Share

Nanti Diracuni

last update Dernière mise à jour: 2025-03-13 16:42:37

“Apa yang sebenarnya terjadi denganmu, Nona Besar? Sepertinya ini bukan rencana yang dia inginkan?”

Axel berkata saat kami sudah berada di dalam mobil dan dia menurunkanku di kursi penumpang dengan perlahan juga hati-hati. Tatapannya tetap lekat seolah menanti jawaban pasti dariku.

“Sshh … hmmm … bisakah kita membahasnya nanti saja,” ucapku masih mengibas panas yang terasa di kaki.

Axel hanya melirik, tapi tetap saja dia lebih tidak tega melihatku seperti itu.

“Billy, apa kau siput? Kenapa lama sekali jalannya?” Nada bariton Axel keluar lagi dan aku ikut menatap kearah suaranya.

“Aku nggak tau kalau kamu benar-benar perhatian banget padaku. Kenapa dulu kamu nggak pernah bilang sih?” ucapku hampir tak terdengar karena bergerutu.

“Memangnya kamu kasih aku kesempatan!” jawab Axel.

Dia terlihat tidak malu atau ragu mengungkapkan perasaannya. Padahal setahuku dulu Axel selalu bersikap ketus saat berbicara denganku. Atau aku saja yang tidak pernah peka dan menyadari semua ketulusan Axel.

“Jadi kalau sekarang aku kasih kesempatan, kamu mau mengambilnya?”

Wuaahhh … aku benar-benar cegil gak tau malu. Bisa tanpa ada ayakan terus saja mengompori Axel.

“Tuan sudah sampai!” Billy berkata memotong tatapan penuh arti kami.

Axel bergegas keluar dan berputar membuka pintuku. Dia dengan cekatan tanpa menunggu persetujuan langsung mengangkat tubuhku ala pengantin baru.

Aku hanya bisa menatap kembali. Perlahan namun pasti jantungku hampir sulit dikendalikan.

Omaygot … dia benar-benar ganteng banget sih. Aku benar-benar bodoh sampai bisa menikah dengan Nicholas dulu. Mataku benar-benar buta sampai nggak bisa melihat kebaikan juga ketulusannya saat itu.

Dengan penuh percaya diri, aku pun nggak meminta izin Axel saat meletakkan kepalaku di dadanya.

“Tolong periksa dan pastikan lukanya tidak membekas, Roger!” ucap Axel menurunkan aku pada kamar entah kapan juga dia memesannya tahu-tahu aku sudah berada di dalamnya. Dan seorang laki-laki dengan tampang ketus menyambut kedatangan kami.

“Kau gila, Xel, kau suruh aku batalkan operasi hanya untuk menangani orang yang ketumpahan sup saja!” cerca nya kesal, namun tangannya dengan segera menangani lukaku.

Aku tidak tahu siapa dia. Sepertinya orang ini tidak ada dalam masa laluku. Dulu kan aku dibawa Nicholas ke rumah sakit sambil menangis dan hanya dokter umum yang menangani lukaku.

“Tutup mulutmu atau aku akan hentikan semua dukunganku pada rumah sakit ini,” dengkus Axel masih dengan pose melipat kedua tangannya.

“Kau gila? Ancaman macam apa itu? Hanya demi wanita yang tidak mau membalas perasaanmu ini kau tega melakukan itu padaku. Cih, dasar otak tidak berguna. Mau saja kau dimanfaatkan. Dia ini hanya akan jadi bencana saja buatmu, Xel!” Sahutan menjadi lebih ketus.

Roger terlihat tidak suka padaku. Padahal aku sama sekali merasa tidak punya masalah dengannya.

“Diam! Tutup mulutmu, Roger, atau pisau bedah ini akan merobek mulut tidak tahu dirimu itu!”

Axel mode on devil. Aku benar-benar tidak menyangka di kehidupanku yang sekarang aku bisa menyaksikan suasana lain yang kujalani dengan Minna juga Nicholas.

Mereka selalu berada disisiku. Bersikap baik dan terlihat memanjakanku, padahal mereka sedang mengikat diriku seperti boneka yang mudah mereka mainkan.

Roger tidak berani beradu argumen lagi dengan Axel. Dia segera membalut lukaku dan memastikan obat untuk kaki agar tidak membekas.

