Share

21. Hilangnya Mas Juna

Penulis: Shinta wira
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-16 10:15:51

Sepagian ini aku merasakan ngilu di pangkal pahaku, perutku pun sesekali terasa sakit. Sepertinya aku kelelahan juga terlalu banyak pikiran. Mungkin bayi di perutku menuntut haknya untuk beristirahat sejenak.

Selepas Mas Juna berangkat, aku merebahkan diri di kamar. Tak lupa memberi kabar kepada seluruh staff bahwa hari ini aku tak akan datang. Jika ada hal penting bisa dialihkan kepada Andin.

Saat mencoba terlelap, aku merasakan sakit yang teramat sakit di perutku. Bergegas ku telpon Mas Juna, namun tak kunjung diangkat, mungkin sedang mengendarai motornya.

Lalu aku menghubungi Bapak mertuaku mengingat jarak rumah kami yang cukup dekat dibanding hatus menghubungi Bapak dan kak Dini. Beruntung langsung dijawabnya. Ia menginstruksikan aku agar tenang, Ia akan segera datang. Selagi menunggu mertuaku, aku pun memesan taksi online agar segera datang dan bisa membawaku ke rumah sakit.

Terdengar suara ketukan dan salam Bapak dan Ibu mertuaku datang menghampiri. Mereka menanyakan kondisiku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   22. Kembali Pulang

    Akhirnya aku bisa berkumpul juga dengan bayiku. Hal yang paling aku nanti-nantikan setelah kemarin aku pulang kerumah sendirian, karena bayiku masih harus mendapat perawatan di NICU. Tapi alhamdulillah tepat seminggu setelah ia dilahirkan, kini aku bisa bersama dengannya.Bapak mengurus segala administrasi kepulangan bayiku. Walau biaya yang harus dikeluarkan cukup besar, namun sebanding dengan kebahagiaan saat bisa menggendongnya secara langsung.Alhamdulillah juga, aku diberi kelancaran rejeki oleh Allah dari bisnis yang tengah aku jalani. Sehingga hal ini tak lagi memberatkanku.Aku pulang dengan ditemani Bapak dan Bi Susi, beliau adalah salah satu kerabatku juga. Bapak memintanya untuk menemaniku mengurus bayi. Karena Bapak tahu aku tak akan sanggup jika sendirian.Sebenarnya Bapak juga memintaku untuk tinggal bersamanya dan Kak Dini saja. Namun aku menolaknya. Karena ada yang harus aku selsaikan dulu dengan Mas Juna dan keluarganya. Lagi pula, kak Dini juga sama sedang kerepotan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   23. Pembicaraan Serius

    Keesokan harinya, aku meminta Mas Juna untuk tak berangkat lagi ke mana-mana. Karena ada yang akan aku katakan padanya.Semua rutinitas di pagi hari sudah selesai. Bayiku pun kini sudah mandi dan kembali terlelap. Aku pun menitipkannyanya pada Bi Susi dan menyiapkan ASI perah untuknya barangkali dia terbangun sedang urusanku belum selsai.Mas juna tengah menungguku di ruang tamu, kulihat ia duduk tegang. Seperti pesakitan yang sedang menunggu giliran untuk dieksekusi.Aku pun menghampirinya, duduk tepat di hadapannya agar aku bisa melihat segala ekspresinya. Aku tak mau lagi di bohongi."Mas ...," panggilku, memastikan bahwa ia sudah menyadari kehadiranku."Iya,Dek ...," jawabnya. Ia tak berani menatap mataku sama sekali. Baguslah jika ia merasa bersalah."Dari mana saja, Mas?" tanyaku langsung, to the point."Maaf, Dek, maafkan aku!" Bukannya menjawab pertanyaanku ia malah meminta maaf. Rupanya bisa juga ia semerasa bersalah itu?"Aku bertanya kamu dari mana saja, Mas?" ulangku lagi

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   24. Semuanya Telah Terbuka

