Share

Chapter 34

“Kamu nggak perlu sepanik itu.” Kumiringkan kepala mengembangkan senyum. Melega-legakan hati. Tak benar-benar menertawakannya. Tapi kupikir agak mengherankan aku bisa tertawa setelah apa yang terjadi hari ini.

”Nggak apa-apa nanti juga kering sendiri, kok.”

Dia tersenyum lega. Tatapannya masih berdiam di wajahku. Mendesirkan darah.

“Kamu cantik saat tertawa, Mai,” ujarnya terdengar sungguh-sungguh.

“Apa kamu bermaksud menggoda saya?!” Kutinggikan intonasi suaraku saat kudengar dia mengatakan itu. Aku tahu dari nada bicaranya dia sama sekali tidak bermaksud menggodaku. Hanya saja aku tak ingin terlihat malu dengan pujiannya. Padahal aku yakin wajahku semerah tomat.

“”Euh, bu ...bukan. Saya nggak bermaksud begitu.”

Dia menegakkan punggung. Berusaha meralat ucapannya. Dalam hati aku mengulum senyum.

“Apa lelaki itu kekasih kamu, Mai?”

Dia kembali mengajukan pertanyaan setelah mengambil posisi duduk di hadapanku. Membuatku merasa agak tertekan.

“Dia mantan suami saya.” Aku menyahut dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status