Share

Wajah penuh ikhlas

Masih dalam keadaan nelangsa, aku mencoba mengumpulkan keberanian untuk mencari sosok ibunya Mas Fadlan. Aku hanya ingin menemuinya dan minta maaf karena perbuatan orang tuaku, walau aku tahu aku tidak terlibat dalam masalah rumah tangga mereka di masa lalu.

"Mungkin dengan melakukannya, aku bisa merasa sedikit lebih lega," gumamku dalam hati, tak peduli apakah ia mau memaafkan atau tidak.

"Salamah, kamu mau ke mana?" tanya ibuku yang buru-buru menghampiriku.

"Mau keluar sebentar, Bu. Mau membeli sesuatu," jawabku singkat.

"Jangan lupa dandan yang cantik, jangan perlihatkan kesedihanmu pada dunia. Kau anak baik dan cantik, tak ada yang harus dikhawatirkan. Apalagi dengan lelaki pengangguran seperti Surya, jangan bodoh," imbuhnya.

Aku hanya bisa tersenyum kecut, mendengarkan nasihat darinya. Ingin rasanya kupikir, apakah dulu dia pernah paham bagaimana rasanya menjadi ibunya Mas Fadlan? Kenapa ibuku tidak pernah merasa bersalah atau pun mengakui kesalahan mengerikannya itu?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status