Amanda merasa terhina oleh tatapan orang-orang.Namun, Amanda enggan pergi karena belum melihat apa yang ingin dia lihat. Meski harus berhadapan dengan keluarga mantan suami, Amanda tetap tinggal karena ingin melihat Intan dipermalukan.Tidak mungkin tidak ada kesalahan sedikit pun dalam perjamuan sebesar ini.Berikutnya adalah sesi pemberian ucapan doa.Tamu pria dan wanita duduk secara terpisah, tetapi hanya diberi partisi ruangan.Pemberian ucapan doa di tengah jamuan adalah hal yang wajib. Oleh karena itu, tamu-tamu pria berkata, "Ayo, kita beri ucapan doa pada Nyonya Kartika."Tamu wanita berhenti makan dan menutupi wajah dengan kipas.Raja Aldiso maju bersama Raja Linuta, Perdana Menteri Rahman, dan Pak Wisnu. Tatapan mereka lurus ke depan, tidak melirik tamu wanita. Tiga meter dari Nyonya Kartika, mereka mengangkat gelas arak. "Kami mendoakan Nyonya Kartika panjang umur dan sehat sentosa."Awalnya, Alfred ikut ke sana untuk membantu ibunya minum arak. Akan tetapi, Nyonya Kartika
Amanda terkesiap. Dia benar-benar tidak menyangka Shayna akan berulang kali melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti itu.Kali ini, Shayna bahkan membuat Adipati Adam marah.Alih-alih menarik Shayna, Adipati Adam merangkul pinggang Shayna. Mungkin itu adalah gerakan refleks.Adipati Adam adalah tamu pria sehingga tidak mengetahui keonaran Shayna di taman barusan. Melihat gadis yang terluka itu hendak pingsan, dia memeluknya secara refleks.Gerakan refleks itu terlalu cepat dari otaknya. Sebelum sadar, dia sudah menyentuh Shayna, bahkan memeluk Shayna.Di depan orang banyak!Ekspresi Intan menjadi serius. Dia memberi perintah, "Pelayan, Nona Shayna tidak enak badan. Antar dia pulang."Nyonya Falensia memberi tatapan penuh syukur pada Intan. Jika Shayna tidak dibawa pergi, masalah ini akan sulit untuk diselesaikan.Dayang Ita masuk bersama dua dayang. Mereka menyangga lengan Shayna dari kedua sisi dan membawanya ke luar.Ketika diseret keluar, Shayna yang terbengong langsung menoleh
Intan lanjut melayani para tamu. Intan diam-diam meminta Marsila untuk mengawasi semua orang, terutama gadis-gadis yang memiliki niat lain.Marsila melihat ada dua gadis yang sering bertukar mata dengan Putri Agung. Dia diam-diam mengingat kedua gadis itu, lalu menanyakannya pada Dayang Ita.Dayang Ita yang bertugas di dalam keluar setelah mengenali mereka. Dia berujar pada Marsila, "Gadis yang berpakaian warna kuning itu dari keluarga Selir Rahma, tapi aku tidak tahu namanya. Gadis yang berpakaian warna ungu itu dari keluarga Selir Irma, namanya Olivia Sunardi. Dia cantik dan berbakat. Semua orang membandingkannya dengan Permaisuri Merida. Dulu, keunggulan Permaisuri Merida juga terkenal di seluruh ibu kota."Marsila pun mengingatnya. Setelah Intan keluar, Marsila memberitahukan identitas kedua gadis itu.Intan akhirnya paham. Entah Selir Rahma atau Selir Irma, mereka memiliki kaitan erat dengan Putri Agung dan Raja Emino.Mereka ingin menempatkan mata-mata di Kediaman Aldiso. Shayna
Wanita jalang itu adalah keponakan wanita tua itu, lalu menjadi selir suaminya. Wanita jalang itu sudah melahirkan sepasang anak dan hamil lagi sekarang. Mungkin akan bersalin dalam beberapa hari ini.Putri Chelsea hanya akan jengkel jika pulang ke sana sekarang.Namun, ibu sudah memberi perintah sehingga dia harus pulang.Waktu itu, Putri Chelsea dengan sombong mengatakan dirinya akan pulang ke rumah ibu, tetapi sekarang dia pulang sendiri tanpa dijemput. Benar-benar memalukan.Mengangkat Shayna menjadi selir .... Wanita jalang itu sudah punya sepasang anak dan sekarang akan bersalin. Meski Shayna bodoh, Shayna masih muda dan cantik. Dia bisa membiarkan Shayna bersaing dengan wanita jalang itu dan mengambil keuntungan.Akan tetapi, Putri Chelsea sangat membenci Shayna. Gadis jalang itu membuatnya menderita kesusahan karena perbuatan sendiri.Putri Agung memejamkan mata dan memikirkan hal lain.Raja Emino ingin menikahi gadis Keluarga Wino, bahkan sudah melamar tak lama setelah kematia
