แชร์

Aku Kembali

ผู้เขียน: Aleena Marsainta Sunting
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-23 09:35:43

“REGI … REGINAAA!!! Kamu mendengarku? Kamu dimana?”

Suara itu, aku mendengarnya dengan jelas. Tidak asing, tapi aku seolah tidak pernah memperhatikan suara itu. Itu suara Axel. Dalam kesadaran yang sepenuhnya hampir hilang, mataku melihat bayangan, wajah itu penuh kekhawatiran dan ketakutan berlari menghampiriku.

“Tolong bertahanlah, aku akan segera membawamu keluar dari sini, Regi, tolong bertahanlah …,” suara kegelisahan dengan bibir yang bergetar. Dia benar-benar seperti akan mati saat itu juga.

Kenapa dia menatapku seperti itu. Aku bahkan tidak pernah bersikap baik padanya. Aku merasa dia juga ikut merasakan semua lukaku. Aku selalu menolaknya karena Nicholas. Tidak pernah sekalipun aku bersikap baik padanya.

Namun, sepertinya semua sudah sangat terlambat. Kepulan asap semakin lama semakin membesar. Aku merasakan tubuhku melayang di udara. Axel mengangkat tubuhku dengan perlahan dan ringkih karena api semakin membesar.

Langkahnya terasa berat bukan hanya karena bebanku, tetapi kondisi isi gudang yang hampir seluruhnya terbakar. Lalu aku mendengar suara besi yang runtuh dimana-mana dan brak! Hantaman itu cukup keras hingga membuatku tersungkur kembali di lantai panas.

Diatasku, tubuh Axel melindungi dari reruntuhan itu. Laki-laki bertubuh besar itu benar-benar menangisiku. Dia melindungiku segenap jiwa dan raga.

“Ma–maafkan aku, Regi, aku terlambat mengetahuinya. Maafkan aku karena gagal melindungimu. Ma–maafkan aku, Reg … aahggh …!!” Kata itu terdengar samar juga lirih permintaan maafnya membuat aku sadar bahwa selama ini dia sangat tulus mencintaiku.

Air mataku mengalir begitu saja di setiap detik kematianku.

Aku tidak pernah menyangka kalau Axel datang menyelamatkanku, tetapi dia meregang nyawa lebih dulu karena melindungiku dari runtuhan besi.

Aku bersalah dan berdosa. Aku telah menyia-nyiakan laki-laki yang paling mencintaiku. Dia, Axel Witsel Witzelm, namanya akan selalu kuingat di akhir kematian yang sangat sangat kejam ini.

***

“Hah!”

Aku membuka mataku saat kudengar rengekan.

“Kak Regi? Kenapa kakak diam saja? Apa kita jadi makan malamnya? Jangan sampai membuat Kak Nicholas menunggu lama. Dia pasti kecewa kalau kakak tidak jadi memberikan kejutan itu!”

Suara manja itu adalah milik Minna Retha Valentina, adik tiriku yang sudah membuatku mati dan tersiksa. Dia sedang mengaitkan tangannya di tanganku sambil menyandarkan kepalanya di sana.

Otakku berpikir kembali. Mati. Aku sadar betul kalau aku sudah mati dalam kobaran api dan dekapan Axel. Tapi, apa ini?

Apa itu adalah sebuah mimpi.

Atau aku salah menilainya.

Ti–tidak. Aku tidak salah. Aku yakin merasakan semua kepedihan dan kesakitan itu. Aku benar-benar sudah mati.

Mungkinkah tuhan sedang memberiku kesempatan untuk merubah takdir dan tentu saja membalaskan semua dendamku.

Sungguh suatu keajaiban. Aku kembali.

Aku bahkan hampir tidak percaya kesempatan itu akan datang padaku. Aku berjanji akan membalas semuanya satu persatu-satu.

Ini kesempatanku. Aku akan menghitung semua yang telah mereka lakukan padaku.

“Akhh!” Minna terkejut karena aku tiba-tiba saja beranjak dari duduk.

Aku ingat hari ini, Minna mengajakku untuk makan malam dan saat pertemuan disana nanti dia akan sengaja menumpahkan sup panas ke tanganku. Lalu aku dibawa ke rumah sakit dan disitulah Nicholas mulai gencar melakukan perhatiannya.

