Dila pulang ke rumahnya dengan wajah di tekuk, sungguh tidak sedap dipandang mata. Ibu Ayu yang melihat anaknya seperti itupun jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi. Tadi Dila berangkat dengan senyuman penuh di wajahnya, tapi sekarang kenapa pulang-pulang wajahnya jadi seperti itu?
"Kamu kenapa Dil?" tanya bu Ayu yang sedang nonton televisi dengan Maya dan Arum.
"Aku lagi kesel nih bu. "
"Kesel kenapa? "
"Tadi waktu aku ke mall bareng anak-anak aku ketemu Retha. "
"Retha? mantan istrinya Danil? "
Dila mengangguk. "Aku ketemu dia di toko berlian bu. "
"Apa... " pekik Bu Ayu dan Maya yang sedang mencuri dengar pembicaraan Dila dan ibunya.
"Bagaimana bisa? " tanya bu Ayu kemudian.
Dila menggedikkan bahunya.
"Dia kesana dengan seorang pria, tampan sekali. " Kata Dila dengan membayangkan wajah Abhi yang tampan.
"Apa kamu nggak salah liat, Dil. Mana ada pria mau sama wanita miskin dan dekil
Retha saat ini sedang bersama bapak dan ibunya yang akan kembali ke kampung setelah berada di rumah Retha selama satu minggu urusan mereka untuk memasukkan Danu ke kampus juga sudah selesai. Di kota ini, Mereka mendapat banyak kejutan saat berada di sini. Selain bertemu dengan sahabat lama, Mereka juga mendapati anaknya yang dilamar anak dari sahabatnya itu. Orang tua Retha sangat bahagia. Mereka berjanji akan kembali ke kota dua atau tiga hari sebelum acara pernikahan diadakan. Karena mereka harus mengurus sawah dan ternak mereka.Tidak enak sama kakaknya kalau harus menitipkan sawah dan hewan ternak terlalu lama. Karena kakaknya sendiri memiliki hewan ternak yang cukup banyak. Abhi dan Retha saat ini sedang mengantarkan bapak dan Ibu ke terminal. Pak Pram tidak ingin di antarkan sopir Abhi karena tidak mau merepotkan sahabatnya. Lebih baik mereka naik bus saja dan menikmati perjalanan mereka. "Sampai di sini saja nak, Abhi. Terimakasih karena sudah mengantar
Danil yang saat itu sedang makan siang dengan rekan kerjanya di sebuah rumah makan tiba-tiba wajahnya berubah menggelap sejak kedatangan sepasang kekasih, salah satunya adalah orang yang sangat Danil kenal, Retha. Mereka terlihat sangat mesra, bahkan tidak sungkan-sungkan menunjukkan kemesraan mereka di tempat umum. Padahal semua itu, bukanlah yang sebenarnya. Yang sebenarnya, Abhi tidak bisa makan tanpa suapan dari Retha. Memang terlihat aneh dan manja, tapi itulah yang terjadi. Hanya melalui tangan Retha Abhi bisa makan, dan hanya bisa makan masakan Retha juga. Danil mengepalkan kedua tangannya, dia merasa sangat kesal dengan apa yang dia lihat di depan matanya. Dulu Retha tidak pernah bersikap seperti itu padanya. Dia hanya diam dan menurut saja , tapi tidak dengan apa yang dilihat nya sekarang. "Bro, pulang yuk. Jam makan siang udah mau habis. " ajak temannya itu pada Danil. "Kalian duluan deh, aku masih ada urusan. " Danil menolak ajakan temannya
Persiapan Pernikahan Abhi dan Retha hanya tinggal satu minggu lagi. Saat ini, Abhi dan Retha sedang menjalani proses pingitan. Dimana Retha harus berdiam diri di rumahnya selama satu minggu ini, hingga H-1 dia akan diboyong ke hotel tempat acara pernikahan mereka diadakan. Sedangkan untuk Abhi, dia akan tetap bekerja di kantornya. Tapi di larang untuk pergi ke rumah Retha. Abhi sempat protes, namun tidak dihiraukan kedua orang tuanya, bahkan dia menggunakan alasan makanan tapi tetap saja tidak diijinkan bertemu. Bahkan mereka punya solusi tentang makanan Abhi. Yaitu, tiap makan siang dan malam akan ada orang yang mengambilkan makanan dari rumah Retha untuk Abhi. Abhi lemas dibuatnya karena semua tradisi ini yang membuatnya tidak bisa berkutik. Untuk satu minggu ini, Pak Pradipta akan mengajak Abhi datang ke perusahaannya untuk di kenalkan kepada seluruh petinggi perusahaan dan para karyawan, sebagai CEO baru mereka dan akan menjadi penerus Pradipta group. Per
