Share

Berdebat Hebat

Mereka berdua berteriak bersama-sama, kemudian sama-sama memegang dada. Mereka menepuk-nepuknya. Ternyata mereka gagal. Ritual yang sudah mereka jalani tadi malam tidak berhasil. Ana sangat kesal.

"Aku sudah tahu. Pasti Mbah yang sangat menyebalkan itu adalah dukun abal-abal. Tidak bisa membantu kita, Bu. Apakah kita selamanya akan terjebak seperti ini?" Ana kemudian keluar dari kamar mandi menuju kursi sofa dan duduk sambil menyandarkan kepalanya. Pen mengikutinya dari belakang dan duduk tepat di sebelah Ana.

"Sudahlah, pasti sesuatu yang dimulai akan ada akhirnya. Kalaupun kita harus menjadi seperti ini selamanya, mau bagaimana lagi?" ucap Pen yang membuat Ana terkejut. Dia seketika berdiri kemudian berkacak pinggang di hadapan sang ibu.

"Andaikan Ibu dari dulu memberitahu aku siapa ayahku yang sesungguhnya, dan kita tidak perlu berdebat seperti itu!" ucapnya dengan membentak. Pen semakin terkejut melihat kelakuan anaknya yang sangat berani seperti itu.

"Ana, jaga ucapanmu. Hei, kau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status