Share

Bab 32

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-08 22:09:15

"Kenapa?" tanya Adel pada David.

David menarik napas panjang lalu menoleh pada Adel.

Dalam diam tampaknya ada pikiran yang begitu berat membebani, mungkin juga karena kebencian terhadap seseorang yang tak dapat dia redam.

"Kamu masih mencintainya?" tanya Adel lagi.

David hanya melihat wajah Adel saja tanpa berkata apa-apa.

Pria bernama David ini terlalu banyak diam dalam menjalani hari-harinya.

Tapi akan ada pengecualiannya jika ada Ayunda di hadapannya.

Adel pun tersenyum miring sambil melihat arah pandang David.

Kini keduanya ada di balkon kamar, matanya melihat ke bawah sana dimana Ayunda tengah menyiram tanaman kesayangan milik Hera.

Tapi tak lama berselang terlihat seorang pria pun menghampirinya.

"Neng, Yunda. Bagaimana kabarnya?" tanya Pak Asep.

Karena sebelumnya Asep juga ikut mengantarkan Ayunda ke rumah sakit.

Keadaan Ayunda saat itu begitu mengkhawatirkan, tapi sepertinya kini sudah cukup baik.

"Baik, Pak. Makasih ya udah nganterin Yunda ke rumah sa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
asyafitri1808
lagi Kaka thor
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
Adel ini bkn istri David yaa ? kalo istri david bnran n’ tau ttg David yg cinta sm Ayunda . pasti udh ng’reog ke Ayunda n’ David . tp David pasti nyesal bgt nii bgtu tau smua fakta n’ bakalan dia yg ngemis mnta Ayunda balik ke dia .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 33

    Hidung mancung, bibirnya merah muda, bola matanya kecoklatan, rambutnya sangat lebat dan wajahnya cukup mirip dengan David. Entah mengapa bisa semua itu harus diwarisi oleh putranya. Padahal ayahnya juga tidak pernah tahu kalau anak itu adalah darah dagingnya. Lelaki tidak bertanggungjawab seperti David rasanya tak perlu tahu tentang anaknya. Lagi pula belum tentu juga bisa menerimanya melihat seperti apa sikap David padanya sekarang. Tapi untuk apa juga dia masih memikirkan David? Ini semua karena wajah mereka yang memiliki kemiripan. Andai saja wajah Kenzie mirip dirinya ini tidak akan pernah terjadi. Dia akan benar-benar sangat bahagia karena tidak lagi melihat wajah David dalam diri putranya. Tapi Ayunda cukup merasa bahagia karena putranya sudah bisa dibawa pulang setelah beberapa hari ini berjauhan dengannya. Kini hati Ayunda pun lebih tenang bisa bersama dengan bayinya setiap waktu. Meskipun rasanya sangat melelahkan tapi tidak masalah, karena buah hatinya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 34

    "Tapi wajah putra mu mengingatkan ku pada David saat bayi dulunya." Ayunda masih saja memikirkan ucapan Hera, ternyata Hera pun mengakui secara langsung jika wajah David dan Kenzie memiliki kemiripan yang begitu jelas. Saat ini Yunda berharap semoga saja David tidak pernah tahu Kenzie adalah putranya untuk selama-lamanya. Rasa bencinya terhadap David sudah terlalu besar sehingga tidak ingin lagi ada hubungan dengan David. Bahkan dia pun berkeinginan untuk segera pergi dari rumah David, sayangnya dia belum mendapatkan pekerjaan di luar sana. Sedangkan Ayunda sangat membutuhkan pekerjaan untuk bisa membeli susu formula. "Yunda!!!" seru Gia. Yunda yang tengah sibuk dengan pikirannya pun seketika dibuat terkejut. "Gia!" kesalnya sambil mengusap dada. "Ya ampun, Yunda. Dari tadi aku manggil kamu," ucap Gia dengan sangat bingung melihat wajah Yunda. "Benarkah?" tanya Ayunda lagi sambil tersenyum malu. Benar-benar pikirannya begitu kacau hingga tidak menyadari kehadiran

