*Sehari berikutnya setelah aku dan ailin bertemu di pesta."Jadi ternyata kau masih menyimpan kerinduan untuk selingkuhanmu itu untuk wanita yang pernah ada dalam kehidupan dan menjeratmu selama 10 tahun?""Aku tidak bermaksud begitu, Meski aku terlihat bermesraan dengannya tapi aku benar-benar tidak bermaksud begitu, aku minta maaf Amaira," ujarku lirih. Aku tahu aku menorehkan belatik pada luka-luka istriku yang beberapa tahun kemarin baru saja disembuhkan. Harusnya, aku tidak menikam di bekas luka yang sama. Aku merasa malu dan sangat bersalah.Terjadi percakapan dingin antara aku dan dia. Hubungan kami hancur dalam waktu semalam hanya gara-gara aku berjumpa dengan mantan kekasihku dan terbawa suasana lalu berciuman dengannya. Aku benar benar merasa sangat buruk."Hmm, Aku merasa sangat bersalah padamu tapi yang lebih parah dari semua perasaan itu adalah rasa malu. Aku sudah berkomitmen untuk tidak mengulang kesalahanku Tapi entah kenapa...."Wanita itu diam di depanku dan tidak
Wanita itu berani sekali, ia nyaman menggoda dan melecehkan secara seksual padahal ia adalah seorang wanita, ia terlalu berani mungkin karena aku begitu memberinya ruang dan keleluasaan. Dia berani bersikap seperti itu karena dia sudah tahu sejauh apa aku mencintainya saat itu. Tapi, sekarang aku sudah berubah, aku benar-benar berkomitmen pada keluargaku dan ingin mengembalikan kepercayaan Amaira, Aku ingin mempertahankan istri dan keluargaku juga jabatanku. Ternyata sulit sekali kalau sudah terjerat dalam lingkup pergaulan setan semacam ini, aku sudah lepas dari jerat Ailin, wanita itu seakan menguntit dan mengikuti kehidupanku kemanapun. Meski aku sudah menyingkirkannya dia selalu datang dan datang lagi berulang-ulang. Dia selalu punya alasan untuk ada di sekitarku dan berhubungan dengan rekan-rekan bisnisku. Sepertinya wanita itu tidak akan melepaskanku sekuat apapun aku berusaha untuk lepas darinya. Dia akan selalu berada di belakangku seperti bayangan, membayangi kehidupanku
Wanita berhati sekeras batu itu tertawa sinis saat aku mengucapkan kalimat barusan. Dia terbahak sambil menutup mulutnya dengan jemarinya yang lentik. "Kenapa kau tertawa, apa perkataanku kurang jelas?""Aku hanya kagum karena kau tidak berubah dari dulu sifat dan ketegasanmu benar-benar tidak bisa digoyahkan.""Aku bilang kalau kau tertarik mari kita selesaikan kontraknya, tapi jika tidak, aku akan pergi. Kurasa kau bisa dapatkan kontrak di perusahaan yang lebih bagus dari kami tapi itupun kalau kau yakin, kau sudah tahu reputasi kami.""Aku yakin dengan reputasi kalian yang sangat ketat dan tegas tidak ada pelanggaran atau kesalahan sedikitpun yang pernah terjadi. Aku setuju kalian benar benar kompeten," ujar wanita itu sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa. Dia benar-benar santai menghadapikuEntah apa yang terjadi dalam hidupnya 2 tahun terakhir bahkan sesaat sebelum memutuskan untuk berpisah dengan suamiku. Kuperhatikan dengan seksama meski Dia terlihat tegar dan nampak arogan t
Menjelang pukul 03.00 sore putuskan untuk langsung saja pulang ke rumah, kukendarai mobilku lalu 10 menit kemudian aku tiba di rumah.Ku masukkan mobil ke garasi kemudian mematikan mesin lalu keluar dari sana dan pergi ke pintu utama. Di ruang keluargaku dapati Suamiku sedang berbaring dan dia masih mengenakan baju setelan jasnya."Apa kau baru tiba?""Dari tadi.""Kenapa tidak ganti baju?""Aku masih lelah... Pusing.""Oh, apa kau sudah makan?""Belum.""Tunggulah sebentar aku akan siapkan makanan."Aku bergegas pergi ke kamar utama untuk ganti baju kemudian cuci tangan dan mukaku lalu turun ke dapur untuk menyiapkan makanan.Saat aku kembali ke dapur lelaki itu bangkit dari posisi berbaring dan menetap diriku dengan tatapan lekat dari kursi tempat duduknya."Ada apa?""Tidak ada sayang, aku hanya ....""Ada apa?""Aku hanya merasa bersalah Dan teringat kembali atas peristiwa yang bertahun-tahun pernah kulakukan pada dirimu.""Sudahlah, jangan buka-buka lama yang akan membuat kita me
