Mengikuti arah jari Yacob, Yana melihat pemuda itu. Yana merasa kedinginan, seolah-olah telah basah kuyup oleh seember air es dan tubuhnya langsung gemetaran.Apa yang ditakutkan!Orang bermarga Hartadi yang disebutkan oleh Indra ketika menelepon sebenarnya adalah putranya yang berharga sendiri!Dokter Indra berkata bahwa jika ingin menyelamatkan nyawanya, hanya satu orang yang dapat melakukannya. Orang itu adalah Doni!Namun kini, Yana berani menyinggung Doni dan berkonflik dengannya.Dasar anak sialan!Yana menoleh untuk melihat putranya, matanya hampir melotot keluar karena amarah.Begitu menyadari tatapan ayahnya, Yacob diam-diam mengacungkan jempol pada Dalon.Yacob pun berkata dengan menyedihkan, "Ayah nggak tahu seberapa kejamnya orang itu. Aku sama sekali nggak cari masalah dengannya, tapi dia menghina Keluarga Hartadi, memukuli semua orang yang aku bawa dan bahkan memukuli aku. Ayah, kita tidak bisa membiarkan dia pergi, kita harus ...."Plak!Yana menampar Yacob hingga terjat
"Doni!" Bernard menggertakkan giginya dengan marah, "Kamu masih berani berbicara? Kalau bukan karena kamu hari ini, bagaimana bisa menyebabkan hal sebesar itu! Kalau kamu nggak mau mati, cepat minta maaf!"Doni mengabaikannya dan memberinya tatapan acuh tak acuh.Tekanan darah Bernard meningkat ketika melihatnya lalu segera menunjuk ke arah Doni."Sudah kubilang! Jangan berpikir hanya karena mereka bersikap masuk akal, kamu jadi nggak tahu diri!""Mereka tokoh besar. Kalau kamu membuat mereka emosi, kamu nggak akan bisa menerima perlawanan dari mereka!""Nggak masalah kalau kamu mati, jangan sampai menyakiti Keluarga Kusmoyo!"...Saat ini, Yana telah selesai memberi pelajaran pada putranya dan melangkah menuju Doni."Pak Yana!" Bernard segera menyapanya dengan ekspresi menyanjung di wajahnya. "Aku Bernard, kita pernah bertemu sebelumnya. Aku benar-benar minta maaf karena mengganggumu hari ini. Uh ... Pak Yana?"Yana bahkan tidak melihat ke arah Bernard. Seperti mengusir lalat, Yana me
Bukankah menyinggung wanita Doni lebih mematikan daripada menyinggung perasaan Doni sendiri?Apalagi Yana tahu seperti apa karakter moral putranya. Sudah dianggap sopan jika menggodanya saja, bahkan putranya pernah memaksa seorang wanita di depan umum.Terlebih lagi, Helen adalah wanita yang sangat cantik. Kalaupun Yana melihatnya, pasti akan memiliki pemikiran lain, apalagi Yacob yang masih muda.Yana berteriak dengan tegas, "Dasar sialan! Cepat minta maaf pada Nona Helen! Berlutut sambil minta maaf!""Ah?" Yacob tertegun, tanpa sadar memandang orang-orang di sekitarnya dan segera berbisik, "Ayah, ada begitu banyak orang ....""Berlututlah!" Yana langsung meletakkan kakinya di atas lututnya. "Minta maaf!"Gedubrak!Yacob berlutut, lututnya menyentuh tanah dengan keras, menyebabkan dirinya menjerit kesakitan.Semua orang di sekitarnya menahan napas dalam-dalam.Ayahnya sangat kejam!Mereka yang tidak mengenal Yana tentu saja akan memberinya acungan jempol. Memang Keluarga Hartadi yang
Helen masih merasa sedikit bingung meski merasa senang. Apa sebenarnya alasan yang membuat Yana begitu menyanjung Doni?Apakah hanya karena telah menyelamatkan Yanto?Seharusnya tidak sesederhana ini!Itu hanya sebuah benda di saluran pernapasan dan pihak lain telah membayar biaya diagnosisnya.Yana kembali berkata sebelum Helen bisa berpikir lebih panjang, "Nona Helen, apakah kamu tertarik untuk bekerja sama dengan bank kami?"Helen melihat Doni mengangguk kecil padanya dan berkata sambil tersenyum kecil, "Kalau gitu, terima kasih atas dukunganmu, Pak Yana!"Hati Yana merasa lebih tenang pada saat ini.Yana bisa melihat bahwa Doni sepertinya sudah mengetahui niatnya dan kemungkinan bagi Doni untuk mengobati Yana akan semakin besar jika memberi keuntungan yang lebih besar pada Doni."Dokter Doni," ujar Yana sambil merendahkan suaranya, "Kalau gitu, kondisi tubuhku ....""Nggak usah dikatakan lagi," ujar Doni untuk menyela ucapan Yana sambil melambaikan tangannya dan melihat Indra yang
