Keempat petugas keamanan bersamaan dengan ketiga anak buah Tuan Muda Dalon secara bersamaan mendekati Doni."Doni, kenapa kamu berada di sini?"Terdengar suara Cherry dari lantai atas, dia tidak bisa menahan diri untuk keluar saat melihat Doni tidak kembali untuk waktu yang lama dan tidak disangka akan melihat bahwa Doni sedang dikelilingi oleh beberapa orang.Tuan Muda Dalon mengangkat kepalanya dan matanya berbinar, "Aku kira siapa! Ternyata Cherry!"Cherry tertegun sejenak, "Dalon Karno?"Dalon adalah putra dari Keluarga Karno, Keluarga Karno dan keluarga Cherry memiliki hubungan bisnis. Dalon menunjuk Doni, "Apakah kamu yang bawa dia ke sini?"Cherry mengangguk, "Hm, aku yang bawa. A ... apakah ada masalah di antara kalian?"Dalon mencibir, "Pantas saja dia begitu arogan, ternyata dia orangmu! Aku suruh dia pergi ambil mobil, tapi dia nggak pergi dan juga pukul Hanto.""Ah?" Cherry diam-diam merasa kesal, ini semua salah Doni karena bersikeras untuk makan dengan mengenakan seragam
Cherry sedikit merasa kesal dalam perjalanan mengantar Doni kembali ke Grup Kusmoyo. Tidak disangka akan terjadi hal seperti ini di acara makan bersama mereka, kenapa Doni harus mengenakan seragam petugas keamanan! Apakah dia suka diremehkan oleh orang lain?Hanya saja, Cherry sama sekali tidak berani menunjukkan kekesalannya. Karena dia ingin Doni merasa bahwa dia adalah seorang wanita yang lembut dan bijaksana.Cherry menghela napas setelah menenangkan emosinya, "Dalon benar-benar sangat kurang ajar! Hanto juga cuma pengikutnya. Tindakanmu sangat bagus!""Orang seperti itu memang pantas dipukul!" Doni berkata sambil tersenyum, "Kamu bisa kasih tahu aku kalau mereka berani cari masalah denganmu lagi!""Hm, aku merasa sangat nyaman kalau bersama denganmu," balas Cherry sambil tersenyum.Cherry bahkan berharap Dalon bisa kembali mencari masalah, Doni bahkan bisa mengurus Melvin dan sama sekali tidak takut terhadap Dalon. Cherry bisa meminta perlindungan dari Doni kalau Dalon mencari mas
Cherry benar-bener merasa sedikit sedih, Cherry merasa bahwa Doni pasti telah menyadari bahwa dia sedang mendekatinya dan sengaja mempermalukan Cherry.Helen suka mengabaikanmu dan akulah yang sedang mendekatimu!Apakah aku salah jika ingin mengejar kebahagiaan dalam kehidupanku?Doni merasa sedikit bingung saat melihat Cherry berlinangan air mata, kenapa pertahanan psikologis wanita ini begitu buruk? Dia cuma mengatakan bahwa dia memiliki penyakit dan tidak berkata tidak bisa disembuhkan, apakah perlu sampai seperti ini?"Cherry, jangan takut," ucap Doni dengan suara yang lembut, "Ini cuma stadium awal dan mudah untuk disembuhkan.""Stadium awal? Stadium awal apa?""Tumor.""Hm?" Cherry merasa kebingungan karena mengira dia telah salah dengar. Tapi Cherry segera berkata dengan marah, "Doni, kamu sedang mengutukku!"Doni tidak bisa menahan diri untuk mengerutkan keningnya, ucapan wanita memang tidak bisa dipercaya, jelas-jelas Cherry sudah mengatakan bahwa dia sudah siap secara mental,
"Hei kamu, masih ingat aku nggak?" Dalon berjalan keluar dari kerumunan dan terdapat Hanto di belakangnya.Doni mencibir, "Ternyata kalian berdua, apakah kalian mau kupukul lagi?"Dalon menatap Doni seperti sedang melihat orang bodoh, "Aku punya banyak orang dan menurutmu siapa yang akan dipukul?"Doni tersenyum, "Bagaimana kalau kita coba?"Dalon mencibir, "Jangan kira aku nggak berani pukul kamu di depan Grup Kusmoyo! Biar kuberi tahu padamu, Keluarga Karno adalah pelanggan terbesar Grup Kusmoyo dan Grup Kusmoyo nggak akan berani melakukan apa-apa meski aku pukul kamu sampai mati di sini!"Hanto berkata dengan kejam, "Nak, cepat berlutut kalau kamu orang yang bijaksana. Mungkin saja Tuan Muda Dalon bisa menamparmu lebih sedikit.""Kak Doni, apa yang terjadi?"Jarson melihat kejanggalan di depan pintu dan berlari ke sisi Doni dari kejauhan, kemudian menatap Hanto serta yang lain tanpa merasa takut, "Jangan berdiri di sini, kalian akan menghalangi jalan! Cepat pergi!"Terdapat empat pe