“Oleskan tiga kali sehari dan pastikan habiskan salep juga obat yang diresepkan. Untungnya ini tidak terlalu dalam jadi aku rasa ini tidak akan menimbulkan bekas,” Roger menjelaskan sambil menatap mataku.

Dia terlihat masih tidak percaya padaku. Lirikannya sudah membuatku mengerti.

“Tolong jangan salah paham. Aku bukan nggak mau membalas perasaan Axel padaku. Aku kan memang nggak tahu kalau Axel suka denganku. Dia nggak pernah bilang apa-apa kok, jadi aku harusnya nggak salah dong,” entah kenapa aku merasa harus memberikan penjelasan pada Roger.

Dia itu sok tahu banget sih.

“Kalau dia mau aku balas perasaannya, bukannya dia juga harus mengungkap perasaannya padaku, kan?” Aku yang tidak bisa berhenti kini menoleh pada Axel seolah menyalahkannya juga.

Roger menelan ludahnya, dia tidak menyangka kalau aku akan berbicara seperti itu.

“Hah, kau gila, Xel? Ini yang kau bilang wanita pendiam dan polos? Cih, aku rasa matamu sudah berlapis belek puluhan tahun sampai kau tidak bisa membedakan wanita pendiam dan mulut iblis,” jawab Roger semakin ketus setelah mendengar ucapanku.

Axel tidak berkomentar.

“Apa kamu masih lapar?” ucap Axel seketika membuat Roger geleng-geleng dan menghempaskan nafas kasarnya.

“Pergilah dan jangan ganggu pekerjaanku lagi. Kalian berdua ternyata sama saja. Kepala batu,” cetus Roger kemudian beranjak dari duduk dan meninggalkan kami.

Karena aku menjawab pertanyaan Axel dengan anggukan kepala seolah tidak peduli lagi dengan siapapun.

“Apa boleh aku memakan apapun yang aku inginkan? Selama ini aku hanya makan apa yang diatur oleh Minna dan Nicholas juga keluargaku,” ucapku yang sekarang sudah mengalungkan tanganku di leher Axel lagi.

“Uhm!” Jawabnya.

“Aku mau ice cream strawberry dan kentang goreng,” sahutku penuh antusias.

“Apa itu berarti kau memberikanku kesempatan?” ucap Axel, sesaat dia menghentikan langkahnya dan menatapku, dia benar-benar menantikan aku menjawabnya.

“Aku akan memberikanmu kesempatan asalkan malam ini kamu memberiku sesuatu yang paling berharga darimu,” ucapku, Axel menautkan keningnya. Dan dia benar-benar merasa aku sudah banyak berubah.

Axel tidak menjawab ku, dia malah melanjutkan langkahnya.

Ya ampun … kok dia diam aja sih?? Akh jangan-jangan dia berubah pikiran dan menolakku. Dia malah ilfil gara-gara aku yang kepedean banget. Padahal kan aku bersikap seperti ini hanya ingin dia tahu kalau aku mau berubah dan aku hanya ingin dia yang jadi masa depanku.

Tapi … kalau dia benar-benar menolakku, aku harus bagaimana? Masa aku harus tetap menikah dengan Nicholas sih? Ahh!! Ga mau pokoknya aku nggak mau. Itu gak boleh terjadi.

Meskipun langit runtuh dan bumi terbelah, aku hanya ingin Axel yang menjadi bagian dariku.

Bagaimanapun caranya, aku harus mendapatkan hati Axel. Meskipun aku harus menggoda atau merayunya mati-matian, aku harus bersama Axel. Aku nggak mau lagi mati sia-sia.

“Billy, kita cari ice cream dan kentang goreng,” kata Axel setelah kami sudah ada lagi di dalam mobil dan Axel tidak membahas apapun lagi.

“Baik, Tuan!” Jawab Billy hanya melirik dari kaca spion yang melihat gerak-gerikku. Billy merasa tuannya seolah menutup mata dengan apa yang aku lakukan.

Aku langsung berinisiatif mendekat dengannya dan meraih lengannya. Axel tetap diam dan tanpa reaksi. Tatapannya seolah berubah dingin.

“Aku maunya kamu yang membelikan langsung. Aku gak mau dia yang membelikan, aku takut nanti dia meracuniku!” ucapku dengan manja di lengan Axel sambil melirik ke arah Billy yang menyetir terus mengawasiku.

Sontak mobil mengerem mendadak.

Bruk!

