Aku kembali dari cafe setelah 'ngopi' dengan mantan gundik suamiku. Aku kembali ke kantor dan tepat berpapasan di koridor sebelah ruanganku dengan Mas Revan. " Kau dari mana saja?""Tidak ada.""Katanya kau pergi menjumpai seseorang. Siapa?""Tidak penting Mas.""Siapa?" Suamiku setengah mendesak dan penasaran. "Ailin.""Ah, ya Tuhan ini membosankan," ujarnya."Benarkah bosan?"Aku tersenyum sambil mengenal listrik seberapa seriusnya dia bilang kalau pembahasan tentang Airin adalah sesuatu yang membosankan. Bukankah, dia begitu mendambakan wanita itu dan selalu merindukannya. Seharusnya dia tidak perlu bersikap munafik seperti itu."Dengar, Aku serius padamu Aku ingin mengakhiri semua pengaruh tentang dia Dan bayang-bayangnya dari kehidupan kita.""Benarkah?""Iya.""Undang wanita itu ke rumah kita karena aku akan menegaskannya di hadapan semua orang.""Tidak, Mas. Tidak usah repot-repot berbuat seperti itu kita sudah pernah melakukannya dan wanita itu tidak mempan ataupun terpengar
Suamiku mengambil tempat duduk sementara wanita itu tepat mengambil kursi yang ada di sisi Mas Revan sehingga aku harus duduk sendirian berhadapan dengan mereka berdua. Anak-anak duduk satu bangku setelah diriku. Pelayan kami melayani dan menuangkan makanan. Saat si mbak menuangkan gulai ke piring Mas Revan tiba-tiba wanita itu mencegatnya."Jangan Mas Revan tidak suka sesuatu yang bersantan," ucapnya sambil mengangkat tangan sejajar dengan piring."Benarkah aku istrinya sendiri nggak tahu loh kalau dia nggak suka gulai selama ini ia makan apapun yang aku siapkan.""Berarti dia adalah suami yang baik," ucapnya sambil melirik Mas Revan dengan penuh kekaguman sementara suamiku seakan tidak tahan lagi dengan suasana itu."... Dia suami yang sempurna, meski tidak suka dengan jenis masakan itu tapi dia berusaha menghargaimu dengan tetap menikmatinya. Aku rasa kalian menjalani kehidupan yang romantis.""Ya, nyaris begitu," ungkapku, padahal sebenarnya sebelum 2 tahun terakhir aku dan Mas
Melihat kepergian wanita itu yang langsung berlari menuju pintu utama tentu saja membuat anak-anak yang kebetulan duduk di ruang tengah langsung berdiri dan menatap kami dengan tegang."Ada apa?""Tidak ada abaikan saja."Anak-anak yang masih bingung karena melihat seorang wanita bergaun panjang dan berlari dengan suara sepatu hak tinggi yang mengeluarkan suara keras hanya mengangkat bahu lalu melanjutkan tontonan mereka."Apa wanita itu akan baik-baik saja?""Tentu.""Ah syukurlah.""Dia akan baik-baik saja karena dia punya uang, tempat tinggal dan tidak kekurangan satu apapun.""Semoga begitu, Semoga dengan berakhirnya percakapan tadi, terakhir pula masalah di antara kita semua.""Iya.""Semoga wanita itu tidak dendam apalagi sampai mengganggu kita dan anak-anak.""Tidak, dia tidak akan berani melakukan itu, dia Pasti berpikir puluhan lagi, dan tak akan bersikap ceroboh karena sekali ceroboh bisa menghancurkan reputasi dan karirnya.""Ya, Mas, semoga selesai dengan baik."*Hari-h
Aku memang mencintai wanita itu, wanita yang mencuri hatiku dari tatapan pertama, dia adik angkatan di tempat kuliah aku, dia supel manis dan humoris, kemudian kami menjalin hubungan lalu berbagi kasih. Apa boleh buat, tahun-tahun bergulir, kemesraan itu tidak pernah pudar seakan kami baru bertemu beberapa hari, tidak terasa, tanpa sadar aku memiliki keluarga dan anak tapi aku masih tak mampu melupakannya.Aku sudah berusaha, kadang saat aku kembali ke rumah dan menatap istriku, ada sensasi rasa bersalah di sana, karena di belakangnya aku sudah berselingkuh. Belum lagi saat masuk ke kamar anak-anak dan melihat wajah mereka yang pulas tertidur.Aku sungguh, tak kuasa menahan rasa sedih di hati ini. Sesekali terbersit ingin lepas dari hubungan dengan Ailin, tapi, setiap kali bertemu dan menatap matanya kerinduan itu semakin mendalam dan menjadi-jadi saja. Saat wanita itu menyentuh tanganku dan berusaha menenangkan diri ini atas berbagai konflik dan pikiran yang kucurahkan padanya.
