Meskipun Tetua Keenam dan pria paruh baya dari Organisasi Murka masih berdiri di tempat yang sama, tatapan mereka penuh dengan ketidakpercayaan dan pada saat berikutnya, darah mengalir dari sudut bibir mereka."Ka ... kamu."Setelah berkata 'kamu' untuk waktu yang lama, Tetua Keenam tidak mengucapkan sepatah kata pun dan tumbang bersamaan dengan pria paruh baya itu.Fandy tidak punya pilihan selain tersenyum getir dan menggelengkan kepalanya."Kak Irana, aku bisa mengatasinya sendiri."Benar sekali, wanita yang muncul di akhir adalah kakak seperguruan kesembilannya, Irana. Bahkan Fitri saja merasa malu pada dirinya sendiri, jadi bisa dilihat betapa cantiknya dia.Irana langsung tiba di sisi Fandy sebelum menyentuh wajah dan kakinya, tetapi Fandy menghindarinya."Aduh, dik, biarkan kakak lihat kamu terluka atau nggak."Fandy sangat ketakutan. Dia telah mengalami terlalu banyak keberanian Kak Irana selama tiga tahun di Desa Persik.Sambil menyunggingkan senyum, Kak Irana menatap Fitri."
Sesampainya di kamar hotel, Fandy bertanya lagi."Kak, sekarang kamu sudah bisa memberitahuku, 'kan?"Tidak peduli seberapa nakalnya para kakak seperguruan, mereka tidak pernah berbohong. Itu artinya dia pasti punya tunangan, tetapi dia benar-benar tidak ingat."Ngapain terburu-buru? Kakak lelah karena perjalanan dan nggak sempat mandi. Tunggu saja!"Fandy terdiam. Karena sudah ada di sini, dia pasti dipermainkan.Sepuluh menit kemudian, terdengar suara dari kamar mandi."Dik, masuk dan gosok punggungku."Ini ... setelah ragu beberapa saat, Fandy masuk demi yang wanita yang disebut tunangannya.Astaga, sekali lihat langsung sulit untuk berbalik.Dia melihat Kak Irana terbaring di bak mandi, bahunya yang putih dan lembut terlihat sempurna ...."Ngapain berdiri diam saja? Kemarilah."Sambil mengatakan itu, Irana berbalik dan menunjukkan punggung cantiknya kepada Fandy."Kak, bisa nggak jangan begini? Bagaimanapun juga, aku ini pria normal."Seringai muncul di wajah Irana."Aku tahu, aku
Sebenarnya Fandy sudah puas melihat Kak Irana. Sejak orang tuanya meninggal, para kakak seperguruan dan Guru telah menjadi keluarganya. Mana mungkin dia tidak bahagia?Ponsel berdering dan Fandy sangat lega melihat yang meneleponnya adalah Mia. Dia tidak pernah berpikir untuk menjalani hubungan baru dengan Mia lagi dan tidak ada hubungannya dengan klub. Dia hanya ingin cinta pertamanya yang dulu bisa mencintai kehidupan lagi, itu saja."Nana.""Fandy, aku sudah memikirkannya. Aku ingin punya kesempatan untuk menemukan hidupku sendiri lagi, jadi tolong bantu aku."Pada sore hari, Fandy melunasi uang yang dipinjam Mia dan ayahnya melalui ponsel dan pergi ke beberapa bank untuk membayar kembali total lebih dari 12 miliar.Mustahil bagi Mia untuk membayar kembali uang sebanyak itu sendirian."Berapa banyak pinjaman yang tersisa untuk pasukan bawah tanah?"Mia berkata."Tinggal satu keluarga yang tersisa untuk dibayar kembali."Memang benar beberapa orang ini memaksamu setiap hari dan harus
Fandy telah berhubungan dengan Ferdinand beberapa kali dan merasa orang ini cukup baik. Bagaimanapun, dia juga tangan kanan Rijunta."Kalau itu Tuan Rijunta, aku pasti akan meminta maaf padamu dan nggak akan meminta sepeser pun. Sayang sekali, yang kamu kenal itu Ferdinand."Setelah Howie mengatakan itu, sebuah mobil berhenti dan Ferdinand muncul."Kak Ferdinand! Kok tumben datang ke tempatku?"Dalam sekejap, Howie mengubah raut wajahnya dan menyapa Ferdinand dengan senyuman."Kak Fandy."Ferdinand langsung memberi hormat kepada Fandy dan mengabaikan Howie. Adegan ini membuat sorot mata Howie berubah."Beri tahu aku nomornya, sekarang aku akan mentransfer uangnya padamu."Fandy tidak banyak bicara dan Howie membenarkan apa yang baru saja dia katakan. Dia pun benar-benar memberikan nomor rekeningnya.Saat pesan berbunyi, Howie melirik ke arahnya dan mengerutkan kening."1 miliar? Apa maksudmu?"Fandy menyimpan ponselnya."Sudah kubilang, harganya berbeda setelah Ferdinand datang. Sekara