Dia bersikap baik seolah-olah sangat menyayangiku. Padahal kalau diingat lagi, itu adalah rencana Minna untuk membuat aku lebih dekat dan membuatku terjebak oleh kemunafikan mereka.

Masa ini adalah dimana Minna melancarkan rencana untuk mendekatkan aku dan Nicholas. Jadi, aku kembali pada waktu dimana kami belum menikah. Ini adalah lima tahun sebelum aku menikah dengannya.

Dulu, aku sangat mempercayai Minna dan papa dengan alasan membawa Minna masuk ke dalam keluarga Thomson adalah mencarikan teman bermain untukku agar aku tidak kesepian.

Nyatanya, dia adalah anak selingkuh dari papaku. Mamaku yang malang, dia tidak tahu kalau ternyata papa sudah mengkhianati mama. Dan, kakek sejak awal menentangnya karena mungkin kakek sudah mempunyai firasat ini.

“Uhm, kamu pergi saja duluan. Nanti aku akan menyusulmu. Mungkin aku ada rencana membeli sesuatu sebagai hadiah kejutan,” ucapku.

Jelas nada bicaraku kini berbeda. Dulu aku akan kesenangan setengah mati dan memeluk Minna dengan erat. Mengucapkan banyak terima kasih padanya karena sudah menjadi mak comblang untuk hubungan kita.

Tetapi sekarang, aku tidak akan melakukan itu. Itu tidak akan pernah terjadi. Aku ingat, Minna sengaja menumpahkan sup panas itu di tangan kananku. Hingga aku harus mendapatkan perawatan cukup ekstra di tanganku. Juga bekas luka akibat siraman itu tidak pernah hilang.

Minna menatapku sesaat. Sepertinya dia cukup terkejut karena aku secara tidak langsung menghempaskan tangannya.

“Mmmm … baiklah, kalau begitu aku akan bersiap-siap dulu, Kak,” seraya mengembangkan senyum, dia merasa sudah berhasil menjebakku.

Aku menyipitkan mataku melihat kepergian Minna yang berlari polos kearah tangga menuju kamarnya. Bagaimana aku bisa terjebak oleh kepolosannya. Dia benar-benar tidak terlihat seperti orang yang akan melakukan segala cara demi mendapatkan apa yang dia inginkan.

Wajahnya mencerminkan kalau dia hanya bahagia jika bersamaku.

Aku akan merubah segalanya. Apa yang tidak aku lakukan pada saat itu, sekarang aku akan merubah semuanya. Termasuk penampilanku yang seperti ini. Kali ini kalian pasti menyesalinya.

***

Bruk! Aku menabrak seseorang saat keluar dari satu toko pakaian. Aku merubah dandananku yang terkesan kalem. Sekarang aku memakai dress berwarna merah tanpa lengan dan itu di atas lutut.

Aku biasanya tidak percaya diri mengenakannya. Aku selalu menatap Minna yang berpenampilan berbeda denganku. Dia selalu berpenampilan sedikit berpakaian terbuka untuk menarik lawan jenisnya sedangkan aku selalu tertutup.

“Ma–maaf, aku nggak sengaja. Aku nggak lihat!” cara bicaraku pun terdengar berubah, dulu aku kaku dan malu-malu.

“Akh!” Lenganku tiba-tiba dicengkeram dengan erat. Aku belum mendengar suara apapun secara spontan aku menarik wajahku dan saat mata kami bertatapan.

Jantungku seakan berhenti berdetak lagi. Saat ini, tepat berdiri di hadapanku, dia, Axel Witsel Witzelm, laki-laki berperawakan tinggi juga besar. Dengan dua mata hitam yang tajam juga garis rahangnya yang tajam menambah kedinginan padanya.

Dulu, aku tidak pernah peduli ataupun meliriknya. Aku mengabaikan Axel karena sikapnya selalu saja angkuh terhadapku. Axel selalu menunjukkan sikap tidak ramah dan bersahabat denganku.

Axel selalu menatapku dengan tajam tanpa aku tahu itu adalah tatapan ketulusan dan cintanya yang besar terhadapku.

Tanpa kusadari, air mataku mengalir begitu saja. Aku menyesali semuanya. Seandainya dulu aku bisa sedikit ramah padanya. Aku memberikan kesempatan padanya.

Bahkan hanya untuk berbicara denganku saja aku menolaknya. Aku selalu menjauhi. Apalagi Minna dan Nicholas selalu menjadi penengah yang menjauhkanku dengan Axel.

