"Kamu akan pincang di masa tua kalau pergelangan kakimu nggak disembuhkan!" ujar Doni dengan ekspresi serius."Ah? Benarkah?""Aku bisa berbohong pada siapa pun, tapi aku nggak boleh membohongi istriku sendiri!" Doni mengerahkan kekuatannya, dia memijat kaki Helen seperti sedang memetik senar.Helen menggertakkan gigi dan menahan rasa sakit, pergelangan kakinya terasa sangat rileks di tengah rasa sakit ini.Doni dengan enggan melepaskan tangannya setelah belasan menit berlalu, "Kamu sudah bisa berendam karena suhu obatnya sudah pas."Helen memasukkan kakinya yang seputih salju ke dalam air obat berwarna hitam dan hampir mengerang nyaman saat aliran hawa yang panas menembus kulitnya."Terima kasih! Aku merasa pergelangan kakiku sudah lebih membaik."Doni melambaikan tangannya, "Sama-sama. Kamu bisa cari aku kalau sakit kepala, kepala pusing, susah tidur dan lain-lain, ini adalah gunanya punya dokter di rumah!""Hm ...." Helen mengangguk tanpa mengucapkan apa pun. Meski Helen tidak menga
Kepala Helen terasa pusing saat mendengar jawaban Doni, dia telah mengetahui bahwa Doni sama sekali tidak mengerti dengan aplikasi perkantoran modern. Maksud pekerjaan yang dia maksud pasti merupakan pekerjaan manual!Doni tidak bisa menahan diri untuk bertanya saat melihat Helen sedang memijat pelipisnya, "Kenapa? Apakah kamu nggak tidur nyenyak semalam?"Helen melambaikan tangannya, "Kamu yang buat kepalaku terasa pusing, aku nggak tahu harus kasih posisi apa padamu. Menurutmu, apa yang bisa kamu lakukan?""Jadi pengawal saja.""Nggak salah?" Helen mengerutkan keningnya, "Nggak ada satu pun orang dari 10 eksekutif perusahaan teratas di Kota Timung yang punya pengawal, kamu mau jadi pengawalku? Bukankah malah akan ditertawai sama orang lain?""Bagaimana kalau petugas kebersihan?" tanya Doni.Terdapat ekspresi aneh di wajah Helen, "Apakah kamu serius?""Jadi petugas kebersihan nggak perlu pakai aplikasi perkantoran, 'kan?" Doni berkata sambil tersenyum, "Selain itu aku merasa mesin pen
Raut wajah Doni menjadi serius dan menempelkan kedua kakinya, "Dimengerti, istriku!"Raut wajah Helen langsung berubah, "Kenapa kamu masih memanggilku dengan panggilan seperti itu?"Doni berkata sambil tersenyum, "Uhuk, uhuk, Bo ... Bos!""Panggil aku Bu Helen!""Baik, baik, Bu Helen!" Helen melihat ada yang salah dengan ekspresi Doni dan tanpa sadar mengerutkan keningnya, "Kenapa lagi?"Doni berkata sambil tersenyum, "Bukan apa-apa, aku cuma merasa kamu terlihat sangat cantik saat mengenakan kemeja dan rok! Semua orang mengatakan bahwa kamu adalah Dewi Es tercantik di Kota Timung dan aku merasa itu kurang tepat! Jelas-jelas kamu adalah Dewi Es tercantik di negara ini!"Helen memijat pelipisnya, "Aku benar-benar sangat ingin menutup mulutmu!"Wanita adalah orang yang bersedia berdandan demi orang yang menghargai dan menyukai dirinya meski Helen berkata seperti ini. Ucapan ini terdengar begitu tulus saat diucapkan oleh Doni dan sama sekali berbeda jika diucapkan oleh para pria penggoda
"Oh?" Raut wajah Thalia mendingin, "Bagian mana yang menurut Pak Keno nggak cocok?"Keno sedikit merasa bersalah dan menghindari tatapan Thalia, "Dia sama sekali nggak mengikuti proses perekrutan dan aku juga nggak lihat CV-nya.""Wakil manajer termasuk jabatan eksekutif dan departemen personalia yang bertanggung jawab atas perekrutannya," ujar Thalia sambil mencibir. "Departemen personalia yang memutuskan apakah kami ingin merekrut orang sesuai prosedur atau perekrutan secara khusus."Keno mengerutkan keningnya, "Kekuasaan departemen personalia benar-benar sangat besar! Aku mau tahu apa hubungan antara Doni dengan Bu Thalia?"Thalia berkata sambil mendengus dengan dingin, "Aku nggak punya hubungan apa pun dengannya! Doni bersekolah di sekolah bela diri dan bisa bela diri! Setahuku, nggak ada satu pun dari kalian yang pernah belajar bela diri! Kalian adalah satpam, tapi sama sekali nggak bisa bela diri dan apa yang bisa kalian lindungi?""Kamu ...." Wajah Keno yang gemuk bergetar, "Tin
