cantiknya dia.Irana langsung tiba di sisi Fandy sebelum menyentuh wajah dan kakinya, tetapi Fandy menghindarinya."Aduh, dik, biarkan kakak lihat kamu terluka atau nggak."Fandy sangat ketakutan. Dia telah mengalami terlalu banyak keberanian Kak Irana selama tiga tahun di Desa Persik.Sambil menyunggingkan senyum, Kak Irana menatap Fitri."
Sesampainya di kamar hotel, Fandy bertanya lagi."Kak, sekarang kamu sudah bisa memberitahuku, 'kan?"Tidak peduli seberapa nakalnya para kakak seperguruan, mereka tidak pernah berbohong. Itu artinya dia pasti punya tunangan, tetapi dia benar-benar tidak ingat."Ngapain terburu-buru? Kakak lelah karena perjalanan dan nggak sempat mandi. Tunggu saja!"Fandy terdiam. Karena sudah ada di sini, dia pasti dipermainkan.Sepuluh menit kemudian, terdengar suara dari kamar mandi."Dik, masuk dan gosok punggungku."Ini ... setelah ragu beberapa saat, Fandy masuk demi yang wanita yang disebut tunangannya.Astaga, sekali lihat langsung sulit untuk berbalik.Dia melihat Kak Irana terbaring di bak mandi, bahunya yang putih dan lembut terlihat sempurna ...."Ngapain berdiri diam saja? Kemarilah."Sambil mengatakan itu, Irana berbalik dan menunjukkan punggung cantiknya kepada Fandy."Kak, bisa nggak jangan begini? Bagaimanapun juga, aku ini pria normal."Seringai muncul di wajah Irana."Aku tahu, aku
Sebenarnya Fandy sudah puas melihat Kak Irana. Sejak orang tuanya meninggal, para kakak seperguruan dan Guru telah menjadi keluarganya. Mana mungkin dia tidak bahagia?Ponsel berdering dan Fandy sangat lega melihat yang meneleponnya adalah Mia. Dia tidak pernah berpikir untuk menjalani hubungan baru dengan Mia lagi dan tidak ada hubungannya dengan klub. Dia hanya ingin cinta pertamanya yang dulu bisa mencintai kehidupan lagi, itu saja."Nana.""Fandy, aku sudah memikirkannya. Aku ingin punya kesempatan untuk menemukan hidupku sendiri lagi, jadi tolong bantu aku."Pada sore hari, Fandy melunasi uang yang dipinjam Mia dan ayahnya melalui ponsel dan pergi ke beberapa bank untuk membayar kembali total lebih dari 12 miliar.Mustahil bagi Mia untuk membayar kembali uang sebanyak itu sendirian."Berapa banyak pinjaman yang tersisa untuk pasukan bawah tanah?"Mia berkata."Tinggal satu keluarga yang tersisa untuk dibayar kembali."Memang benar beberapa orang ini memaksamu setiap hari dan harus
Fandy telah berhubungan dengan Ferdinand beberapa kali dan merasa orang ini cukup baik. Bagaimanapun, dia juga tangan kanan Rijunta."Kalau itu Tuan Rijunta, aku pasti akan meminta maaf padamu dan nggak akan meminta sepeser pun. Sayang sekali, yang kamu kenal itu Ferdinand."Setelah Howie mengatakan itu, sebuah mobil berhenti dan Ferdinand muncul."Kak Ferdinand! Kok tumben datang ke tempatku?"Dalam sekejap, Howie mengubah raut wajahnya dan menyapa Ferdinand dengan senyuman."Kak Fandy."Ferdinand langsung memberi hormat kepada Fandy dan mengabaikan Howie. Adegan ini membuat sorot mata Howie berubah."Beri tahu aku nomornya, sekarang aku akan mentransfer uangnya padamu."Fandy tidak banyak bicara dan Howie membenarkan apa yang baru saja dia katakan. Dia pun benar-benar memberikan nomor rekeningnya.Saat pesan berbunyi, Howie melirik ke arahnya dan mengerutkan kening."1 miliar? Apa maksudmu?"Fandy menyimpan ponselnya."Sudah kubilang, harganya berbeda setelah Ferdinand datang. Sekara
Pada saat yang sama, sebuah helikopter melayang di atas Sekte Yukaro dan mendarat. Saat Fitri berjalan keluar, ada dua pengiring membawa mayat yang ditutupi dengan kain putih.Sesampainya di aula dewan Sekte Yukaro, semua kursi sudah penuh kecuali satu.Lima tetua yang tersisa, serta ketua dan wakil ketua ada di sini."Guru."Fitri menangkupkan tangan untuk memberi hormat, sementara Dante sang ketua Sekte Yukaro yang berada di atas memasang wajah datar."Sudah beberapa tahun, nggak mudah bagimu untuk bisa kembali dan menyuruhmu untuk mengantarkan jenazahnya. Aku sebagai guru merasa malu."Siapa pun bisa mendengar ketidakpuasan dan kemarahan dalam ucapan ini. Fitri tentu saja juga sama."Guru, Tetua Keenam dibunuh oleh seorang wanita yang nggak diketahui asal usulnya. Aku akan mencarinya dengan seluruh kekuatanku."Begitu kalimat terakhir dilontarkan, seorang tetua berbicara."Haha, Fitri, kami semua orang tua yang sudah sekarat atau hidup mengasingkan diri di pegunungan tanpa tahu apa
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it