Tanpa ragu, aku menghempaskan cengkraman tangan Axel dan langsung memeluknya dengan erat. Aku menangis dalam pelukannya.

“Ma–maafkan aku, aku salah. Aku berjanji, kali ini hanya ada kamu!” ucapku lirih dan mungkin saja tidak terdengar oleh Axel.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Suami Masa Depanku

    “Apa ini? Apa kau salah minum obat?” Aku terkejut, tiba-tiba saja Axel mendorong tubuhku. Dia seolah menolakku. Ucapannya tajam membuatku mengernyit.Hampir saja aku lupa, aku tidak pernah sama sekali berbicara atau dekat dengannya. Aku selalu bersikap cuek. Mungkin saja saat ini Axel akan menganggapku gila.Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Aku harus bisa dekat dengannya. Aku hanya menginginkan dia yang menjadi suami masa depanku. Tidak akan ada lagi aku merasakan kemunafikan juga kebohongan Minna dan Nicholas. Aku harus bisa menggaet Axel lebih dulu.“Umm … ma–maaf, maafkan aku. Aku bukan sengaja. Kau masih ingat aku kan? Aku, Regina Meizura Carlton,” ucapku menarik bibirku hingga membentuk sebongkah senyuman terindah tak lupa tanganku terulur dengan manis.Saat ini mungkin saja aku terlihat seperti cegil yang sedang mengejar laki-laki. Axel menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan.Dia terlihat bingung dan tatapan dinginnya membuatku sedikit merinding. Namun, sekejap berubah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-23
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Menggenggam Tangannya

    “Selamat malam, Reg, akhirnya kamu datang,” Nicholas mengembangkan senyum sesaat, namun senyuman itu seolah lenyap saat dia melihat Axel ada disampingku, tepatnya, aku yang menggandeng lengan Axel penuh percaya diri.Dan tentunya Axel tidak pernah pergi sendiri. Dulu aku bahkan tidak pernah menyadari karena menganggapnya bukan orang yang penting untuk diperhatikan.Namun, sekarang, di kehidupanku yang kedua, apapun tentang Axel sekecil-kecilnya, akan aku perhatikan.Di belakang kami ada beberapa orang pengawal yang mengikuti juga tentu saja orang kepercayaan Axel, Billy yang selalu ada disampingnya.Billy sebenarnya juga tidak percaya dengan perubahan sikapku yang bertolak belakang. Tapi, semua diabaikan ketika Axel memberikan kode untuk mengikuti segala keinginanku. Axel seolah membiarkanku untuk melakukan hal apapun dan dia sedang mengawasiku. Axel seperti ingin mengetahui tipu daya apa yang sedang ku mainkan. “Ada apa ini? Kenapa kau membawanya? Bukankah kau tahu ini adalah acara

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-23
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tetap Mempertahankan Axel

    Minna seperti banteng betina yang kesal. Dia menyeruduk mendahului kami duduk.Aku sengaja membukakan kursi untuk Axel. Aku ingin menjamu dia sebagai tamu istimewaku dan perubahanku diperhatikan oleh mereka.Aku sangat yakin Nicholas kesal. Dia mengepal kedua tangannya ketika aku begitu perhatian pada Axel. Billy agak sedikit menjauh dari meja dan memantau situasi.“Apa kalian sudah memesan?” tanyaku sambil membuka buku menu tidak ingin lagi memperdulikan raut wajah mereka yang sudah seperti kukusan butut.Dari hal apapun, aku masih mengingat dengan jelas, mereka selalu ikut campur. Bahkan dalam hal makanan yang kumakan pun. Saat ini aku ingin semuanya berubah.Karena aku sudah tahu dari mulai makanan mereka meracuniku maka dari itu apapun yang sekarang akan masuk ke tubuhku, aku akan memilih dan memastikannya sendiri.Aku tidak akan membiarkan mereka turut campur.“Aku sudah memesan semua makanan kesukaanmu, Kakak,” ucap Minna, dia terlihat semakin kesal dan menyentuh tanganku.Minna

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-23
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Nanti Diracuni