“Agh!” jeritku. Karena Billy mengerem mendadak tubuhku ikut tidak stabil hingga membuat dahiku terbentur kursi depan.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Jelas

    “Apa maksud ucapan, Anda, Nona?”Billy memang berbeda dari pengawal lainnya. Dia tidak takut mengungkapkan pikirannya.“Nggak ada maksud apa-apa kok. Aku hanya asal bicara saja. Lagian aku lebih suka yang melakukan semua adalah Axel. Jadi, kau nggak usah ikut campur deh urusan tuanmu,” sahutku benar-benar tidak mau mengalah.“Apa?” delik Billy.Bugh! Tiba-tiba saja Axel menonjok kursi yang didudukinya.Axel terlihat tidak setuju saat Billy menentang ucapanku.“Aku nggak ngajakin dia ribut ya, dia saja yang mau ribut denganku. Harusnya dia tuh nggak usah banyak omong,” kataku menjadi berani karena aku yakin meski Axel bersikap dingin padaku seperti itu, aku tetap menjadi prioritasnya.“Kalau kamu gak mau beliin juga ga apa-apa, tapi karena tasku tertinggal disana jadinya aku nggak bisa belanja sendiri. Aku sanggup kok beli sendiri, aku punya uang. Cuma ya sekarang memang lagi gak pegang uang kan.”Hmmm … aku yakin 100% sekarang Axel sedang menganggapku gila atau hilang ingatan. Semua k

    Dernière mise à jour : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Masih Terasa

    “Apa kamu masih ingin ice cream dan kentang gorengnya?” Axel berbicara sambil mengusap rambutku.Dia terus tersenyum melihat tingkahku. Aku malu. Hanya bisa memeluknya dengan erat. Ini pertama kalinya aku merasa seperti saat ini.Terus berdebar tanpa henti dan perasaan itu hanya bisa aku rasakan ketika bersama dengan Axel.Dulu aku pernah salah mengartikan perasaanku. Aku berpikir cintaku dulu pada Nicholas adalah cinta sejati, tapi setelah aku mengetahui semua kebusukan mereka, aku hanya menyesal membiarkan para serangga itu tetap di sisiku.Secepatnya aku harus mengusir serangga itu menjauh agar aku tidak kembali tersengat oleh mereka.“Aku mau, tapi aku gak mau turun dari sini,” ucapku menjawab lirih, sungguh memalukan, aku bertambah cegil dan tak tahu diri setelah perlakuan dari Axel barusan.Aku merasa itu adalah ikatan dan janji kami yang tak sempat terealisasi di masa lalu. Sekarang, aku hanya mengakui Axel seorang sebagai kekasihku.“Jadi, aku bagaimana kalau Billy yang membel

    Dernière mise à jour : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Akan Mundur

    Rumahku tanpa adanya kakekku adalah dalam pengaturan Papaku. Yang di kaki tangani oleh ibu, adik tiri dan juga kekasih adikku itu.Bodohnya aku bertahun-tahun hanya memelihara penjahat. Aku memberikan semua akses juga fasilitas. Bahkan perusahaan warisan kakek saja aku berikan dengan mudah pada Nicholas.Aku mempercayakan semua. Aku bukan terlahir dari orang tidak punya bahkan aku bisa menjadi ratu untuk diriku sendiri dengan warisan kakekku Thomson itu.Namun, semua adalah ilusi semata. Saat pernikahan ku dan Nicholas, dia selalu saja mencari alasan sibuk mengurus perusahaan dan jarang pulang ke rumah.Dari awal pernikahan kami dulu, Minna dan Nicholas sudah bersekongkol memberikan aku racun yang bisa membuatku perlahan lumpuh dan tidak bisa bicara.Aku tidak pernah menyadari karena semua dicampur dengan makananku. Dan Minna selalu ada disisiku, merawat dan menemaniku, itu yang terlihat di mataku. Juga Nicholas selalu memberikanku banyak hadiah, tetapi dia sebenarnya tidak pernah men

    Dernière mise à jour : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Pindah Kamar

