Suasana itu membuat semua orang canggung. Nyonya Kartika yang berpikiran lambat pun sadar. Nyonya Kartika langsung beranjak dari kursinya. "Beberapa waktu lalu, Intan sudah membelikan banyak bunga mahal untukku. Mari kita semua pergi lihat. Bunga bugenvil di dekat tembok juga sudah mekar. Bunganya cantik sekali, tapi mungkin akan layu dalam beberapa waktu ke depan."Intan juga maju dan berseru, "Ya. Kalau ada yang tidak suka lihat bunga dan mau menonton opera, mari ikut aku."Intan menuntun Nyonya Kartika turun, lalu menuntun Viona seraya berkata dengan suara pelan, "Ayo, aku temani Nyonya pergi lihat bunga. Sudah lama tidak ketemu Nyonya, ada banyak yang ingin kubicarakan denganmu."Viona tampak tidak fokus. Viona tidak mengerti mengapa Amanda menikah dengan Rudi. Lalu, mengapa Amanda yang sudah menikah dengan Rudi datang hari ini?Keluarga Salim memulangkan Amanda karena berharap Amanda dapat menikah dengan pria yang baik. Akan tetapi, pria itu bukan Rudi.Suasana hati Viona saat ini
Intan berucap, "Keluarga Widyasono tidak lemah. Tidak peduli bagaimana sifat Rudi, ada Keluarga Bangsawan Widyasono. Amanda tidak akan dirundung."Setelah tertegun sejenak, Intan melanjutkan, "Jangan pikirkan orang lain, fokuslah pada kehidupan sendiri. Pada dasarnya, kalian sudah bukan keluarga. Amanda juga tidak akan dikubur di sisi Vincent setelah mati. Kalian sudah memulangkan Amanda. Jadi, terserah Amanda mau menikah dengan siapa. Baik atau buruk hidupnya, itu adalah konsekuensi yang harus Amanda tanggung."Viona mengembuskan napas. "Nyonya benar, aku memang terlalu ikut campur."Sebenarnya, Intan dan Viona tidak kenal dekat. Intan hanya pernah menemuinya beberapa kali ketika masih muda. Kemudian, sejak Intan pulang dari Gunung Pir, ada interaksi antara keluarga mereka. Akan tetapi, Nyonya Marisa-lah yang menjalin interaksi dengan mereka pada saat itu. Intan hanya sekadar muncul untuk menanyakan kabar.Viona seolah-olah telah kehilangan jati diri sejak kematian putranya. Begitu me
Yanti mengembuskan napas. "Amanda tidak diundang kali ini, tapi bersikeras mau ikut. Dulu, Amanda menikah dengan Keluarga Salim. Setelah Vincent meninggal, kalian sudah kembalikan semua harta bawaan Amanda, juga memberikan tunjangan kematian Vincent dan dua toko tambahan untuk Amanda. Sekarang, semuanya sudah Amanda bawa ke Kediaman Jenderal. Di hari pernikahan, Amanda bahkan ingin membandingkan harta bawaannya dengan Nyonya Intan.""Hal-hal seperti ini tidak seharusnya kukatakan padamu, tapi aku tidak tega melihatmu terus mengkhawatirkan Amanda. Jangan mencampuri urusan Amanda, jagalah kesehatanmu sendiri. Mendiang Vincent juga tidak akan tenang kalau melihatmu terbebani setiap hari."Viona sangat terperanjat.Di hatinya, Amanda adalah orang yang bijak, menghormati mertua dan kerabat. Mengapa Amanda menjadi seperti ini?Apakah karena Amanda sudah munafik dari dulu atau berubah?Yanti menatap Viona, tetapi pada akhirnya menelan kembali apa yang ingin dia katakan."Terima kasih Nyonya b
Amanda panik. "Aku berkata apa adanya. Rumor di luar hanya kabar angin, dibuat-buat oleh Nyonya Intan karena enggan. Tentang pelemparan tinja ke pintu Kediaman Jenderal beberapa waktu lalu, juga dia yang menyuruh orang melakukannya."Viona berbalik badan dan pergi dengan sempoyongan. Wajahnya putih pucat. Omongan Amanda jelas memberinya pukulan yang besar.Setelah mendengar apa kata Yanti, Viona awalnya berpikir Amanda setuju untuk menikah dengan Rudi bukan karena cinta.Namun, sekujur tubuh Viona menjadi dingin setelah mendengar omongan Amanda. Viona tidak bisa memercayai hal itu. Amanda malah membandingkan Vincent dengan Rudi yang bajingan.Viona kembali ke sisi Nyonya Indri dan memegang tangannya erat-erat. Jika tidak, dia khawatir akan tidak bisa mengontrol emosi dan merusak perayaan ulang tahun Nyonya Kartika.Nyonya Indri membawa Viona ke balai opera dan duduk. Melihatnya, Intan bertanya, "Nyonya tidak enak badan? Kalau tidak, pulang dan istirahat saja. Hari masih panjang di masa
