Setelah dua jam berlalu, di luar sudah gelap dan cuaca semakin dingin.Bendahara berjanggut datang untuk melaporkan, "Lapor kepada Putri Agung, semua catatan keuangan telah diperiksa dan tidak ada perbedaan dengan jumlah di tangan Nyonya Intan.""Itu tidak masuk akal!" Putri Agung memecahkan cangkir lagi, mengeluarkan suara dentang yang membuat Nyonya Kartika terkejut sampai terbangun, kemudian menatap Putri Agung yang marah dengan mata mengantuk.Putri Agung berkata dengan marah, "Pelayan jahat, beraninya dia melaporkan catatan keuangan palsu dan menggelapkan uang Nyonya Kartika serta Putri Chelsea? Aku pasti akan menghukumnya dengan berat."Intan melepaskan Nyonya Kartika dan berkata, "Baguslah kalau sudah tahu. Karena Pak Hilmi-lah yang serakah, Putri Agung tidak perlu bertindak dalam masalah ini. Aku akan mengantarnya ke Kejaksaan Agung dan menyuruhnya untuk mengeluarkan semua uang yang telah dia gelapkan.""Intan!" Nada suara Putri Agung jauh lebih lembut dan dia menghela napas, "
Dalam cahaya terang, Intan menghitung uang kontan. Memang benar Toko Emas telah menghasilkan banyak keuntungan selama bertahun-tahun. Bahkan kembaliannya tidak kurang untuk diberikan dan memberikan pecahan kepadanya.Melihat betapa seriusnya Intan menghitung uang kontan, Putri Chelsea terlihat penuh dengan kebencian.Akan tetapi mengingat semuanya sudah berakhir, dia pun menghela napas lega.Tanpa sepengetahuannya, Intan menambahkan, "Besok toko akan dipindahtangankan dan aku akan menyuruh semua orang menyebarkan kabar kalau toko ini dijalankan oleh bibi dan kakak sepupu. Dengan reputasi kalian, pasti akan banyak orang yang datang untuk berbelanja. Bagaimana kalau kita menetapkan harga dasar 250 ribu tahil?"Raut wajah Chelsea berubah, "Apa? Kamu ingin memberi tahu orang lain kalau bisnis ini dijalankan olehku dan ibuku? Tidak bisa begitu!"Reputasi apa yang dimiliki Toko Emas? Pertama, Toko Emas melakukan plagiat dan bahan yang digunakan kasar. Kalau tersiar kabar, itu akan merusak re
Intan bersandar di kursi. Tubuhnya tinggi dan memiliki sepasang kaki jenjang, jadi dia terlihat sangat mengesankan saat duduk seperti ini.Senyuman muncul di sudut bibir Intan dan wajahnya terlihat penuh dengan senyuman. Dia sangat senang karena Nyonya Kartika tidak terhasut oleh Putri Agung, meski kata-katanya terdengar begitu dipaksakan.Saat trik provokasi Putri Agung tidak ada gunanya, dia pun tersenyum dan berkata, "Siapa pun yang mampu akan bertanggung jawab atas keluarga. Itu benar, tapi kenapa aku ingat dulu kamu bilang kamu membencinya karena dia adalah wanita yang sudah pernah menikah dan tidak layak untuk Alfred? Ini baru beberapa hari dan kamu sudah berubah pikiran tentangnya. Ini memang trik yang bagus. Nyonya Kartika, aku khawatir kelak kamu akan dipermainkan olehnya setelah kembali ke kediaman."Intan berkata dengan dingin, "Sampai di sini saja. Selebihnya akan dilakukan seperti yang baru saja kukatakan. Kami pamit dulu.""Tunggu!" Putri Agung berteriak dengan suara lant
Setelah menghitung uangnya lagi, uang kontannya tidak cukup, jadi mereka membayarnya dengan emas batangan.Sepertinya Putri Agung memiliki latar belakang keluarga besar, jadi tidak sulit untuk mendapatkan lebih dari 200 ribu tahil.Dia telah meremehkannya sebelumnya.Selama bertahun-tahun, Putri Agung telah merawat tentaranya sendiri, ratusan pelayan dan sering menjamu tamu. Dia mengenakan pakaian mewah, perhiasan mahal dan setiap perhiasannya sangat bagus.Hanya melihat betapa sedihnya Putri Agung saat mengeluarkan uang itu, Intan merasa uang ini pasti barang yang paling disayang Putri Agung.Kali ini, konflik benar-benar terjadi.Akan tetapi, Intan mendapatkan kembali apa yang pantas didapatkan dan yang telah ditipu, setidaknya dia tidak menderita kerugian. Ada pun terlibat konflik dengan Putri Agung, ini bukan kali pertamanya. Tidak perlu menjaga keharmonisan munafik ini.Pulang ke rumah!Saat Putri Agung dan putrinya melihat Intan pergi dengan sikap yang tidak sesopan saat datang,
