Share

Tremor

“Orang yang telah apa, Dokter?”

“Emm .... sudahlah. Kamu istirahat saja. Nanti kalau keadaan kamu sudah mulai membaik, saya akan menceritakan semuanya bersama Dilan. Sekarang kamu rileks ya. Nanti sore kita pulang ke rumah. Humaira sudah nanyain kamu terus. Katanya dia ada hadiah buat kamu.”

“Iya, Dok. Terima kasih. Maaf sudah merepotkan.”

“Saya tidak pernah merasa direpotkan oleh kamu. Dilan itu sudah saya anggap seperti putra saya sendiri. Makanya saya tidak keberatan saat dia meminta tolong untuk membantu mengobati kamu, dan meminta saya untuk mencarikan tempat tinggal sementara buat kamu. Eh, malahan sekarang anak-anak saya seneng ada kamu tinggal di rumah. Kata mereka, berasa ada almarhumah maminya.”

Lagi, senyum tipis menghiasi bibir dokter beranak dua tersebut.

Aku ingat betul ketika pertama kali menginjakkan kaki di rumah Dokter Ibrahim. Kedua putrinya yang sudah menginjak dewasa mengira kalau aku ini istri barunya Dokter.

“Ini mami baru buat kita, Dad?” tanya Humairah—putri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mardalian Liani
okay cerita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status