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 35

    Hari ini David pulang lebih awal, pekerjaannya sedikit renggang membuatnya lebih santai dari biasanya. Bahkan, dia juga bisa makan malam bersama di rumah. "Menurut Mama kalian harus ke dokter," Hera pun membuka pembicaraan terlebih dahulu. David yang tengah mengunyah makan malamnya pun segera melihat wajah sang Mama. Dia merasa bingung dengan anjuran sang Mama. "Dokter?" tanya David. Mungkin juga dia sedikit bingung sebab merasa tidak memiliki penyakit yang serius. Jadi mengapa harus ke dokter? Dia pun masih menunggu jawaban dari sang Mama. Semetara Adel masih diam saja sambil terus mengunyah makanannya. "Iya," jawab Hera lagi dengan sangat yakin. "Kenapa seperti itu, Ma?" tanya David lagi yang semakin kebingungan. "Jadi gini, Mama udah nggak sabar menimang cucu. Dan, dulu waktu Mama dan Papa baru menikah tidak lama kemudian kamu hadir di perut Mama. Semetara kalian berdua sudah beberapa bulan menikah belum juga ada tanda-tanda Adel hamil," terang Hera. Adel p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 36

    David pun penasaran dengan ucapan sang Mama. Dia pun segera pergi menuju kamar Ayunda untuk melihat baby Kenzie. Benarkah apa yang dikatakan oleh Mamanya? Dia harus membuktikan sendiri, jiwa penasarannya semakin menjadi-jadi sebelum melihatnya. Dia masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Baginya dia adalah penguasa, dirumahnya dia bebas melakukan apa saja termasuk keluar masuk dengan bebas di kamar siapa saja tanpa terkecuali. Namun, saat itu dirinya tidak melihat wajah Ayunda. Tapi apa yang dia cari dia temukan, baby Ken tengah tertidur pulas di atas ranjang. Sesaat itu David pun mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Dia kini menyimpulkan bahwa Ayunda tengah mandi di dalam sana. Di rumah David bukan hanya kamar majikan dan kamar tamu yang memiliki masing-masing kamar mandi. Tapi kamar pembantu memiliki kamar mandi masing-masing juga tanpa terkecuali, meskipun tidak sebesar kamar mandi di kamar majikannya. Sebab menurutnya pembantu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 37

    Adel pun mulai memasuki kamar, tapi ternyata tidak ada David di sana.Tapi dia tahu dimana tepatnya David sekarang, pasti d ruang kerjanya.Dia pun mulai melangkahkan menuju ruang kerja David.Ternyata benar pria itu ada di sana.David duduk di kursinya dengan mata tertutup dan wajah yang tampak sangat was-was.Peluhnya terlihat bercucuran, sepertinya berada dalam mimpi buruk yang mengerikan.Adel pun tersenyum saat mendengar suara David yang menyebutkan satu nama."Ayunda"."David!""DAvid!!""Yunda?" "Adel!" sahut Adel, "Adelia!" kata Adel lagi.Kemudian dia pun tersenyum sambil menatap wajah David penun selidik. David pun mengusap wajahnya setelah mendengar suara Adel. Ternyata benar yang ada di hadapannya adalah Adel. Kemudian Adel pun kembali menuangkan minuman pada gelas David. "Minum!" kata Adel. David pun kembali meneguknya, kemudian memijat dahinya. Sesaat kemudian Adel pun tersenyum sambil melenggang pergi begitu saja. David kini tinggal sendiri, dia masih te

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 38

    Semuanya harus dikerjakan oleh Ayunda dengan penuh semangat, apa lagi mengurus putranya. Lelahnya jangan di tanya lagi, karena sudah pasti dia sangat kelelahan. Sebab, selain mengurus bayi dia juga mempunyai tanggung jawab untuk bekerja sebagai seorang pembantu. Menjadi pembantu di rumah pria yang sebenarnya harus bertanggungjawab atas kehamilannya, atas anak yang dia lahirkan. Sayangnya sampai detik inipun Ayunda lebih memilih untuk diam menyimpan semua itu karena rasa kecewanya yang teramat sangat dalam. Miris bukan? Begitulah kini keadaannya. Bahkan saat pagi hari seperti ini pun dia bekerja sambil menggendong bayinya. Karena bayinya sedikit rewel, akan tetapi bayi tersebut sepertinya kini sumber semangat baginya. "Yunda, kamu di sini?" tanya Adel. "Iya, kan aku lagi bersih-bersih," jawab Ayunda dengan menatap wajah Gia kebingungan. Sebab, pekerjaannya adalah bersih-bersih. "Bukan gitu, maksud aku kamu kerja kok sambil gendong Ken? Kasihan dia." "Iya sih,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 38