Pada saat yang sama, sebuah helikopter melayang di atas Sekte Yukaro dan mendarat. Saat Fitri berjalan keluar, ada dua pengiring membawa mayat yang ditutupi dengan kain putih.Sesampainya di aula dewan Sekte Yukaro, semua kursi sudah penuh kecuali satu.Lima tetua yang tersisa, serta ketua dan wakil ketua ada di sini."Guru."Fitri menangkupkan tangan untuk memberi hormat, sementara Dante sang ketua Sekte Yukaro yang berada di atas memasang wajah datar."Sudah beberapa tahun, nggak mudah bagimu untuk bisa kembali dan menyuruhmu untuk mengantarkan jenazahnya. Aku sebagai guru merasa malu."Siapa pun bisa mendengar ketidakpuasan dan kemarahan dalam ucapan ini. Fitri tentu saja juga sama."Guru, Tetua Keenam dibunuh oleh seorang wanita yang nggak diketahui asal usulnya. Aku akan mencarinya dengan seluruh kekuatanku."Begitu kalimat terakhir dilontarkan, seorang tetua berbicara."Haha, Fitri, kami semua orang tua yang sudah sekarat atau hidup mengasingkan diri di pegunungan tanpa tahu apa
Sepuluh menit kemudian, semua anggota Sekte Yukaro yang berada di dalam aura memasang wajah serius dan tetap diam."Ketua! Bolehkah kita memenjarakan Fitri seperti ini?"Meskipun wakil ketua sombong dan mendominasi sebelumnya serta tidak menganggap serius Fitri, sekarang dia mulai mengkhawatirkannya.Apa boleh buat. Kalau dilihat dari senioritas sekte, dia pasti bisa melakukan ini. Akan tetapi saat memikirkan status Fitri sebagai Dewi Perang, itu adalah masalah yang berbeda."Benar, Ketua. Bagaimanapun juga, Fitri adalah Dewi Perang. Begitu Jenderal Perang Dominic turun tangan, takutnya kita ...."Di seluruh Negara Limas, mana ada sekte yang berani melawan Jenderal Perang? Ada, tetapi itu jelas bukan sekte mereka. Kalau tidak, apakah mereka benar-benar mengira keagungan Jenderal Perang hanya omong kosong?Akan tetapi, Dante tidak menganggapnya serius dan melambaikan tangan."Nggak masalah! Katakan saja pada dunia luar kalau Fitri telah mendapatkan pencerahan dan kembali ke Sekte Yukaro
"Gampang! Kamu pernah mempermalukanku dan bahkan memukul Chaesa. Chaesa sudah menyuruhku untuk memberitahumu. Besok datanglah ke tempat ini dan minta maaf pada kami. Kalau nggak, jangan salahkan dia nggak memberi muka kepada ayahnya."Fandy tersenyum."Oke, aku pasti akan pergi. Kamu juga beri tahu Chaesa kalau sekarang dia masih punya kesempatan untuk menyesalinya sampai besok malam. Kalau nggak, aku akan membiarkannya menghabiskan sisa hidupnya di kursi roda."Apakah Chaesa mengira dengan adanya Wildan, dia berbuat sesuka hati kepadanya? Chaesa sudah terlibat dalam banyak hal jahat."Menarik, aku pasti akan menyampaikannya."Sementara itu di sebuah kafe Arnold pergi ke ruangan pribadi. Hanya dari kualitas kafe ini saja bisa diketahui kalau kali ini orang yang akan bertemu dengannya bukanlah wanita biasa. Orang itu hanya bilang dia adalah teman Fandy dan tidak mengungkapkan hal lain.Setelah memasuki ruangan pribadi, Arnold langsung terkejut karena ternyata wanita yang duduk di dalam
Apa konsep Grup Bintang? Itu adalah perusahaan super tingkat tinggi di seluruh Negara Limas. Jangankan seorang wakil CEO. Kalau bisa melewati tes masuk untuk bekerja di sana, kemungkinan orang itu bisa bekerja dengan santai. Keuntungannya tidak terbayangkan bagi pekerja kantoran biasa.Ditambah dengan 1% saham yang benar-benar sulit untuk digambarkan. Kalau itu orang lain, saat ini mereka pasti akan mengambil pena dan menandatanganinya. Dalam bahasa kasarnya meskipun Catherine menyuruhnya makan kotoran, dia harus melakukannya.Mana yang lebih penting, kemiskinan atau reputasi? Hanya mereka yang telah mengalaminya yang tahu.Akan tetapi, Arnold tidak sama sekali tidak memikirkannya. Raut wajahnya langsung menjadi muram dan dia berdiri sambil berkata."Bu Catherine, 'kan? Aku nggak peduli apa statusmu. Kalau kamu berani memperlakukan sahabatku dengan buruk, aku pasti akan menjatuhkanmu meski harus menggunakan nyawaku!"Tepat saat Arnold hendak berbalik dan pergi, Catherine berbicara samb
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.