Setelah bercinta dengan Ailin aku kembali ke rumah sambil menyadari bahwa aku membawa aroma parfum wanita lain yang melekat di tubuhku. Bahkan aku bisa merasakan peluh dan gairah bercinta tadi masih melekat dalam ingatan dan seakan-akan terbayang di pelupuk mata.Entah kenapa setiap kali membayangkan Ayo link tanpa busana aku selalu terangsang begitu saja. Seolah ada gejolak yang terus membuatku terus tertarik dan tertarik kepada dirinya. Aku bahkan lupa pada pesona istri dan betapa dia juga cantik dan tidak kalah seksinya dibandingkan dengan selingkuhan.Aku aku tahu istriku punya garis wajah yang cukup cantik hidungnya mancung dan matanya besar, bola matanya selalu berbinar dan senyum di bibirnya. Ah, entah kenapa aku selalu memperlakukan dia seolah ia adalah wanita paling buruk di dunia. Aku menghancurkan mentalnya, mencela dan merusak harga dirinya."Apa kau merasa dirimu cantik? Apa kau merasa berkuasa karena kau jadi istriku? Kau tidak lebih dari sampah Andai Ayahku tidak bersik
Usai mandi dan mengganti pakaian aku mencoba menata hatiku untuk pergi menemui amaira. Aku dengan berterima kasih dan pura-pura mau makan kue ulang tahun buatannya aku yakin wanita itu akan melunak. "Ayah, selamat ulang tahun."anak-anak berhamburan dari kamar mereka satu orang membawa kertas yang bertuliskan Selamat ulang tahun dengan sketsa diriku yang sudah diwarnai dengan aneka warna, juga topi ulang tahun yang mereka buat dengan tangannya sendiri."Wah, terima kasih, Ini hadiah terbaik yang pernah ayah dapatkan." Aku memeluk dan mengecup kening anakku sementara Ibu mereka masih berdiri di meja dapur sambil menatap kue itu dengan wajah sedih.Aku meliriknya tatapan mata kami bersirobok, aku pura-pura tersenyum padanya sementara wanita itu hanya menatap diriku dengan datar. Kekecewaan yang ada di hatinya membuat dia tidak mau tersenyum sama sekali."Bunda yang membantu kami untuk membuatkannya jadi Ayah harus berterima kasih dan memeluk Bunda juga.""Iya, ayah senang sekali mendap
Ya, saat aku diam-diam mulai menyukainya ada saja hal yang membuatku kesal padanya. Ada ada rasa takut kehilangannya dan tidak diperhatikan olehnya lagi tapi setiap kali ingin memberinya perhatian dan mendekatinya aku selalu canggung dan tanpa sengaja menyakiti hatinya.Tapi, saat dia mulai memberiku perhatian, merawatku saat sakit dan menyuapiku makanan dia membuatku meleleh. Aku sengaja mengerjai kesabarannya dengan menggonta-ganti menu yang kuinginkan, aku tahu dia membuatnya sepenuh hati tapi aku mempermainkannya dengan menyuruhnya membuat makanan baru. Ujung-ujungnya aku malah makan mie dingin yang dia taruh di dalam kulkas karena sakit hati dengan tingkahku.Setiap pagi wanita itu selalu menyiapkan pakaian dan kaos kaki baru, aku rewel Kalau harus pakai kaos kaki yang bekas kemarin jadi aku memaksanya untuk melakukan itu. Aku juga menyuruhnya untuk menyetrika pakaian dengan licin dan tidak segan-segan memintanya mengulang kalau pakaianku Ada kusut sedikit saja. Sebenarnya aku t
