Wanita yang datang mengambil obat adalah Reani, Reani mengenakan kemeja putih dengan celana jeans biru ketat dan sepatu kasual hari ini yang terlihat berbeda dengan pakaian ketat sebelumnya. Gaya pakaian yang sederhana ini memberinya kesan seperti seorang anak tetangga yang terlihat murni. Selain itu, Reani juga memiliki tampang yang cantik, kedua hal ini berpadu dengan sangat sempurna di dalam diri Reani yang membuat Doni sedikit tertegun saat melihatnya.Reani juga merasa terkejut saat melihat Doni, Doni seharusnya sudah lama meninggal dan bahkan sudah dikremasi di dalam benak Reani. Tapi, tidak disangka Doni masih berdiri di hadapannya, tidak disangka telapak tangan beracunnya tidak memengaruhi orang ini!Mereka berdua saling bertatapan selama beberapa saat, lalu Doni tersenyum terlebih dahulu, "Halo, kebetulan sekali. Nggak disangka aku bisa bertemu denganmu di sini."Raut wajah Reani sangat dingin, tidak disangka bajingan ini masih hidup, dia harus membunuhnya sekali lagi!Meski k
"Aku sudah tahu ada yang salah denganmu!"Doni mendengus dengan dingin sambil menurunkan punggungnya ke belakang dan berhasil menghindari serangan yang fatal itu, pada saat yang sama Doni mengerahkan tenaga pada tangan yang sedang memegang botol air.Bang!Tekanan dari kekuatan yang besar membuat tutup botol terlepas seperti sebuah peluru yang langsung mengenai wajah Reani.Reani segera memiringkan kepalanya untuk menghindari tutup botol itu.Semua air minum membasahi tubuh Reani meski dia berhasil menghindari tutup botol. Air minum yang sedingin es membasahi tubuh Reani yang membuatnya tidak bisa menahan diri untuk menggigil.Doni tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa, "Huh, sungguh menggoda! Pakaian dalammu bahkan berwarna pink!"Reani menunduk dan melihat kemeja putih yang basah dan menempel di tubuhnya seperti tidak mengenakan pakaian apa pun, bahkan pakaian dalamnya yang berwarna pink juga terlihat sangat jelas. Reani merasa malu dan kesal, kemudian kembali mengarahkan belati k
Pertahanan Reani runtuh karena merasa sangat frustrasi dan terhina, dia bahkan menangis dengan keras."Aku mohon padamu tolong jangan pukul aku lagi! Jangan pukul aku lagi ... huhuhu ... huhuhu ... bunuh aku saja! Jangan pukul aku lagi ... huhuhu ... huhuhu ...."Pria lain di Kota Timung lebih bersedia bunuh diri dan tidak ingin memercayai hal ini jika melihat Reani yang sedang menangis.Reani yang sangat kejam tidak disangka malah menangis seperti seorang gadis kecil yang permennya telah direbut oleh orang lain.Doni merasa bangga, ucapan guru sangat benar, setiap wanita takut dipukul seperti ini!Doni turun dari tubuh Reani seperti seorang jenderal yang mendapatkan kemenangan, lalu mengambil kertas dan pena untuk menuliskan sebuah resep, kemudian memberikan resep itu pada Reani."Makan obat sesuai dengan resep ini, aku akan memeriksa kondisimu lagi di tempat ini pada minggu depan.""Selain itu, jangan berpikir untuk membunuhku.""Karena kamu nggak pantas!"Doni langsung berjalan kelu
"Kamu akan pincang di masa tua kalau pergelangan kakimu nggak disembuhkan!" ujar Doni dengan ekspresi serius."Ah? Benarkah?""Aku bisa berbohong pada siapa pun, tapi aku nggak boleh membohongi istriku sendiri!" Doni mengerahkan kekuatannya, dia memijat kaki Helen seperti sedang memetik senar.Helen menggertakkan gigi dan menahan rasa sakit, pergelangan kakinya terasa sangat rileks di tengah rasa sakit ini.Doni dengan enggan melepaskan tangannya setelah belasan menit berlalu, "Kamu sudah bisa berendam karena suhu obatnya sudah pas."Helen memasukkan kakinya yang seputih salju ke dalam air obat berwarna hitam dan hampir mengerang nyaman saat aliran hawa yang panas menembus kulitnya."Terima kasih! Aku merasa pergelangan kakiku sudah lebih membaik."Doni melambaikan tangannya, "Sama-sama. Kamu bisa cari aku kalau sakit kepala, kepala pusing, susah tidur dan lain-lain, ini adalah gunanya punya dokter di rumah!""Hm ...." Helen mengangguk tanpa mengucapkan apa pun. Meski Helen tidak menga