"Cepat biarkan dia masuk!"Setelah memastikan ingatannya, Dante buru-buru memberi perintah dan mengejutkan semua orang, orang lain muncul di aula setelah kalimat itu terlontarkan.Mereka yang hadir tidak menyadari bagaimana orang ini bisa masuk.Dia terlihat muda, cukup tampan dan tabiatnya sangat unik. Meskipun berdiri di tengah kerumunan ratusan atau ribuan orang, dia adalah tipe orang yang langsung terlihat sekilas."Ketua Dante, Tetua Kesembilan dari Sekte Benji memberi salam."Heijo tersenyum dan menangkupkan tangannya.Ini jelas masalah besar dalam senioritas, tetapi Dante tidak berpikir demikian. Sebaliknya, dia bergegas mendekat dengan penuh semangat tanpa berani untuk terus duduk di ujung meja."Sungguh suatu kehormatan bagi kami bisa menerimamu di sekte kami."Setelah keduanya duduk bersama, Heijo berkata."Hari ini aku datang untuk Fitri, murid Ketua Dante. Kamu pasti sudah ingat apa yang guruku katakan delapan tahun lalu, 'kan?"Dante mengangguk."Kukira saat itu cuma canda
Irana bertanya setelah mengedipkan matanya yang besar beberapa kali."Cuma itu? Apa kamu yakin bukan karena belakangan ini terlalu tertekan dan butuh aku untuk menghiburmu?"Fandy tersenyum getir."Benar cuma ini. Kuharap kakak bisa membantu.""Oke, aku mengerti. Benar-benar membosankan. Kalau tahu lebih awal, aku nggak akan membantumu memancing Kak Gina pergi."Pada saat yang sama, Sekte Yukaro sangat muram. Bagaimanapun, Tetua Tertinggi yang dianggap sebagai pelindung sekte tersebut telah meninggal. Siapa yang bisa merasa senang?"Ketua! Benarkah itu?"Beberapa hari telah berlalu. Mereka berkumpul di aula dewan setiap hari, tetapi tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun sepanjang waktu. Saat ini wakil ketua memelototi mereka dan yang lain jelas tidak bisa menahan napas.Dante melihat ke sekeliling dan berkata dengan nada dingin."Kalau nggak, bagaimana? Bahkan Tetua Tertinggi pun tewas tersambar petir. Mungkinkah kita masih bisa membunuh Fandy?"Semua orang diam. Benar, meskipun
Raut wajah Fandy berubah. Kak Gina juga datang? Satu Kak Irana sudah cukup memusingkan. Kalau Kak Gina juga muncul, dia benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi."Tapi aku sudah mengalihkan perhatian Kak Gina. Kalau nanti kamu bekerja sama denganku dan nggak melawan, aku nggak cuma akan membantumu, tapi kujamin Kak Gina nggak akan datang kepadamu untuk sementara waktu."Meskipun ucapan selanjutnya membuat Fandy lega, mungkin apa yang disebut kerja sama Kak Irana tidak sesederhana itu.Benar saja. Setelah Irana mendekat, Arnold yang memasang wajah berseri-seri melihatnya duduk tepat di samping Fandy, lalu mencium pipi Fandy."Sayang, maaf terlambat."Apa!?Arnold memegang kursi dengan tangan kanannya dan tubuhnya menggigil sampai nyaris jatuh.Akan tetapi, semua pria biasa yang melihat adegan ini seolah mendengar suara hati mereka hancur. Ternyata ada pria kampungan yang begitu disayangi wanita cantik seperti ini?Jujur saja, Fandy sangat kesal dan menertawakan reaksi s
"Benar, ada apa?"Setelah mendapatkan kepastian, Arnold memasang raut wajah aneh."Dua jam yang lalu, Wildan mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari rencana pengembangan Grup Bintang. Menurut kontrak, dia harus membayar ganti rugi yang tinggi yang nggak akan bisa dia bayar meskipun menjual perusahaannya. Pada akhirnya, Wildan cuma mengatakan satu hal padaku. Kalau ada pertanyaan, carilah Fandy."Berhenti? Fandy menghela napas tanpa berkata apa-apa, kemudian mengambil cangkir teh dan menghabiskan semuanya dalam satu tegukan. Mana mungkin dia tidak tahu alasan Wildan mengundurkan diri? Takutnya keluarga yang terdiri dari tiga orang itu harus meninggalkan Kota Valencia.Meski Fandy diam saja, Arnold melanjutkan."Hal semacam ini, toh aku baru menjabat dan ini masalah besar, jadi aku bertanya kepada presdir. Nggak disangka dia setuju. Nggak cuma nggak perlu bayar ganti rugi, tapi kuota kerja sama juga akan disediakan untukmu."Karena sudah bertemu dengan Catherine, Arnold tentu