    “Apa yang sebenarnya terjadi denganmu, Nona Besar? Sepertinya ini bukan rencana yang dia inginkan?”Axel berkata saat kami sudah berada di dalam mobil dan dia menurunkanku di kursi penumpang dengan perlahan juga hati-hati. Tatapannya tetap lekat seolah menanti jawaban pasti dariku.“Sshh … hmmm … bisakah kita membahasnya nanti saja,” ucapku masih mengibas panas yang terasa di kaki.Axel hanya melirik, tapi tetap saja dia lebih tidak tega melihatku seperti itu.“Billy, apa kau siput? Kenapa lama sekali jalannya?” Nada bariton Axel keluar lagi dan aku ikut menatap kearah suaranya.“Aku nggak tau kalau kamu benar-benar perhatian banget padaku. Kenapa dulu kamu nggak pernah bilang sih?” ucapku hampir tak terdengar karena bergerutu.“Memangnya kamu kasih aku kesempatan!” jawab Axel.Dia terlihat tidak malu atau ragu mengungkapkan perasaannya. Padahal setahuku dulu Axel selalu bersikap ketus saat berbicara denganku. Atau aku saja yang tidak pernah peka dan menyadari semua ketulusan Axel.“J

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Jelas

    “Apa maksud ucapan, Anda, Nona?”Billy memang berbeda dari pengawal lainnya. Dia tidak takut mengungkapkan pikirannya.“Nggak ada maksud apa-apa kok. Aku hanya asal bicara saja. Lagian aku lebih suka yang melakukan semua adalah Axel. Jadi, kau nggak usah ikut campur deh urusan tuanmu,” sahutku benar-benar tidak mau mengalah.“Apa?” delik Billy.Bugh! Tiba-tiba saja Axel menonjok kursi yang didudukinya.Axel terlihat tidak setuju saat Billy menentang ucapanku.“Aku nggak ngajakin dia ribut ya, dia saja yang mau ribut denganku. Harusnya dia tuh nggak usah banyak omong,” kataku menjadi berani karena aku yakin meski Axel bersikap dingin padaku seperti itu, aku tetap menjadi prioritasnya.“Kalau kamu gak mau beliin juga ga apa-apa, tapi karena tasku tertinggal disana jadinya aku nggak bisa belanja sendiri. Aku sanggup kok beli sendiri, aku punya uang. Cuma ya sekarang memang lagi gak pegang uang kan.”Hmmm … aku yakin 100% sekarang Axel sedang menganggapku gila atau hilang ingatan. Semua k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Masih Terasa

    “Apa kamu masih ingin ice cream dan kentang gorengnya?” Axel berbicara sambil mengusap rambutku.Dia terus tersenyum melihat tingkahku. Aku malu. Hanya bisa memeluknya dengan erat. Ini pertama kalinya aku merasa seperti saat ini.Terus berdebar tanpa henti dan perasaan itu hanya bisa aku rasakan ketika bersama dengan Axel.Dulu aku pernah salah mengartikan perasaanku. Aku berpikir cintaku dulu pada Nicholas adalah cinta sejati, tapi setelah aku mengetahui semua kebusukan mereka, aku hanya menyesal membiarkan para serangga itu tetap di sisiku.Secepatnya aku harus mengusir serangga itu menjauh agar aku tidak kembali tersengat oleh mereka.“Aku mau, tapi aku gak mau turun dari sini,” ucapku menjawab lirih, sungguh memalukan, aku bertambah cegil dan tak tahu diri setelah perlakuan dari Axel barusan.Aku merasa itu adalah ikatan dan janji kami yang tak sempat terealisasi di masa lalu. Sekarang, aku hanya mengakui Axel seorang sebagai kekasihku.“Jadi, aku bagaimana kalau Billy yang membel

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Akan Mundur

    Rumahku tanpa adanya kakekku adalah dalam pengaturan Papaku. Yang di kaki tangani oleh ibu, adik tiri dan juga kekasih adikku itu.Bodohnya aku bertahun-tahun hanya memelihara penjahat. Aku memberikan semua akses juga fasilitas. Bahkan perusahaan warisan kakek saja aku berikan dengan mudah pada Nicholas.Aku mempercayakan semua. Aku bukan terlahir dari orang tidak punya bahkan aku bisa menjadi ratu untuk diriku sendiri dengan warisan kakekku Thomson itu.Namun, semua adalah ilusi semata. Saat pernikahan ku dan Nicholas, dia selalu saja mencari alasan sibuk mengurus perusahaan dan jarang pulang ke rumah.Dari awal pernikahan kami dulu, Minna dan Nicholas sudah bersekongkol memberikan aku racun yang bisa membuatku perlahan lumpuh dan tidak bisa bicara.Aku tidak pernah menyadari karena semua dicampur dengan makananku. Dan Minna selalu ada disisiku, merawat dan menemaniku, itu yang terlihat di mataku. Juga Nicholas selalu memberikanku banyak hadiah, tetapi dia sebenarnya tidak pernah men

