Share

Bab 36

Author: Ipak Munthe
last update Last Updated: 2025-02-11 06:27:03

David pun penasaran dengan ucapan sang Mama.

Dia pun segera pergi menuju kamar Ayunda untuk melihat baby Kenzie.

Benarkah apa yang dikatakan oleh Mamanya?

Dia harus membuktikan sendiri, jiwa penasarannya semakin menjadi-jadi sebelum melihatnya.

Dia masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Baginya dia adalah penguasa, dirumahnya dia bebas melakukan apa saja termasuk keluar masuk dengan bebas di kamar siapa saja tanpa terkecuali.

Namun, saat itu dirinya tidak melihat wajah Ayunda.

Tapi apa yang dia cari dia temukan, baby Ken tengah tertidur pulas di atas ranjang.

Sesaat itu David pun mendengar suara gemericik air dari kamar mandi.

Dia kini menyimpulkan bahwa Ayunda tengah mandi di dalam sana.

Di rumah David bukan hanya kamar majikan dan kamar tamu yang memiliki masing-masing kamar mandi.

Tapi kamar pembantu memiliki kamar mandi masing-masing juga tanpa terkecuali, meskipun tidak sebesar kamar mandi di kamar majikannya.

Sebab menurutnya pembantu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
iinfadilah415
haddehhh cinta tpi gengsi wkwkwk
goodnovel comment avatar
asyafitri1808
heheheh.. david2.. msh cinta tp gitu..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 37

    Adel pun mulai memasuki kamar, tapi ternyata tidak ada David di sana.Tapi dia tahu dimana tepatnya David sekarang, pasti d ruang kerjanya.Dia pun mulai melangkahkan menuju ruang kerja David.Ternyata benar pria itu ada di sana.David duduk di kursinya dengan mata tertutup dan wajah yang tampak sangat was-was.Peluhnya terlihat bercucuran, sepertinya berada dalam mimpi buruk yang mengerikan.Adel pun tersenyum saat mendengar suara David yang menyebutkan satu nama."Ayunda"."David!""DAvid!!""Yunda?" "Adel!" sahut Adel, "Adelia!" kata Adel lagi.Kemudian dia pun tersenyum sambil menatap wajah David penun selidik. David pun mengusap wajahnya setelah mendengar suara Adel. Ternyata benar yang ada di hadapannya adalah Adel. Kemudian Adel pun kembali menuangkan minuman pada gelas David. "Minum!" kata Adel. David pun kembali meneguknya, kemudian memijat dahinya. Sesaat kemudian Adel pun tersenyum sambil melenggang pergi begitu saja. David kini tinggal sendiri, dia masih te

    Last Updated : 2025-02-12
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 38

    Semuanya harus dikerjakan oleh Ayunda dengan penuh semangat, apa lagi mengurus putranya. Lelahnya jangan di tanya lagi, karena sudah pasti dia sangat kelelahan. Sebab, selain mengurus bayi dia juga mempunyai tanggung jawab untuk bekerja sebagai seorang pembantu. Menjadi pembantu di rumah pria yang sebenarnya harus bertanggungjawab atas kehamilannya, atas anak yang dia lahirkan. Sayangnya sampai detik inipun Ayunda lebih memilih untuk diam menyimpan semua itu karena rasa kecewanya yang teramat sangat dalam. Miris bukan? Begitulah kini keadaannya. Bahkan saat pagi hari seperti ini pun dia bekerja sambil menggendong bayinya. Karena bayinya sedikit rewel, akan tetapi bayi tersebut sepertinya kini sumber semangat baginya. "Yunda, kamu di sini?" tanya Adel. "Iya, kan aku lagi bersih-bersih," jawab Ayunda dengan menatap wajah Gia kebingungan. Sebab, pekerjaannya adalah bersih-bersih. "Bukan gitu, maksud aku kamu kerja kok sambil gendong Ken? Kasihan dia." "Iya sih,

    Last Updated : 2025-02-14
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 38

