Share

Bab 134

Bel berdentang nyaring, waktu menunjukkan murid-murid sudah harus masuk ke dalam kelas. Kantin sekolah pun sudah terlihat sepi. Nisa dan Emran duduk di salah satu bangku di kantin sekolah.

"Nggak ada rencana ngajar lagi?" tanya Emran, menatap Nisa.

"Belum kayanya, Pak," jawab Nisa, menyungginggkan senyum.

"Padahal sekolah lagi butuh tenaga pengajar," ujar Emran lagi. Mengambil cangkir kopi menyesap perlahan.

"Nisa butuh izin dari paduka raja, Pak." Nisa terkekeh.

Emran tertawa sumbang, "Damar memperlakukan Dek Nisa baik, Kan?" tanya Emran menelisik wajah Nisa.

"Baik, Pak, Mas Damar 'Kan teman saya dari kecil."

Hhmmm ... Emran menganggukkan kepala. Menatap Nisa sendu, entah kenapa dia begitu tertarik pada wanita bersuami ini. Padahal Bagus sudah memperingati jangan ganggu milik Damar. Dan entah mengapa setiap milik Damar kenapa Emran begitu tertarik.

Sesaat pikiran Emran berkelana ke masa lalu, Damar memang tipe lelaki bersahaja, dia tidak pernah tebar pesona atau cari perhatian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status