    *Flashback on.Semua sudah jelas kini. Bukti yang kumiliki sudah cukup untuk menggugat cerai Mas Juna.Tak memberi Nafkah dan perselingkuhan. Itu yang akan menjadi alasanku untuk menggugatnya.Pada saat di rumah sakit kemarin, setelah selesai operasi aku mendapat pesan dari detektif sewaanku.Sebuah percakapan antara suamiku dan wanita itu.08132xx [Mas, aku kehabisan uang, Geo dan Gia minta susu terus, sedangkan persediaan di rumah sudah habis.]08576xxx [Nanti kutransfer.]08576xxx [Aku sudah mengirimkan uangnya!]08132xxx [Mas, maaf, bisa tolong ke rumah? Aku kelelahan hari ini. Gani seharian rewel, Gio dan Gia pun tak bisa berhenti mengacak-acak rumah.]08576xxx [Baiklah, nanti aku akan mampir sebentar.]08132xxx [Gia panas, dia tak mau makan sama sekali. Tidurnya pun tak nyenyak]08576xxx [Besok kita bawa Gia ke rumah sakit.]08132xxx [Mas, jadi bawa Gia ke rumah sakit? Gia panasnya semakin tinggi. Aku khawatir Mas.]08132xxx [Mas, kapan akan datang? Gia menggigil dan mengigau teru

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   25. Kecewa

    "Ismi ... dia hanya sebatang kara di sini. Ia pernah berniat bunuh diri, karena tidak kuat menjalani kehidupan setelah suaminya meninggal. Dan aku berjanji akan menjaga dirinya dan anak-anaknya sebagai bentuk tanggung jawabku." lanjut Mas Juna lagi."Aku juga mencoba mencari pekerjaan lagi. Namun memang tak semudah itu. Apalagi aku dipecat secara tak terhormat sebelumnya yang mungkin menyebabkan semakin sulit untukku mendapat pekerjaan.""Makanya aku memilih mengojeg. Semua penghasilanku untuk membiayai Ismi dan anak-anaknya karena Ismi tak mungkin bekerja sedang ia harus menjaga tiga anaknya," terangnya lagi.Sungguh ..., aku tak bisa berkata apa-apa lagi saat mendengar semua yang Mas Juna tuturkan. Rasanya tak percaya akan semua yang dikatakannya. Rasanya tak masuk akal.Lalu aku mencoba mengingat tentang kejadian yang ia maksud, jika benar apa yang dikatakannya, kapan kiranya itu terjadi.Apa sebulan sebelum ia dipecat itu kejadiannya? Ketika kudapati Ia begitu kusut, dan tidur m

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   26 POV Arjuna

    POV Arjuna.Pagi itu karena sedikit terlambat, aku menambah kecepatan motor agar dapat sampai tepat waktu ke bank tempatku bekerja. Pekerjaanku sebagai teller tidak menolerir keterlambatan sedikit pun. Aku harus sudah sampai di kantor maksimal 30 menit sebelum jam operasional bank buka untuk mempersiapkan semuanya terlebih dahulu.Kulajukan motorku dengan kencang, membelah jalanan yang entah kenapa sedikit lebih ramai hari itu. Hingga saat aku berada di sebuah persimpangan jalan, tiba-tiba saja aku kehilangan kendali, tak dapat kuhentikan motor ini saat lampu merah menyala. Lalu di simpang jalan kulihat ada sebuah motor lain yang melaju dari arah berlawanan hingga tabarakan pun tak dapat dihindari. Tabrakan itu adalah tabrakan yang biasa aaja sebenarnya, tidak terlalu keras sekali, bahkan aku pun masih bisa menahan diri hingga tak terpental jatuh dari motor. Hanya saja, motor yang menabrakku itu jatuh dan terpental jauh sekali. Bahkan pengemudinya sampai menabrak trotoar dan juga ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   27. POV Arjuna

    Jujur aku trauma sebenarnya atas semua yang terjadi padaku. Rasanya berat sekali keluar rumah untuk bekerja. Aku takut hal-hal buruk akan terjadi lagi. Aku terlalu takut bertemu orang-orang, seolah mereka akan memaki lalu mengataiku pembunuh dan pencuri.Sungguh kadang aku berpikir, alangkah lebih baiknya jikalau aku di penjara saja kala itu. Karena aku sudah menjadi seorang pembunuh dan pencuri. Tapi sayangnya semua telah terlambat. Bapak pun memutuskan menjual mobil kesayangannya. Aku merasa senang karena tak perlu pusing lagi memikirkannya.Sekarang aku hanya ingin beristirahat menikmati kembali hidup. Toh Aruni masih punya tabungan untuk kami bertahan hidup.Saat uang tabungan menipis Aruni memilih bekerja, agar kami bisa bertahan hidup. Syukurlah, aku memang tak salah pilih istri. Ia istri yang kuat dan hebat. Ia dengan suka rela bekerja membantu kesusahan suaminya.Biarlah suamimu ini menikmati masa-masa terbebas dari beban setelah semua yang terjadi secara bertubi-tubi.Sudah d