    Langkah kaki David terhenti saat berada di teras, matanya melihat seorang bayi yang diletakkan di atas sofa. Sofa yang tersedia di teras, tempat tersebut biasanya untuk Hera berjemur di pagi hari. Tapi pagi ini sepertinya ada yang berbeda, karena tidak ada Hera disana. Hanya ada bayi yang sedang tertidur pulas sendirian saja. Namun, yang sebenarnya membuat langkah kaki David terhenti adalah wajah bayi tersebut. Hanya Ayunda yang memiliki bayi di rumah itu, jadi, sudah pasti itu adalah bayi yang dimaksud oleh ibunya. Seketika itu David pun mengingat kembali apa yang pernah dikatakan oleh ibunya. Kini David pun tanpa sadar membenarkan jika saja wajah bayi Ayunda mirip dengan dirinya. "Itu tidak mungkin, dan aku tidak mau!" gumamnya. Kemudian dia pun semakin mendekatinya agar bisa melihat lebih jelas, dia yakin bahwa dirinya sedang salah melihat. Tapi tidak, terlihat lebih jelas jika bayi itu sangat mirip dengan dirinya. Rasanya tak percaya dan ini sangat tidak mung

    Last Updated : 2025-02-15
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 39

    "Sayang," Ayunda pun berusaha untuk menenangkan putranya yang terus menangis tanpa hentinya sejak tadi. Entah mengapa bayi tersebut terus saja menangis. Ditambah lagi Ayunda belum terlalu pandai dalam mengurus bayi. Wajahnya terlihat begitu kelelahan, meskipun demikian tentu saja dia tidak menyerah. Padahal sudah sangat larut malam, tapi bayinya belum juga tidur. "Cup cup cup," Ayunda pun menggendong bayinya dan mengayunkan tangannya berharap sang bayi bisa berhenti menangis dan tertidur pulas. Tapi sepertinya belum juga, dia pun terus berusaha lebih keras lagi untuk membuat bayinya tidur. Wajahnya kini terlihat sangat pucat, Ayunda cukup kelelahan karena kurangnya istirahat. Dari semenjak melahirkan seharusnya dia istirahat total, tapi sayangnya tidak. Setelah hari hampir pagi akhirnya baby Ken pun terlelap. Begitu pun juga dengan Ayunda yang ikut terlelap sambil memeluk baby Ken. Dia sangat kelelahan karena semalam penuh tidak tidur. Hingga terbangun saat men

    Last Updated : 2025-02-15
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 40

    Benar saja Yogi kembali datang untuk menemui Ayunda. Padahal siang tadi dia baru dari sana. "Tumben kau datang ke sini?" tanya David yang melihat Yogi. Yogi pun menatap wajah David dengan senyuman. Selama ini dia memang sangat jarang datang, bahkan dia datang jika memang dihubungi saja. Sepertinya kali ini tidak ada yang menghubungi sudah datang, entah angin apa yang membawanya datang tanpa diminta. "Aku mau menemui pembantu mu, dia teman sekolah ku, dia cantik sekali walaupun sudah janda," jawabnya dengan santai. David tidak mengerti kenapa Yogi berkata demikian. "Yunda, aku mau menemuinya. Sekaligus menemui anaknya," terang Yogi lagi. "Seperti tidak ada wanita lain saja di dunia ini," sinis David. Dia pikir siapa yang akan ditemui oleh Yogi hingga begitu bersemangat, ternyata hanya wanita yang dianggapnya sangat rendah. "Wanita di dunia ini banyak, tapi yang secantik dia itu yang sulit untuk ditemukan," jawab Yogi lagi dengan sangat yakin. "Dia itu hanya wani

    Last Updated : 2025-02-15
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 41

    Tok tok tok. Terdengar suara ketukan pintu kamar, sesaat kemudian pintu pun dibuka. Yogi pun tersenyum. Yunda sedikit terkejut melihat Yogi yang datang. "Hay, sudah aku bilang aku akan datang lagi ke sini, ini," Yogi memberikan paperbag ditangannya. "Apa ini?" Ayunda tidak langsung menerimanya, dia bertanya terlebih dahulu sekaligus merasa tidak enak untuk menerimanya. "Sedikit buah tangan untuk si tampan, kalau kamu menolak aku tersinggung," kata Yogi lagi, dia benar-benar tidak ingin ditolak. Akhirnya Ayunda pun memilih untuk menerimanya. "Terimakasih sudah repot," ucap Ayunda. "Nggak papa, keadaan kamu gimana?" "Udah lebih baik." "Syukurlah, kalau gitu aku pamit. Tapi aku pasti datang lagi untuk ketemu kamu," ucap Yogi. "Ketemu aku?" tanya Yunda bingung. "Maksudnya, ketemu anak kamu yang tampan itu," Yogi pun kembali tersenyum. "Baiklah, terimakasih ya," ucap Ayunda lagi. Tapi saat Yogi akan pergi malah terdengar suara tangisan baby Ken. "Sebentar ya

