Share

16. Butuh Tanggung Jawab

Aku terbaring lemah di kasur. Mas Juna mengangkatku dari kamar mandi dan menggantikanku baju, kemudian ia juga membaringkan dan menyelimuti agar tubuhku hangat.

Mas Juna juga menyiapkan teh hangat di samping tempat tidur, tadi ia telah memaksaku untuk meminumnya, walau telah kutolak.

Dan ternyata memang enak sekali teh hangat setelah lelah menangis.

****

Pagi ini aku masih meringkuk di kamar. Setelah menunaikan sholat subuh, rasanya berat sekali untuk berkativitas. Kupegangi perutku yang masih rata. Rasanya tak percaya kini ada sebuah janin di perutku.

"Aruni ... Aruni ...." Terdengar suara Ibu Mertuaku datang. Aku mencoba bangkit untuk menyambutnya, tapi terasa terlalu berat diri ini bangkit. Biarlah toh ada Mas Juna.

"Kamu hamil Aruni, ah ... syukurlah .. akhirnya Juna akan mempunyai keturunan juga." Ibu menghampiriku, perlahan duduk di samping kasur. Ia pun erlahan memijit kakiku.

Jelas Ibu juga terlihat bahagia akan berita kehamilanku.

Sepertinya hanya aku yang bersedih setelah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status