    Bruk! Aku mendorong tubuh Nicholas dengan kasar. Seolah itu adalah kekuatan yang kusimpan bertahun-tahun dan tidak digunakan.“Apa yang kau lakukan hah? Itu ponselku tahu!” Aku melotot dan segera mengambil ponselku yang dibuangnya ke lantai.Aku gak pernah melihat sikap Nick seperti itu dulu. Dia selalu bersikap lembut padaku, sikapnya yang seperti ini tidak pernah dia tunjukkan. Dia dulu tidak pernah marah padaku karena aku selalu menurutinya.Nicholas segera tersadar meskipun kedua tangannya mengepal dan giginya mengerat dengan kesal.“Ma–maafkan aku, Regi, sungguh aku gak bermaksud begitu. Aku hanya jadi terbawa suasana karena kau mengabaikanku. Kau gak pernah bersikap seperti ini padaku,” Nicholas buru-buru menghampiri dan membantuku berdiri, tapi aku segera menepis.“Jangan sentuh-sentuh lagi, aku gak mau ketemu kamu lagi, Nick. Jadi, pergilah!” Usirku.“Kakak jangan seperti itu, Nick gak bermaksud seperti tadi, dia sudah menjelaskan. Kakak jangan marah lagi ya,” si ulet keket M

    Dernière mise à jour : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Perasaan Sebenarnya

    “Ka–Kamar utama?”Aku mendengar ibu tiriku langsung bersuara ketika aku mengatakan pindah ke kamar utama. Dia terlihat kasak-kusuk dengan papaku.Aku menaikan rahangku dengan kasar. Mereka harus melihat keseriusanku. Aku tidak boleh lemah dan ditindas lagi.Ini baru permulaan bagi mereka.“Kenapa? Apa kalian keberatan? Bukankah itu kamar yang paling besar dan juga kamar mamaku. Aku ingin mengenang mamaku, aku kangen banget. Apa itu juga gak boleh?” ucapku sarkas.Tentunya tatapanku paling tajam pada papaku. Aku ingin papa ingat kembali tentang mama yang dikecewakan juga dikhianati olehnya.“Tapi, sayang, bukankah kamar lain masih banyak yang besar. Itu kan sudah menjadi kamar Pa–pa,” meski ragu, papaku tetap ingin mempertahankan kamar yang dirasa miliknya itu.“Meski banyak kamar lainnya, kamar mamaku itu yang paling besar, Pah. Toh, semua yang ada disini adalah milikku. Benarkan? Apa papa lupa karena terlalu nyaman di kamar mama?” cetus ku jadi lebih berani menentang papa.Papa terli

    Dernière mise à jour : 2025-03-13
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Kematianku

    *Regina Meizura Carlton sebenarnya sudah mati. Namun, tuhan memberikannya kesempatan kedua untuk membalas dendam*Rasanya aku tidak bisa menggerakkan apapun. Kaki dan tanganku lumpuh. Bahkan mataku terasa kabur. Dimana aku sekarang? Aku bahkan tidak bisa menebaknya. Hanya saja hawa tersebut seakan kian lama mencekikku.Aku tidak bisa bernafas dan bau asap menyeruak ke hidungku. Kesadaranku seakan menghentakkanku untuk membuka mata."Apa dia sudah mati? Kau sudah membuatnya seolah bunuh diri kan? Atau kau membuat rencana lain yang lebih menyenangkan?"Suara itu, samarku dengar. Jelas dan aku tidak akan salah menebaknya. Itu suara Minna, adikku. Aku benar-benar tidak salah mendengarnya, bukan?"Aku yakin, dia pasti sudah mati. Aku sudah mengaturnya seolah penculikan dan kecelakaan. Bahkan keluargamu tidak akan pernah mengira. Huh, dasar istriku yang bodoh dan sangat malang. Sungguh tragis sekali nasibnya, dia mati ditangan kita!" cetus suara seorang laki-laki.Aku benar-benar tidak tuli

    Dernière mise à jour : 2025-01-23
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Aku Kembali

    “REGI … REGINAAA!!! Kamu mendengarku? Kamu dimana?”Suara itu, aku mendengarnya dengan jelas. Tidak asing, tapi aku seolah tidak pernah memperhatikan suara itu. Itu suara Axel. Dalam kesadaran yang sepenuhnya hampir hilang, mataku melihat bayangan, wajah itu penuh kekhawatiran dan ketakutan berlari menghampiriku.“Tolong bertahanlah, aku akan segera membawamu keluar dari sini, Regi, tolong bertahanlah …,” suara kegelisahan dengan bibir yang bergetar. Dia benar-benar seperti akan mati saat itu juga.Kenapa dia menatapku seperti itu. Aku bahkan tidak pernah bersikap baik padanya. Aku merasa dia juga ikut merasakan semua lukaku. Aku selalu menolaknya karena Nicholas. Tidak pernah sekalipun aku bersikap baik padanya.Namun, sepertinya semua sudah sangat terlambat. Kepulan asap semakin lama semakin membesar. Aku merasakan tubuhku melayang di udara. Axel mengangkat tubuhku dengan perlahan dan ringkih karena api semakin membesar.Langkahnya terasa berat bukan hanya karena bebanku, tetapi kon