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Pindah Kamar

    Bruk! Aku mendorong tubuh Nicholas dengan kasar. Seolah itu adalah kekuatan yang kusimpan bertahun-tahun dan tidak digunakan.“Apa yang kau lakukan hah? Itu ponselku tahu!” Aku melotot dan segera mengambil ponselku yang dibuangnya ke lantai.Aku gak pernah melihat sikap Nick seperti itu dulu. Dia selalu bersikap lembut padaku, sikapnya yang seperti ini tidak pernah dia tunjukkan. Dia dulu tidak pernah marah padaku karena aku selalu menurutinya.Nicholas segera tersadar meskipun kedua tangannya mengepal dan giginya mengerat dengan kesal.“Ma–maafkan aku, Regi, sungguh aku gak bermaksud begitu. Aku hanya jadi terbawa suasana karena kau mengabaikanku. Kau gak pernah bersikap seperti ini padaku,” Nicholas buru-buru menghampiri dan membantuku berdiri, tapi aku segera menepis.“Jangan sentuh-sentuh lagi, aku gak mau ketemu kamu lagi, Nick. Jadi, pergilah!” Usirku.“Kakak jangan seperti itu, Nick gak bermaksud seperti tadi, dia sudah menjelaskan. Kakak jangan marah lagi ya,” si ulet keket M

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-13

บทล่าสุด

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Perasaan Sebenarnya

    “Ka–Kamar utama?”Aku mendengar ibu tiriku langsung bersuara ketika aku mengatakan pindah ke kamar utama. Dia terlihat kasak-kusuk dengan papaku.Aku menaikan rahangku dengan kasar. Mereka harus melihat keseriusanku. Aku tidak boleh lemah dan ditindas lagi.Ini baru permulaan bagi mereka.“Kenapa? Apa kalian keberatan? Bukankah itu kamar yang paling besar dan juga kamar mamaku. Aku ingin mengenang mamaku, aku kangen banget. Apa itu juga gak boleh?” ucapku sarkas.Tentunya tatapanku paling tajam pada papaku. Aku ingin papa ingat kembali tentang mama yang dikecewakan juga dikhianati olehnya.“Tapi, sayang, bukankah kamar lain masih banyak yang besar. Itu kan sudah menjadi kamar Pa–pa,” meski ragu, papaku tetap ingin mempertahankan kamar yang dirasa miliknya itu.“Meski banyak kamar lainnya, kamar mamaku itu yang paling besar, Pah. Toh, semua yang ada disini adalah milikku. Benarkan? Apa papa lupa karena terlalu nyaman di kamar mama?” cetus ku jadi lebih berani menentang papa.Papa terli

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Pindah Kamar

    Bruk! Aku mendorong tubuh Nicholas dengan kasar. Seolah itu adalah kekuatan yang kusimpan bertahun-tahun dan tidak digunakan.“Apa yang kau lakukan hah? Itu ponselku tahu!” Aku melotot dan segera mengambil ponselku yang dibuangnya ke lantai.Aku gak pernah melihat sikap Nick seperti itu dulu. Dia selalu bersikap lembut padaku, sikapnya yang seperti ini tidak pernah dia tunjukkan. Dia dulu tidak pernah marah padaku karena aku selalu menurutinya.Nicholas segera tersadar meskipun kedua tangannya mengepal dan giginya mengerat dengan kesal.“Ma–maafkan aku, Regi, sungguh aku gak bermaksud begitu. Aku hanya jadi terbawa suasana karena kau mengabaikanku. Kau gak pernah bersikap seperti ini padaku,” Nicholas buru-buru menghampiri dan membantuku berdiri, tapi aku segera menepis.“Jangan sentuh-sentuh lagi, aku gak mau ketemu kamu lagi, Nick. Jadi, pergilah!” Usirku.“Kakak jangan seperti itu, Nick gak bermaksud seperti tadi, dia sudah menjelaskan. Kakak jangan marah lagi ya,” si ulet keket M