Dasar Dalon bodoh, kenapa dia harus menyinggung orang seperti ini?Selain itu, terdapat rumor di luar bahwa Doni memiliki hubungan dengan Melisa dan mereka sama sekali tidak berani menyerang Doni meski diberi ratusan keberanian!Kelvin dan Pandu sama sekali tidak berani menatap Doni."Kakak, kami nggak tahu target kami adalah kamu! Ini adalah salah paham!""Salah paham, salah paham! Kakak, kami akan segera pergi!"Mereka berdua segera memberi isyarat pada bawahan di sekitar mereka, "Ayo pergi."Dalon dan Hanto merasa kebingungan, "Kelvin, Pandu, kalian sudah terima uangku! Kenapa malah bertindak seperti ini?"Doni juga mencibir, "Benar sekali! Nggak masuk akal kalau langsung kabur tanpa bertindak setelah terima uang! Kalian berdua kembalilah ke sini!"...Tubuh Kelvin dan Pandu menegang, serta merasa kebingungan.Apa maksudnya?Apakah kamu akan diam di tempat dan membiarkan kami memukulmu?Kami juga tidak berani melakukan itu!Mereka berdua menatap Doni dengan bingung.Doni menunjuk Da
Helen seperti seorang dewi di dalam Grup Kusmoyo dan para pegawai pria akan terkagum-kagum dengan temperamen Helen yang dingin saat bertemu dengannya. Tidak ada orang yang berani melakukan kesalahan di depan Helen tidak peduli apa pun yang mereka pikirkan di dalam hati, bahkan Keno juga tidak berani melihat sembarangan saat sedang berbicara dengan Helen.Helen berkata dengan acuh tak acuh, "Katakanlah."Keno menghela napas terlebih dahulu sebelum berkata, "Bu Helen, hari ini Bu Thalia bawa seseorang ke departemen keamanan tanpa melalui proses perekrutan."Tidak terdapat ekspresi apa pun di wajah Helen, hanya saja dia merasa sedikit bersalah karena hal ini bersangkutan dengan Doni. Terlihat jelas bahwa Keno datang untuk mengadu, jangan-jangan Doni kembali melakukan tindakan yang keterlaluan! Helen menatap Keno dengan datar, "Lanjutkan."Keno melanjutkan dengan hati-hati, "Bu Thalia bilang orang itu berasal dari sekolah bela diri dan tahu seni bela diri, serta cocok untuk duduk di posisi
"Doni!" Helen sangat marah sampai memukul meja, "Keluarga Karno adalah pelanggan terpenting di perusahaan, tindakanmu cuma akan membawakan kerugian bagi perusahaan!"Doni mengerutkan bibirnya, "Apakah aku harus membiarkannya bertindak semena-mena? Aku nggak suka dengan sikapnya!""Kamu, kamu ...." Helen menunjuk Doni, "Jangan kira kamu bisa bertindak semena-mena di perusahaan karena Kakek berada di pihakmu!""Apakah kamu suruh aku nggak melawan saat dipukul dan dimarahi?" Doni mengeluarkan satu jari dan menggerakkannya, "Itu bukan prinsipku!""Prinsipmu atau perusahaan yang lebih penting?""Tentu saja prinsipku lebih penting."Helen sangat marah sampai mengentakkan kakinya, "Egois sekali kamu! Perusahaan adalah tempat yang punya peraturan dan regulasi!""Aturan dan regulasi sama sekali nggak sepenting prinsipku," ujar Doni dengan datar. "Omong-omong, entakkan kaki kananmu kalau lagi marah, kaki kirimu masih belum sembuh.""Jangan mengalihkan pembicaraan!" Helen sangat marah sampai waja
Restoran di pinggir jalan sangat ramai saat makan malam dengan cahaya lampu yang berkedip-kedip.Doni membawa Helen melewati restoran Ah! Sate Taican, restoran barbeku, Sup Ikan Nelayan dan akhirnya sampai di tempat tujuan.Restoran mi ini tidak terlalu besar, hanya terdapat dua meja di dalam restoran, sebagian besar pelanggan makan di luar, duduk di bawah kain terpal, menikmati angin malam dan menyantap mi bersamaan dengan beberapa tusuk sate taican. Melihat pria tampan, wanita cantik dan mobil mewah yang lewat, serta berbicara tentang urusan keluarga dan negara, inilah dunia manusia."Istriku, cepat duduk di sini!" Doni mendapatkan sebuah meja dan menarik kursi untuk Helen dengan penuh semangat.Doni merasa sangat senang, apalagi saat orang-orang yang lewat menatapnya dengan tatapan iri dan benci, yang membuatnya merasa sangat puas.Sikap Helen memang dingin, tapi dia sangat cantik! Semua orang akan jatuh cinta padanya jika dia bepergian keluar.Helen duduk dengan hati-hati, kemudian