Tak menunggu lama setelah bergabung di perusahaan istriku mulai membuat gebrakan baru dan Audit besar-besaran. Tanpa bertanya padaku dan atas kewenangan yang diberikan oleh Ayahku dia memecat orang-orang yang tidak disukai dan melakukan kesalahan. Besar atau kecil nilai kesalahannya, tua atau muda, tak peduli seberapa lama mereka telah bergabung di perusahaan ini kalau mereka menggelapkan dana proyek maka mereka akan diberhentikan dengan cara tidak hormat oleh istriku. Perbuatannya cukup membuatku dikecam dan didesak oleh dewan direksi agar kehadirannya segera disingkirkan dari perusahaan ini.Amira berbuat sesuka hatinya tanpa dia menyadari bahwa aku ditekan oleh eksekutif perusahaan agar aku mengendalikan tingkah dan sikap istriku. Di sisi lain aku juga tertekan oleh tekanan dari amaira yang terus melakukan manuver demi memisahkan aku dengan selingkuhanku. Dia bilang akan balas dendam padaku kalau aku tidak segera berpisah dengan ailin.Istriku terlalu tangguh dan terlalu cerdik un
"Kau bertemu temanmu yang bernama Rudi itu?""iya," jawabku."kupikir kau akan bertemu dengan orang penting tapi ternyata kau hanya bertemu dengannya..." Mas Revan bersungut dengan cemberut sambil mendesahkan nafas dan menyandarkan punggungnya di kursi."Aku sedang membicarakan masalah bisnis dan restoran yang cukup strategis di dekat lokasi villa yang ada di daerah Timur kota ini. progress untuk bisnisnya cukup bagus hanya butuh sedikit investasi dan modal.""Aku suka kamu berbisnis tapi aku tidak sreg kau berbisnis dengannya.""kenapa?""ga suka aja.""ada alasan untuk segala sesuatu.""aku hanya tak nyaman.""Kau tak nyaman karena kau cemburu ataukah ada ketakutan lain, jika kau merasa bahwa lelaki itu akan menipuku itu tidak akan terjadi karena dia adalah sahabatku sejak lama, dia tidak akan lari kemana-mana karena jika dia melakukan kecurangan, aku pasti akan menghukumnya.""lelaki itu cukup tampan dan aku tidak mau terjadi fitnah dalam keluargaku.""bicara tentang ketampanan da
**di kantor, di jam istirahat."aku izin untuk keluar 1 jam makan siang dengan temanku.""siapa?""temanku., Kami ingin membicarakan bisnis. Apa kau membutuhkan detail setiap orang yang aku temui atau haruskah kau mengirimkan satu asisten bersamaku agar bisa melaporkan segalanya padamu?""kenapa perkataanmu terdengar sentimental?" suamiku mulai memasang wajah gusar dan kesal. "aku hanya khawatir bahwa kau mencurigai beberapa temanku padahal orang-orang yang aku temui adalah orang-orang yang tempo hari selalu bersamaku. mereka adalah teman-teman biasa teman arisan, sosialita dan beberapa teman bisnis.""tidak, jangan khawatir, pergilah.""terima kasih." aku melenggang keluar dari kantornya dengan santainya. Aku sengaja tidak memberitahu bahwa aku akan makan siang dengan sahabatku Rudi, mungkin sikapku terlampau egois ataukah aku memang sengaja untuk menguji sejauh apa dia mencintaiku dan cemburu dengan itu. aku tahu bahwa aku cemburuannya akan menciptakan prahara, tapi selagi aku t
"Eh, suamimu cemburuan juga ya...."sahabatku Rudi yang sudah kuambil kontaknya tiba tiba mengechat dan bicara begitu."hahaha, abaikan saja.'"Naluri laki-laki memang merasa tertantang saat melihat orang lain menunjukkan ketertarikan dan kekagumannya secara langsung pada istri mereka. tapi aku tak menyangka kalau suamimu menunjukkannya dengan gamblang.""sudahlah, kau pun jangan merasa ditantang dengan sikapnya.""Buat apa... kalau aku ingin merebut orang maka aku akan melakukannya dengan