Danil menghubungi Vio saat makan siang, mereka berjanji untuk makan siang di kafe depan perusahaan. Karena mereka ingin membicarakan masalah yang serius, apalagi kalau bukan tentang CEO baru mereka. Sekitar lima belas menit Danil menunggu, akhirnya Vio datang juga dengan wajah panik dan pucat. "Akhirnya kamu datang juga, sayang. " kata Danil menarik kursi untuk Vio. "Tau nggak, aku rasanya sesak banget di dalam tadi. " "Aku juga... Aku tidak menyangka ternyata dia adalah putra pak Pradipta. " ucap Danil dengan raut wajah masih tidak percaya. "Benar, aku juga tidak percaya kalau dia adalah anak pak Pradipta. Dan sekarang menjadi CEO baru kita. Apa yang harus kita lakukan sekarang? " tanya Vio setelah bicara panjang lebar. "Memangnya apa yang bisa kita lakukan. Kita hanya bisa menerim kenyataan kalau dia adalah atasan kita sekarang, pemimpin tertinggi di perusahaan tempat kita bekerja. " ujar Danil dengan nada penuh emosi. Mereka
Di rumahnya, Retha sedang memasak makan malam untuk calon suaminya dengan Bi sumi, yang masih setia menjadi asisten rumah tangganya. Lusi juga masih setia dengan Retha sebagai pegawai di toko bajunya. Sekarang pegawai Retha bertambah banyak dua orang di toko baju, tiga orang di rumah makan di tambah dua satpam yang bekerja bergantian untuk menjaga keamanan tempat kost sekaligus tempat usahanya, dan satu orang di toko sembako.Kalau di bilang maju, Retha hanya bisa bersyukur atas semua yang diberikan Tuhan kepadanya. Bisa untuk makan sehari-hari dan membantu orang yang butuh pekerjaan itu sudah cukup bagi Retha. Apalagi sekarang dia harus membantu sekolah Danu, ya walau Danu tiap bulan juga dapat kiriman dari orang tuanya di kampung. Setidaknya Retha juga memberi buat uang sakunya. Banyak-banyak bersyukur itulah yang Retha lakukan saat ini.Apalagi dia juga akan menjadi seorang istri dari Abhi. Jodoh yang tak di sangka. Berawal dari pernikahan yang hancur berantak
Danil berusaha menghubungi kakaknya itu berkali-kali tapi tidak terhubung. Membuat Danil kesal sendiri di buatnya. Dia jadi penasaran dari mana kakaknya itu mendapatkan foto-foto Retha.Danil memperhatikan lagi dengan seksama gambar foto Retha yang sedang tersenyum melayani pelanggan. Tanpa terasa tangannya menyentuh wajah Retha yang sudah dia zoom."Kamu cantik sekali sekarang, Yesh. " lirihnya."Ah, dari dulu kamu memang cantik. hanya saja aku yang bodoh tidak bisa melihat kecantikan mu itu dan menyia-nyiakan dirimu. " Sesal Danil dengan masih memandang wajah Retha."Kamu kerja apa sekarang? apa pekerjaanmu hanya menjadi seorang pelayan rumah makan. Tapi kenapa Tuan Abhi bisa menyukaimu yang hanya pelayan ini. " gerutu Danil yang membayangkan wajah Abhi saat membela Retha beberapa waktu lalu dan mengatakan kalau Retha adalah calon istrinya. Sungguh sangat menyebalkan.Semalaman Danil tidak bisa tidur, gara-gara memikirkann Retha. Berkali-kali pul
