Share

Bab 149

Setelah meminum sup hangat beberapa saat dan rasa mabuk mereda, Bimo menemaninya ke Aula Nagara. Dia membungkuk dan bertanya dengan hati-hati, "Apakah Kaisar benar-benar ingin Jenderal Intan masuk ke istana sebagai selir?"

Kaisar melirik ke arahnya dan berkata, "Bagaimana aku bisa bersaing dengan adikku untuk mendapatkan seorang istri? Meskipun aku benar-benar punya rencana ini, Ibu Suri tidak akan setuju. Dulu dia dan Nyonya Marisa sangat dekat seperti kakak adik. Bagaimana dia bisa membiarkan Intan masuk ke istana sebagai selir?"

Bimo tersenyum dan berkata, "Aku tahu Kaisar cuma ingin memaksa mereka, jadi mana mungkin dia bisa rela menjebak Jenderal Intan di istana?"

Saat berbicara, Bimo diam-diam menatap Kaisar dengan senyuman di wajahnya, tetapi kekhawatiran tersirat pada senyuman ini.

Kaisar menghela napas, "Hari di mana Marko meninggal, dia pergi ke medan perang sesuai perintah. Sebelum memerintahkan pasukan, dia pergi ke Kediaman Adipati Belima dan meminta Nyonya Marisa untuk me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status