cepat. Kau juga salah tahu ga sih.""salahku apa?""kau terlalu cantik di usiamu itu, malah kalau jalan dengan anakmu kau pasti dikira kakaknya.""Hei, aku baru empat puluhan.""Tapi kau berjuang sejak menikah dengan Revan, siapa yang tak tahu reputasi pria itu. kami para sahabatmu merasa geram dengan perlakuan dan perselingkuhan yang berlangsung selama belasan tahun itu. Heran ya, kenapa kamu bisa tahan.""demi keluarga.""demi keluarga apa demi uang?""dua duanya." aku meletakkan emot senyum di be
sekarang kami duduk di sebuah kedai minuman di pinggir pantai sambil tertawa dan bercengkrama bercerita tentang masa lalu di tahun 90-an, aku dan sahabatku itu banyak mengenal masa-masa konyol di saat kami masih SMA dulu. "Aku pernah dengar kalau istriku dan para sahabat-sahabatnya membicarakan tentang pria bernama Rudi. Tak kusangka Kalau hari ini aku bertemu denganmu secara langsung." Mas Revan mengaduk minumannya lalu meresapnya."oh ya? benarkah, kau sering membicarakanku dengan sahabat-sahabat kita?"aku melirik suamiku dan segera menggeleng cepat dan itu membuat mereka berdua, kedua lelaki itu tertawa padaku."kau tampan juga ya Rudi, ngomong-ngomong Apa usaha yang kau jalani...""aku menjalankan bisnis batubara milik keluarga di Kalimantan. by the way, kau juga tampan dan punya Aura seorang pemimpin yang hebat."suamiku hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya lalu berkedip kepada diri ini dan menunjukkan betapa hebatnya dia dapat pujian dari orang-orang di sekitarku.sok
Dua tahun berikutnya saat anak-anak sudah mulai lulus SMA dan Risa duduk di bangku kelas dua. aku dan suamiku menjalani kehidupan yang bahagia tanpa gangguan dari siapapun tidak pernah mendengar lagi kabar tentang Ailin atau perintilan tentang hidupnya.Aku merasakan ketentraman dan kedamaian menikmati peranku sebagai ibu rumah tangga sekaligus orang yang berwenang dalam perusahaan ayah mertua. ayam mertua yang saat ini sudah sepuh mulai sakit-sakitan sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak di rumahnya, suami lebih aktif dengan kegiatan bisnisnya Karena sekarang tumpuan harapan dan satu-satunya penggerak roda perusahaan hanya dia, hanya dia yang diambil keputusannya dan menjadi acuan banyak orang untuk bertindak.ayah mertua sudah menyerahkan segalanya kepada kami dan tidak lagi ambil bagian dalam keputusan perusahaan. "mau kuliah di mana setelah lulus?" tanya kakeknya pada Rian anak sulung kami."ingin kuliah bisnis manajemen di Australia kek atau bila memungkin
Mungkin ini bab terakhir saat aku ingin menceritakan hidupku yang penuh kebahagiaan tanpa kehadiran orang ketiga dalam Rumah tanggaku.Setelah beberapa tahun berlalu kami menjalani dengan penuh kebahagiaan dan keharmonisan itu mengalami perubahan drastis dalam kehidupan dan karirnya.Tanpa sengaja aku mendapati kabar itu ketika aku arisan besar-besaran para sosialita di kota ini. Aku tergabung di sana karena mendapatkan undangan dari istri seorang direktur perusahaan minyak, sekaligus kebetulan mengenal istri gubernur. Mereka mereka mengundangku dan menjadikan aku sebagai anggota organisasi mereka di mana aku mengikuti banyak kegiatan dan arisan. "Kau kenal wanita bernama Airin yang dulu bekerja di perusahaan mertuamu?" Tanya Mbak Fika seorang pebisnis batubara."Namanya cukup familiar," jawabku mencoba untuk bersikap normal dan mengabaikan fakta bahwa orang yang sedang ditanyakan adalah mantan kekasih suamiku.""Aku mengagumi bagaimana kau menyikapi wanita itu saat dia masih bersam
