Reyhan benar-benar membencinya!Reyhan merasa jika Doni tidak menimbulkan masalah hari ini, dirinya bisa dengan lancar menyatukan Keluarga Kusmoyo dan Keluarga Hartadi untuk bekerja sama. Dengan cara ini, posisinya di hati Bernard dan istrinya akan lebih stabil. Helen juga akan sangat berterima kasih atas perkembangan Keluarga Kusmoyo.Namun, keadaan telah mencapai tahap ini, menyebabkan dirinya menderita sakit fisik dan malu.Doni, dasar orang kampung, sumber bencana!Siapa pun yang bertemu dengannya akan sial!Meskipun sangat membenci Doni di dalam hatinya, Reyhan juga merasakan rasa takut di hatinya ketika melihat Doni menjatuhkan orang-orang kuat berbaju hitam itu.Orang kampungan ini luar biasa!Jangan sampai bermasalah dengannya!Hampir dalam sekejap, puluhan pria kuat berbaju hitam semuanya berbaring.Mata Yacob melotot dengan terkejut. Semua pengawal ini dipilih dengan cermat oleh keluarganya! Sudah banyak lawan yang mereka hadapi!Melihat Doni berjalan ke arahnya, Yacob segera
Sarung tangan itu milik Helen. Yacob melihat sarung tangan itu, tercengang, pikirannya kacau dan tidak bisa mengikuti pikiran Doni untuk sementara waktu.Plak!Tamparan dari Doni membangunkannya dari keadaan linglung.Baru kemudian Yacob menyadari bahwa dirinya telah dipermalukan oleh Doni.Untuk sesaat, kepalanya hampir meledak karena amarah lalu hanya bisa menggertakkan gigi dan berkata, "Doni, kita belum selesai untuk masalah hari ini. Ayahku Yana dan kamu nggak pantas mengetahui nama kakekku! Kamu sebaiknya tahu siapa yang sudah kamu lawan!"Doni tersenyum dan berkata, "Ayahmu benar-benar Yana!""Kenapa? Kamu takut?"Doni menghela napas dengan rasa kasihan di wajahnya."Sayang sekali, kamu mungkin nggak tahu bahwa ayahmu menderita kanker hati stadium akhir dan hanya punya waktu beberapa hari lagi untuk hidup, 'kan?""Mulai sekarang, bersiaplah menghadapi kematian ayahmu dan ibumu akan menikah lagi. Kalian pun akan hidup sendiri-sendiri!""Uh ....""Sialan!" Yacob berkata dengan mar
Doni menepuk pundaknya dan berkata, "Jangan khawatir! Nggak perlu meminta bantuan! Silakan saja bawa orang tuamu pergi. Mereka hanya merusak pemandangan di sini. Pergilah ....""Helen! Ayo pergi!" Bernard memanfaatkan kesempatan ini untuk berlari ke arah Helen, menariknya dan berjalan keluar.Sherline juga bergegas mendekat dan menarik Helen keluar bersama-sama. "Ayo pergi! Tinggalkan orang kampungan ini! Jangan diam saja! Saatnya menarik garis yang jelas dengannya!""Helen, ayo pergi. Yana akan segera datang, kamu nanti nggak akan bisa pergi!" Reyhan juga mencoba membujuk Helen. Reyhan benar-benar takut. Meskipun ini adalah kesalahan Doni, bagaimana jika Yana marah dengannya? Keluarga Wongso tidak akan bisa menahan amarah dari Keluarga Hartadi.Saat ini, Yacob melihat Yana bergegas bersama sekelompok orang dari kejauhan dan segera tersenyum dingin. "Nggak ada yang boleh pergi hari ini! Ayahku ada di sini, kalian pasti akan mati!""Ah?""Mati?"Bernard dan istrinya sangat ketakutan seh
Mengikuti arah jari Yacob, Yana melihat pemuda itu. Yana merasa kedinginan, seolah-olah telah basah kuyup oleh seember air es dan tubuhnya langsung gemetaran.Apa yang ditakutkan!Orang bermarga Hartadi yang disebutkan oleh Indra ketika menelepon sebenarnya adalah putranya yang berharga sendiri!Dokter Indra berkata bahwa jika ingin menyelamatkan nyawanya, hanya satu orang yang dapat melakukannya. Orang itu adalah Doni!Namun kini, Yana berani menyinggung Doni dan berkonflik dengannya.Dasar anak sialan!Yana menoleh untuk melihat putranya, matanya hampir melotot keluar karena amarah.Begitu menyadari tatapan ayahnya, Yacob diam-diam mengacungkan jempol pada Dalon.Yacob pun berkata dengan menyedihkan, "Ayah nggak tahu seberapa kejamnya orang itu. Aku sama sekali nggak cari masalah dengannya, tapi dia menghina Keluarga Hartadi, memukuli semua orang yang aku bawa dan bahkan memukuli aku. Ayah, kita tidak bisa membiarkan dia pergi, kita harus ...."Plak!Yana menampar Yacob hingga terjat
