Share

Bab 66

Hanin terdiam sambil mengunyah makanannya. Dia tidak langsung menjawab pertanyaanku. Hanin lebih memilih menyelesaikan makanannya dengan ekspresi wajah yang terlihat berpikir. Aku yang mengenal sifatnya juga memilih diam. Adikku itu akan berpikir sebelum memberikan jawaban. Setelah makanan di piringnya habis, Hanin minum segelas air putih.

“Apa Mbak Nia yakin bisa aman di rumah baru itu? Budi dan Ana punya dukungan kuat. Kita tidak tahu siapa orang yang mendukung mereka. Bukannya aku meragukan bantuan para tetangga. Hanya saja apakah mereka memang orang-orang yang baik? Tidak bisa diajak bekerja sama dengan para penjahat itu?” tanya Hanin retoris. Sudah kuduga jika Hanin tidak akan langsung setuju dengan usulku.

“Bisa jadi tidak semua tetangga baik pada kita. Seperti yang sudah kubilang sebelumnya, aku ingin bisa hidup dengan bebas. Tidak lagi bersembunyi dengan memakai tameng orang lain. Justru karena kita sudah kenal dengan para tetangga, mudah bagi mereka untuk penasaran pada orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status