Abhi yang sudan berangkat sejak pagi, tengah melakukan rapat dadakan dengan tim audit di perusahaan. Semua laporan keuangan telah ia serahkan kepada tim, untuk mereka periksa. Abhi kepada timnya itu untuk menyelesaikan masalah ini kurang dari tiga hari. Dia harus mengantongi nama orang-orang yang melakukan korupsi di perusahaan nya. Dan segera mendepak mereka pergi dari perusahaan, agar saat dia bekerja sudah tidak ada lagi tikus nakal yang bermain-main dengannya."Jadi, saya minta kepada kalian semua. Lakukan sebaiknya kurang dari tiga hari.Aku ingin tau siapa saja yang sudah bermain-msin dengan perusahaan papa. Dan ingin menjamu mereka dengan baik di pesta pernikahanku, sebelum aku mendepak mereka. " kata Abhi kepada para tim nya"Baik tuan. " jawab mereka serempak. Lalu mereka pergi meninggalkan ruangan.Kini hanya tinggal Abhi dan Mario yang berada disana."Tuan, apa yang harus saya lakukan? ""Kamu selidiki General Manager. Aku merasa curiga p
"Jadi, Berhati-hatilah Reth. Mungkin nanti atau suatu hari nanti Danil akan mencarimu kemari. " Maya memberikan peringatan kepada Retha agar berhati-hati.Deg...Jantung Retha berdebar kencang. Dia tidak menyangka kalau mantan suaminya akan berani mencarinya walau dia sudah punya istri sendiri. Begitu juga dengan Abhi yang mendengarkan semua percakapan Retha dengan mantan iparnya itu."Reth... Retha... " Maya mencoba menyadarkan Retha dari lamunannya."Ah, iya mbak. Ada apa lagi. ""Tentang, tadi. Aku pinjam uangmu, atau beri aku pekerjaan sepertimu boleh Reth. Demi kelangsungan hidupku dan Arum. Karena kami benar-benar tidak punya uang dan tidak punya tempat yang harus kami tuju.Lagi-lagi Retha berpandangan dengan Jihan, tapi kini Jihan hanya menggedikkan bahunya."Mbak Maya bisanya apa? dari penjaga toko sembako, jaga toko baju atau pelayan rumah makan? ""Terserah, Reth. Aku akan bekerja dengan baik dan tidak akan mengecawa
Satu minggu telah berlalu sejak kepergian Dila, Agus bahkan sudah mencarinya kemana-mana. Tapi tidak juga ketemu, menyesal, iya. Karena dia tidak bisa menjaga seseorang yang mungkin saja sedang mengandung anaknya. Agus bahkan sudah mencarinya ke rumah orang tua Dila tapi tidak juga ketemu. Ibunya sendiri tidak tau dimana anaknya itu berada.Panggilan telpon masuk membuyarkan lamunan Agus tentang Dila yang sudah menghilang selama beberapa hari. Dia melihat nomor siapa yang sudah menghubungi nya. Dan ternyata yang menghubunginya adalah pihak rumah sakit. Agus langsung mengangkat panggilan telpon itu."Hallo selamat siang. '" Siang Pak, kami dari pihak rumah sakit meminta anda untuk segera ke rumah sakit kami. Untuk mengetahui hasil tes yang anda minta. "Mendengar itu mata agus terbelalak, ia bahkan sudah melupakan tes DNA itu."Baik saya akan segera kesana. ' jawab Agus dengan wajah tegang dan segera menuju rumah sakit.Hari ini dia benar-be
"Dila... " lirih Danil.Dila yang berjalan menunduk tanpa melihat kedepan pun tidak tau kalau ada Danil di depannya.Hingga dia terus berjalan danBruk...Tubuh Dila menabrak tubuh seseorang didepannya."Maaf." ucap Dila, lalu dia mendongakkan kepala dan melihat sosok orang yang ditabraknya. Matanya membulat saat melihat siapa yang sudah dia tabrak."M... mas Danil. Kenapa ada disini? " Dila terkejut dengan adanya Danil di hadapannya."Dila... kamu juga kenapa disini?" tanya Danil pura-pura tidak tau."A.. A.. ku... "Pintu pagar terbuka, dan Abhi keluar."Ada apa Danil? " Abhi memulai sandiwaranya."Tuan Abhi, saya mau menyerahkan berkas ini kepada anda. " ujar Danil dengan menyerahkan sebuah map kepada Abhi."Oh, ya... Terima Danil. Apa kau mau masuk? ""Ti.. tidak usah tuan, saya harus bicara dengan adik saya. "Kening Abhi mengernyit melihat Dila yang tertunduk. "Jadi dia adikmu? "D