Perhatian semua orang tertuju pada Shayna. Shayna yang terjatuh nyaris menangis. Lutut dan dahinya sangat sakit.Terlepas dari rasa sakit, Shayna hampir saja bersentuhan dengan Alfred.Menurut Shayna, meski Alfred adalah seorang jenderal, setiap pria pasti berbelaskasihan pada wanita. Melihat dia jatuh ke sana dan hendak jatuh ke tanah, siapa pun pasti akan memegangnya.Ketika Shayna mengira rencananya akan berhasil, dia merasa dirinya ditarik ke depan oleh suatu kekuatan dan terjatuh ke tanah. Alfred langsung mundur beberapa langkah.Alfred terlalu cepat sehingga tidak ada yang melihatnya bergerak.Shayna mendongakkan kepala sambil menahan air mata karena sakit. Akan tetapi, tatapan mata yang dingin itu membuatnya gemetar.Seorang pelayan membantu Shayna untuk berdiri, tetapi Shayna hanya bisa bersandar pada pelayan itu karena tidak kuat berdiri sendiri. Shayna secara refleks menoleh pada Putri Chelsea. Alhasil, Putri Chelsea menonton dari kejauhan, sama sekali tidak berniat untuk maj
Dayang Ita menghampiri Shayna dan berkata, "Nona Shayna terluka di dahi, mari ikuti aku untuk obati dulu."Dayang Ita yang pernah menjadi pengurus Kediaman Jenderal tidaklah asing bagi Shayna.Shayna tahu dahinya berdarah. Meski tidak banyak, tidak baik menghadiri perayaan ulang tahun dengan kondisi terluka begini. Jadi, Shayna mengikuti Dayang Ita.Saat mengobati luka Shayna, Dayang Ita berpesan, "Jangan pernah mengincar apa yang jadi milik orang lain."Sekujur tubuh Shayna gemetar karena merasa terhina.Di luar, Marsila pergi mencari Intan."Putri Chelsea yang mendorong Shayna, tapi mereka jelas sudah sepakat sebelumnya. Mereka mau Shayna jatuh ke dalam pelukan suamimu, jadi suamimu harus menikahi Shayna. Anehnya, Putri Chelsea tidak peduli rencana itu berhasil atau tidak."Intan berujar, "Ya. Sejak Selir Deswita datang bersama cucu-cucunya, lalu topik tentang selir, aku sudah tahu apa rencana mereka. Mereka ingin Ibu iri sehingga menyuruh Alfred mengangkat selir dan merusak hubungan
Amanda merasa terhina oleh tatapan orang-orang.Namun, Amanda enggan pergi karena belum melihat apa yang ingin dia lihat. Meski harus berhadapan dengan keluarga mantan suami, Amanda tetap tinggal karena ingin melihat Intan dipermalukan.Tidak mungkin tidak ada kesalahan sedikit pun dalam perjamuan sebesar ini.Berikutnya adalah sesi pemberian ucapan doa.Tamu pria dan wanita duduk secara terpisah, tetapi hanya diberi partisi ruangan.Pemberian ucapan doa di tengah jamuan adalah hal yang wajib. Oleh karena itu, tamu-tamu pria berkata, "Ayo, kita beri ucapan doa pada Nyonya Kartika."Tamu wanita berhenti makan dan menutupi wajah dengan kipas.Raja Aldiso maju bersama Raja Linuta, Perdana Menteri Rahman, dan Pak Wisnu. Tatapan mereka lurus ke depan, tidak melirik tamu wanita. Tiga meter dari Nyonya Kartika, mereka mengangkat gelas arak. "Kami mendoakan Nyonya Kartika panjang umur dan sehat sentosa."Awalnya, Alfred ikut ke sana untuk membantu ibunya minum arak. Akan tetapi, Nyonya Kartika
Amanda terkesiap. Dia benar-benar tidak menyangka Shayna akan berulang kali melakukan hal-hal yang tidak senonoh seperti itu.Kali ini, Shayna bahkan membuat Adipati Adam marah.Alih-alih menarik Shayna, Adipati Adam merangkul pinggang Shayna. Mungkin itu adalah gerakan refleks.Adipati Adam adalah tamu pria sehingga tidak mengetahui keonaran Shayna di taman barusan. Melihat gadis yang terluka itu hendak pingsan, dia memeluknya secara refleks.Gerakan refleks itu terlalu cepat dari otaknya. Sebelum sadar, dia sudah menyentuh Shayna, bahkan memeluk Shayna.Di depan orang banyak!Ekspresi Intan menjadi serius. Dia memberi perintah, "Pelayan, Nona Shayna tidak enak badan. Antar dia pulang."Nyonya Falensia memberi tatapan penuh syukur pada Intan. Jika Shayna tidak dibawa pergi, masalah ini akan sulit untuk diselesaikan.Dayang Ita masuk bersama dua dayang. Mereka menyangga lengan Shayna dari kedua sisi dan membawanya ke luar.Ketika diseret keluar, Shayna yang terbengong langsung menoleh