"Mas ... Mas, tunggu, meski aku menyakitinya, iya tetap berusaha mengejar dan menggapai tanganku dengan air mata yang sudah membasahi pipinya wanita itu berusaha membujuk dan berusaha tersenyum di hadapanku."Mas, aku minta maaf, aku yakin, aku sudah kehilangan akal saat mengatakan hal-hal tadi. Aku minta maaf, Mas," ujarnya sambil memegang pakaianku, dia memelas dan minta maaf dengan tatapan menyedihkan."Aku harus rapat," ujarku melepas cengkeraman tangannya."Tidak, aku tidak akan melepaskanmu selagi kau tidak bilang bahwa kau memaafkanku!" ujarnya sambil makin mengeratkan tangannya."Ailin sudah!" Brak!Aku menepis dan menghempaskan tangannya, segera mungkin kutinggalkan wanita itu di ujung lorong kantor yang sepi sambil berharap tidak ada yang memperhatikan adegan tadi. "Mas, teganya kamu, aku bersumpah akan membuat kamu kembali dan berlutut di kakiku," ujarnya sambil memaki.Aku tak peduli, aku naik ke lift dan pergi ke ruang rapat.Kucoba meredakan lebaran jantungku yang berd
Sepanjang perjalanan menyetir mobil menuju ke rumah aku merasa hatiku tertinggal sebelahnya, tertinggal pada air yang beberapa saat selalu kucampakkan dan kutinggalkan. Aku tahu mengecewakan seseorang bukanlah sesuatu yang ingin kulakukan, tapi dengan sengaja aku malah melakukan itu untuk melukai istri dan anak-anakku.Tiba-tiba perasaanku menjadi aneh dan hampa, ada sensasi sesak dan seperti pisau yang mengoyak perasaanku. Sulit untuk berpisah dari Ailin Karena Wanita itu adalah pencerah dalam kehidupanku dan memberiku kenikmatan yang luar biasa tapi istriku ... Kasihan dia bertahun-tahun Dia bersabar atas perselingkuhanku. Bertahun-tahun dia memaklumi perbuatanku dan menutupinya dari muka umum, sekali ini aku harus memperbaiki kesalahan dan kembali mempertahankan istriku.Rasa yang ada di hatiku benar-benar kacau aku sedih dan merasa bersalah meninggalkan ayah dan tapi aku merindukan pelukan istriku dan benar-benar ingin minta maaf serta mencuci dosa-dosa ini.*Sesampainya di rumah
*Sehari berikutnya setelah aku dan ailin bertemu di pesta."Jadi ternyata kau masih menyimpan kerinduan untuk selingkuhanmu itu untuk wanita yang pernah ada dalam kehidupan dan menjeratmu selama 10 tahun?""Aku tidak bermaksud begitu, Meski aku terlihat bermesraan dengannya tapi aku benar-benar tidak bermaksud begitu, aku minta maaf Amaira," ujarku lirih. Aku tahu aku menorehkan belatik pada luka-luka istriku yang beberapa tahun kemarin baru saja disembuhkan. Harusnya, aku tidak menikam di bekas luka yang sama. Aku merasa malu dan sangat bersalah.Terjadi percakapan dingin antara aku dan dia. Hubungan kami hancur dalam waktu semalam hanya gara-gara aku berjumpa dengan mantan kekasihku dan terbawa suasana lalu berciuman dengannya. Aku benar benar merasa sangat buruk."Hmm, Aku merasa sangat bersalah padamu tapi yang lebih parah dari semua perasaan itu adalah rasa malu. Aku sudah berkomitmen untuk tidak mengulang kesalahanku Tapi entah kenapa...."Wanita itu diam di depanku dan tidak
Wanita itu berani sekali, ia nyaman menggoda dan melecehkan secara seksual padahal ia adalah seorang wanita, ia terlalu berani mungkin karena aku begitu memberinya ruang dan keleluasaan. Dia berani bersikap seperti itu karena dia sudah tahu sejauh apa aku mencintainya saat itu. Tapi, sekarang aku sudah berubah, aku benar-benar berkomitmen pada keluargaku dan ingin mengembalikan kepercayaan Amaira, Aku ingin mempertahankan istri dan keluargaku juga jabatanku. Ternyata sulit sekali kalau sudah terjerat dalam lingkup pergaulan setan semacam ini, aku sudah lepas dari jerat Ailin, wanita itu seakan menguntit dan mengikuti kehidupanku kemanapun. Meski aku sudah menyingkirkannya dia selalu datang dan datang lagi berulang-ulang. Dia selalu punya alasan untuk ada di sekitarku dan berhubungan dengan rekan-rekan bisnisku. Sepertinya wanita itu tidak akan melepaskanku sekuat apapun aku berusaha untuk lepas darinya. Dia akan selalu berada di belakangku seperti bayangan, membayangi kehidupanku