Hari ini, Dila kembali menemui Retha di rumahnya. Dia ingin membicarakan masalah tempat tinggalnya. Meski ragu, takut dan malu tapi dia harus melakukannya. Karena bagaimanapun dia membutuhkan tempat tinggal saat ini. Untuknya dan untuk anak didalam kandungnya.Setelah melihat mobil Abhi keluar dari pekarangan rumahnya, Dila segera memanggil Retha yang masih berada di depan rumahnya."Mbak."Retha yang merasa dipanggil pun segera menoleh, dan dilihatnya Dila yang berdiri di depan pagar. Ada rasa iba dihatinya saat melihat keadaan Dila. Andai saja dulu Dila tidak jahat padanya, mungkin saja Retha tidak akan bersikap tega seperti ini."Ada apa? masuklah. " Retha mengatakannya dengan nada dingin. Dia tidak ingin terlalu memberi hati kepada orang-orang yang sudah menyakitinya dulu.Dila masuk dengan wajah tertunduk malu. dan menghampiri Retha. lalu duduk berhadapan dengannya."Ada apa, ?" tanya Retha dengan nada datar."Tentang semalam, ap
"Dila... "Sebuah suara yang sangat Dila kenal itu menyapanya. Dila langsung menoleh ke asal suara."Mbak Maya? " ucap Dila dengan tergagap."Kamu lagi ngapain disini. " tanya Maya yang melihat wajah sendu mantan adik iparnya itu.Dila mencoba tersenyum dengan pVano. "Nggak apa-apa mbak, aku hanya sedang jalan-jalan. " ujar Dila berbohong."Mbak Maya sedang apa di sini? " tanya Dila balik."Aku sedang menemani Arum jalan-jalan dan bermain. " kata Maya sambil menunjuk Arum yang sedang bermain.Dila tersenyum melihat keponakannnya sedang berlarian mengejar gelembung sabun.Tiba-tiba perut Dila berbunyi, dan Tanpa sengaja Maya langsung melihat ke arah perut Dila. Matanya terbelalak saat melihat perut Dila yang membesar."Ya Ampun Dila. Ini Apa? " pekiknya dengan suara lirih."Kamu hamil? " tanya lagi.Dan dijawab Dila dengan anggukan."Apa kamu sudah menikah. " tanya Maya lagi degan berbisik.Dan
Agus berlari mencari Dila, dimana dia di rawat dan mendapat tindakan medis. Hingga seseorang menunjukkan ruang operasi, dan dia segera bergegas kesana. Agus akan merasa bersalah jika sampai teejadi apa-apa pada bayi dalam kandungan Dila. Apalagi jika itu anaknya.Beberapa dokter akan masuk ke ruang operasi bersama dokter yang memeriksa kandungan Dila tadi. Dan dia tampak heran karena ada Agus disana."Dokter, tolong selamatkan Dila dan anaknya. " pinta Agus kepada para dokter."Kami akan berusaha yang terbaik tuan, permisi. " beberapa dokter dan perawat itu segera masuk keruangan operasi dan melakuakan tindakan kepada Dila."Kasihan keadaannya sampai seperti ini. " kata seorang dokter yang menatap kasihan kepada Dila."Dia baru saja periksa di tempatku, dokter. Dan dia tampak bahagia saat mendengar bayinya kembar .Tapi kita bertemu lagi dalam keadaan seperti ini. "Semua orang di sana menghembuskan nafas nya setelah mendengar penuturan salah