    Dernière mise à jour : 2025-01-23
  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Suami Masa Depanku

    “Apa ini? Apa kau salah minum obat?” Aku terkejut, tiba-tiba saja Axel mendorong tubuhku. Dia seolah menolakku. Ucapannya tajam membuatku mengernyit.Hampir saja aku lupa, aku tidak pernah sama sekali berbicara atau dekat dengannya. Aku selalu bersikap cuek. Mungkin saja saat ini Axel akan menganggapku gila.Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Aku harus bisa dekat dengannya. Aku hanya menginginkan dia yang menjadi suami masa depanku. Tidak akan ada lagi aku merasakan kemunafikan juga kebohongan Minna dan Nicholas. Aku harus bisa menggaet Axel lebih dulu.“Umm … ma–maaf, maafkan aku. Aku bukan sengaja. Kau masih ingat aku kan? Aku, Regina Meizura Carlton,” ucapku menarik bibirku hingga membentuk sebongkah senyuman terindah tak lupa tanganku terulur dengan manis.Saat ini mungkin saja aku terlihat seperti cegil yang sedang mengejar laki-laki. Axel menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan.Dia terlihat bingung dan tatapan dinginnya membuatku sedikit merinding. Namun, sekejap berubah

    Dernière mise à jour : 2025-01-23

Latest chapter

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Perasaan Sebenarnya

    “Ka–Kamar utama?”Aku mendengar ibu tiriku langsung bersuara ketika aku mengatakan pindah ke kamar utama. Dia terlihat kasak-kusuk dengan papaku.Aku menaikan rahangku dengan kasar. Mereka harus melihat keseriusanku. Aku tidak boleh lemah dan ditindas lagi.Ini baru permulaan bagi mereka.“Kenapa? Apa kalian keberatan? Bukankah itu kamar yang paling besar dan juga kamar mamaku. Aku ingin mengenang mamaku, aku kangen banget. Apa itu juga gak boleh?” ucapku sarkas.Tentunya tatapanku paling tajam pada papaku. Aku ingin papa ingat kembali tentang mama yang dikecewakan juga dikhianati olehnya.“Tapi, sayang, bukankah kamar lain masih banyak yang besar. Itu kan sudah menjadi kamar Pa–pa,” meski ragu, papaku tetap ingin mempertahankan kamar yang dirasa miliknya itu.“Meski banyak kamar lainnya, kamar mamaku itu yang paling besar, Pah. Toh, semua yang ada disini adalah milikku. Benarkan? Apa papa lupa karena terlalu nyaman di kamar mama?” cetus ku jadi lebih berani menentang papa.Papa terli

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Pindah Kamar

    Bruk! Aku mendorong tubuh Nicholas dengan kasar. Seolah itu adalah kekuatan yang kusimpan bertahun-tahun dan tidak digunakan.“Apa yang kau lakukan hah? Itu ponselku tahu!” Aku melotot dan segera mengambil ponselku yang dibuangnya ke lantai.Aku gak pernah melihat sikap Nick seperti itu dulu. Dia selalu bersikap lembut padaku, sikapnya yang seperti ini tidak pernah dia tunjukkan. Dia dulu tidak pernah marah padaku karena aku selalu menurutinya.Nicholas segera tersadar meskipun kedua tangannya mengepal dan giginya mengerat dengan kesal.“Ma–maafkan aku, Regi, sungguh aku gak bermaksud begitu. Aku hanya jadi terbawa suasana karena kau mengabaikanku. Kau gak pernah bersikap seperti ini padaku,” Nicholas buru-buru menghampiri dan membantuku berdiri, tapi aku segera menepis.“Jangan sentuh-sentuh lagi, aku gak mau ketemu kamu lagi, Nick. Jadi, pergilah!” Usirku.“Kakak jangan seperti itu, Nick gak bermaksud seperti tadi, dia sudah menjelaskan. Kakak jangan marah lagi ya,” si ulet keket M