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Akan Mundur

    Rumahku tanpa adanya kakekku adalah dalam pengaturan Papaku. Yang di kaki tangani oleh ibu, adik tiri dan juga kekasih adikku itu.Bodohnya aku bertahun-tahun hanya memelihara penjahat. Aku memberikan semua akses juga fasilitas. Bahkan perusahaan warisan kakek saja aku berikan dengan mudah pada Nicholas.Aku mempercayakan semua. Aku bukan terlahir dari orang tidak punya bahkan aku bisa menjadi ratu untuk diriku sendiri dengan warisan kakekku Thomson itu.Namun, semua adalah ilusi semata. Saat pernikahan ku dan Nicholas, dia selalu saja mencari alasan sibuk mengurus perusahaan dan jarang pulang ke rumah.Dari awal pernikahan kami dulu, Minna dan Nicholas sudah bersekongkol memberikan aku racun yang bisa membuatku perlahan lumpuh dan tidak bisa bicara.Aku tidak pernah menyadari karena semua dicampur dengan makananku. Dan Minna selalu ada disisiku, merawat dan menemaniku, itu yang terlihat di mataku. Juga Nicholas selalu memberikanku banyak hadiah, tetapi dia sebenarnya tidak pernah men

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Masih Terasa

    “Apa kamu masih ingin ice cream dan kentang gorengnya?” Axel berbicara sambil mengusap rambutku.Dia terus tersenyum melihat tingkahku. Aku malu. Hanya bisa memeluknya dengan erat. Ini pertama kalinya aku merasa seperti saat ini.Terus berdebar tanpa henti dan perasaan itu hanya bisa aku rasakan ketika bersama dengan Axel.Dulu aku pernah salah mengartikan perasaanku. Aku berpikir cintaku dulu pada Nicholas adalah cinta sejati, tapi setelah aku mengetahui semua kebusukan mereka, aku hanya menyesal membiarkan para serangga itu tetap di sisiku.Secepatnya aku harus mengusir serangga itu menjauh agar aku tidak kembali tersengat oleh mereka.“Aku mau, tapi aku gak mau turun dari sini,” ucapku menjawab lirih, sungguh memalukan, aku bertambah cegil dan tak tahu diri setelah perlakuan dari Axel barusan.Aku merasa itu adalah ikatan dan janji kami yang tak sempat terealisasi di masa lalu. Sekarang, aku hanya mengakui Axel seorang sebagai kekasihku.“Jadi, aku bagaimana kalau Billy yang membel

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Jelas

    “Apa maksud ucapan, Anda, Nona?”Billy memang berbeda dari pengawal lainnya. Dia tidak takut mengungkapkan pikirannya.“Nggak ada maksud apa-apa kok. Aku hanya asal bicara saja. Lagian aku lebih suka yang melakukan semua adalah Axel. Jadi, kau nggak usah ikut campur deh urusan tuanmu,” sahutku benar-benar tidak mau mengalah.“Apa?” delik Billy.Bugh! Tiba-tiba saja Axel menonjok kursi yang didudukinya.Axel terlihat tidak setuju saat Billy menentang ucapanku.“Aku nggak ngajakin dia ribut ya, dia saja yang mau ribut denganku. Harusnya dia tuh nggak usah banyak omong,” kataku menjadi berani karena aku yakin meski Axel bersikap dingin padaku seperti itu, aku tetap menjadi prioritasnya.“Kalau kamu gak mau beliin juga ga apa-apa, tapi karena tasku tertinggal disana jadinya aku nggak bisa belanja sendiri. Aku sanggup kok beli sendiri, aku punya uang. Cuma ya sekarang memang lagi gak pegang uang kan.”Hmmm … aku yakin 100% sekarang Axel sedang menganggapku gila atau hilang ingatan. Semua k