Doni berkata, "Tradisi ini sangat bagus! Seseorang baru memenuhi syarat untuk menduduki posisi manajemen setelah familier dengan setiap posisi."Keno mengutuk Doni sebagai orang bodoh di dalam hatinya, tapi dia berkata dengan sangat sopan, "Dulu aku mulai dari penjaga di depan pintu, aku rasa kamu juga harus mulai dari depan pintu karena kamu telah menjadi wakil manajer."Doni mengangguk dengan cepat, "Nggak masalah!"Keno diam-diam mengerutkan bibirnya, orang ini terlihat jelas tidak memiliki otak meski memiliki kemampuan seni bela diri.Doni mendapat satu set seragam petugas keamanan dan dibawa ke depan pintu oleh Keno.Terdapat seorang pria bertubuh besar bernama Jarson Limanta yang sedang berjaga di depan pintu dengan penampilan yang sederhana dan jujur. Dia segera berdiri dengan tegak saat melihat Keno, "Halo, Pak Keno!"Keno mengangguk dan berkata, "Serahkan penjagaan pintu depan pada Doni dan kamu pergi berpatroli."Jarson tertegun dan menatap Doni dengan ekspresi aneh, "Apakah
Terdapat sebuah mobil BMW X5 berwarna merah yang diparkir di bawah pohon di seberang jalan, pintu mobil terbuka dan terdapat seorang wanita cantik yang sedang berdiri di samping pintu, wanita itu tidak lain adalah Cherry. Cherry mengenakan topi matahari, kemeja berwarna biru muda, rok hitam ketat dan sepasang sepatu hak tinggi yang membuatnya terlihat seperti seorang pramugari.Hari ini adalah hari Cherry akan mengajak Doni untuk makan bersama, tapi Cherry mendapat kabar dari Helen bahwa Doni bekerja di Grup Kusmoyo dan datang ke sini untuk menjemputnya.Cherry juga baru tiba saat Jarson datang, tapi terlihat jelas bahwa Cherry sama sekali tidak mengetahui bahwa orang yang sedang mengenakan seragam petugas keamanan di dalam halaman adalah orang yang ingin dia cari.Mobil BMW X5 jelas merupakan mobil mewah bagi Jarson, wanita cantik yang sedang menunggu di luar pasti merupakan kerabat dari seorang petinggi perusahaan atau petinggi dari perusahaan lain, bagaimana mungkin dia datang untuk
Pilihan Cherry benar kali ini, Doni menarik napas dalam-dalam setelah masuk ke dalam ruang pribadi, "Restoran ini sangat bagus, aroma masakannya juga sangat harum."Cherry sengaja berkata dengan lembut, "Kamu harus makan banyak karena telah bekerja begitu keras."Doni tertawa terbahak-bahak, "Pasti! Tadi kita perginya terlalu terburu-buru, aku mau pergi ke toilet dulu."Cherry menunjukkan sebuah arah, "Kamu keluar dari ruangan dan belok kiri, ada toilet di sana."Cherry segera mendekatkan kursinya dengan kursi Doni setelah Doni keluar, jarak kedua kursi mereka kurang dari dua tinju.Doni bertanya dengan bingung, "Cherry, kenapa kamu duduk di sini? Duduk sedekat ini malah akan terasa panas!"Cherry diam-diam merasa kesal.Dasar pria lugu!Apakah kamu bisa bicara bahasa manusia?Aku yang merupakan seorang wanita cantik sedang mendekatimu, tapi kamu malah bilang merasa panas?Lupakan saja, lupakan saja, aku akan menahan diriku demi Vila Genting!Bukankah dia cuma pria lugu?Cepat atau lam
Cherry menatap Doni dengan ekspresi canggung dan tidak tahu harus mengatakan apa untuk sementara waktu.Doni berkata sambil tersenyum, "Kamu makanlah, aku sudah kenyang. Makanan di sini benar-benar sangat enak!""A ... aku juga sudah kenyang.""Nggak usah malu-malu. Kamu makanlah! Kamu sangat beruntung jika bisa makan!" Doni berkata sambil berdiri, "Aku akan pergi ke toilet dulu, karena minum terlalu banyak tadi, kamu bisa lanjut makan!"Cherry melempar sendok ke meja dengan kesal dan menarik rambutnya dengan keras saat melihat Doni sudah keluar dari ruangan.'Apa-apaan ini!''Kenapa segagal ini?''Sungguh menyebalkan!'Lupakan saja, aku akan menahan diriku demi Vila Genting!'...Doni melihat bahwa kamar mandi di lantai bawah sedang dibersihkan, jadi dia berjalan ke lantai bawah.Terdapat sebuah restoran besar di lantai bawah dan masih terdapat banyak orang meski sudah lewat jam makan. Suasana di lantai bawah sangat berisik dan ramai.Doni hendak menaiki tangga setelah keluar dari kam