    Langkah kaki David terhenti saat berada di teras, matanya melihat seorang bayi yang diletakkan di atas sofa. Sofa yang tersedia di teras, tempat tersebut biasanya untuk Hera berjemur di pagi hari. Tapi pagi ini sepertinya ada yang berbeda, karena tidak ada Hera disana. Hanya ada bayi yang sedang tertidur pulas sendirian saja. Namun, yang sebenarnya membuat langkah kaki David terhenti adalah wajah bayi tersebut. Hanya Ayunda yang memiliki bayi di rumah itu, jadi, sudah pasti itu adalah bayi yang dimaksud oleh ibunya. Seketika itu David pun mengingat kembali apa yang pernah dikatakan oleh ibunya. Kini David pun tanpa sadar membenarkan jika saja wajah bayi Ayunda mirip dengan dirinya. "Itu tidak mungkin, dan aku tidak mau!" gumamnya. Kemudian dia pun semakin mendekatinya agar bisa melihat lebih jelas, dia yakin bahwa dirinya sedang salah melihat. Tapi tidak, terlihat lebih jelas jika bayi itu sangat mirip dengan dirinya. Rasanya tak percaya dan ini sangat tidak mung

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 39

    "Sayang," Ayunda pun berusaha untuk menenangkan putranya yang terus menangis tanpa hentinya sejak tadi. Entah mengapa bayi tersebut terus saja menangis. Ditambah lagi Ayunda belum terlalu pandai dalam mengurus bayi. Wajahnya terlihat begitu kelelahan, meskipun demikian tentu saja dia tidak menyerah. Padahal sudah sangat larut malam, tapi bayinya belum juga tidur. "Cup cup cup," Ayunda pun menggendong bayinya dan mengayunkan tangannya berharap sang bayi bisa berhenti menangis dan tertidur pulas. Tapi sepertinya belum juga, dia pun terus berusaha lebih keras lagi untuk membuat bayinya tidur. Wajahnya kini terlihat sangat pucat, Ayunda cukup kelelahan karena kurangnya istirahat. Dari semenjak melahirkan seharusnya dia istirahat total, tapi sayangnya tidak. Setelah hari hampir pagi akhirnya baby Ken pun terlelap. Begitu pun juga dengan Ayunda yang ikut terlelap sambil memeluk baby Ken. Dia sangat kelelahan karena semalam penuh tidak tidur. Hingga terbangun saat men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 51

    Dua hari sudah baby Ken dirawat di rumah sakit, Ayunda tidak lagi stres memikirkan biaya rumah sakit. Sebab, uang yang dia dapatkan sudah lebih dari cukup. Bahkan ada sedikit sisanya. Meskipun cara mendapatkan uang tersebut cukup menyedihkan, bahkan akan di pandang lebih hina dari seorang wanita murahan. Paling tidak anaknya bisa terselamatkan dari sakitnya. Apa lagi dokter mengatakan jika besok keadaan anaknya semakin membaik lagi maka akan dipersilahkan untuk pulang. Hanya saja Ayunda yang kini mulai berpikir untuk mencari tempat tinggal yang baru. Dengan tekad yang kuat dia pun segera pergi mencari kosan walaupun mungkin hanya sepetak. Apapun yang terjadi dia harus bisa bangkit, dia tidak akan mau lagi tinggal di rumah David. Meskipun bekerja untuk mendapatkan gaji tapi lelah hati jika setiap harinya harus menelan pahitnya hinaan. Belum lagi setelah kejadian dua hari yang lalu dimana David yang membelinya, hanya saja David tak mau menyentuhnya dengan alasan jijik.

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 50

    David pun kembali memutar badannya dan menatap wajah Ayunda. "Kau butuh uang?" tanya David. Ayunda pun tercengang mendengar pertanyaan David. Dia bertanya-tanya apakah yang akan dikatakan selanjutnya oleh David padanya. "Aku tanya, kau butuh uang?" David pun kembali mengulangi pertanyaannya. Karena Ayunda hanya diam saja padahal sebelumnya mengatakan bahwa dia butuh uang. Ayunda meneguk saliva pahit mendengar pertanyaan David untuk yang kedua kalinya. Tapi kali ini dia pun mengangguk pelan, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh David. Melihat anggukan kepala Ayunda seketika menciptakan senyuman pada bibir David. "Aku yang akan membeli mu kalau begitu!" kata David dengan entengnya. Sedangkan kakinya bergerak kearah pintu hingga tertutup dengan rapat. Degh! Jantung Ayunda berdegup 10 kali lebih kencang, sepertinya tidak menyangka jika David akan berkata demikian. "Kenapa? Berapa uang yang kau butuhkan?" tanya David lagi sambil berjalan mendekati Ayunda. Ses