Wanita berhati sekeras batu itu tertawa sinis saat aku mengucapkan kalimat barusan. Dia terbahak sambil menutup mulutnya dengan jemarinya yang lentik. "Kenapa kau tertawa, apa perkataanku kurang jelas?""Aku hanya kagum karena kau tidak berubah dari dulu sifat dan ketegasanmu benar-benar tidak bisa digoyahkan.""Aku bilang kalau kau tertarik mari kita selesaikan kontraknya, tapi jika tidak, aku akan pergi. Kurasa kau bisa dapatkan kontrak di perusahaan yang lebih bagus dari kami tapi itupun kalau kau yakin, kau sudah tahu reputasi kami.""Aku yakin dengan reputasi kalian yang sangat ketat dan tegas tidak ada pelanggaran atau kesalahan sedikitpun yang pernah terjadi. Aku setuju kalian benar benar kompeten," ujar wanita itu sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa. Dia benar-benar santai menghadapikuEntah apa yang terjadi dalam hidupnya 2 tahun terakhir bahkan sesaat sebelum memutuskan untuk berpisah dengan suamiku. Kuperhatikan dengan seksama meski Dia terlihat tegar dan nampak arogan t
Menjelang pukul 03.00 sore putuskan untuk langsung saja pulang ke rumah, kukendarai mobilku lalu 10 menit kemudian aku tiba di rumah.Ku masukkan mobil ke garasi kemudian mematikan mesin lalu keluar dari sana dan pergi ke pintu utama. Di ruang keluargaku dapati Suamiku sedang berbaring dan dia masih mengenakan baju setelan jasnya."Apa kau baru tiba?""Dari tadi.""Kenapa tidak ganti baju?""Aku masih lelah... Pusing.""Oh, apa kau sudah makan?""Belum.""Tunggulah sebentar aku akan siapkan makanan."Aku bergegas pergi ke kamar utama untuk ganti baju kemudian cuci tangan dan mukaku lalu turun ke dapur untuk menyiapkan makanan.Saat aku kembali ke dapur lelaki itu bangkit dari posisi berbaring dan menetap diriku dengan tatapan lekat dari kursi tempat duduknya."Ada apa?""Tidak ada sayang, aku hanya ....""Ada apa?""Aku hanya merasa bersalah Dan teringat kembali atas peristiwa yang bertahun-tahun pernah kulakukan pada dirimu.""Sudahlah, jangan buka-buka lama yang akan membuat kita me
Keesokan hari.Setelah jam istirahat kantor aku dan Mas Revan menyebabkan waktu untuk pergi ke kantor di mana Ailin bekerja sebagai manajer utama. Sebenarnya perusahaan itu berbasis di Singapura, tapi karena mereka punya kantor cabang di Indonesia, maka wanita itu ditugaskan juga untuk mencari relasi bisnis dan proyek terbaru. "Kau yakin kita akan bertemu dengannya.""Untuk terakhir kalinya."Aku dan suamiku memasuki lobby utama kemudian pergi ke meja resepsionis dan bertanya di manakah ruangan Manager utama."Apa ibu Ailin ada di sini.""Maaf Bu, Ibu manajer kami tidak ada hari ini. Apa beliau tidak memberitahu Anda sebelum Anda membuat jadwal temu dengannya.""Kami datang tanpa ada jadwal temu.""Beliau ada penerbangan 1 jam lagi ke Singapura jadi mungkin anda tidak bisa bertemu dengannya hari ini.""Apa dia memutuskan kembali ke Singapura?""Ya, tugasnya sudah digantikan oleh manajer baru jadi beliau akan kembali ke kantor pusat.""Oh, baiklah."Kupandangi suamiku yang terlihat m
Apa semuanya sudah selesai dengan kepergian wanita itu? Aku rasa iya, meski ada masalah lain yang akan kuhadapi tapi tidak akan seberat aku menghadapi orang ketiga dalam rumah tangga. Kuncinya hanya satu jika ingin jadi pemenang pada suami yang suka berselingkuh, lebih banyak bersabar, lebih banyak mengendalikan emosi, tenang dan pertahankan apa yang kita miliki. Niscaya suatu hari suami akan kembali ke rumahnya dan pulang ke pelukan istri dan anak-anaknya.Aku percaya Tuhan sudah berada di pihakku dengan cara membiarkan wanita itu menyerah, lalu pergi dengan membawa amarah dan kekecewaannya.Aku yakin, episode panjang perselingkuhan selama 12 tahun sudah selesai. Ya, berakhir sampai di sini.Kurebahkan tubuhku di tempat tidur lalu kuselimuti diriku sendiri dan suami. Awak dingin dari penyejuk ruangan membuatku harus dekat-dekat dengannya dan dia pun mengembalikan badan untuk memberi tanggapan pada pelukanku."Apa semua konflik ini sudah selesai sekarang?""Aku rasa iya.""Syukurla