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Akan Mundur

    Rumahku tanpa adanya kakekku adalah dalam pengaturan Papaku. Yang di kaki tangani oleh ibu, adik tiri dan juga kekasih adikku itu.Bodohnya aku bertahun-tahun hanya memelihara penjahat. Aku memberikan semua akses juga fasilitas. Bahkan perusahaan warisan kakek saja aku berikan dengan mudah pada Nicholas.Aku mempercayakan semua. Aku bukan terlahir dari orang tidak punya bahkan aku bisa menjadi ratu untuk diriku sendiri dengan warisan kakekku Thomson itu.Namun, semua adalah ilusi semata. Saat pernikahan ku dan Nicholas, dia selalu saja mencari alasan sibuk mengurus perusahaan dan jarang pulang ke rumah.Dari awal pernikahan kami dulu, Minna dan Nicholas sudah bersekongkol memberikan aku racun yang bisa membuatku perlahan lumpuh dan tidak bisa bicara.Aku tidak pernah menyadari karena semua dicampur dengan makananku. Dan Minna selalu ada disisiku, merawat dan menemaniku, itu yang terlihat di mataku. Juga Nicholas selalu memberikanku banyak hadiah, tetapi dia sebenarnya tidak pernah men

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Masih Terasa

    “Apa kamu masih ingin ice cream dan kentang gorengnya?” Axel berbicara sambil mengusap rambutku.Dia terus tersenyum melihat tingkahku. Aku malu. Hanya bisa memeluknya dengan erat. Ini pertama kalinya aku merasa seperti saat ini.Terus berdebar tanpa henti dan perasaan itu hanya bisa aku rasakan ketika bersama dengan Axel.Dulu aku pernah salah mengartikan perasaanku. Aku berpikir cintaku dulu pada Nicholas adalah cinta sejati, tapi setelah aku mengetahui semua kebusukan mereka, aku hanya menyesal membiarkan para serangga itu tetap di sisiku.Secepatnya aku harus mengusir serangga itu menjauh agar aku tidak kembali tersengat oleh mereka.“Aku mau, tapi aku gak mau turun dari sini,” ucapku menjawab lirih, sungguh memalukan, aku bertambah cegil dan tak tahu diri setelah perlakuan dari Axel barusan.Aku merasa itu adalah ikatan dan janji kami yang tak sempat terealisasi di masa lalu. Sekarang, aku hanya mengakui Axel seorang sebagai kekasihku.“Jadi, aku bagaimana kalau Billy yang membel

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tidak Jelas

    “Apa maksud ucapan, Anda, Nona?”Billy memang berbeda dari pengawal lainnya. Dia tidak takut mengungkapkan pikirannya.“Nggak ada maksud apa-apa kok. Aku hanya asal bicara saja. Lagian aku lebih suka yang melakukan semua adalah Axel. Jadi, kau nggak usah ikut campur deh urusan tuanmu,” sahutku benar-benar tidak mau mengalah.“Apa?” delik Billy.Bugh! Tiba-tiba saja Axel menonjok kursi yang didudukinya.Axel terlihat tidak setuju saat Billy menentang ucapanku.“Aku nggak ngajakin dia ribut ya, dia saja yang mau ribut denganku. Harusnya dia tuh nggak usah banyak omong,” kataku menjadi berani karena aku yakin meski Axel bersikap dingin padaku seperti itu, aku tetap menjadi prioritasnya.“Kalau kamu gak mau beliin juga ga apa-apa, tapi karena tasku tertinggal disana jadinya aku nggak bisa belanja sendiri. Aku sanggup kok beli sendiri, aku punya uang. Cuma ya sekarang memang lagi gak pegang uang kan.”Hmmm … aku yakin 100% sekarang Axel sedang menganggapku gila atau hilang ingatan. Semua k