Reyhan sama sekali tidak menyangka bahwa Helen akan berkata seperti ini padanya dan merasa kebingungan, "Helen, kenapa kamu bicara seperti ini? Aku cuma penasaran saja.""Benar, Reyhan nggak punya niat buruk!" Sherline segera membela Reyhan, "Reyhan melakukan ini demi kebaikan kita! Sebaliknya, apakah Doni pernah memikirkan kita sebelum bertindak? Dia berani menyinggung semua orang dan pasti akan dapat karmanya kapan saja!""Ibu!" Helen merasa sedikit kesal, "Coba pikirkan, apa yang akan terjadi kalau nggak ada Doni di sini?""Lebih bagus lagi kalau nggak ada dia dan nggak akan ada begitu banyak masalah yang terjadi!""Kita akan disalahkan karena kirim lukisan palsu, Yacob akan menggangguku dan juga memaksaku!" Helen bertanya dengan suara keras, "Apakah kalian pernah memikirkannya?""Kamu ...." Sherline tertegun sejenak dan berkata, "Untuk apa kamu berkata dengan suara yang begitu keras? Anggota Keluarga Hartadi bukan orang yang bodoh, selain itu masih ada Ibu dan ayahmu di sini, serta
Doni terus bergerak tanpa henti, memutar ekor jarum perak dengan kedua tangannya, lalu memancing energi sebenarnya untuk membunuh sel kanker yang menyebar, tindakan ini juga akan meningkatkan kekebalan Yana dan kondisi fisiknya.Kanker dalam pengobatan Barat memiliki arti adanya masalah terhadap sistem kekebalan tubuh di mana tidak mampu membunuh sel-sel abnormal, sehingga memunculkan tumor. Jika pengobatan hanya berfokus pada penghancuran sel kanker, maka lama-kelamaan sel kanker yang baru akan tetap muncul di tubuh pasien.Oleh karena itu, memperbaiki sistem kekebalan tubuh yang sudah rusak adalah hal yang paling penting jika ingin sembuh sepenuhnya.Yana merasakan arus hangat yang mengalir di seluruh tubuhnya seiringan dengan tusukan jarum Doni. dia merasa sangat nyaman dan segera tertidur.Yana tidur lebih dari satu jam dan seluruh tubuhnya belum pernah terasa begitu rileks setelah terbangun lagi."Kamu bangun juga," ujar Doni yang sudah selesai melakukan teknik akupunktur dan memb
Gadis polos itu tertegun sejenak, "Pria bajingan yang mana?""Orang yang pernah kuceritakan padamu, kenapa kamu sudah lupa?""Ah? Maksudmu Doni? Apa maksud dengan teman istrinya?" tanya gadis polos itu dengan bingung."Wanita yang datang bersamanya adalah teman istrinya! Kamu sudah ngerti, 'kan?"Gadis polos itu tampak terkejut, "Uh ... Melisa, kamu sudah gila? Dia sudah menikah!""Lalu kenapa? Aku nggak peduli dia punya istri atau nggak kalau sudah jatuh cinta padanya!" Melisa berkata sambil mengerutkan bibirnya, "Biar kuberi tahu, aku pernah ketemu istrinya dan hubungan mereka nggak mungkin berlangsung untuk yang lama!""Istrinya sangat jelek?""Nggak jelek, tapi sangat cantik. Dia adalah Dewi Es di Kota Timung, namanya Helen Kusmoyo.""Sialan!" Gadis polos itu berkata dengan terkejut, "Doni-mu sehebat itu? Nggak disangka dia dapat Helen? Dia pasti sangat ahli, 'kan? Nggak heran kamu suka padanya ...."Gadis polos itu tersenyum aneh yang tetap terlihat polos meskipun terlihat sedikit
"Buka pakaianmu dan berbaringlah di atas ranjang.""Buka pakaian?""Hm, kalau nggak akan memengaruhi jarumnya," ujar Doni sambil menunduk untuk mendisinfeksi jarum. Tidak peduli bagaimanapun juga Cherry adalah teman Helen dan dia harus melakukannya dengan serius."Ba ... baiklah ...." Cherry memantapkan hatinya untuk melepas pakaiannya.Wajah Cherry memerah saat berbaring di atas tempat tidur.Orang ini adalah Doni meski tidak ada yang perlu dihindari saat menghadapi dokter! Doni adalah pria yang ingin didapatkan oleh Cherry, tidak disangka tubuhnya sudah dilihat oleh Doni sebelum memastikan hubungan mereka berdua.Doni mendongak setelah selesai mendisinfeksi jarum dan langsung tertegun.Terdapat gunung, lembah dan dataran!Hamparan putih yang luas.Rerumputan yang liar!Sungguh indah!Benar-benar sungguh indah!Doni tidak bisa menahan diri untuk menelan ludah dan segera menunduk, "Cherry, kenapa kamu begitu terbuka? Aku bahkan kira aku lagi di tempat pemandian!""Ah? Bukankah kamu yan