    Last Updated : 2025-02-15
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 42

    "Faktor genetik?" Kini kepala David terasa hampir pecah, semua yang diucapkan oleh Yogi semakin membuatnya menjadi tidak tenang. Awalnya pun dibuat penasaran, karena ucapan Yogi, sehingga memintanya untuk segera mendapatkan penjelasan lebih dalam dari Yogi bermaksud untuk menenangkan pikirannya. Ternyata yang terjadi malah semakin kacau, David mulai merasa menyesal telah bertanya pada Yogi.Jawabnya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.Bagaimana jika benar anak itu adalah anaknya?Maksudnya Ayunda hamil setelah malam panas bersamanya terjadi?"Tidak!" David pun menepis isi pikirannya.Kemudian dia pun mengingat bahwa Ayunda telah menikah dengan Erwin."Tidak mungkin wanita itu tidak pernah disentuh suaminya itu kan?" gumamnya.Ya, itu tidak masuk akal bagi David.Ayunda terlalu banyak memiliki hubungan dengan laki-laki di luar sana hingga akhirnya hamil tanpa jelas siapa ayahnya. "Sudah pasti itu bukan anak ku, mana mungkin itu anak ku. Kalau itu anak ku pasti wanita it

    Last Updated : 2025-02-17
  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 43

    "Kamu kenapa?" tanya Adel karena melihat David yang begitu gelisah. Sejak tadi David terus saja mengusap wajahnya dan sesekali memijat kepalanya. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Adel dia justru lebih memilih untuk pergi mencari angin segar. Padahal malam semakin larut, udara pun terasa begitu dingin. Tapi dia lebih suka berada di luar. Pikirannya masih saja tentang bayi Ayunda. Dia pun diam-diam mendatangi kamar Ayunda untuk kembali melihat wajah baby Ken. Ada rasa yang berbeda saat melihat wajah bayi tersebut entah apa sebabnya. Sayangnya David hanya bisa berdiri di depan daun pintu saja. Pintu yang tertutup rapat membuatnya tak bisa melihat ke dalam sana.Kemudian dia pun mulai berpikir jernih dan bertanya-tanya mengapa bisa ke sana.David pun segera pergi dan tidak ingin ada yang sampai melihatnya.Apa lagi Ayunda yang melihatnya, sudah pasti akan merasa hebat.Tidak.David tidak akan menurunkan harga dirinya sendiri.Ayunda bukan siapa-siapa lagi dalam hidupnya.Ayund

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 182

    Zidan keluar dari kamar dan terus berjalan. Tapi ternyata di hadapannya ada David yang juga baru saja keluar dari kamarnya. Zidan yang berjalan di belakang David belum menyadari ada seseorang yang siap mencekiknya karena ulahnya semalam. Benar saja tanpa aba aba Zidan pun merangkul pundaknya. David pun seketika tersadar ada Zidan didekatnya. Tapi tatapan mata Zidan terlihat tidak baik-baik saja. "Ada apa?" tanyanya tanpa rasa bersalah. Tentu saja David tidak merasa bersalah karena Zidan gagal meminum obatnya kan? Terbukti kemarin ada satu obat yang ditunjukkan padanya. Lalu ada masalah apa? Yang ada David yang menelannya karena Zidan, bahkan dia sangat tersiksa istrinya tengah datang bulan. Sialan.... "Ada apa kata mu?!" tanya Zidan kembali seakan tak percaya dengan pertanyaan David dengan wajah santai tanpa rasa bersalah sama sekali. Zidan pun semakin mencekik leher David, dia tak bisa membendung emosinya. "Lepas!" David pun memberontak hingga berhasil mel

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 181

    "Kamu belum makan kan?" tanya Wina. Tere pun menggeleng pelan sebagai jawaban. Sebelumnya dia memang ingin minum dan makan sedikit saja untuk menambah tenaga. Tapi yang terjadi justru pintu kamar terkunci dan peristiwa itupun terjadi. "Saya temani," Wina pun memegang tangan Tere dan membawanya pergi ke ruang makan sambil menunggu kamar tersebut dibersihkan oleh pembantu. Selain diminta untuk mengganti sprey juga membersikan beling kaca yang berserak di lantai. Sedangkan Tere hanya diam dan mengikut pada apapun yang dikatakan oleh Wina. Andaikan saja Wina jahat dan memberikannya racun dia tidak akan menolak sama sekali. Dia begitu kacau membuatnya tidak memilki gairah untuk melanjutkan hidupnya lagi. "Tere, ayo makan," Wina pun kembali menyadarkan Tere dari diamnya. Dia hanya duduk sambil melihat sepiring nasi goreng di atas meja makan yang baru saja dibuat oleh Wina sendiri. Tengah malam seperti ini menurutnya lebih baik makan nasi goreng pasti rasanya lebih enak