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 49

    Ciittttttt!!!! David pun mengerem mendadak saat melihat seseorang yang tiba-tiba saja melintas di jalan. Tapi David merasa mengenali wanita tersebut, Ayunda yang berlari terburu-buru membuat David penasaran. Bahkan saat ini Ayunda pergi tanpa anaknya, sesaat Ayunda kembali berlari David pun menyusulnya. David memicingkan matanya melihat Ayunda memasuki sebuah hotel. "Hotel?" David pun bertanya-tanya mengapa Ayunda memasuki hotel tersebut. Tak lama kemudian David ikut masuk dan sampai di lobi. Dia berhenti melangkah saat melihat dari kejauhan secara jelas Ayunda bertemu dengan seorang pria. Tak lama kemudian keduanya pun memasuki lift. Entah mengapa David masih saja mengikutinya, sesaat kemudian dia pun segera memasuki lift. Tak sulit baginya untuk bisa masuk karena dia adalah pemilik hotel tersebut, meskipun orang-orang tidak banyak yang tahu. Sampai di lantai 5 David pun keluar dari lift, matanya melihat Ayunda bersama dengan seorang pria tengah berdiri di depan

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 48

    Tanpa bantuan David, ataupun orang yang bekerja di rumah David kini dia pun sampai di sebuah rumah sakit dengan menumpangi ojek. Rumah sakit terdekat karena keadaan anaknya sudah sangat memprihatinkan, beruntung kini anaknya tak lagi menangis setelah dokter memeriksanya. "Ibu, bayi anda terkena DBD dan harus dirawat," ucap sang dokter. Ayunda pun mengangguk lemah, dia pasrah pada keadaannya saat ini yang terpenting anaknya bisa kembali pulih. "Untuk biaya bagaimana ya, Dok?" tanya Ayunda. Dia masih memiliki uang, akan tetapi dia tidak yakin uang di tabungannya cukup untuk pengobatan sang anak selama dirawat di rumah sakit. "Saya tidak mengerti untuk itu, silahkan kebagian admistrasi, Bu," jawab sang dokter. Ayunda pun kembali menganggukkan kepalanya sambil berpikir keras dari mana bisa mendapatkan uang dengan jalan cepat. Apa lagi setelah bagian admistrasi mengatakan berapa kira-kira tagihan pengobatan yang harus dibayarkan. Jika Ayunda nekat membawa pulang anaknya denga

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 47

    "Ya ampun kamu demam, sayang," Ayunda pun terus saja mengayunkan tangannya berharap sang bayi bisa segera tertidur. Tapi sampai saat ini pun baby Ken masih saja menangis. Suhu tubuhnya juga terasa panas, sejak beberapa hari ini baby Ken sangat rewel. Ayunda juga mulai kewalahan untuk menenangkannya. Ditambah lagi dia belum berpengalaman sama sekali dalam mengurus bayi. Hidup sendiri diantara keramaian orang tanpa ada perhatian dari keluarga adalah hal yang sangat menyakitkan untuk seorang perempuan. Sekuat apapun seorang perempuan dia sangat membutuhkan kekuatan dari orang sekitarnya, sayangnya tidak semua orang bisa merasakan. Bahkan untuk sekedar pulang demi melepaskan beban sejenak saja tidak bisa. Tidak punya tempat untuk pulang itu sangat menyedihkan. Hanya orang-orang seperti Ayunda yang merasakan kesedihan ini. Mengenaskan. Hingga Ayunda menyadari bahwa ada bintik-bintik merah yang muncul di kulit baby Ken. "Kok ada bintik-bintik merah ya?" Ayunda pun