Keesokan hari.Setelah jam istirahat kantor aku dan Mas Revan menyebabkan waktu untuk pergi ke kantor di mana Ailin bekerja sebagai manajer utama. Sebenarnya perusahaan itu berbasis di Singapura, tapi karena mereka punya kantor cabang di Indonesia, maka wanita itu ditugaskan juga untuk mencari relasi bisnis dan proyek terbaru. "Kau yakin kita akan bertemu dengannya.""Untuk terakhir kalinya."Aku dan suamiku memasuki lobby utama kemudian pergi ke meja resepsionis dan bertanya di manakah ruangan Manager utama."Apa ibu Ailin ada di sini.""Maaf Bu, Ibu manajer kami tidak ada hari ini. Apa beliau tidak memberitahu Anda sebelum Anda membuat jadwal temu dengannya.""Kami datang tanpa ada jadwal temu.""Beliau ada penerbangan 1 jam lagi ke Singapura jadi mungkin anda tidak bisa bertemu dengannya hari ini.""Apa dia memutuskan kembali ke Singapura?""Ya, tugasnya sudah digantikan oleh manajer baru jadi beliau akan kembali ke kantor pusat.""Oh, baiklah."Kupandangi suamiku yang terlihat m
Apa semuanya sudah selesai dengan kepergian wanita itu? Aku rasa iya, meski ada masalah lain yang akan kuhadapi tapi tidak akan seberat aku menghadapi orang ketiga dalam rumah tangga. Kuncinya hanya satu jika ingin jadi pemenang pada suami yang suka berselingkuh, lebih banyak bersabar, lebih banyak mengendalikan emosi, tenang dan pertahankan apa yang kita miliki. Niscaya suatu hari suami akan kembali ke rumahnya dan pulang ke pelukan istri dan anak-anaknya.Aku percaya Tuhan sudah berada di pihakku dengan cara membiarkan wanita itu menyerah, lalu pergi dengan membawa amarah dan kekecewaannya.Aku yakin, episode panjang perselingkuhan selama 12 tahun sudah selesai. Ya, berakhir sampai di sini.Kurebahkan tubuhku di tempat tidur lalu kuselimuti diriku sendiri dan suami. Awak dingin dari penyejuk ruangan membuatku harus dekat-dekat dengannya dan dia pun mengembalikan badan untuk memberi tanggapan pada pelukanku."Apa semua konflik ini sudah selesai sekarang?""Aku rasa iya.""Syukurla
Mungkin ini bab terakhir saat aku ingin menceritakan hidupku yang penuh kebahagiaan tanpa kehadiran orang ketiga dalam Rumah tanggaku.Setelah beberapa tahun berlalu kami menjalani dengan penuh kebahagiaan dan keharmonisan itu mengalami perubahan drastis dalam kehidupan dan karirnya.Tanpa sengaja aku mendapati kabar itu ketika aku arisan besar-besaran para sosialita di kota ini. Aku tergabung di sana karena mendapatkan undangan dari istri seorang direktur perusahaan minyak, sekaligus kebetulan mengenal istri gubernur. Mereka mereka mengundangku dan menjadikan aku sebagai anggota organisasi mereka di mana aku mengikuti banyak kegiatan dan arisan. "Kau kenal wanita bernama Airin yang dulu bekerja di perusahaan mertuamu?" Tanya Mbak Fika seorang pebisnis batubara."Namanya cukup familiar," jawabku mencoba untuk bersikap normal dan mengabaikan fakta bahwa orang yang sedang ditanyakan adalah mantan kekasih suamiku.""Aku mengagumi bagaimana kau menyikapi wanita itu saat dia masih bersam
Dua tahun berikutnya saat anak-anak sudah mulai lulus SMA dan Risa duduk di bangku kelas dua. aku dan suamiku menjalani kehidupan yang bahagia tanpa gangguan dari siapapun tidak pernah mendengar lagi kabar tentang Ailin atau perintilan tentang hidupnya.Aku merasakan ketentraman dan kedamaian menikmati peranku sebagai ibu rumah tangga sekaligus orang yang berwenang dalam perusahaan ayah mertua. ayam mertua yang saat ini sudah sepuh mulai sakit-sakitan sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak di rumahnya, suami lebih aktif dengan kegiatan bisnisnya Karena sekarang tumpuan harapan dan satu-satunya penggerak roda perusahaan hanya dia, hanya dia yang diambil keputusannya dan menjadi acuan banyak orang untuk bertindak.ayah mertua sudah menyerahkan segalanya kepada kami dan tidak lagi ambil bagian dalam keputusan perusahaan. "mau kuliah di mana setelah lulus?" tanya kakeknya pada Rian anak sulung kami."ingin kuliah bisnis manajemen di Australia kek atau bila memungkin