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   28. POV Arjuna

    Aruni hamil, aku begitu bahagia akan hal itu. Kami sudah menunggu selama 16 bulan. Aruni pun sampai dibilang mandul oleh Ibuku dan kakak-kakakku, sampai-sampai aku sempat terpengaruh berpikir Aruni mandul juga.Tapi kehamilan Aruni mematahkan semuanya.Ia menangis semalaman. Pastinya menangis bahagia. Seperti aku yang sangat berbahagia hingga tak dapat kuungkapkan dengan kata-kata.Aku langsung memberi tahu semua keluarga terkait kehamilan Aruni. Aku ingin mengatakan kepada semua orang bahwa istriku tidak mandul.Ibu pun sama senangnya denganku. Kini Ia akan mendapat seorang cucu dari anak lelaki kesayangannya.Ibu datang dan membawa makanan bergizi untuk Aruni. Ibu pun memasakan kami sarapan, karena Aruni tak bisa memasak pagi itu.Ah ..., semua begitu terasa indah, Aruni hamil dan Ibu jadi begitu sayang terhadap Aruni. Padahal selama ini Ibu selalu memandang rendah Aruni. Ia selalu berpikir jika aku salah memilih istri, karena Aruni pendidikan dan ekonominya tidak selevel denganku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   29. Kepergok Kak Bulan

    Setelah memastikan Mas Juna akan segera pergi. Aku segera berlalu meninggalkan calon mantan suamiku itu, dan menuju anakku yang sedang menangis.Kulihat dia disana menggeliat hebat. Menangis dengan kencang, mengeluarkan semua tenaganya.Langsung kususi bayi yang baru berusia beberapa hari itu, dan ia pun seketika berhenti menangis kemudian tertidur."Dia gak mau pake ASI perah Runi." Terang Bi Susi,Ia nampak merasa bersalah, mugkin karena khawatir urusanku belum selsai dengan Mas Juna, dan tangis anakku telah mengganggunya."Iya Bi, gak apa-apa kok, dia mungkin memang ingin sama mamanya." Jawabku menenangkannya, "lagian urusan Runi udah selsai kok!" Lanjutku lagi."Udah selsai? Terus gimana sama suami mu itu? Kenapa dia pergi begitu saja kemarin ketika kamu melahirkan?" Bi Susi nampak sangat penasaran."Dia pergi, mencari uang untuk biaya operasi katanya. Haha... "Kataku entah kenapa tiba-tiba merasa lucu karena mengingat apa yang telah diperbuat padaku."Memang kalian tidak ada bia

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17

Bab terbaru

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   97. Epilog 2

    Setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Dio diperbolehkan pulang. Tapi dengan catatan ia masih harus beristirahat dan tidak boleh banyak beraktivitas.Ayah dan Ibunya Dio telah menunggu kepulangan kami di rumah. Mereka sengaja menunggu Dio benar-benar pulih dulu baru datang ke Indonesia untuk menjenguk anaknya yang pernah hampir kehilangan nyawa itu.Saat pertama bertemu, Ayah dan Ibu seketika menghambur memeluk Dio juga aku diiringi dengan tangisan. Mereka begitu bersyukur karena kami masih diberi keselamatan dan umur yang panjang."Erlang itu memang keterlaluan! Sudah kubilang berkali-kali, membalas dendam hanya akan membuat kehancuran saja. Dan sekarang dia menanggung semuanya, kan?" ujar Ibunya Dio yang juga dengan penuh penyesalan. Ibunya Dio adalah adik dari Om Erlang yang juga merupakan kakak langsung dari Tante Astri. Menurut Ibu, ia juga begitu terluka akan kepergian adiknya. Bahkan Ibu sampai harus mengkonsumsi obat penenang selama satu tahun karena belum bisa mene

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   96. Epilog 1

    "Bagaimana kabar Dio?" tanyaku entah untuk yang ke berapa kalinya pada Fania sepupu Dio yang sedang menemaniku di rumah sakit.Sudah dua hari ini aku dan Dio mendapatkan perawatan setelah kejadian penyanderaan malam itu. Beruntung aku hanya kelelahan dan dehidrasi saja. Juga mendapatkan perawatan atas luka bakar yang diberikan Om Erlang di pahaku. Sedangkan Dio pagi tadi harus menjalani opersi besar karena livernya terluka akibat serangan yang ia terima saat menolongku."Dio masih belum sadar, tapi kata dokter kondisinya sudah stabil sekarang." Kabar dari Fania cukup membuat aku lega, sungguh yang aku takutkan saat ini adalah kehilangan Dio setelah semua yang terjadi pada kami."Tenang, Dio pasti akan baik-baik saja. Operasinya sudah berhasil. Dan Dio pasti akan pulih dengan cepat, Aruni." Sepertinya Fania melihat kegelisahanku. Sambil menggenggam tanganku, wanita yang memang selalu ceria di setiap suasana itu berusaha menenangkanku."Terima kasih, Fania. Terima kasih atas semua dukun