Alfred menjadi emosi. Dia dengan pelan mendorong ibunya, lalu mencengkeram pergelangan tangan Intan. "Aku dengar tadi kamu bilang mau mencarikan selir untukku. Ikut aku, kamu harus dihukum."Alfred langsung menarik Intan ke luar.Nyonya Kartika terbengong. Itu hanya omongan belaka. Anaknya benar-benar sudah gila!"Dayang Gita, cepat pergi tengok mereka," perintah Nyonya Kartika dengan cemas. "Kalau Intan dipukuli Alfred, bagaimana aku jelaskan ke Kakak? Kakak paling sayang Intan."Dayang Gita mengembuskan napas. "Tengok bagaimana? Nyonya juga ingin mencarikan selir untuk Raja karena omongan Putri Agung dan Selir Deswita. Kalau aku pergi ke sana, bukankah Raja akan makin marah? Fisik Nyonya Intan sepertinya cukup kuat ....""Dasar bodoh! Pria mana yang memukuli istrinya? Kalau kamu tidak mau pergi, aku pergi sendiri."Dayang Gita mencegat Nyonya Kartika. "Baik, baik, baik. Aku cari Tuan Axel, Raja paling patuh padanya.""Cepat pergi!" Nyonya Kartika menepuk meja. Dia sangat cemas. Jika
Setelah sibuk sepanjang hari, ditambah cuaca sudah mulai panas, tidak bisa kalau tidak mandi.Alfred menggendong Intan dan berkata di telinganya dengan suara yang serak dan rendah, "Pas kita mandi bareng."Intan yang memeluk leher Alfred bertanya dengan heran, "Kita bersetubuh setiap malam, kenapa belum hamil juga?""Kamu mau hamil cepat-cepat?" Alfred menggendong Intan ke kamar mandi, lalu menanggalkan pakaian Intan."Bukan, hanya penasaran. Seingatku, ibu bilang ibu sudah didiagnosis hamil sebulan setelah menikah dengan ayahku.""Menurutku, kita tidak perlu punya anak cepat-cepat." Alfred menanggalkan pakaian Intan dari bahunya yang putih dan cerah. "Aku sudah minta obat dari Tabib Riel. Kamu harus jaga kesehatan tubuh, kamu sudah terluka di medan perang."Mata Intan membelalak. "Kamu minum obat kontrasepsi? Katanya itu sangat tidak baik bagi kesehatan.""Wanita boleh minum, kenapa pria tidak boleh?" Alfred terkekeh-kekeh. "Kondisi tubuhmu sudah lemah. Mana bisa suruh kamu minum obat
Amanda dan Shayna kembali ke Kediaman Jenderal dengan lesu.Begitu masuk, Amanda langsung menampar Shayna dengan sekuat tenaga dan meneriakinya, "Kenapa bisa ada gadis jalang sepertimu di Keluarga Wijaya? Kamu sudah merusak martabat Keluarga Wijaya hari ini. Ayo, ikut aku ke tempat Ibu. Biar Ibu yang menghukummu."Shayna gagal mewujudkan rencananya di Kediaman Aldiso, malah disentuh oleh Adipati Adam, lalu menjadi bahan tertawaan orang-orang. Shayna yang awalnya panik menjadi bengong karena ditampar ketika baru masuk ke kediaman, lalu dia mengamuk.Semua orang berani merundungnya sekarang?Shayna menampar Amanda dan berteriak dengan marah, "Siapa yang kamu katai jalang? Kamu sendiri tidak jalang? Kalau kamu tidak jalang, apa kamu akan menikah dengan Kak Rudi? Kalau kamu tidak jalang, kenapa kamu pergi ke acara Kediaman Aldiso malam ini? Kamu mau melihat Intan dipermalukan, justru kamu yang malu di depannya."Amanda tidak menyangka Shayna yang telah melakukan hal-hal tidak senonoh seper
Shayna berteriak dengan sedih pada Rudi, "Kenapa Kak Rudi memarahiku? Kalau bukan karena Kak Rudi turun jabatan, mana mungkin aku melakukannya?"Rudi membentak dengan tegas, "Kamu tidak perlu ikut campur tentang karierku, aku akan berusaha sendiri. Kamu melakukannya demi dirimu karena kamu suka Alfred. Apa keunggulan Alfred? Kenapa kalian semua menyukainya?"Melihat Rudi sudah tahu dan menjelekkan pria pujaannya, Shayna yang mengotot langsung marah, "Tentu saja Raja Aldiso unggul, jauh lebih unggul darimu. Intan bahkan cerai denganmu dan menikah dengan Raja Aldiso. Sudah jelas Raja Aldiso jauh lebih unggul darimu. Selain itu, nona mana di ibu kota ini yang tidak ingin menjadi Nyonya Raja Aldiso?"Wajah Rudi menjadi masam. "Kamu mau menjadi Nyonya Raja Aldiso? Raja Aldiso sudah punya istri. Mimpimu tidak akan terwujud."Shayna menangis seraya berkata, "Mana mungkin aku tidak tahu? Aku awalnya hanya mau jadi nyonya selir dan disukai Raja Aldiso. Cepat atau lambat, aku pasti bisa menggant