Share

23. Pembicaraan Serius

Keesokan harinya, aku meminta Mas Juna untuk tak berangkat lagi ke mana-mana. Karena ada yang akan aku katakan padanya.

Semua rutinitas di pagi hari sudah selesai. Bayiku pun kini sudah mandi dan kembali terlelap. Aku pun menitipkannyanya pada Bi Susi dan menyiapkan ASI perah untuknya barangkali dia terbangun sedang urusanku belum selsai.

Mas juna tengah menungguku di ruang tamu, kulihat ia duduk tegang. Seperti pesakitan yang sedang menunggu giliran untuk dieksekusi.

Aku pun menghampirinya, duduk tepat di hadapannya agar aku bisa melihat segala ekspresinya. Aku tak mau lagi di bohongi.

"Mas ...," panggilku, memastikan bahwa ia sudah menyadari kehadiranku.

"Iya,Dek ...," jawabnya. Ia tak berani menatap mataku sama sekali. Baguslah jika ia merasa bersalah.

"Dari mana saja, Mas?" tanyaku langsung, to the point.

"Maaf, Dek, maafkan aku!" Bukannya menjawab pertanyaanku ia malah meminta maaf.

Rupanya bisa juga ia semerasa bersalah itu?

"Aku bertanya kamu dari mana saja, Mas?" ulangku lagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
jujur aje ....jng serakah dan dholim sm istri dan anak.bikin nya doang getol ...nafkahin nya ogah .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status