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   95. Mata dibayar Mata

    "Kamu tahu Aruni, sekian tahun aku memikirkan bagaimana cara terbaik untuk membalaskan dendamku ini. Sekian lama aku mencari siapa orang yang disayangi oleh Satyo, hingga akhirnya aku tahu tentangmu. Keponakan Satyo yang baru saja berkembang. Yang dijaga dan selalu diawasi Satyo. Aku mencari tahu tentangmu. Mencari cara bagaimana bisa mendekatimu. Sampai aku harus mendatangi mantan suamimu. Tapi semuanya nihil tidak berhasil!" lanjut Om Erlang lagi dengan menggebu-gebu. "Tapi ternyata takdir baik berpihak padaku. Tiba-tiba saja kudengar kamu menikah dengan Dio, keponakanku sendiri. Kamu seolah datang dan menyerahkan dirimu sendiri ke tanganku Aruni," Om Erlang kini membelai rambutku dengan lembut. Tapi seketika menimbulkan perasaan takut yang amat sangat pada diriku."Terima kasih Aruni! Terima kasih karena kau telah datang sendiri padaku!" ucap Om Erlang lagi dengan amat puas.Saat ini aku hanya bisa menangis. Puluhan rasa menjadi satu. Takut, bingung, sedih, marah kecewa semuanya k

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   94. Rencana Rahasia

    Entah sudah berapa jam aku menunggu di dalam ruangan gelap dan pengap ini. Galang meninggalkanku begitu saja setelah ia mendapat telepon yang entah dari siapa tadi saat matahari masih cukup terang hingga kini sudah gelap gulita.Badanku kini terasa makin lemah aku teringat sejak pagi tadi belum mengkonsumsi apa pun karena memang tak nafsu. Belum lagi aku juga terus berusaha untuk melepaskan ikatan di badanku meski sama sekali tak ada perubahan apa pun.Sungguh rasanya aku hampir putus asa, sepertinya sebentar lagi aku akan menghadapi ajal dengan cara yang mengenaskan begini.Saat sedang meratapi nasib, tiba-tiba terdengar sebuah mobil mendekat. Aku terus berusaha untuk tetap waspada. Entah kali ini apa yang akan terjadi padaku.Tak lama pintu pun terbuka, kulihat Om Erlang yang kupastikan otak dari semua ini datang menghampiri.Dengan begitu tenang, seolah tak terjadi apa pun, lelaki itu tersenyum manis padaku. "Aruni ... bagaimana rasanya berada di sini dengan keadaan terikat begini

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   93. Menyendiri

    Sepulang dari pemakaman aku meminta waktu untuk beristirahat tanpa ingin diganggu siapa pun. Aku bahkan sudah meminta cuti untuk dua hari ke depan dari kantor karena rasanya saat ini aku tak bisa berpikir dengan baik.Dio menatapku penuh khawatir karena aku begitu murung dan lesu."Apa kamu sakit, Aruni? Kamu begitu lesu sejak kita pulang dari pemakaman tadi." Lelaki itu memegang keningku. Membandingkan suhu tubuhku dengannya. "Kamu gak demam, sepertinya kamu hanya kelelahan, Sayang! Kalau begitu istirahat, ya! Jangan terlalu banyak pikiran!" Dio mengusap kepalaku dan mengecupnya lembut. Lalu dengan penuh hati-hati lelaki yang belum setengah tahun menjadi suamiku itu menutupi tubuhku dengan selimut. Memastikan aku beristirahat dengan nyaman di kasur. Tak lama ia pun pamit pergi untuk kembali bekerja dan membiarkanku sendirian seperti yang aku minta sebelumnya.Dio memang baik, tapi bagiku saat ini kebaikannya hanya topeng untuk menutupi sesuatu yang besar yang sudah ia rencanakan yan