Kepala Helen terasa pusing saat mendengar jawaban Doni, dia telah mengetahui bahwa Doni sama sekali tidak mengerti dengan aplikasi perkantoran modern. Maksud pekerjaan yang dia maksud pasti merupakan pekerjaan manual!Doni tidak bisa menahan diri untuk bertanya saat melihat Helen sedang memijat pelipisnya, "Kenapa? Apakah kamu nggak tidur nyenyak semalam?"Helen melambaikan tangannya, "Kamu yang buat kepalaku terasa pusing, aku nggak tahu harus kasih posisi apa padamu. Menurutmu, apa yang bisa kamu lakukan?""Jadi pengawal saja.""Nggak salah?" Helen mengerutkan keningnya, "Nggak ada satu pun orang dari 10 eksekutif perusahaan teratas di Kota Timung yang punya pengawal, kamu mau jadi pengawalku? Bukankah malah akan ditertawai sama orang lain?""Bagaimana kalau petugas kebersihan?" tanya Doni.Terdapat ekspresi aneh di wajah Helen, "Apakah kamu serius?""Jadi petugas kebersihan nggak perlu pakai aplikasi perkantoran, 'kan?" Doni berkata sambil tersenyum, "Selain itu aku merasa mesin pen
Raut wajah Doni menjadi serius dan menempelkan kedua kakinya, "Dimengerti, istriku!"Raut wajah Helen langsung berubah, "Kenapa kamu masih memanggilku dengan panggilan seperti itu?"Doni berkata sambil tersenyum, "Uhuk, uhuk, Bo ... Bos!""Panggil aku Bu Helen!""Baik, baik, Bu Helen!" Helen melihat ada yang salah dengan ekspresi Doni dan tanpa sadar mengerutkan keningnya, "Kenapa lagi?"Doni berkata sambil tersenyum, "Bukan apa-apa, aku cuma merasa kamu terlihat sangat cantik saat mengenakan kemeja dan rok! Semua orang mengatakan bahwa kamu adalah Dewi Es tercantik di Kota Timung dan aku merasa itu kurang tepat! Jelas-jelas kamu adalah Dewi Es tercantik di negara ini!"Helen memijat pelipisnya, "Aku benar-benar sangat ingin menutup mulutmu!"Wanita adalah orang yang bersedia berdandan demi orang yang menghargai dan menyukai dirinya meski Helen berkata seperti ini. Ucapan ini terdengar begitu tulus saat diucapkan oleh Doni dan sama sekali berbeda jika diucapkan oleh para pria penggoda
"Oh?" Raut wajah Thalia mendingin, "Bagian mana yang menurut Pak Keno nggak cocok?"Keno sedikit merasa bersalah dan menghindari tatapan Thalia, "Dia sama sekali nggak mengikuti proses perekrutan dan aku juga nggak lihat CV-nya.""Wakil manajer termasuk jabatan eksekutif dan departemen personalia yang bertanggung jawab atas perekrutannya," ujar Thalia sambil mencibir. "Departemen personalia yang memutuskan apakah kami ingin merekrut orang sesuai prosedur atau perekrutan secara khusus."Keno mengerutkan keningnya, "Kekuasaan departemen personalia benar-benar sangat besar! Aku mau tahu apa hubungan antara Doni dengan Bu Thalia?"Thalia berkata sambil mendengus dengan dingin, "Aku nggak punya hubungan apa pun dengannya! Doni bersekolah di sekolah bela diri dan bisa bela diri! Setahuku, nggak ada satu pun dari kalian yang pernah belajar bela diri! Kalian adalah satpam, tapi sama sekali nggak bisa bela diri dan apa yang bisa kalian lindungi?""Kamu ...." Wajah Keno yang gemuk bergetar, "Tin
Doni berkata, "Tradisi ini sangat bagus! Seseorang baru memenuhi syarat untuk menduduki posisi manajemen setelah familier dengan setiap posisi."Keno mengutuk Doni sebagai orang bodoh di dalam hatinya, tapi dia berkata dengan sangat sopan, "Dulu aku mulai dari penjaga di depan pintu, aku rasa kamu juga harus mulai dari depan pintu karena kamu telah menjadi wakil manajer."Doni mengangguk dengan cepat, "Nggak masalah!"Keno diam-diam mengerutkan bibirnya, orang ini terlihat jelas tidak memiliki otak meski memiliki kemampuan seni bela diri.Doni mendapat satu set seragam petugas keamanan dan dibawa ke depan pintu oleh Keno.Terdapat seorang pria bertubuh besar bernama Jarson Limanta yang sedang berjaga di depan pintu dengan penampilan yang sederhana dan jujur. Dia segera berdiri dengan tegak saat melihat Keno, "Halo, Pak Keno!"Keno mengangguk dan berkata, "Serahkan penjagaan pintu depan pada Doni dan kamu pergi berpatroli."Jarson tertegun dan menatap Doni dengan ekspresi aneh, "Apakah