"Apa papa dan mama akan tetap sayang sama Vano kalau kalian punya adik bayi? " tanya Vano dengan wajah sendu kepada kedua orang tuanya."Tentu saja sayang, mama akan tetap sayang sama Vano. Vano kan juga anak mama, kenapa Vano tanya seperti itu? ""Nggak apa-apa ma, Vano hanya takut mama sama papa nggak sayang Vano lagi setelah punya adik bayi. "Abhi lalu mengangkat Vano dan mendudukkan dipangkuannya."Apa boleh papa jelasin porsi kasih sayang antara Vano dengan adik bayi? " tanya Abhi hati-hati sebelum bicara. Karena dia tau Vano memiliki sisi sensitif jika membicarakan masalah kasih sayang.Vano mengangguk."Vano... nanti jika perhatian mama kepada adik lebih banyak dibandingkan kepada Vano, Vano tidak boleh merasa kesal atau bilang kalau mama dan papa pilih kasih atau apapun yang Vano pikirkan. ""Kenapa pa? ""Karena adik bayi membutuhkan banyak perhatian dari mama. Adik bayi kan masih kecil, belum bisa apa-apa. Bisanya cu
"Bagaimana keadaan istri saya dokter. " tanya Abhi saat melihat seorang dokter keluar dari ruang tindakan."Maaf tuan, saya tidak bisa memastikan. Tapi jika dilihat dari gejalanya sepertinya istri anda sedang hamil. Sebaiknya anda memeriksakannya langsung ke dokter kandungan untuk memastikan. " dokter memberitahu hasil pemeriksaannya."Apa? Hamil? " Abhi merasakan sangat terkejut mendengar apa yang di katakan dokter barusan.Dokter mengangguk untuk memastikan kabar yang ia sampaikan.Keterkejutan Abhi berubah menjadi senyum bahagia yang terpancar di bibirnya."Dokter apa boleh saya menemui istri saya? ""Silahkan, tuan. Setelah cairan infusnya habis anda bisa membawa istri anda memeriksakan diri ke dokter kandungan. " ujar dokter lali ia pergi meninggalkan Abhi yang akan menemui istrinya.Abhi masuk ke ruangan dengan senyuman penuh dibibirnya. Ia menatap Retha yang masih terbaring dengan penuh haru, Abhi langsung berhambur memeluk ist
Setelah kepergian ketiga orang tidak tau diri itu, Abhi dan semua orang kembali masuk ke dalam rumah. Setelah sebelumnya Danu mengunci pagar. Retha segera ke dapur dan mengambil kan air dingin untuk meredakan amarah suaminya."Minum dulu mas. " Retha menyodorkan minuman itu kepada suaminya."Terima kasih. " Abhi langsung menegak habis minuman yang diberikan istrinya itu."Maafkan aku, aku sangat marah tadi. " ujar Abhi kepada semua orang."Nggak apa-apa mas. Kami mengerti. ""Tentu saja, mas Abhi marah. Kalau rumahnya dibuat seenaknya sendiri sama orang lain, apalagi mereka hanya seorang pembantu yang di tugaskan membantu dan menjaga rumah ini. Eh, malah dibuat kayak rumah sendiri. Emang dasar pembantu nggak ada akhlak. " Jihan masih saja mengomel karena ulah pembantu kakaknya itu."Memangnya sudan berapa lama, mas Abhi nggak mengunjungi rumah ini? " tanya Retha."Ya terakhir kesini, sebelum kenal kamu. Setelah kenal dan deket sama ka
Akhir pekan ini Abhi mengajak keluarga kecilnya untuk pergi ke rumah impianAbhi, termasuk Jihan dan Danu yang ikut serta. Urusan pekerjaan di rumah, Retha serahkan kepada Lusi orang kepercayaannya. Jadi Retha tidak akan di pusingkan dengan pekerjaan jika dia sedang pergi dengan keluarganya.Abhi ingin keluarga kecilnya tau, rumahnya yang dia bangun setahun terakhir ini dan akan menjadi rumah masa depan keluarga mereka kelak. Satu jam perjalanan mereka tempuh, untuk sampai ke rumah impian Abhi. Letaknya memang jauh dari perkotaan karena Abhi menginginkan suasana yang tenang dan nyaman."Nah, Kita sampai. " ucap Abhi saat mobilnya memasuki rumah yang besar dengan halaman yang luas."Waahhhh, gede banget rumahnya pa. " Vano terkagum-kagum melihat penampakan rumah papanya itu.Abhi hanya tersenyum mendengar celetukan Vano. Dia membantu Danu membawa barang bawaan yang mereka bawa. Rencananya mereka akan menginap dua hari disana."Siapa yang jaga rumah d