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 180

    Wina pun menutup pintu kamar agar Tere tak mendengar suara mereka. Anaknya harus diberikan peringatan habis-habisan, jika tidak maka ini bisa saja terulang kembali. Dia bisa mati berdiri akibat ulah anaknya ini. Sudah cukup putrinya yang merasakan menderita karena suaminya, jangan lagi ada wanita lainnya dan anaknya yang menjadi penjahatnya. Tidak. Kini keduanya berdiri di depan pintu kamar, mulut Wina tak sabar untuk segera mendengar jawaban dari sang anak dari setiap pertanyaannya. "Zidan, apa yang kamu lakukan?" tanya Wina secara langsung. Tidak ada basa-basi lagi dan Zidan harus menjelaskan dengan cepat tanpa bertele-tele. "Ma, Zidan nggak sepenuhnya salah," ucap Zidan yang juga berusaha untuk membela diri. "Kamu bilang apa?" Wina ingin sekali memukul sang anak saat ini juga. Mungkin otak anaknya sedang berpindah dari tempatnya hingga akhirnya dia menjadi seperti ini. "Tidak waras," gerutunya yang tidak bisa menerima jawaban sang anak. Bahkan tangannya sudah siap

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 179

    Akhirnya Zidan pun mendapatkan puncaknya, kini dia terkulai lemas di atas tubuh Tere. Perasaannya kini jauh lebih lega dari pada sebelumnya. Sesaat kemudian dia pun mulai bergerak untuk turun dan menyadari bahwa Tere tidak sadarkan diri. Ada rasa panik yang mulai melanda, dia merasa malu mengingat kembali apa yang dia lakukan barusan. Setelah memakai pakaiannya kembali dia pun mencoba untuk membangunkan Tere. "Tere!" panggilnya. Zidan benar-benar bingung dengan dirinya yang tidak bisa mengusai dirinya sendiri hingga ini terjadi. "Tere," panggil Zidan lagi tapi Tere tidak juga sadarkan diri. Dia pun menarik selimutnya untuk menutupi tubuh polos wanita itu. Kemudian meraih ponselnya bertujuan untuk meminta orang rumah untuk membukakan pintu kamar. Kenapa sebelumnya dia tidak melakukan ini? Seharusnya dia melakukan ini sebelum semuanya terjadi kan? Tidak. Sebelumnya reaksi obat yang membuatnya kehilangan kesadarannya. Pikirannya hanya tentang menuntaskan sesua

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 178

    Zidan ingin sekali menguasai dirinya sendiri, tapi obatnya jauh lebih kuat dari pada dirinya. "Kak, lepas!" seru Tere sambil menusukkan kuku-kukunya pada punggung Zidan. Dia berharap dengan begitu Zidan akan merasa sakit dan segera menghentikan semua ini.Atau pun mungkin saja Zidan akan tersadar hingga tidak lagi seperti iblis.Tere takut jika Zidan seperti ini, bagaimana dia bisa menyerah dirinya seperti ini?Sambil berlinang air mata Tere pun terus berusaha sekuat tenaga untuk mencakar punggung Zidan. Tapi ternyata tidak menjadi masalah sama sekali, karena Zidan terus saja melakukan aksinya. Tangannya semakin menjelajah liar di tubuh Tere, bersamaan dengan hisapan pada tengkuk yang menciptakan warna merah keunguan.Kini tangan Zidan memegang tengkuknya, sedangkan sebelah lagi menjalar ke bawah sana.Tere merasa bukan menjadi seorang istri yang jatuh melayani suaminya, tepatnya seperti seorang wanita yang tengah melayani nafsu gila iblis. "KAK ZIDAN!!" Seru Tere semakin ke