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   92. Merasa Bersalah

    "Aruni ..." Suara Galang yang menyebut namaku menggoyahkan pertahananku. Entah mengapa dia bisa terlihat begitu mengintimidasi. Padahal aku tidak mengenalnya sama sekali. Jantungku makin berdebar kencang. Bahkan kurasa kakiku pun melemah saking ketakutannya. Sebisa mungkin aku menguatkan diri untuk menghadapi Galang, anak dari Om Erlang itu. Meski takut, aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan kepadaku.Namun, tiba-tiba saja sebuah tangan memegang pundak belakangku, membuatku refleks melihat siapa itu. Ternyata Dio kini sudah ada tepat disampingku. Sebuah rasa lega seketika memenuhi jantungku. Aku sangat bersyukur Dio datang di saat yang tepat."Ayo, kita pulang. Aku sudah pamit pada Om Erlang dan lainnya tadi!" ucap Dio dengan amat tegas sambil menatap tajam Galang yang kini berdiri angkuh di hadapan kami dengan senyuman yang sekan merendahkan.Tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Galang, Dio menarik lenganku dan dengan cepat membawaku pergi meninggalkan lelaki demgan t

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   91. Keluarga Airlangga

    "Halo Aruni, perkenalkan saya Erlangga Putra Airlangga!" Suara bariton Om Erlang cukup membuatku terkesima saat pertama mendengarnya. Postur tubuhnya yang besar dan kekar sangat menampakkan sifat dominannya. Sekali lihat siapapun akan tahu bahwa dia adalah orang yang penuh kuasa.Om Erlang secara khusus menyambut kedatanganku dengan Dio. Ia menyunggingkan senyum yang tampak ramah saat menatapku. Meski jujur saja, senyumnya itu terlihat aneh terlukis di wajah sangarnya."Halo, Om... perkenalkan saya Aruni!" ucapku perlahan setelah Dio memberi isyarat agar aku membalas jabatan tangan dari Om Erlang."Kamu cantik sekali, Aruni!" puji Om Erlang yang masih tampak tersenyum menatapku."Terima kasih, Om!" Aku membalasnya dengan sebuah senyuman. Tapi entah mengapa aku merasa bahwa ucapannya bukanlah sebuah pujian."Maaf, ya, karena kami baru bisa menyambutmu menjadi keluarga sekarang, Aruni! Lagi pula Dio juga nih, menikah tanpa memberitahukan keluarga besar. Padahal kan seharusnya kamu mengu

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   90. Ingkar Janji

    "Sebenarnya acara apa itu, Dio?" tanyaku pada lelaki yang baru saja sampai dari tempat kerjanya saat ia juga ternyata menyampaikan undangan yang sama dari Om Erlang pada kami berdua.Aku benar-benar merasa curiga dengan undangan ini. Bukankah kemarin mereka masih mengibarkan bendera perang padaku, menuntut agar aku untuk meminta maaf atas kesalahan anaknya itu."Undangan biasa, kok, Sayang! Keluargaku kan memang suka mengadakan acara seperti ini. Sekalian katanya mereka ingin kenal denganmu!" terang Dio."Kamu yakin, Dio? Bukannya mereka kemarin masih menyindir-nyindir aku untuk meminta maaf pada Galuh, sekarang malah Galuh sendiri yang datang menemuiku untuk datang ke rumahnya. Seakan tak ada yang terjadi antara aku dan dia.""Mmmh... ya... pada dasarnya memang ini acara yang sering keluargaku adakan. Tapi.. acara besok memang sangat dadakan sekali. Bahkan semuanya baru dikabarkan sore tadi." Kini raut wajah Dio berubah serius. Ia pun mengernyitkan keningnya seakan berpikir keras."S

  • Aku Tak Ingin Suamiku Tahu Aku Kaya   89. Undangan Makan Malam

    "Bagaimana kondisi Arjuna? Apa saja yang kamu bicarakan dengannya tadi, Sayang?" tanya Dio yang kini sedang fokus dibelakang kemudinya. Setelah mendengar apa yang dibicarakan Mas Juna tadi, aku tak banyak bicara. Kepalaku sakit bukan main. Rasanya terlalu banyak yang harus aku pikirkan. Rahasia Dio dan sepupunya Galuh, masalah dengan keluarga Galuh, tekanan dari Ibunya Mas Juna yang masih menyalahkanku atas kondisi anaknya saat ini, lalu kini ditambah lagi tentang apa yang dikatakan Mas Juna tentang Om Satyo dan lelaki bernama Hendro itu. Arghh.. semuanya benar-benar memusingkan.Aku tak segera menjawab pertanyaan Dio, rasanya malas untuk membuka mulut ini dan mengatakan sesuatu. Tiba-tiba saja pikiranku tersentak saat Dio menggenggam tanganku dengan sebelah tangannya, sementara sebelahnya lagi menggenggam setir. "Are you okay, Honey? Dari tadi kamu ngelamun. Mikirin apa, sih?" tanya Dio sambil sesekali menatapku penuh khawatir."I'm okey, Dio! Sorry, aku lagi ga enak badan kayakn

DMCA.com Protection Status