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 46

    Ayunda melakukan pekerjaannya seperti biasanya, bahkan sambil menggendong putranya.Kenzie sangat rewel dan badannya sedikit hangat, Ayunda yakin jika kini putranya sedang dalam keadaan normal dimana masa pertumbuhan bayi yang sering demam. Tapi saat dia sedang sibuk bekerja Yogi pun datang menghampirinya. "Selamat pagi," sapa Yogi. "Selamat pagi juga," balad Ayunda. "Kamu kerja sambil menggendong bayi?" "Iya," jawab Ayunda. "Kasihan dia kalau kena debu, sini bayinya aku gendong aja," pinta Yogi. "Nggak usah, makasih," tolak Ayunda dia sedang bersedih karena ucapan David semalam.Ucap yang benar-benar sulit untuk dia lupakan, bahkan Ayunda sendiri merasa bersalah pada putranya.Andai saja malam itu dia tidak mabuk parti ini tidak terjadi padanya, bayi tanpa dosa di gendongannya tak harus merasakan kejamnya dunia saat dia baru saja terlahir ke dunia ini. Bahkan Ayunda masih mengingat jelas kalimat hinaan yang dilontarkan pada putranya. Ayunda tidak lagi ingin mendenga

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 45

    "Kenapa kamu membawanya ke sini?" tanya David. "Untuk membunuhnya," jawab Adel dengan suara beratnya. David pun dibuat tercengang mendengar ucapan Adel. "Apa kau gila?!" tanya David tidak pernah. "Nggak aku masih waras, tapi aku nggak suka kamu pegang bayi ini," jelas Adel. David pun tidak membalas ucapan Adel, dia memilih untuk melihat ke arah depan sana. "Tapi kalau dilihat-lihat wajahnya--" Adel pun menggantungkan ucapanan melihat lirikan mata David yang sangat tajam. David tahu apa yang akan dikatakan oleh Adel. "Tidak sudi anak ini mirip dengan ku, anak haram!" paparnya. "David, seharusnya kau tidak berkata seperti itu!" kata Adel menegur David. "Kembalikan pada ibunya, menjijikkan!" kata David lagi. Dia terlihat sangat murka saat Adel membawa bayi itu padanya. Dengan kesal Adel pun segera menuju kamar tidur Ayunda untuk mengembalikan baby Ken. *** Malam harinya... "Sayang," Ayunda pun berusaha untuk menenangkan bayinya yang terus saja menangis sejak

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 44

    Dua hari telah berlalu, selama dua hari ini David berada di luar kota. Untungnya hari ini dia telah kembali ke rumah, akan tetapi selama berada di luar kota justru pikirannya masih saja tentang bayi Ayunda. Wajah bayi mungil itu tak dapat hilang dari ingatannya. Bahkan, saat sampai di rumah dia seperti ingin segera melihat dan memeluknya meskipun tidak mungkin. Hingga akhirnya secara diam-diam mencoba untuk melihatnya secara langsung. Dari kejauhan dia melihat Ayunda tengah memangku bayinya di taman belakang. Bayi itu sedang minum susu dan ibunya mengajaknya untuk berbicara. Wajah bayi itu tampak sangat meneduhkan hati David. Entah bagaimana caranya tapi dia ingin kembali menggendongnya. Meskipun dari jarak yang cukup jauh tapi David masih bisa melihat dengan jelas apa yang tengah dilakukan oleh Ayunda. Tanpa sadar bibirnya pun tersenyum menyaksikannya. "Aku kenapa?" gumamnya. Masih tak percaya dirinya bisa merindukan bayi Ayunda. Dia pun mengacak rambutnya karena

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 43

    "Kamu kenapa?" tanya Adel karena melihat David yang begitu gelisah. Sejak tadi David terus saja mengusap wajahnya dan sesekali memijat kepalanya. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Adel dia justru lebih memilih untuk pergi mencari angin segar. Padahal malam semakin larut, udara pun terasa begitu dingin. Tapi dia lebih suka berada di luar. Pikirannya masih saja tentang bayi Ayunda. Dia pun diam-diam mendatangi kamar Ayunda untuk kembali melihat wajah baby Ken. Ada rasa yang berbeda saat melihat wajah bayi tersebut entah apa sebabnya. Sayangnya David hanya bisa berdiri di depan daun pintu saja. Pintu yang tertutup rapat membuatnya tak bisa melihat ke dalam sana.Kemudian dia pun mulai berpikir jernih dan bertanya-tanya mengapa bisa ke sana.David pun segera pergi dan tidak ingin ada yang sampai melihatnya.Apa lagi Ayunda yang melihatnya, sudah pasti akan merasa hebat.Tidak.David tidak akan menurunkan harga dirinya sendiri.Ayunda bukan siapa-siapa lagi dalam hidupnya.Ayund

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status