Share

Pertempuran Hati 2

“Iya, Sayang. Ada apa?” sapaku seraya membayangkan wajah cantik Kanaya yang sedang tersenyum ketika berbicara.

“Emm ... enggak, Dil. Aku mau minta tolong tapi ngomongnya nggak enak sama kamu.”

“Ada apa? Bicara saja, Nay.”

“Kamu hari ini off ya?”

“Iya. Memangnya kenapa?”

“Hari ini jadwalnya aku kontrol kandungan, Dil.”

“Terus?” Aku sengaja meledeknya, sebab aku paham betul sifat Kanaya yang suka tidak enak hati jika ingin meminta tolong.

“Emm ... enggak deh, nggak jadi. Ya sudah, Dil. Aku mau sarapan dulu. Kamu jangan lupa sarapan juga.”

Aku terkekeh. Dasar Kanaya. Tinggal bilang minta diantar saja susah sekali.

“Iya. Tunggu aku di situ. Aku mandi dulu, habis itu aku antar kamu ke dokter kandungan.”

“Terima kasih, Dil.”

“Sama-sama.”

Dia menutup sambungan telepon dan aku tersenyum bahagia karena pagi-pagi sudah mendengar indahnya suara wanita yang teram
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status