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Nanti Diracuni

    “Apa yang sebenarnya terjadi denganmu, Nona Besar? Sepertinya ini bukan rencana yang dia inginkan?”Axel berkata saat kami sudah berada di dalam mobil dan dia menurunkanku di kursi penumpang dengan perlahan juga hati-hati. Tatapannya tetap lekat seolah menanti jawaban pasti dariku.“Sshh … hmmm … bisakah kita membahasnya nanti saja,” ucapku masih mengibas panas yang terasa di kaki.Axel hanya melirik, tapi tetap saja dia lebih tidak tega melihatku seperti itu.“Billy, apa kau siput? Kenapa lama sekali jalannya?” Nada bariton Axel keluar lagi dan aku ikut menatap kearah suaranya.“Aku nggak tau kalau kamu benar-benar perhatian banget padaku. Kenapa dulu kamu nggak pernah bilang sih?” ucapku hampir tak terdengar karena bergerutu.“Memangnya kamu kasih aku kesempatan!” jawab Axel.Dia terlihat tidak malu atau ragu mengungkapkan perasaannya. Padahal setahuku dulu Axel selalu bersikap ketus saat berbicara denganku. Atau aku saja yang tidak pernah peka dan menyadari semua ketulusan Axel.“J

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tetap Mempertahankan Axel

    Minna seperti banteng betina yang kesal. Dia menyeruduk mendahului kami duduk.Aku sengaja membukakan kursi untuk Axel. Aku ingin menjamu dia sebagai tamu istimewaku dan perubahanku diperhatikan oleh mereka.Aku sangat yakin Nicholas kesal. Dia mengepal kedua tangannya ketika aku begitu perhatian pada Axel. Billy agak sedikit menjauh dari meja dan memantau situasi.“Apa kalian sudah memesan?” tanyaku sambil membuka buku menu tidak ingin lagi memperdulikan raut wajah mereka yang sudah seperti kukusan butut.Dari hal apapun, aku masih mengingat dengan jelas, mereka selalu ikut campur. Bahkan dalam hal makanan yang kumakan pun. Saat ini aku ingin semuanya berubah.Karena aku sudah tahu dari mulai makanan mereka meracuniku maka dari itu apapun yang sekarang akan masuk ke tubuhku, aku akan memilih dan memastikannya sendiri.Aku tidak akan membiarkan mereka turut campur.“Aku sudah memesan semua makanan kesukaanmu, Kakak,” ucap Minna, dia terlihat semakin kesal dan menyentuh tanganku.Minna

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Menggenggam Tangannya

    “Selamat malam, Reg, akhirnya kamu datang,” Nicholas mengembangkan senyum sesaat, namun senyuman itu seolah lenyap saat dia melihat Axel ada disampingku, tepatnya, aku yang menggandeng lengan Axel penuh percaya diri.Dan tentunya Axel tidak pernah pergi sendiri. Dulu aku bahkan tidak pernah menyadari karena menganggapnya bukan orang yang penting untuk diperhatikan.Namun, sekarang, di kehidupanku yang kedua, apapun tentang Axel sekecil-kecilnya, akan aku perhatikan.Di belakang kami ada beberapa orang pengawal yang mengikuti juga tentu saja orang kepercayaan Axel, Billy yang selalu ada disampingnya.Billy sebenarnya juga tidak percaya dengan perubahan sikapku yang bertolak belakang. Tapi, semua diabaikan ketika Axel memberikan kode untuk mengikuti segala keinginanku. Axel seolah membiarkanku untuk melakukan hal apapun dan dia sedang mengawasiku. Axel seperti ingin mengetahui tipu daya apa yang sedang ku mainkan. “Ada apa ini? Kenapa kau membawanya? Bukankah kau tahu ini adalah acara

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Suami Masa Depanku

    “Apa ini? Apa kau salah minum obat?” Aku terkejut, tiba-tiba saja Axel mendorong tubuhku. Dia seolah menolakku. Ucapannya tajam membuatku mengernyit.Hampir saja aku lupa, aku tidak pernah sama sekali berbicara atau dekat dengannya. Aku selalu bersikap cuek. Mungkin saja saat ini Axel akan menganggapku gila.Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Aku harus bisa dekat dengannya. Aku hanya menginginkan dia yang menjadi suami masa depanku. Tidak akan ada lagi aku merasakan kemunafikan juga kebohongan Minna dan Nicholas. Aku harus bisa menggaet Axel lebih dulu.“Umm … ma–maaf, maafkan aku. Aku bukan sengaja. Kau masih ingat aku kan? Aku, Regina Meizura Carlton,” ucapku menarik bibirku hingga membentuk sebongkah senyuman terindah tak lupa tanganku terulur dengan manis.Saat ini mungkin saja aku terlihat seperti cegil yang sedang mengejar laki-laki. Axel menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan.Dia terlihat bingung dan tatapan dinginnya membuatku sedikit merinding. Namun, sekejap berubah

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status