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Nanti Diracuni

    “Apa yang sebenarnya terjadi denganmu, Nona Besar? Sepertinya ini bukan rencana yang dia inginkan?”Axel berkata saat kami sudah berada di dalam mobil dan dia menurunkanku di kursi penumpang dengan perlahan juga hati-hati. Tatapannya tetap lekat seolah menanti jawaban pasti dariku.“Sshh … hmmm … bisakah kita membahasnya nanti saja,” ucapku masih mengibas panas yang terasa di kaki.Axel hanya melirik, tapi tetap saja dia lebih tidak tega melihatku seperti itu.“Billy, apa kau siput? Kenapa lama sekali jalannya?” Nada bariton Axel keluar lagi dan aku ikut menatap kearah suaranya.“Aku nggak tau kalau kamu benar-benar perhatian banget padaku. Kenapa dulu kamu nggak pernah bilang sih?” ucapku hampir tak terdengar karena bergerutu.“Memangnya kamu kasih aku kesempatan!” jawab Axel.Dia terlihat tidak malu atau ragu mengungkapkan perasaannya. Padahal setahuku dulu Axel selalu bersikap ketus saat berbicara denganku. Atau aku saja yang tidak pernah peka dan menyadari semua ketulusan Axel.“J

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Tetap Mempertahankan Axel

    Minna seperti banteng betina yang kesal. Dia menyeruduk mendahului kami duduk.Aku sengaja membukakan kursi untuk Axel. Aku ingin menjamu dia sebagai tamu istimewaku dan perubahanku diperhatikan oleh mereka.Aku sangat yakin Nicholas kesal. Dia mengepal kedua tangannya ketika aku begitu perhatian pada Axel. Billy agak sedikit menjauh dari meja dan memantau situasi.“Apa kalian sudah memesan?” tanyaku sambil membuka buku menu tidak ingin lagi memperdulikan raut wajah mereka yang sudah seperti kukusan butut.Dari hal apapun, aku masih mengingat dengan jelas, mereka selalu ikut campur. Bahkan dalam hal makanan yang kumakan pun. Saat ini aku ingin semuanya berubah.Karena aku sudah tahu dari mulai makanan mereka meracuniku maka dari itu apapun yang sekarang akan masuk ke tubuhku, aku akan memilih dan memastikannya sendiri.Aku tidak akan membiarkan mereka turut campur.“Aku sudah memesan semua makanan kesukaanmu, Kakak,” ucap Minna, dia terlihat semakin kesal dan menyentuh tanganku.Minna

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Menggenggam Tangannya

    “Selamat malam, Reg, akhirnya kamu datang,” Nicholas mengembangkan senyum sesaat, namun senyuman itu seolah lenyap saat dia melihat Axel ada disampingku, tepatnya, aku yang menggandeng lengan Axel penuh percaya diri.Dan tentunya Axel tidak pernah pergi sendiri. Dulu aku bahkan tidak pernah menyadari karena menganggapnya bukan orang yang penting untuk diperhatikan.Namun, sekarang, di kehidupanku yang kedua, apapun tentang Axel sekecil-kecilnya, akan aku perhatikan.Di belakang kami ada beberapa orang pengawal yang mengikuti juga tentu saja orang kepercayaan Axel, Billy yang selalu ada disampingnya.Billy sebenarnya juga tidak percaya dengan perubahan sikapku yang bertolak belakang. Tapi, semua diabaikan ketika Axel memberikan kode untuk mengikuti segala keinginanku. Axel seolah membiarkanku untuk melakukan hal apapun dan dia sedang mengawasiku. Axel seperti ingin mengetahui tipu daya apa yang sedang ku mainkan. “Ada apa ini? Kenapa kau membawanya? Bukankah kau tahu ini adalah acara

  • Aku Kembali Untuk Membalas Penghianat Suamiku    Suami Masa Depanku

    “Apa ini? Apa kau salah minum obat?” Aku terkejut, tiba-tiba saja Axel mendorong tubuhku. Dia seolah menolakku. Ucapannya tajam membuatku mengernyit.Hampir saja aku lupa, aku tidak pernah sama sekali berbicara atau dekat dengannya. Aku selalu bersikap cuek. Mungkin saja saat ini Axel akan menganggapku gila.Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Aku harus bisa dekat dengannya. Aku hanya menginginkan dia yang menjadi suami masa depanku. Tidak akan ada lagi aku merasakan kemunafikan juga kebohongan Minna dan Nicholas. Aku harus bisa menggaet Axel lebih dulu.“Umm … ma–maaf, maafkan aku. Aku bukan sengaja. Kau masih ingat aku kan? Aku, Regina Meizura Carlton,” ucapku menarik bibirku hingga membentuk sebongkah senyuman terindah tak lupa tanganku terulur dengan manis.Saat ini mungkin saja aku terlihat seperti cegil yang sedang mengejar laki-laki. Axel menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan.Dia terlihat bingung dan tatapan dinginnya membuatku sedikit merinding. Namun, sekejap berubah

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status