Alfred dan Darius memimpin di depan, sedangkan kereta kuda berjalan di belakang.Nyonya Kartika menggenggam tangan Intan. Dia sangat bergembira. "Aku benar-benar tidak menyangka kamu bisa membuat mereka mengembalikan semua uangku. Orang lain tidak tahu, tapi aku sangat mengenal Putri Agung. Putri Agung kelihatannya baik pada semua orang, tapi nyatanya sangat mendominasi."Intan dengan pelan menarik tangannya dan berkata, "Kalau sudah tahu bagaimana sifat aslinya, jangan interaksi lagi dengannya."Nyonya Kartika mengiakan. Dia merenung sejenak, lalu berujar dengan waswas, "Takutnya Putri Agung akan menjelek-jelekkan kita di depan nyonya-nyonya lain, merusak reputasi kita.""Apa yang perlu ditakutkan?" tanya Intan dengan santai."Tentu saja kamu tidak takut, reputasimu sudah rusak. Tapi aku baru keluar dari istana, reputasiku tidak boleh dirusak."Intan melirik Nyonya Kartika sekilas. Wanita ini pandai berbicara, selalu berbicara ketus terhadap orang sendiri.Nyonya Kartika yang menyadar
Semua pikiran itu, ditambah kedinginan, Nyonya Kartika merasa pusing dan pegal badan.Sepulangnya ke Kediaman Aldiso, Intan membantu Nyonya Kartika turun dari kereta kuda. Lalu, Intan memberi perintah, "Masak sup jahe. Semuanya harus minum biar tidak masuk angin."Nyonya Kartika lebih merasa malu lagi. Intan sangat perhatian dan ingat dia kedinginan di Kediaman Putri Agung. Siapa yang bisa menyaingi Intan yang berbakti dan teliti begini?Nyonya Kartika tidak tahu bahwa Intan tidak berbuat demikian deminya, melainkan hanya mengkhawatirkan Alfred yang telah kedinginan di luar.Dapur menyajikan sup jahe untuk setiap orang. Intan memantau Alfred minum dua mangkuk. Melihat Nyonya Kartika minum seteguk demi seteguk, Intan berkata, "Ibu minum semangkuk dulu, nanti makan makanan dengan kuah panas."Mereka pergi di petang hari dan langsung mengecek catatan keuangan. Kediaman Putri Agung sama sekali tidak menyajikan teh, apalagi makanan."Ya, aku tahu." Suara Nyonya Kartika menjadi bindeng. Hati
Terlepas dari malu atau tidak, mereka pada akhirnya berendam bersama.Usai berendam, mereka bermesraan di dalam kamar. Untungnya, mereka sama-sama adalah pesilat sehingga tetap bugar meski hanya tidur empat jam.Begitu bangun di keesokan hari, dua dayang yang asing masuk untuk melayani Alfred.Mereka awalnya bertugas di ruang jahit, lalu dipindahkan oleh Pak Adi. Kini, Alfred tidak punya pelayan pribadi. Tidak baik jika pelayan pria masuk untuk melayani Alfred memakai pakaian.Adapun pelayan Intan, Ruby dan Opelia ditugaskan untuk melayani Erik, sedangkan Mutiara, Berliana, dan Safira menjadi pelayan pribadi Intan.Dayang Ita bertugas untuk mengurus Munaria. Tidak bisa membiarkan Dayang Ita yang sudah lansia untuk melayani mereka.Jika memindahkan pelayan wanita yang masih muda, takutnya mereka akan punya niat lain. Lebih baik mengutus Dayang Ana dan Dayang Emi untuk melayani Alfred. Mereka sudah berumur 40-an tahun dan reliabel, tidak akan punya niat lain.Omong-omong, dua dayang ini
Axel tersenyum seraya berkata, "Ada Nyonya Intan, kamu tidak akan dirugikan. Kamu hanya perlu melaksanakan tugas dengan baik. Setelah tentara kediaman dibentuk, kamu akan menjadi pemimpin dan pelatih. Kamu juga akan diberi bonus."Ranto hanya ingin mendapat jawaban pasti sehingga langsung bertanya, "Jadi, berapa upahku?"Axel mengacungkan satu jari. "Segini."Ranto benar-benar ingin memukul kepala Axel dengan pentungan. Mengapa tidak bisa langsung katakan berapa upahnya? Mengapa dia harus menebak?"Mau kerja atau tidak?" tanya Alfred."Kerja!" sahut Ranto. Dia bisa menanyakan upahnya pada Intan nanti.Bagaimanapun, Ranto harus bekerja. Dia pasti dipukul jika tidak mengirimkan uang ke sekte."Baik. Kamu tidak perlu urus tentang perekrutan. Kamu hanya perlu menjadi komandan dan melatih mereka tentang seni bela diri," ucap Axel.Ranto menyahut, "Baik. Tapi apa Kediaman Aldiso bisa memuat orang sebanyak itu?"Pak Adi menjawab, "Tenang saja, masih ada lahan kosong di belakang Kediaman Aldis