Apa semuanya sudah selesai dengan kepergian wanita itu? Aku rasa iya, meski ada masalah lain yang akan kuhadapi tapi tidak akan seberat aku menghadapi orang ketiga dalam rumah tangga. Kuncinya hanya satu jika ingin jadi pemenang pada suami yang suka berselingkuh, lebih banyak bersabar, lebih banyak mengendalikan emosi, tenang dan pertahankan apa yang kita miliki. Niscaya suatu hari suami akan kembali ke rumahnya dan pulang ke pelukan istri dan anak-anaknya.Aku percaya Tuhan sudah berada di pihakku dengan cara membiarkan wanita itu menyerah, lalu pergi dengan membawa amarah dan kekecewaannya.Aku yakin, episode panjang perselingkuhan selama 12 tahun sudah selesai. Ya, berakhir sampai di sini.Kurebahkan tubuhku di tempat tidur lalu kuselimuti diriku sendiri dan suami. Awak dingin dari penyejuk ruangan membuatku harus dekat-dekat dengannya dan dia pun mengembalikan badan untuk memberi tanggapan pada pelukanku."Apa semua konflik ini sudah selesai sekarang?""Aku rasa iya.""Syukurla
Keesokan hari.Setelah jam istirahat kantor aku dan Mas Revan menyebabkan waktu untuk pergi ke kantor di mana Ailin bekerja sebagai manajer utama. Sebenarnya perusahaan itu berbasis di Singapura, tapi karena mereka punya kantor cabang di Indonesia, maka wanita itu ditugaskan juga untuk mencari relasi bisnis dan proyek terbaru. "Kau yakin kita akan bertemu dengannya.""Untuk terakhir kalinya."Aku dan suamiku memasuki lobby utama kemudian pergi ke meja resepsionis dan bertanya di manakah ruangan Manager utama."Apa ibu Ailin ada di sini.""Maaf Bu, Ibu manajer kami tidak ada hari ini. Apa beliau tidak memberitahu Anda sebelum Anda membuat jadwal temu dengannya.""Kami datang tanpa ada jadwal temu.""Beliau ada penerbangan 1 jam lagi ke Singapura jadi mungkin anda tidak bisa bertemu dengannya hari ini.""Apa dia memutuskan kembali ke Singapura?""Ya, tugasnya sudah digantikan oleh manajer baru jadi beliau akan kembali ke kantor pusat.""Oh, baiklah."Kupandangi suamiku yang terlihat m
Menjelang pukul 03.00 sore putuskan untuk langsung saja pulang ke rumah, kukendarai mobilku lalu 10 menit kemudian aku tiba di rumah.Ku masukkan mobil ke garasi kemudian mematikan mesin lalu keluar dari sana dan pergi ke pintu utama. Di ruang keluargaku dapati Suamiku sedang berbaring dan dia masih mengenakan baju setelan jasnya."Apa kau baru tiba?""Dari tadi.""Kenapa tidak ganti baju?""Aku masih lelah... Pusing.""Oh, apa kau sudah makan?""Belum.""Tunggulah sebentar aku akan siapkan makanan."Aku bergegas pergi ke kamar utama untuk ganti baju kemudian cuci tangan dan mukaku lalu turun ke dapur untuk menyiapkan makanan.Saat aku kembali ke dapur lelaki itu bangkit dari posisi berbaring dan menetap diriku dengan tatapan lekat dari kursi tempat duduknya."Ada apa?""Tidak ada sayang, aku hanya ....""Ada apa?""Aku hanya merasa bersalah Dan teringat kembali atas peristiwa yang bertahun-tahun pernah kulakukan pada dirimu.""Sudahlah, jangan buka-buka lama yang akan membuat kita me