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 177

    Zidan pun masuk ke dalam kamar, ternyata bertepatan dengan Tere yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono nya. Ini untuk pertama kalinya terjadi, dan cukup mengejutkan untuk Tere. Tere pun menundukkan kepalanya sambil berjalan ke arah almarmari, mencari pakaiannya. Mungkin karena terlalu banyak menangis membuatnya tidak bisa fokus. Bahkan dia mandi karena ingin menyegarkan tubuhnya yang terasa kelelahan. "Kau sengaja ingin menunjukkan ini?" sinis Zidan. Dia yakin wanita di hadapannya ini sedang merencanakan sesuatu hal. Mengingat kelakuan Tere yang begitu diluar batas, tidak tutup kemungkinan apa yang dia ucapkan benarkan? Ataupun mungkin Tere ingin menggodanya? "Aku tidak tertarik sama sekali," kata Zidan lagi dengan angkuhnya. Kemudian dia pun membalikkan badannya karena ingin segera pergi. Tapi ternyata pintu tidak bisa dibuka. "Siapa yang mengunci?" tangannya bingung. Cepat-cepat Tere pun memakai piama tidurnya agar lebih menutupi tubuhnya.

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 176

    Dengan membawa perasaan bahagia Ayunda pun kembali ke kamarnya. "Akhirnya Zidan akan tunduk pada Tere," kata Ayunda dengan senyuman penuh dengan kemenangan. "Kakak kenapa?" tanya Ayunda melihat wajah David yang mulai memerah. Tapi belum juga menjawab pertanyaannya David sudah kembali masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin. "Aneh," kata Ayunda yang tidak ambil pusing dengan keadaan David. Menurutnya David sedang ingin cepat-cepat buang air hingga harus dituntaskan dengan segera.. Hingga Sesaat kemudian David pun keluar dari kamar mandi. "Kak, Ken sama Mama ya?" "Iya, kata Mama Papa minta Ken tidur dengan mereka," jawab David. Segera David pun naik ke atas ranjang bersebelahan dengan Ayunda. Tapi pikirannya sudah semakin dikuasai oleh obat sialan barusan. Bagaimana ini? Dia terus menatap wajah Ayunda yang ada di sampingnya. "Kak, kira-kira ini akan berhasil nggak ya?" tanyanya berharap semuanya lancar jaya. "Kita doa kan saja." "Semog

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 175

    "Ini, Bos," Bimo pun mengantarkan obat yang diminta oleh David. "Terimakasih," kata David. Terimakasih? Bimo cukup bingung karena mendengar ucapan terimakasih dari mulut bosnya. "Kenapa?" tanya David yang bingung dengan reaksi Bimo. "Tidak, Bos saya permisi," pamit Bimo. "Hem!" Setelah Bimo pergi mobil Zidan pun terlihat mulai memasuki pintu gerbang. David pun masih berdiri di teras menunggu Zidan keluar dari mobilnya. "Aku ingin bicara," kata David. "Aku juga," balas Zidan. "Kita bicara dibelakang saja," kata David. Zidan pun mengangguk dan keduanya menuju taman belakang, duduk di kursi saling berhadapan dengan meja berbentuk bulat yang berada di tengah keduanya. Huuuufff... "Bik, tolong buatkan kopi," kata Zidan saat melihat seorang art di kejauhan sedang melintas. Tak berselang lama dua cangkir kopi pun tiba dan kini diletakkan di atas meja. "Setelah kejadian kemarin aku terus diancam oleh Tuan Herlambang," kata Zidan yang memulai pembicaraan. "Kej

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 174

    Ayunda pun telah membawa Tere untuk kembali ke rumahnya. Dia benar-benar tidak bisa meninggalkan Tere di apartemennya sendiri.Tidak, setelah hari ini bukan tidak mungkin Tere akan mengulanginya kembali dan dia pasti akan merasa bersalah. Bahkan Ayunda pun sudah menceritakan tentang apa yang barusan dilakukan oleh Tere yang hampir mengakhiri hidupnya pada Wina. "Ma, Tere mencoba untuk bunuh diri," kata Ayunda. "Ya ampun, apa itu benar?" tanya Wina yang benar-benar terkejut mendengarnya. "Iya, Ma. Untung aja Yunda cepat datang kalau nggak?" Ayunda pun menggelengkan kepalanya karena tak sanggup melanjutkan ucapannya. "Mama jadi kasihan sama dia, Kakak kamu kok tega sekali melakukan hal jahat ya?" Wina dibuat geleng-geleng kepala oleh tingkah putranya yang tak pernah dia bayangkan selama ini. "Iya, Ma." "Sekarang Tere dimana?" "Di kamarnya, tapi kayaknya Yunda bakalan tidur sama Tere terus deh, Ma." "Kenapa begitu?" "Biar Kak Zidan nggak bisa jahatin Tere." "Trus

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status