"Doni!" Bernard menggertakkan giginya dengan marah, "Kamu masih berani berbicara? Kalau bukan karena kamu hari ini, bagaimana bisa menyebabkan hal sebesar itu! Kalau kamu nggak mau mati, cepat minta maaf!"Doni mengabaikannya dan memberinya tatapan acuh tak acuh.Tekanan darah Bernard meningkat ketika melihatnya lalu segera menunjuk ke arah Doni."Sudah kubilang! Jangan berpikir hanya karena mereka bersikap masuk akal, kamu jadi nggak tahu diri!""Mereka tokoh besar. Kalau kamu membuat mereka emosi, kamu nggak akan bisa menerima perlawanan dari mereka!""Nggak masalah kalau kamu mati, jangan sampai menyakiti Keluarga Kusmoyo!"...Saat ini, Yana telah selesai memberi pelajaran pada putranya dan melangkah menuju Doni."Pak Yana!" Bernard segera menyapanya dengan ekspresi menyanjung di wajahnya. "Aku Bernard, kita pernah bertemu sebelumnya. Aku benar-benar minta maaf karena mengganggumu hari ini. Uh ... Pak Yana?"Yana bahkan tidak melihat ke arah Bernard. Seperti mengusir lalat, Yana me
Bukankah menyinggung wanita Doni lebih mematikan daripada menyinggung perasaan Doni sendiri?Apalagi Yana tahu seperti apa karakter moral putranya. Sudah dianggap sopan jika menggodanya saja, bahkan putranya pernah memaksa seorang wanita di depan umum.Terlebih lagi, Helen adalah wanita yang sangat cantik. Kalaupun Yana melihatnya, pasti akan memiliki pemikiran lain, apalagi Yacob yang masih muda.Yana berteriak dengan tegas, "Dasar sialan! Cepat minta maaf pada Nona Helen! Berlutut sambil minta maaf!""Ah?" Yacob tertegun, tanpa sadar memandang orang-orang di sekitarnya dan segera berbisik, "Ayah, ada begitu banyak orang ....""Berlututlah!" Yana langsung meletakkan kakinya di atas lututnya. "Minta maaf!"Gedubrak!Yacob berlutut, lututnya menyentuh tanah dengan keras, menyebabkan dirinya menjerit kesakitan.Semua orang di sekitarnya menahan napas dalam-dalam.Ayahnya sangat kejam!Mereka yang tidak mengenal Yana tentu saja akan memberinya acungan jempol. Memang Keluarga Hartadi yang
Helen masih merasa sedikit bingung meski merasa senang. Apa sebenarnya alasan yang membuat Yana begitu menyanjung Doni?Apakah hanya karena telah menyelamatkan Yanto?Seharusnya tidak sesederhana ini!Itu hanya sebuah benda di saluran pernapasan dan pihak lain telah membayar biaya diagnosisnya.Yana kembali berkata sebelum Helen bisa berpikir lebih panjang, "Nona Helen, apakah kamu tertarik untuk bekerja sama dengan bank kami?"Helen melihat Doni mengangguk kecil padanya dan berkata sambil tersenyum kecil, "Kalau gitu, terima kasih atas dukunganmu, Pak Yana!"Hati Yana merasa lebih tenang pada saat ini.Yana bisa melihat bahwa Doni sepertinya sudah mengetahui niatnya dan kemungkinan bagi Doni untuk mengobati Yana akan semakin besar jika memberi keuntungan yang lebih besar pada Doni."Dokter Doni," ujar Yana sambil merendahkan suaranya, "Kalau gitu, kondisi tubuhku ....""Nggak usah dikatakan lagi," ujar Doni untuk menyela ucapan Yana sambil melambaikan tangannya dan melihat Indra yang
Reyhan sama sekali tidak menyangka bahwa Helen akan berkata seperti ini padanya dan merasa kebingungan, "Helen, kenapa kamu bicara seperti ini? Aku cuma penasaran saja.""Benar, Reyhan nggak punya niat buruk!" Sherline segera membela Reyhan, "Reyhan melakukan ini demi kebaikan kita! Sebaliknya, apakah Doni pernah memikirkan kita sebelum bertindak? Dia berani menyinggung semua orang dan pasti akan dapat karmanya kapan saja!""Ibu!" Helen merasa sedikit kesal, "Coba pikirkan, apa yang akan terjadi kalau nggak ada Doni di sini?""Lebih bagus lagi kalau nggak ada dia dan nggak akan ada begitu banyak masalah yang terjadi!""Kita akan disalahkan karena kirim lukisan palsu, Yacob akan menggangguku dan juga memaksaku!" Helen bertanya dengan suara keras, "Apakah kalian pernah memikirkannya?""Kamu ...." Sherline tertegun sejenak dan berkata, "Untuk apa kamu berkata dengan suara yang begitu keras? Anggota Keluarga Hartadi bukan orang yang bodoh, selain itu masih ada Ibu dan ayahmu di sini, serta